Anda di halaman 1dari 4

PEMBERIAN ANESTESI LOKAL DI

PUSKESMAS
No. Dokumen : 445.4/000/PKMPCI/2018
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 25 Januari 2018
SOP
Halaman :1/4

UPT Puskesmas Pondok Cabe Ilir dr. H. Riki Hermawan


NIP. 19780624 201101 1 001

1. Pengertian 1. Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa


sakit atau nyeri terbatas pada area tertentu saja / lokal tanpa
disertai hilangnya kesadaran.

2. Obat anestesi lokal / regional adalah obat yang menghambat


hantaran saraf bila diberikan secara lokal.

3. Pemberian Sedasi di puskesmas adalah pemberian obat


sedasi (diazepam suppositoria) yang digunakan untuk
menanggulangi kejang pada anak.

4. Pemberian anestesi lokal dan sedasi yang dapat dilakukan di


UPT Puskesmas Pondok Cabe Ilir antara lain :

4.1 Anestesi permukaan adalah pengolesan atau


penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa
seperti mata, hidung, faring.

4.2 Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik


lokal langsung diarahkan disekitar daerah luka atau area
insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade
lingkar dan larutan obat disuntikan intradermal atau
subkutan.

4.3 Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung


ke saraf utama atau pleksus saraf.

4.4 Sedasi (diazepam) diberikan secara suppositoria dengan


dosis 5 mg (BB < 10 kg) dan 10 mg ( BB > 10 kg ).

5. Contoh obat anestesi lokal dan sedasi yang digunakan di


Puskesmas kecamatan Cilandak :

5.1 Lidokain (xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang


digunakan secara topikal dan suntikan. Efek anestesi lebih
kuat, cepat, ekstensif dibanding prokain.

5.2 Diazepam suppositoria.


2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
pemberian anestesi lokal di UPT Puskesmas Pondok Cabe Ilir

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Pondok Cabe Ilir No.445.4/Kep-


012/PKMPCI/2018 Tentang Jenis-jenis Sedasi yang dapat
dilakukan dan tenaga kesehatan yang mempunyai
kewenangan dalam melakukan sedasi

2. SK Kepala Puskesmas No : 445.4/Kep-001/PKMPCI/2018


Tentang Jenis-Jenis Pelayanan Yang Tersedia.

3. SK Kepala Puskesmas No : 445.4/Kep-004/PKMPCI/2018


Tentang Penyampaian Hak Dan Kewajiban Pasien yang di
dalamnya memuat hak untuk memilih tenaga kesehatan jika
memungkinkan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 5 Tahun 2014 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan
Primer.
5. Alat dan Bahan 1. Alat :
1.1 Spuit 3 cc
1.2 Bengkok / nierbeken
2. Bahan :
2.1 Lidokain
2.2 Diazepam Suppositoria 5 mg / 10 mg
2.3 Kasa steril
2.4 Larutan Betadin
2.5 Larutan Alkohol 70%
2.6 Form inform consent
6. Prosedur Tindakan pemberian anestesi lokal pada tindakan bedah
minor:
1. Dokter / petugas mengidentifikasi pasien, mencocokkan
identitas pasien dengan status pasien.
2. Dokter / petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
( status lokalis ) pasien.
3. Dokter / petugas mendokumentasikan data pasien ke status
pasien.
4. Dokter / petugas menjelaskan mengenai tindakan anestesi lokal
yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya beserta
resikonya.
5. Dokter / petugas meminta pasien / keluarganya untuk
menandatangani inform consent persetujuan tindakan anestesi
yang akan dilakukan.
6. Petugas meminta pasien ke ruang tindakan, dan memposisikan
area luka yang akan dilakukan anestesi / tindakan agar mudah

Page
2
untuk di akses.
7. Petugas menyiapkan cawan ginjal steril, spuit 3 cc dan lidokain.
8. Petugas membuka bungkus spuit 3 cc secara steril dan
meletakkan pada bengkok.
9. Dokter / petugas mencuci tangan dan menggunakan APD.
10. Dokter / petugas melakukan desinfeksi dengan larutan betadin
dan alkohol 70% pada area yang akan dilakukan anestesi
secara melingkar dari dalam ke luar.
11. Dokter / petugas mengambil obat anestesi dengan spuit 3 cc
dibantu dengan petugas lain yang membukakan ampul obat
anestesi.
12. Dokter / petugas memberitahukan pasien kalau akan segera
dilakukan penyuntikan obat anestesi.
13. Dokter / petugas menyuntikkan obat anestesi lokal di sekeliling
area yang akan dilakukan tindakan dengan teknik infiltrasi (
disuntikan intradermal atau subkutan ).
14. Dokter / petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi
bekerja dan pasien sudah tidak merasakan sakit pada area
tindakan dan sekitarnya.
15. Dokter / petugas melakukan monitoring status fisiologis selama
tindakan anestesi.
16. Untuk memastikan dokter / petugas menanyakan pada pasien
dengan memberikan rangsangan nyeri pada sekitar area
tindakan apakah masih nyeri atau tidak.
17. Petugas membersihkan luka dengan larutan NaCl 0,9 %,
setelah pasien tidak merasa nyeri.
18. Dokter / petugas melakukan tindakan bedah minor.
19. Dokter / petugas melakukan monitoring status fisiologis segera
setelah tindakan pembedahan dilakukan.
20. Setelah selesai tindakan, dokter / petugas mendokumentasikan
data pasien dan tindakan yang dilakukan ke status pasien.
Tindakan pemberian sedasi ( diazepam ) pada anak dengan
kejang :
1. Dokter / petugas memastikan identitas pasien secara cepat.
2. Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan
cepat
3. Dokter menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa pasien
perlu segera diberikan diazepam suppositoria, resiko jika tidak
diberikan dan kemungkinan efek samping obat yang timbul.

3
4. Dokter meminta orang tua pasien untuk menandatangani inform
consent persetujuan tindakan pemberian obat.
5. Petugas / perawat memberikan diazepam suppositoria per
rektal.
6. Dokter / petugas melakukan monitoring status fisiologis selama
dan segera setelah pemberian diazepam suppositoria.
7. Dokter / petugas mendokumentasikan semua proses tindakan
yang dilakukan.
7. Hal Yang Perlu 1. Tempat yang akan dilakukan penyuntikan anestesi harus
Diperhatikan didesinfeksi.
2. Ada tidaknya alergi terhadap obat yang akan diberikan.
8. Unit Terkait IGD, BPG,Poli KB dan KIA

9. Dokumen Terkait 1. Buku status pasien


2. Form inform consent
10. Rekaman Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan diberlakukan

Page
4

Anda mungkin juga menyukai