Anda di halaman 1dari 54

Sejarah Perancangan Digital Switch Selector Untuk Speaker Selector

Sejarah perancangan Digital Switch Selector untuk speaker selector sound sentral sekolah
dimulai dari adanya rencana pemasangan sound sentral sekolah di SMA 7 Semarang, yang
pada awalnya hanyalah diperuntukan sebagai sarana prasarana untuk ujian listening Bahasa
Inggris.

Digital Switch Selector adalah 100% hasil rancangan saya sendiri dengan mengembangkan
rangkaian dasar digital sederhana menjadi sebuah perangkat yang bahkan saya sendiri tidak
menyangka akan bertahan lama dan bermanfaat sampai saat ini. Dan semua diawali karena
adanya ide untuk memberi nilai tambah pada sistem sound sentral sekolah agar dapat
bermanfaat untuk kegiatan sekolah sehari – hari.

Pada tahun kedua pelaksanaan ujian nasional Bahasa Inggris yang ada soal listening-nya
(kalau tidak salah tahun 2003), melalui seorang teman saya dipertemukan dengan wakil
kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA 7 Semarang.

Beliau bercerita tentang pelaksanaan ujian listening Bahasa Inggris tahun pertama yang
berjalan kurang lancar. Pada saat itu untuk ujian listening sekolah membeli Tape Recorder
sejumlah kelas yang digunakan untuk ujian dan menggandakan kaset soalnya.

Hasilnya, pada saat ujian terjadi perbedaan kualitas suara antara kelas satu dengan lainnya.
Ada yang bisa didengarkan dengan baik, ada yang tidak tergantung pada guru yang
mengoperasikan Tape Recorder tersebut.

Beliau minta pendapat saya tentang bagaimana sistem yang tepat untuk ujian listening ini dan
saya menyarankan untuk memasang speaker impedansi tinggi pada tiap kelas dan disambung
secara paralel. Dengan demikian nantinya sumber suara cukup dari satu titik (sentral) dan
setiap kelas dapat mendengar dengan kualitas yang sama.

Awalnya RAB saya buat untuk sistem paralel, tetapi sebelum saya ajukan ke pihak sekolah
saya mulai berpikir kalau instalasi ini selesai berarti sistem selain digunakan untuk ujian
listening hanya dapat digunakan untuk sesuatu yang sifatnya “semua” saja seperti untuk
pengumuman.

Kemudian saya memiliki ide untuk memberi nilai tambah pada sistem ini dengan cara setiap
speaker dapat dikendalikan sendiri – sendiri hidup dan matinya sehingga dapat digunakan
sehari – hari untuk latihan ujian listening, panggilan kepada siswa atau guru di kelas tertentu,
dll

Dan ide tersebut ternyata disambut baik oleh pihak sekolah sehingga RAB saya ubah menjadi
sistem terkendalikan sentral. Biaya memang membengkak, tapi itu sebanding dengan
manfaatnya.

Sungguh, pada saat itu sebetulnya saya belum mempunyai gambaran tentang apa yang akan
saya gunakan sebagai alat untuk mengendalikan saluran speaker kelas tersebut. Sambil
mengerjakan instalasi speaker saya mulai merancang alat kendali tersebut. Prinsipnya adalah
saklar yang dapat memutus dan menyambung. Tapi kalau saya buat dengan saklar manual
biasa tentunya alat tidak terlihat profesional.
Akhirnya dengan menggunakan rangkaian dasar digital untuk menggerakkan relay, saya
merancang alat pengendali saluran speaker kelas yang saya namakan DIGITAL SWITCH
SELECTOR.

Ini adalah Digital Switch Selector generasi awal yang saya buat dan terpasang di SMA 7
Semarang. Yang pertama saya buat DSS 32 saluran (bawah) dan setelah beberapa bulan
kemudian ada tambahan titik instalasi speaker kelas sehingga saya membuat DSS 12 saluran
untuk tambahan (atas).

Prinsip kerja Digital Switch Selector adalah berfungsi sebagai speaker selector yang
mengaktif atau menonaktifkan saluran speaker. Dibawah ini adalah foto – foto instalasi sound
sentral SMA 7 Semarang yang saya kerjakan saat itu.
Dalam perjalanannya, Digital Switch Selector juga mengalami beberapa kali penyempurnaan
pada sistem elektronik untuk menambah kehandalannya.
Dan ini adalah generasi terbaru dari Digital Switch Selector buatan saya.

Inilah sejarah perancangan digital switch selector untuk speaker selector, dan sejak Digital
Switch Selector dan segala pengetahuan tentang sound sentral sekolah saya online-kan pada
tahun 2006, sistem ini “booming” dan sudah menjadi seperti “standar nasional” untuk
instalasi s sentral sekolah.

Sudah ratusan unit dengan bermacam – macam spesifikasi yang saya buat dan kirim untuk
sekolah – sekolah di seluruh pelosok Indonesia dan mungkin sudah ribuan konsultasi gratis
yang saya berikan kepada mereka yang membutuhkan.
Sebenarnya ada banyak sekali hasil perancangan elektronik yang saya buat, tapi hampir
semua memiliki spesifikasi khusus yang tidak umum sehingga tidak saya tawarkan secara
online.

Tips Instalasi Paging System


Disadur dari : http://tioelectronic.blogspot.com

Instalasi Paging System

Didalam membuat sebuah instalasi paging system ada beberapa hal yang perlu di siapkan,
diantaranya sebagai berikut :

1. Apakah paging system perlu pengatur volume speaker ( ATT ) atau tidak ?
2. Apakah paging system dipergunakan juga sebagai Emergency System ?
3. Apakah setiap ZONE perlu di kontrol terpisah ?
4. Berapa daya yang akan dipasang di setiap ZONE ?
5. dll.

Pertanyaan - pertanyaan diatas perlu dilakukan dengan detail sebelum menentukan kebutuhan
perangkat sound system yang akan di butuhkan dan berapa biaya yang akan dianggarkan.

Bagi kontraktor yang sudah memiliki Engineer yang berpengalaman akan dengan mudah
membuat sketsa / rancangan paging system yang akan di buat, tetapi bagi pemula akan perlu
pemahaman lebih detail sebelum proyek dilaksanakan.

Dalam banyak hal, paging system sebetulnya tidak banyak perbedaan, biasanya hanya
penambahan fasilitas-fasilitas pemakaian yang tentunya sangat bergantung dengan
permintaan pengguna ( customer ).

Untuk referensi, berikut kami berikan 4 macam instalasi paging system yang banyak di pakai
dalam merancang instalasi paging system.

1. Paging system Only


Yaitu paging system yang hanya memberikan fasilitas panggilan / pengumuman dan tak
jarang juga di berikan fasilitas BGM ( Back ground Musik ).
Speaker yang dibutuhkan bervariasi, bisa berupa ceiling speaker untuk di ruangan / horn
speaker untuk di parkir / lapangan. Tentunya kebutuhan speaker dan lainnya perlu dipahami
spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Berikut blok diagramnya.
Blok diagram diatas, disimulasikan 4 Zone dan menggunakan Amplifier yang terpisah untuk
setiap Zone.
Dengan sistim ini, panggilan / pengumuman bisa dipilih setiap zone yang dikehendaki
dengan menghidupkan switch selecter Zone yang dimaksud. Panggilan juga bisa dilakukan
secara keseluruhan, yaitu dengan menghidupkan switch ALL CALL.
Bila diperlukan DVD player / komputer bisa ditambahkan ke sistim diatas dengan
menghubungkan ke input AUX.

Berikut blok diagaram dalam bentuk lain, yaitu amplifier yang digunakan terbatas. 1
Amplifier --> digunakan oleh 2 Zone.

Untuk sistem diatas, hal yang perlu diperhatikan yaitu total daya setiap zone, sehingga total
daya Zone 1 + Zone 2 --> tidak melebihi daya dari Amplifier.
Dalam bentuk lain, bisa saja 1 amplifier untuk 3 Zone dan seterusnya. Semua tergantung
berapa daya setiap Zone yang dipasang.

2. Paging system w/ Attenuator


Pada sistem ini, adalah pengembangan dari sistem pertama ( lihat no 1 ). Perbedaannya
yaitu, disetiap speaker diberikan alat pengatur suara, yang disebut ATTENUATOR. Dengan
penambahan Attenuator ini maka setiap speaker tingkat kekerasan suara bisa diatur mulai dari
OFF sampai maksimum.
Kelemahan sistem ini, bila ada panggilan maka ruangan yang kondisi Attenuatornya OFF
maka tidak akan bunyi.

Berikut blok diagramnya.


Sama halnya seperti blok diagram sebelumnya, 1 amplifier juga bisa di pergunakan oleh lebih
dari 1 Zone, asal diperhatikan total daya dari semua zone tidak melebihi daya amplifier.
Berikut blok diagramnya.

3. Paging system menggunakan fasilitas Emergency system


Pada sistim ini, selain bisa dipergunakan sebagai pengumuman / panggilan, juga bisa di
pergunakan sebagai panggilan / pengumuman dalam keadaan darurat. Bila switch emergency
ditekan, maka semua speaker akan bunyi meskipun Attenuator / Volume Control dalam
keadaan Off.
Switch Emergency bisa dipasang di setiap zone atau juga hanya di security. Dan bila
diperlukan bisa saja ditambahka fasilitas sirine. Bersamaan dengan switch emergency di
tombol, maka sirine bunyi beberapa saat dan selanjutnya pengumuman apa yang terjadi dan
untuk memandu pelaksanaan evakuasi.
Berikut blok diagramnya.
Penggunaan Attenuator sesuai kebutuhan, bisa saja tidak dibutuhkan Attenuator / Volume
Control bila speaker tersebut dipasang di koridor ruangan, lobi atau di halaman parkir.

Pengetahuan Tentang Sound Sentral Sekolah Yang Benar

Ada dua prinsip penyaluran signal audio melalui kabel yaitu


menggunakan sistem atau cara impedansi rendah (low impedance – 8Ω) dan sistem atau cara
impedansi tinggi (high impedance – 100V Line).

Jadi sebelum anda membuat jaringan instalasi sound sentral sekolah, maka cara yang benar
harus anda pahami terlebih dahulu. Karena cara yang salah akan membuat anda kehilangan
banyak uang karena barang yang salah yang anda beli tidak bisa dipergunakan lagi.

OK, mari kita pahami satu persatu…

Dalam sistem impedansi rendah, sumber suara dari mikropon atau sumber audio lain
dikuatkan oleh amplifier lalu dihubungkan langsung ke speaker. Sistem impedansi rendah
adalah sistem penyaluran signal audio yang paling umum digunakan. Misalnya pada sistem
audio di rumah, sound system, dll.
Kelebihan dari sistem impedansi rendah adalah mampu memreproduksi suara dalam
jangkauan frekuensi respon yang lebar. Artinya, suara rendah (bass), suara menengah
(medium), dan suara tinggi dapat didengarkan dari speaker dengan baik.

Sedangkan kelemahan sistem impedansi rendah adalah adanya rugi daya pada kabel yang
cukup besar. Suara akan terdengar lebih pelan pada speaker yang kabelnya panjang dibanding
dengan suara pada speaker yang kabelnya pendek.

Disamping itu kita juga tidak bisa memasang banyak speaker secara sembarangan karena
dalam instalasi sistem impedansi rendah berlaku Hukum Ohm. Diperlukan perhitungan seri –
parallel yang cukup rumit agar speaker tetap mendapat impedansi yang ideal yaitu 8Ω. Hal
ini jelas menyulitkan jika diimplementasikan dalam sistem speaker sentral, karena dalam
penggunaannya kadang hanya diperlukan untuk membunyikan satu atau beberapa speaker
saja.

Sistem impedansi tinggi adalah kebalikan dari sistem impedansi rendah. Sistem ini hanya
mampu mereproduksi suara natural dengan jangkauan sempit pada daerah suara menengah
(suara vokal manusia). Tetapi untuk penyampaian informasi publik, suara natural dengan
intonasi yang jelas adalah yang terbaik.

Kelebihan sistem impedansi tinggi adalah rugi daya yang sangat kecil pada kabel sehingga
boleh dikatakan panjang dan jenis kabel tidak banyak berpengaruh pada kualitas dan level
suara. Suara pada speaker yang kabelnya panjang sama dengan speaker yang kabelnya
pendek. Daya amplifier yang dibutuhkan juga tidak besar dan yang paling penting adalah kita
dapat memasang banyak speaker tanpa pusing dengan perhitungan Hukum Ohm karena
dalam sistem impedansi tinggi semua speaker dipasang secara paralel.

Kelebihan dari sistem impedansi tinggi inilah yang kita manfaatkan untuk instalasi Sound
Sentral Sekolah.

Dengan cara ini, berapapun speaker yang terpasang, distribusi suara untuk setiap ruang
menjadi seimbang dan rata dayanya dengan kualitas suara yang jernih dan natural. Tidak
peduli dihidupkan satu, dua atau semuanya, suaranya tetap natural. Jarak dan panjang kabel
instalasi tidak berpengaruh terhadap kualitas suara.

Bagaimana caranya?…

Signal audio dari Amplifier (low impedance – 8Ω) sebelum disalurkan ke jaringan speaker
dikonversi terlebih dahulu signalnya menjadi tegangan (high impedance – 100V Line)
menggunakan Trafo Matching Impedance. Dengan demikian, yang mengalir pada kabel
saluran adalah tegangan, bukan signal audio.

Teknik ini akan menghilangkan kerugian signal audio akibat panjangnya kabel saluran
sehingga hanya membutuhkan daya amplifier yang kecil saja untuk menghidupkan speaker
yang sangat jauh jaraknya.

Sampai pada tiap titik speaker, tegangan tersebut dikonversi lagi dari high impedance 100V
menjadi low impedance 8Ω juga menggunakan Trafo Matching Impedance. Dengan
demikian, berapapun speaker yang dibunyikan, setiap speaker akan selalu mendapatkan
impedansi speaker yang tepat yaitu 8Ω.

Sebetulnya dalam sistem impedansi tinggi ada dua buah jalur yang bisa anda gunakan, yaitu
jalur 70V Line dan jalur 100V Line. Perbedaannya, dengan setting yang sama pada trafo
matching impedance, jalur 100V Line menghasilkan daya yang lebih besar, maka saya
sarankan untuk menggunakan yang 100V Line.

Satu hal lagi, meskipun sepele tapi saya rasa hal ini perlu anda ketahui, yaitu tentang
“istilah”. Jika di dalam sistem impedansi rendah dikenal istilah kabel PLUS (+) yang
berwarna merah dan kabel MINUS (-) yang berwarna hitam, maka dalam sistem impedansi
tinggi 100V Line istilah yang digunakan adalah kabel HOT (+) yang berwarna hitam dan
kabel COM (-) yang berwarna putih.
Memilih Speaker Sound Sentral Sekolah Yang Tepat

Bagaimana memilih speaker sound sentral sekolah yang tepat?…


Seperti kita ketahui, sistem yang benar untuk sound sentral sekolah adalah sistem impedansi
tinggi 100V Line. Jadi secara otomatis speaker yang tepat untuk sound sentral sekolah juga
harus speaker impedansi tinggi.

Speaker impedansi tinggi adalah speaker yang sudah terpasang trafo matching impedance di
dalamnya. Trafo matching impedance yang terpasang di speaker ini berfungsi untuk meng-
konversi saluran high impedance 100V Line menjadi low impedance 8 Ohm sehingga
suaranya dapat direproduksi oleh speaker dan sekaligus membatasi daya maksimal yang
boleh masuk ke speaker.

Salah satu produsen yang produk – produk speakernya banyak yang terpasang trafo matching
impedance di dalamnya adalah TOA. Beberapa produk speaker impedansi tinggi yang umum
adalah Speaker Box, Ceiling, Coloum, dan Horn. Dan model speaker yang kami
rekomendasikan, yang karakteristiknya cocok untuk dipasang di dalam ruangan sehingga
paling tepat jika digunakan sebagai speaker sound sentral sekolah adalah model Speaker Box
ZS-062

Speaker Coloum dapat diletakkan di dalam maupun di luar ruangan,


namun karakteristik suaranya yang agak “garing” membuatnya ini lebih tepat jika dipasang di
luar ruangan (outdoor), sedangkan Speaker Ceilling adalah model speaker yang dirancang
untuk dipasang di plafon. Speaker ini banyak digunakan sebagai speaker music background
dan announcer di pasar swalayan, lobi, dll.
Kombinasi antara Speaker Box dan Speaker Ceilling dalam satu ruangan adalah hal yang
paling tepat jika anda menginginkan headroom yang bagus sekaligus indah secara estetika

Bagaimana cara mengatur daya maksimal yang boleh masuk ke speaker?… Pengaturan ini
bertujuan agar speaker dapat bekerja optimal sekaligus berkaitan erat dengan pemilihan daya
amplifiernya.

Trafo matching impedance yang terpasang pada speaker memiliki “tap” pilihan daya yang
akan dimasukkan ke dalam speaker. Kita tinggal mengeset dayanya saja sesuai data pada
stiker petunjuk yang ditempelkan. Sebagai contoh, Speaker Box ZS-062 dapat diatur daya
yang akan diberikan ke speaker sebesar 0,8W, 1,5W, 3W, dan 6W.

Pengaturan trafo matching impedance yang biasa saya gunakan adalah pada tap 6,7K (1,5W –
100V Line), tapi jika dibutuhkan, daya dapat anda atur sendiri dengan memindahkan tap pada
daya yang lebih tinggi.

Dulu ada instalatur sound sentral yang bingung dan bertanya pada saya. Setelah beberapa
tahun mengerjakan instalasi sound sentral pada sebuah sekolah, dia diminta untuk menambah
jaringan karena ada tambahan unit kelas baru.

Setelah speaker terpasang ternyata suaranya lebih keras daripada speaker yang lama padahal
model dan tipenya sama. Dikiranya yang tidak beres ada perangkat sentralnya. Diotak – atik
beberapa lama tidak berhasil lalu telepon saya. Dan saya hanya menyarankan untuk
membuka box speaker lalu menyamakan setting daya pada trafo matching impedance dengan
setingan speaker lama. Masalah selesai.
Jadi sebelum dipasang, sebaiknya buka tutup belakang Speaker Box dan periksa posisi tap
dayanya. Pastikan semua speaker berada pada setting daya yang sama karena setting daya ini
berpengaruh pada level (keras / pelan) suara yang dihasilkan.

Satu hal lagi, ada yang minta pendapat saya tentang berapa unit speaker box sebaiknya yang
dipasang dalam kelas.

Jawaban saya : Tergantung luas kelas atau ruangannya

Secara umum, ukuran ruang kelas adalah sekitar 8 x 8 meter. Untuk ukuran ini saya akan
menggunakan 2 buah unit speaker box dan dipasang di dinding depan kelas dan sekitar 1,5
meter dari dinding kanan – kiri.

