Anda di halaman 1dari 3

PEMBERIAN ANESTESI LOKAL

No.Dokumen : SOP/PKM
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman` :
UPT. Linawati, STr. Keb
Puskesmas Nip.19760609
Teluk Merbau 199703 2 002

Tindakan medis yang dilakukan oleh dokter untuk memblokir rasa sakit atau
1. Pengertian penenang pada suatu tindakan pembedahan atau tindakan pelayanan pengobatan
lainnya.
Cara pemberian anestesi lokal :
Anestesi permukaan (topical) adalah dioleskan/disemprotkan pada mukosa daerah
tindakan, misalnya pada mata, rongga hidung, faring atau uretra. Dengan cara ini
obat harus dapat diserap oleh mukosa.

Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan


disekitar tempat lesi, luka atau insisi. cara infiltrasi yang sering digunakan adalah
blokade lingkar dan larutan obat disuntikan intradermal atau subcutan.

Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau
pleksus saraf.

Anestesi field block adalah obat disuntikkan mengelilingi daerah tindakan,


misalnya pada pengangkatan kista, tumor-tumor kulit.

Obat anestesi local / regional adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal. anestesi lokal idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau
merusak jaringan secara permanen, batas keamanan lebar, mula kerja singkat, masa
kerja cukup lama, larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa
mengalami perubahan dan efeknya reversibel.

Contoh obat anestesi lokal :


- Lidokain adalah anestesi kuat yang digunakan secara topikal dan suntikan.
Untuk menghilangkan rasa sakit sementara ketika melakukan tindakan bedah minor
2. Tujuan
dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : tentang Jenis Anestesi di Puskesmas.
3. Kebijakan

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


HK . 01. 07/ MENKES/ 1186/ 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
Bedah Minor oleh dr Sumiarti Karakata (Ahli Bedah Urologi) dan dr Bob
Bachsinar.
5. Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi pasien, mencocokkan identitas pasien dengan rekam
medis.
2. Petugas menganamnesa pasien
3. Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga tentang
tindakan anestesi yang akan dilakukan
5. Pasien/keluarga pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi
informed consent oleh petugas
6. Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan, memposisikan luka yang akan
dilakukan anestesi terlihat mata
7. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan tindakan anestesi
8. Petugas melakukan antiseptic pada tangan
9. Petugas menggunakan sarung tangan non steril
10. Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit dibantu dengan
petugas lain yang membukakan obat anestesi
11. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan penyuntikan
pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit
12. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi, luka dan sekitarnya
secara blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal atau subcutan
13. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan pasien sudah
tdak merasakan sakit pada luka dan sekitarnya
14. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan nyeri pada
sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan sudah merasa baal/kesemutan
pada kulit sekitar luka.
15. Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan luka yang terkena
kotoran dengan larutan NaCl 0,9 %
16. Petugas melakukan tindakan bedah minor
17. Petugas mendokumentasikan di rekam medis.
6. Diagram Alir Mengidentifikasi pasien Mengambil obat anestesi dengan
menggunakan spuit

Menganamnesa pasien Memberikan informasi kalau akan


segera dilakukan penyuntikan
pembiusan

Mencatat anamnesa pasien ke rekam


medis

7. Unit Terkait 1. Ruang Tindakan (UGD)


2. KIA/KB
3. Poli Gigi dan mulut

8. Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai