Anda di halaman 1dari 3

PEMBERIAN ANASTESI

LOKAL DI PUSKESMAS
Nomor Dokumen :

Nomor Revisi : 00
SOP Halaman : 1/2

Tanggal Terbit :

PUSKESMAS drg. Masrina MR.Pasaribu


Tanda tangan kapus NIP. 1972052620000320
VILLA PERTIWI
1. Pengertian Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa
sakit atau nyeri secara lokal tanpa disertai hilangnya
kesadaran.
Pemberian anestesi lokal dapat dengan teknik:
a. Anestesi permukaan adalah pengolesan atau
penyemprotan analgetik lokal di atas selaput mukosa
seperti mata, hidung, faring.
b. Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi
cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar
dan larutan obat disuntikan intradermal atau subcutan.
c. Anestesi Blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung
ke saraf utama atau pleksus saraf.
d. Anastesi regional intravena adalah penyuntikan larutan
analgetik lokal intravena.
Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat
hantaran saraf bila dikenakan secara lokal anestesi lokal
idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau merusak jaringan
secara permanen, batas keamanan lebar, mula kerja singkat,
masa kerja cukup lama, larut dalam air, stabil dalam larutan,
dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan dan efeknya
reversibel.
Contoh obat anastesi lokal:
 Lidokain (liqnikain, xylocain) adalah anastesi lokal kuat yang
digunakan secara topikal dan suntikan. Efek anestesi lebih

Isolasi Mandiri COVID-19 1/2


kuat, cepat, ekstensif dibanding prokain.
Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula
kerja lambat dan masa kerja panjang.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
menghilangkan rasa sakit sementara ketika melakukan
tindakan bedah minor dan berbagai prosedur lainnya yang
menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No…………………., tentang
Monitoring status fisiologis pasien selama pemberian anestesi
lokal dan sedasi.
4. Referensi a. Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.
b. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
c, UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
5. Langkah-langkah a. Petugas mengidentifikasi pasien ,mencocokkan identitas
pasien dengan rekam medis.
b. Petugas menganamnesa pasien.
c. Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis.
d. Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan,
memposisikan luka yang akan dilakukan anastesi terlihat
kasat mata.
e. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan
keluarga tentang tindakan anastesi yang akan dilakukan.
f. Pasien menandatangani lembar informed consent setelah
diberi informed consent oleh petugas.
g. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk
melakukan tindakan anestesi.
h. Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci
tangan.
i. Petugas menggunakan sarung tangan steril.
j. Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan
spuit dibantu dengan petugas lain yang membukakan obat
anestesi.
k. Petugas memberikan informasi kalau akan segera
dilakukan penyuntikan pembiusan untuk menghilangkan
rasa sakit.
l. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi,

Isolasi Mandiri COVID-19 2/2


luka dan sekitarnya secara blokade lingkar dan obat
disuntikan intradermal atau subucutan.
m. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi
bereaksi dan pasien sudah tak merasakan sakit pada luka
dan sekitarnya.
n. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan
rangsangan nyeri pada sekitar luka apakah masih nyeri
atau tidak dan sudah merasa baal/kesemutan pada kulit
sekitar luka.
o. Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan
luka yang terkena kotoran dengan larutan NaCl 0,9%.
p. Petugas melakukan tindakan bedah minor.
q. Petugas mencuci tangan.
6. Bagan Alir
-
7. Unit Terkait 1. Pelayanan Umum
2. Pelayanan UGD

Anda mungkin juga menyukai