Ini adalah posisi paling ideal dalam pemasangan speaker kelas. Suara dari speaker dapat
meng-cover seluruh area kelas (headroom) tanpa harus menggunakan volume tinggi dan dari
sisi estetika juga bagus.

Bagaimana dengan sekolah yang memasang hanya 1 unit speaker box per kelasnya dan
menggunakan setting daya besar atau maksimal untuk setiap speaker?…

Secara level suara mungkin cukup, tapi suara menjadi tidak seimbang untuk setiap titik dalam
kelas dan yang paling parah adalah karena menggunakan setting daya besar atau maksimal
serta level volume yang tinggi akan mengakibatkan kejelasan informasi menjadi berkurang
dan tidak “easy listening”.

Pada saat ini terjadi, yang rugi adalah peserta ujian listening Bahasa Inggris karena disamping
harus memikirkan jawabannya, mereka juga harus bekerja keras mendengarkan soal dari
suara speaker.
Memilih Amplifier Sound Sentral Sekolah Yang Tepat

Bagaimana memilih amplifier sound sentral sekolah yang tepat?…


Seperti kita ketahui bahwa sistem sound sentral sekolah yang benar adalah sistem impedansi
tinggi 100V Line, maka amplifier yang tepat untuk sound sentral sekolah juga adalah
amplifier yang memiliki output impedansi tinggi 100V Line. Dan salah satu produk amplifier
impedansi tinggi yang banyak dipasaran karena sudah terpasang trafo matching impedance di
dalamnya adalah produk amplifier yang dikeluarkan oleh pabrikan TOA. TOA mengeluarkan
amplifier impedansi tinggi dengan 4 macam daya output yang berbeda yaitu 30W, 60W,
120W, dan 240W

Satu hal yang harus diperhatikan dalam instalasi amplifier impedansi tinggi adalah jangan
memasang output impedansi tinggi (high impedance) dan impedansi rendah (low impedance)
secara bersamaan dalam satu amplifier. Pemasangan seperti ini dapat mengakibatkan
kerusakan pada amplifier.

Amplifier yang berapa watt-kah yang diperlukan untuk sound sentral sekolah anda?….

Amplifier yang berapa watt yang harus anda beli berkaitan erat dengan jumlah speaker
terpasang dan total daya yang dibutuhkan speaker jika berbunyi bersamaan. Sebagai contoh,
misalnya anda akan memasang speaker pada 20 kelas dan masing – masing kelas dipasang 2
unit speaker box TOA ZS-062, maka total jumlah speaker terpasang adalah 40 unit.

Jika masing – masing Speaker Box TOA ZS-062 trafo matching impedance-nya di setting
pada 1,5 Watt, maka total daya yang dibutuhkan speaker jika bunyi bersamaan adalah 40 unit
x 1,5 W = 60 Watt.
Dengan demikian anda harus menggunakan amplifier yang dayanya lebih tinggi dari 60 Watt.
Pilihannya amplifier berdya 120 Watt atau 240 Watt.

Apa yang terjadi jika daya amplifier lebih kecil dari total daya speaker yang dipasang?…

Bila daya amplifier lebih kecil dari total daya speaker maka biasanya pada saat suara
dikeraskan amplifier akan putus sekering (fuse) outputnya atau yang ekstrem amplifier panas
dan terbakar.

Masalah sekering putus kemudian amplifier terbakar sering dikonsultasikan pada saya. Sebab
awal biasanya sekering putus (mungkin karena overload daya speaker), tapi sekering tidak
diganti dengan yang nilainya sama. Pikirannya dengan mengganti dengan sekering yang
besar akan lebih kuat. Dan sekering memang kuat (tidak putus), tapi akibatnya komponen
transistor penguat akhir amplifiernya terbakar.

Pengalaman saya, selama prinsip perhitungan daya dan instalasi amplifier impedansi tinggi
kita pegang dengan benar, maka kerusakan amplifier dapat dihindari dan sound sentral
sekolah secara keseluruhan akan tahan lama.

Dan satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam memilih amplifier sound sentral sekolah
adalah memilih model amplifier yang tepat. Hal ini disebabkan karena TOA memiliki dua
model amplifier, yaitu model MIXER AMPLIFIER dan model POWER AMPLIFIER.

Mixer Amplifier adalah model amplifier TOA yang dilengkapi input mic dan aux dengan
volume kontrol sendiri – sendiri dan ada tone serta volume masternya. Jadi dalam
operasionalnya anda harus memutar dua volume kontrol yaitu volume kontrol mic / aux dan
volume kontrol master. Ini adalah model amplifier untuk sistem sound sentral sekolah
standard. Model amplifier ini memiliki tipe yang berawalan ZA, yaitu ZA-2030 (30W), ZA-
2060 (60W), ZA-2120 (120W) dan ZA-2240 (240W).

Sedangkan Power Amplifier adalah model amplifier TOA yang hanya berfungsi sebagai
penguat saja. Tidak dilengkapi input mic dan aux.
Dalam operasionalnya anda cukup memutar volume kontrol dan mengatur tone saja. Model
ini cocok jika perangkat sentral menggunakan mixer audio sebagai pencampur audio atau
sebagai amplifer tambahan. Model amplifier ini hanya memiliki satu tipe dan berawalan ZP,
yaitu ZP-2240 (240W).

Instalasi Sound Sentral Sekolah (Bagian 1)

Prinsip dari instalasi sound sentral sekolah adalah setiap speaker yang dipasang di kelas atau
di ruang lainnya, ditarik kabel instalasinya sampai menuju ruang sentral yang terletak di
lokasi tertentu dan dihubungkan ke speaker selector yang berfungsi menyambung atau
memutuskan penyaluran suara dari amplifier ke speaker. Mudah bukan?…

Memang instalasi sound sentral sekolah itu mudah dan siapapun bisa melakukannya kalau
tahu prinsipnya. Yang membuatnya menjadi kelihatan sulit dan membingungkan adalah
banyaknya kabel instalasi yang tidak mungkin dihindari sebagai akibat dari pemasangan
kabel saluran speaker dari masing-masing kelas atau ruang menuju ke titik sentral.

Jadi masalah sebenarnya dalam instalasi sound sentral sekolah adalah bukan pada faktor
teknis tapi justru pada faktor non teknis yaitu masalah manajemen kabel.

