Anda di halaman 1dari 9

PEMBERIAN ANASTESI LOKAL DI

PUSKEMAS
No. Dokumen : 800/…/PKM MJL/III/2022
No. Revisi :0
SOP Tanggal
: 23/03/2022
Terbit
Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS KHAMDAN PRAMANA


TTD KAPUS
DTP MUNJUL NIP.197611212006041007

Pemberian anestesi lokal


1. Pengertian

adalah tindakan
menghilangkan rasa
sakit atau nyeri terbatas
pada area tertentu saja /
lokal tanpa
disertai hilangnya
kesadaran.
2. Obat anestesi lokal /
regional adalah obat yang
menghambat
hantaran saraf bila
diberikan secara lokal.
3. Pemberian Sedasi di
puskesmas adalah
pemberian obat
sedasi (diazepam
suppositoria) yang
digunakan untuk
menanggulangi kejang
pada anak.
4. Pemberian
Pemberian anestesi lokal
adalah tindakan
menghilangkan rasa
sakit atau nyeri terbatas
pada area tertentu saja /
lokal tanpa
disertai hilangnya
kesadaran.
2. Obat anestesi lokal /
regional adalah obat yang
menghambat
hantaran saraf bila
diberikan secara lokal.
3. Pemberian Sedasi di
puskesmas adalah
pemberian obat
sedasi (diazepam
suppositoria) yang
digunakan untuk
menanggulangi kejang
pada anak.
4. Pemberian
Pemberian anestesi lokal
adalah tindakan
menghilangkan rasa
sakit atau nyeri terbatas
pada area tertentu saja /
lokal tanpa
disertai hilangnya
kesadaran.
2. Obat anestesi lokal /
regional adalah obat yang
menghambat
hantaran saraf bila
diberikan secara lokal.
3. Pemberian Sedasi di
puskesmas adalah
pemberian obat
sedasi (diazepam
suppositoria) yang
digunakan untuk
menanggulangi kejang
pada anak.
4. Pemberian
Pemberian anestesi lokal
adalah tindakan
menghilangkan rasa
sakit atau nyeri terbatas
pada area tertentu saja /
lokal tanpa
disertai hilangnya
kesadaran.
2. Obat anestesi lokal /
regional adalah obat yang
menghambat
hantaran saraf bila
diberikan secara lokal.
3. Pemberian Sedasi di
puskesmas adalah
pemberian obat
sedasi (diazepam
suppositoria) yang
digunakan untuk
menanggulangi kejang
pada anak.
4. Pemberian
a. Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa
sakit atau nyeri terbatas pada area tertentu saja / lokal
tanpadisertai hilangnya kesadaran.
b. Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang
menghambathantaran saraf bila diberikan secara lokal.
c. Pemberian Sedasi di puskesmas adalah pemberian obat
sedasi (diazepam suppositoria) yang digunakan
untukmenanggulangi kejang pada anak.
Pemberian anestesi
Pemberian

lokal dan sedasi yang


dapat dilakukan di
UPT Puskesmas Pondok
Cabe Ilir antara lain :
d. Pemberian anestesi lokal dan sedasi yang dapat dilakukan di
UPT Puskesmas DPT Munjul antara lain :
 Anestesi permukaan adalah pengolesan atau
penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa
seperti mata, hidung, faring.
 Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan
analgetic lokal langsung diarahkan disekitar daerah luka
atau areainsisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan
adalah blockade lingkar dan larutan obat disuntikan
intradermal atau subkutan.
 Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung
ke saraf utama atau pleksus saraf.
 Sedasi (diazepam) diberikan secara suppositoria dengan
dosis 5 mg (BB < 10 kg) dan 10 mg ( BB > 10 kg ).
e. Contoh obat anestesi lokal dan sedasi yang digunakan
di UPT Puskesmas DPT Munjul
 Lidokain (xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang
digunakan secara topikal dan suntikan. Efek anestesi lebih
kuat, cepat, ekstensif dibanding prokain
 Diazepam suppositoria
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
UPT Puskesmas DPT Munjul
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas DTP Munjul Nomor
800 /…/PKM MJL/III/2022 tentang pemberian anastesi lokal di
puskemas.
4. Referensi a. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 43 Tahun 2019 Tentang
Puskesmas.
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 5 Tahun 2014
Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer.
5. Alat Dan a. Alat :
Bahan
 Spuit 3 cc
 Bengkok / nierbeken
b. Bahan :
 Lidokain
 Diazepam Suppositoria 5 mg / 10 mg.
 Kasa steril.
 Larutan Betadin.
 Larutan Alkohol 70%.
 Form inform conse
Prosedur
Tindakan pemberian anestesi lokal pada tindakan
bedahminor:
1. Dokter / petugas mengidentifikasi pasien,
mencocokkan identitas pasien dengan status pasien.
2. Dokter / petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan
fisik ( status lokalis ) pasien.
3. Dokter / petugas mendokumentasikan data pasien ke
status pasien.
4. Dokter / petugas menjelaskan mengenai tindakan anestesi
lokal yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya
beserta resikonya.
5. Dokter / petugas meminta pasien / keluarganya
untuk menandatangani inform consent persetujuan
tindakan anestesi yang akan dilakukan.
6. Petugas meminta pasien ke ruang tindakan, dan
memposisikanarea luka yang akan dilakukan anestesi /
tindakan agar mudah untuk di akses.
7. Petugas menyiapkan cawan ginjal steril, spuit 3 cc dan
lidokain.
8. Petugas membuka bungkus spuit 3 cc secara steril dan
meletakkan pada bengkok.
9. Dokter / petugas mencuci tangan dan menggunakan APD
10.Dokter / petugas melakukan desinfeksi dengan larutan
betadin dan alkohol 70% pada area yang akan
dilakukan anestesi secara melingkar dari dalam ke luar.
11. Dokter / petugas mengambil obat anestesi dengan spuit 3
cc dibantu dengan petugas lain yang membukakan
ampul obat anestesi.
12.Dokter / petugas memberitahukan pasien kalau akan
segera dilakukan penyuntikan obat anestesi.
13.Dokter / petugas menyuntikkan obat anestesi lokal di
sekeliling area yang akan dilakukan tindakan dengan
teknik infiltrasi (disuntikan intradermal atau subkutan ).
14.Dokter / petugas menunggu 1-2 menit sampai obat
anestesi bekerja dan pasien sudah tidak merasakan
sakit pada area tindakan dan sekitarnya.
15.Dokter / petugas melakukan monitoring status fisiologis
selama tindakan anestesi.
16.Untuk memastikan dokter / petugas menanyakan pada
pasien dengan memberikan rangsangan nyeri pada sekitar
area tindakan apakah masih nyeri atau tidak.
17.Petugas membersihkan luka dengan larutan NaCl 0,9
%,setelah pasien tidak merasa nyeri.
18.Dokter / petugas melakukan tindakan bedah minor.
19.Dokter / petugas melakukan monitoring status fisiologis
segera setelah tindakan pembedahan dilakukan.
20.Setelah selesai tindakan, dokter / petugas
mendokumentasikan data pasien dan tindakan yang
dilakukan ke status pasien.
Tindakan pemberian sedasi ( diazepam ) pada anak dengan
kejang :
1. Dokter / petugas memastikan identitas pasien secara cepat.
2. Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
dengan cepat.
3. Dokter menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa
pasien perlu segera diberikan diazepam suppositoria, resiko
jika tidak diberikan dan kemungkinan efek samping obat
yang timbul.
4. Dokter meminta orang tua pasien untuk menandatangani
informconsent persetujuan tindakan pemberian obat.
5. Petugas / perawat memberikan diazepam suppositoria
perrektal.
6. Dokter / petugas melakukan monitoring status fisiologis
selama dan segera setelah pemberian diazepam suppositoria.
7. Dokter / petugas mendokumentasikan semua proses
tindakan yang dilakukan.
6. Hal yang Perlu 1. Tempat yang akan dilakukan penyuntikan anestesi harus
diperhatikan didesinfeksi.
2. Ada tidaknya alergi terhadap obat yang akan diberikan.
7. Unit Terkait IGD, Pengobatan Gigi dan Mulut, Poli KB dan KIA, Ruang Rawat
Inap
8. Dokumen 1. Buku status pasien.
Terkait
2. Form inform consent
9. Bagan Alir -
10.

Anda mungkin juga menyukai