Anda di halaman 1dari 2

KEJANG DEMAM

:188/ /
UKP/35.03.010.
No. Dokumen
14.001/2018
SOP
No. Revisi :

Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPT
PUSKESMAS Dr. ANEKA YENNY. W
SURUH NIP.19830108201001 2 014

Pengertian Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal > 38o C) akibat dari suatu proses ekstra kranial.
Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak terbukti adanya infeksi
intrakranial atau penyebab lain.
Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tatacara melakukan
penanganan penderita kejang demam agar tidak terjadi kerusakan otak lebih
lanjut dan tidak terjjadi kejang berulang.
Kebijakan -
Referensi -
Posedur PENATALAKSANAAN :
a. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang
demam dan prognosisnya.
b. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah dengan:
1. Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1 mg/kg) harus
segera diberikan jika akses intravena tidak dapat dibangun dengan
mudah.
2. Buccal midazolam (0,5 mg/kg, dosis maksimal = 10 mg) lebih
efektif daripada diazepam per rektal untuk anak.
3. Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan diazepam
intravena dengan efek samping yang lebih minimal (termasuk
depresi pernapasan) dalam pengobatan kejang tonik klonik akut.
Bila akses intravena tidak tersedia, midazolam adalah pengobatan
pilihan.

UPT KEJANG DEMAM Dr. ANEKA YENNY.


PUSKESMAS SOP No. : W
SURUH Dokumen 188.45/ NIP.19830108201001

/UKP/35.03.010.14.001/201 2 014
8

No. Revisi :
Tanggal
:
Terbit
Halaman : 2/2

KONSELING DAN EDUKASI


Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak keluarga
mengatasi pengalaman menegangkanakibat kejang demam dengan
memberikan informasi mengenai:
a. Prognosis dari kejang demam.
b. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan
intelektual akibat kejang demam.
c. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan
kerusakan otak.
d. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.
e. Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat
menggunakan terapi obat antiepilepsi dalam mengubah risiko itu.

KRITERIA RUJUKAN
a. Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat antikonvulsi.
b. Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG.

Anda mungkin juga menyukai