Instalasi sound sentral sekolah dibagi menjadi dua bagian, yaitu instalasi untuk bagian sentral
dan instalasi untuk bagian speaker ruang / kelas. Di bagian 1 ini saya akan fokuskan terlebih
dahulu pada instalasi sound sentral untuk bagian speaker kelas / ruang yaitu menjelaskan
beberapa teknik instalasi dari titik speaker menuju ke ruang sentral.

OK, kita mulai dengan pemasangan speaker dalam


kelas / ruang. Untuk ukuran umum ruang kelas yang sekitar 8×8 meter, idealnya adalah
menggunakan dua unit speaker TOA ZS-062. Pemasangan speaker sangat mudah dan
sederhana, yaitu dipasang sama seperti pemasangan jam dinding.
Gunakan fisher dan sekrup jika dinding sekolah cukup kuat untuk dibor, atau paku beton 7
cm jika dinding kurang bagus (empuk). Untuk kemudahan, buat mal titik gantungan agar
tidak harus mengukur titik gantungan pada setiap speaker. Mal titik gantungan ini meliputi
ukuran jarak plafon ke speaker dan ukuran titik gantungan / paku.

Selanjutnya karena dalam satu ruang dipasang 2 unit speaker, maka kabel kedua speaker
tersebut harus disambung secara paralel terlebih dahulu. Kabel putih gabung dengan putih,
hitam dengan hitam sehingga hanya menjadi satu saluran saja yang menuju ke sentral.
Tentang speaker sound sentral sekolah dapat anda baca dalam postingan tersendiri di website
ini.

Dan berikut adalah beberapa teknik instalasi sound sentral sekolah :

1. Teknik instalasi Direct (Langsung)

Instalasi langsung adalah teknik instalasi yang paling mudah dilakukan, yaitu dengan cara
menarik dua kabel HOT dan COM dari masing – masing titik speaker langsung menuju ke
terminal speaker selector di ruang sentral. Untuk mempermudah, dalam gambar di bawah ini
saya umpamakan kabel HOT berwarna merah dan kabel COM berwarna hitam. (Aslinya
untuk sistem high impedance 100V Line, kabel HOT warna hitam dan kabel COM warna
putih).

Kabel HOT dan COM dari masing – masing speaker disambungkan langsung ke titik HOT
dan COM sesuai nomor saluran pada output speaker selector.
Untuk kabel instalasi, anda bisa menggunakan kabel telepon isi 2 (yang selongsongnya warna
abu – abu) atau kabel listrik 2×0,75 yang biasa saja. Dalam sistem high impedance 100V
Line, jenis kabel tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas suara tapi kalau bisa pakai kabel
kualitas tinggi itu lebih baik. Musuh utama kabel instalasi sound sentral sekolah adalah tikus
dan cuaca.

Jika jalur instalasi dapat terlindung dari panas dan hujan secara langsung atau anda dapat
melindungi jalur instalasi tersebut menggunakan pelindung kabel, maka kabel telepon isi 2
secara teknis sudah lebih dari cukup untuk menanggung beban daya 2 unit speaker TOA ZS-
062.

Sebaiknya teknik instalasi langsung dengan menarik dua kabel HOT dan COM dari semua
titik speaker menuju ke terminal speaker selector ini diaplikasikan untuk jumlah titik saluran
speaker yang tidak terlalu banyak (di bawah 20 saluran).

Alternatif untuk menjaga kerapian kabel instalasi adalah dengan cara membuat terminal box
sebagai tempat berkumpulnya kabel sebelum kabel masuk ke ruang sound sentral. Kotak
terminal bisa anda buat dari papan multipleks atau partikel dan anda tempelkan di dinding
luar ruang sound sentral. Yang penting kotak bisa melindungi terminal blok sebagai tempat
instalasi kabelnya.
Dari gambar di atas saya membuat contoh instalasi untuk 10 titik speaker. Masing – masing
jalur speaker saya tandai dengan kabel warna hitam untuk COM dan merah untuk HOT.
Terminal blok adalah terminal kabel yang diletakkan di terminal box yang dipasang di
dinding luar ruang sentral, sedangkan terminal speaker selector adalah terminal yang
terpasang di Digital Switch Selector dalam ruang sentral.

Jika kabel ditarik masuk semua ke ruang sentral tentunya akan menjadi “gerombolan” kabel
yang tidak enak dilihat, maka sebelum masuk ke ruang sentral kabel – kabel tersebut
ditampung dulu di terminal box dan kabel COM dari masing – masing speaker digabung jadi
satu.

Untuk menuju ke terminal speaker selector, gunakan kabel telepon isi 10 untuk masing –
masing kabel HOT speaker dan 1 kabel listrik tunggal (NYA) 1,5,mm sebagai COM nya,
atau gunakan kabel telepon isi 15. Gunakan yang 10 kabel untuk HOT masing – masing
speaker dan 5 kabel digabung jadi satu untuk COM nya. Kabel COM harus lebih besar /
banyak karena kabel ini menanggung beban COM untuk seluruh speaker.

Catatan : Terminal COM pada speaker selector Digital Switch Selector sudah dihubungkan
menjadi satu. Kabel COM boleh anda letakkan pada sembarang titik pada saluran COM
speaker selector.
2. Teknik Instalasi Bertingkat

Instalasi bertingkat adalah teknik yang saya kembangkan untuk mengatasi problem instalasi
khususnya berkaitan jumlah kabel yang sangat banyak. Teknik ini menjamin, meskipun
dalam jumlah yang banyak, kabel instalasi akan tampak rapi, aman, dan tidak mengganggu
estetika secara umum. Pengecekan kerusakan pada saluran juga lebih mudah dilakukan.

Caranya adalah dengan menggunakan terminal – terminal box untuk mengelompokkan


(grouping) kabel speaker berdasarkan letaknya dan kemudian menyambungkannya secara
bertingkat. Terminal box ini juga sekaligus sebagai bak kontrol untuk pengecekan jika terjadi
kerusakan pada saluran.

Instalasi bertingkat harus dikerjakan mulai dari kelompok lokal kelas paling belakang dan
terus maju sampai pada titik speaker selector di ruang sentral sehingga kebutuhan terminal
kabel pada terminal box masing – masing titik berbeda – beda.

Prinsip utama instalasi bertingkat adalah kabel HOT dari masing – masing titik speaker
ditarik kabelnya sampai ruang sentral melewati terminal – terminal box yang disediakan
sedangkan kabel COM digandeng secara berurutan sehingga hanya satu kabel saja yang
sampai ruang sentral.

Untuk instalasi dari titik speaker kelas / ruang ke terminal box sub group dapat dilakukan
dengan cara instalasi langsung. Jika kelas / ruang berada dalam lokal gedung bertingkat,
terminal sub group dapat diberikan untuk masing-masing lantai. Arahkan jalur instalasi
menuju bagian luar dan gunakan kabel protektor agar rapi. Jika tidak bertingkat, arahkan
kabel naik melalui atas plafon.

Lakukan langkah di atas untuk setiap kelas / ruang pada lokal bangunan tersebut sampai ke
terminal sub group. Dalam terminal sub group ini, satukan kabel COM menjadi satu titik.
Sedangkan untuk instalasi dari terminal sub group ke group atau antar group, gunakan kabel
telepon sesuai jumlah yang dibutuhkan. Mulai dari titik ini, kabel telepon adalah hanya
khusus untuk jalur HOT dan untuk jalur COM gunakan kabel listrik tunggal (NYA) 1,5 mm.

Jangan lupa, mulai dari langkah ini juga, catat setiap jalur berdasarkan warna pada kabel
telepon dan dokumentasikan sebaik mungkin. Catatan ini akan berguna pada saat ada
gangguan pada saluran, juga untuk kemudahan menentukan nomor saluran untuk kelas /
ruang.

Instalasikan semuanya langkah demi langkah mulai dari terminal box pertama sampai
berakhir di ruang sentral.

Pemahaman lebih jelas tentang instalasi bertingkat nanti dapat anda baca dalam posting
Contoh Instalasi Dan Dokumentasi Kabel Sound Sentral Sekolah.

Instalasi bertingkat cocok untuk diaplikasikan pada sekolah yang memiliki lokal – lokal kelas
yang terpisah – pisah yang setiap lokal biasanya terdiri dari 3 sampai 5 kelas.

3. Teknik Instalasi Khusus

Teknik instalasi khusus digunakan untuk mengatasi kondisi tertentu berkaitan dengan tata
ruang dalam lingkungan sekolah. Secara umum, bangunan setiap lokal adalah berdiri sendiri-
sendiri (ada jarak berupa ruang kosong).

Jika instalasi mau tidak mau harus “menyeberang” melalui ruang kosong ini, maka instalasi
harus dipastikan aman dari gangguan apapun, khususnya cuaca yang dapat merusak kabel
instalasi dan tangan jail.

Teknik instalasi khusus yang biasa kami lakukan adalah instalasi udara dan instalasi bawah
tanah. Instalasi udara adalah merentangkan kabel instalasi dari bangunan satu ke bangunan
yang lain melalui udara, sedangkan instalasi bawah tanah adalah memasukkan kabel instalasi
melalui bawah tanah.
Untuk instalasi udara, gunakan pralon sebagai pelindung kabel dari sinar matahari atau hujan
(cuaca adalah penyebab alamiah utama kerusakan kabel). Pastikan juga ketinggian bentangan
ini tidak berada dalam jangkauan tangan.

Bagaimana agar rapi?…

Instalasi udara akan memiliki kecenderungan untuk melengkung. Agar tidak melengkung,
ikat pralon pada kawat bentangan. Gunakan kawat yang cukup besar dan tarik menggunakan
tracker sehingga meregang.

Caranya, pasang sekrup hole pada dua sisi secara sejajar. Kawat diikatkan langsung pada hole
di satu sisi dan ikatkan kawat pada tracker yang sudah terlebih dahulu digantungkan di hole
sisi yang lain. Tarik kawat dengan tracker dan setelah regangan kawat cukup kuat, ikatkan
pralon pada kawat ini menggunakan kawat tembaga atau klem alumunium (usahakan bahan
yang tidak berkarat).

Untuk instalasi bawah tanah, gunakan pralon untuk melindungi kabel. Lem setiap sambungan
dengan kuat sehingga air tidak dapat masuk.

Beberapa tips untuk anda:

Cara menentukan kualitas kabel telepon untuk sound sentral sekolah

Harga sebanding dengan kualitas. Tetapi ada cara mudah menentukan kualitas kabel telepon
layak anda gunakan atau tidak tanpa harus melihat harganya.
Caranya, tarik isolasi kawat kabel telepon dengan tangan kosong (ditekan kuku kemudian
tarik). Jika isolasi kawat telepon tersebut tidak cukup ulet (mudah sekali terkupas), jangan
gunakan untuk menghindari kesulitan pada saat instalasi.

Ingat, dalam pemasangan instalasi, kabel-kabel ini akan sering ditarik!

Cara mengetes jalur instalasi sound sentral sekolah

Untuk mengetes jalur instalasi sudah terhubung ke speaker atau putus dapat dilakukan dengan
cara mudah tanpa perlu memberikan sumber input dari amplifier. Langkah ini dapat
dilakukan pada setiap Terminal Sub Group maupun Group.

Caranya, gunakan Multimeter pada posisi Ohm Meter. Colok-kan probe Multimeter pada
HOT dan COM masing-masing jalur. Jika jarum bergerak, maka dapat dipastikan jalur dalam
kondisi baik. Jika tidak bergerak, kemungkinan yang bisa terjadi adalah ada salah satu jalur
putus atau speaker rusak.

Cara menghindarkan kabel instalasi sound sentral dari gangguan tikus

 Jika instalasi terpasang di atas plafon, jangan letakkan kabel pada bagian pinggir ruangan.
Letakkan kabel minimal 30 cm dari pinggir.
 Jika tidak ada jalur lain, olesi kabel instalasi dengan vaselin mobil (oleskan vaselin pada kain
kemudian diurutkan pada kabel).
 Lindungi dengan kabel protektor pada titik-titik tertentu
 Jangan memegang kabel instalasi setelah memegang makanan yang dapat memberi aroma
makanan pada kabel.
 Tikus biasanya banyak berada pada area kantor seperti Ruang Guru atau Ruang Tata Usaha
akibat dari sisa – sisa sampah makanan, snack, dll.

Instalasi Sound Sentral Sekolah (Bagian 2)

Dalam instalasi sound sentral sekolah bagian 2 ini, saya akan menjelaskan instalasi untuk
bagian sentral, yaitu instalasi perangkat – perangkat yang dipergunakan di ruang sentral.

Kembali kepada maksud dan tujuan dipasangnya instalasi sound sentral ini, maka perangkat
standar minimal yang harus ada dalam ruang sentral adalah :
 Speaker Selector – Digital Switch Selector
 Amplifier High Impedance TOA
 CD / DVD Player
 Mikropon TOA
 Speaker Monitor

Instalasi Mikropon dan Player

Amplifier TOA model Mixer Amplifier / tipe ZA sudah dilengkapi dengan fasilitas input
untuk mikropon dan player (Tentang model amplifier dapat anda baca di Memilih Amplifier
Yang Tepat Untuk Sound Sentral Sekolah). Sedapat mungkin gunakanlah mikropon TOA
karena mikropon TOA secara teknis dirancang untuk cocok dengan amplifier TOA. Dan yang
saya rekomendasikan adalah mikropon TOA ZM430.

Untuk player audio, gunakan DVD/CD player yang memiliki fasilitas input untuk USB.
 Gunakan Input MIC 1 untuk Mikropon
 Gunakan input AUX 2 untuk Player

Set MUTE dengan cara membunyikan lagu melalui player kemudian gunakan mikropon
untuk berbicara. Pada saat anda berbicara otomatis lagu akan diam (muting) dan setelah
berhenti berbicara otomatis lagu akan berbunyi lagi. Pengesetan MUTE akan mengatur
seberapa cepat lagu akan berbunyi lagi setelah anda selesai berbicara dan fasiltas MUTE ini
hanya bekerja untuk MIC 1 saja.

Instalasi Amplifier dan Speaker Selector

Hubungkan Output COM dan 100V dari Amplifier ke Input Amp HOT dan COM pada
Speaker Selector menggunakan kabel listrik 2×0,75. Sedapat mungkin gunakan kabel yang
baik seperti merk Eterna atau Federal karena kabel ini akan menanggung beban daya speaker
seluruh sistem.
Instalasi Speaker Monitor

Speaker Monitor harus sama baik tipe maupun jumlah speakernya dengan yang terpasang di
kelas / ruang. Jika di kelas dipasang 2 unit Speaker Box TOA ZS-062 maka di ruang sentral
juga harus dipasang 2 unit Speaker Box TOA ZS-062.

Ini bertujuan agar apa yang terdengar di speaker monitor ruang sentral, baik level maupun
tone-nya adalah sama dengan yang terdengar di speaker yang terpasang di kelas / ruang.

Hubungkan kabel speaker monitor langsung ke ouput Amplifier dan gunakan saklar listrik
untuk memutus salah satu jalurnya. Saklar ini digunakan untuk mematikan speaker monitor.

Dulu saya menggunakan Attenuator TOA untuk mengatur volume speaker monitor, tapi
karena sering terjadi kesalahan dalam pemakaiannya maka penggunaan attenuator saya
hilangkan. Sistem saklar lebih menjamin level suara yang sama antara speaker monitor dan
speaker kelas / ruang.
Instalasi Menggunakan Lebih Dari Satu Amplifier

Jika sistem sound sentral sekolah anda dirancang menggunakan dua atau lebih amplifier,
maka sebaiknya pada saat order Speaker Selector –Digital Switch Selector anda minta untuk
input amplifier lebih dari satu.

Cara menghubungkan Amplifier A dan Amplifier B model Mixer Amplifier adalah sebagai
berikut :

 Input Mikropon, Player, dan Aux tetap pada Amplifier A sama seperti instalasi dengan satu
amplifier.
 Hubungkan REC OUT Amplifier A dengan input AUX 2 Amplifier B menggunakan kabel RCA
 Hubungkan output COM dan 100V Amplifier B ke Input Amp B di speaker selector. COM
dapat digabung menjadi satu.

 Samakan pengaturan Tone dan Master volume Amplifier B dengan Amplifier A


 Untuk menyeimbangkan level volume speaker agar sama dengan level volume speaker
Amplifier A, lakukan pengaturan AUX 2 pada Amplifier B.
 Jika ada Amplifier C, maka proses instalasinya sama hanya dilakukan untuk Amplifier B dan
Amplifier C
Dalam operasionalnya, menggunakan 2 unit atau lebih Mixer Amplifier agak susah kalau
tidak memahami cara kerjanya. Yang lebih mudah, gunakan amplifier TOA model Power
Amplifier (tipe ZP) sebagai amplifier kedua dan seterusnya.

Hubungkan Rec Out Mixer Amplifier ke Line In Power Amplifier dan anda cukup mengatur
tone dan volume saja.

Instalasi Menggunakan Mixer Audio

Instalasi paling ideal untuk perangkat ruang sentral adalah menggunakan Mixer Audio.
Dengan Mixer Audio, semua input audio baik dari mikropon, musik, dll akan dapat diolah
suaranya sendiri – sendiri secara optimal. Untuk sistem sound sentral yang menggunakan
lebih dari satu amplifier juga akan lebih mudah pengaturannya.
Sedapat mungkin gunakan Mixer Audio yang sudah dilengkapi master equalizer sehingga
tidak perlu menambah dengan equalizer eksternal lagi. Dan amplifier yang tepat untuk
instalasi menggunakan mixer audio adalah yang model Power Amplifier (TOA ZP-2240)
karena ada fasilitas Line In dan Loop Out untuk memberi input pada amplifier yang lain.

Instalasi Dengan Satu Amplifier


Dan berikut adalah contoh instalasi perangkat sentral yang agak kompleks.

 Menggunakan total 64 saluran yang dibagi dalam 2 unit Digital Switch Selector (DSS), masing
– masing 32 saluran per unit.
 Masing – masing DSS memiliki fasilitas 2 input amplifier (16 saluran per amplifier) sehingga
sistem secara keseluruhan dapat menggunakan 4 unit amplifier
 Menggunakan 3 unit amplifier model Power Amplifier ZP-2240
 Menggunakan Mixer Audio dan Speaker Monitor

Keterangan :

1. Input dari mikropon dan sumber suara lain seperti dari DVD player atau MP3 Player diolah
suaranya menggunakan Mixer Audio
2. Output Mixer Audio di masukkan ke Line Input Amplifier A
3. Line Out dari Amplifier A di masukkan ke Line In Amplifier B
4. Line Out dari Amplifier B di masukkan ke Line In Amplifier C
5. Output High Impedance 100V Line Amplifier A di masukkan ke Input Amplifier A dan Input
Amplifier B pada Digital Switch Selector A (HOT Input Amplifier A dan B digabung / di
jumper)
6. Output High Impedance 100V Line Amplifier B di masukkan ke Input Amplifier C pada Digital
Switch Selector B
7. Output High Impedance 100V Line Amplifier C di masukkan ke Input Amplifier D pada Digital
Switch Selector B
8. Output saluran 1- 32 dari DSS A dihubungkan ke speaker kelas / ruang (indoor)
9. Output saluran 33 – 48 dari DSS B dihubungkan ke speaker kelas / ruang (indoor)
10. Output saluran 49 – 64 dari DSS B dihubungkan ke speaker outdoor
11. Output High Impedance 100V Line Amplifier C (sambung dengan Input Amplifier D pada
Digital Switch Selector B), di-saklar salah satu kabelnya dan dihubungkan dengan speaker
yang terpasang di ruang sentral sebagai speaker monitor
Perancangan Sound Sentral Sekolah

Perancangan sound sentral sekolah secara keseluruhan adalah hal pertama yang harus
dilakukan sebelum memulai kegiatan pemasangan instalasi apapun. Dan perancangan sound
sentral sekolah meliputi dua bagian, yaitu perancangan bagian sentral dan perancangan
bagian kelas / ruang.

Tetapi sebelum anda membaca lebih jauh tentang perancangan sound sentral sekolah ini,
sebaiknya anda baca terlebih dahulu tentang Instalasi Sound Sentral Sekolah bagian 1 dan
bagian 2 karena pengetahuan dan pemahaman tentang instalasi sound sentral sekolah akan
sangat membantu anda dalam membuat perancangan atau perencanaan sound sentral sekolah.

Jika sudah silahkan lanjut…

Prinsip perancangan adalah bagaimana membuat jalur instalasi dari seluruh kelas / ruang
menuju ke titik sentral. Rencanakan jalur yang paling mudah tanpa meninggalkan unsur
keamanan, kerapian, dan estetika berkaitan dengan kondisi dan lingkungan.

Berikut adalah gambar denah sekolah yang akan kita gunakan sebagai contoh untuk
perancangan sound sentral sekolah. Ini adalah denah sekolah secara umum, yang biasanya
terdiri dari beberapa lokal bangunan yang pada setiap bangunannya memiliki beberapa ruang
atau kelas.

Dari wawancara dengan pihak sekolah dan pengamatan lingkungan, informasi awal yang
didapatkan adalah :
 Jumlah kelas / ruang yang akan dipasang speaker = 20 titik
 Sentral direncanakan di R.TU
 Perangkat sentral = Standar
 Rencana pengembangan kelas / ruang = Ada
 Dari denah sekolah, dapat kita tentukan model instalasi yang ideal adalah model instalasi
bertingkat.
 Instalasi dapat dilakukan melewati plafon kelas / ruang
 Instalasi antar lokal menggunakan instalasi udara (bentang).

Setelah melakukan survei dan pengamatan lebih jauh terhadap lingkungan sekolah maka
dapat dirancang jalur antar lokal sampai menuju sentral sekaligus menentukan titik – titik
penempatan terminal box (TM) sebagai berikut :

 TM1 akan menampung kabel instalasi dari Lab IPA ~ 9C.


 TM2 akan menampung kabel instalasi dari 7A ~ 7D dan Hot TM1.
 TM3 akan menampung kabel instalasi dari 8A ~ 8C.
 TM4 akan menampung kabel instalasi dari 8D ~ 7E, Hot TM2, dan Hot TM3
 TM5 akan menampung kabel instalasi dari 9A ~ 9B dan Hot TM4
 TM6 akan menampung kabel instalasi dari Perpust dan Hot TM5.
 TM7 akan menampung kabel instalasi dari R.Ket dan R.Guru.
 TM8 akan menampung kabel instalasi dari R.Komp dan Hot TM7
 TM9 akan menampung kabel instalasi dari Hot TM6 dan Hot TM8
 TM10 adalah Terminal Box Sentral

Karena ada rencana pengembangan kelas, maka sistem sound sentral dipersiapkan sekalian
dengan membuat terminal standby yaitu 8 titik speaker, sehingga speaker selector akan dibuat
untuk 28 saluran.

Terminal standby adalah kabel saluran dari sentral yang dihentikan pada terminal box
tertentu. Dengan demikian jika nanti ada penambahan titik speaker, kabel instalasi tidak perlu
ditarik sampai sentral tapi cukup sampai titik terminal standby saja.

Dengan melihat potensi daerah pengembangan lokal sekolah, ditentukan penempatan 8 titik
terminal standby yaitu :

 Di TM1 = 2 terminal
 Di TM3 = 3 terminal
 Di TM6 = 3 terminal

Merancang kebutuhan terminal box (TM) :

Dari data diatas dapat kita ketahui kebutuhan terminal box khususnya dalam hal jumlah
terminal blok yang harus dipersiapkan. 1 strip terminal blok (TB) isinya 12 jalur dan berapa
banyak terminal blok yang dibutuhkan berkaitan dengan panjang dari box itu sendiri.
Ukuran terminal box yang saya gunakan lebarnya 15cm, tinggi 7cm, dan panjang sesuai
kebutuhan. Lubangi / bor bagian atas untuk memasukkan kabel instalasi. Tidak harus satu
lubang, tapi bisa dilubangi sesuai kebutuhan baik besar lubang maupun jumlahnya. Nantinya,
setelah selesai instalasi, tutup terminal box dengan plat alumunium 1mm.

 TM1 total ada 6 HOT dan 1 COM = 1 strip TB


 TM2 total ada 10 HOT dan 1 COM = 1 strip TB
 TM3 total ada 6 HOT dan 1 COM = 1 strip TB
 TM4 total ada 19 HOT dan 1 COM = 2 strip TB
 TM5 total ada 21 HOT dan 1 COM = 2 strip TB
 TM6 total ada 25 HOT dan 1 COM = 3 strip TB
 TM7 total ada 2 HOT dan 1 COM = 1 strip TB
 TM8 total ada 3 HOT dan 1 COM = 1 strip TB
 TM9 total ada 28 HOT dan 1 COM = 3 strip TB
 TM10 total ada 28 HOT dan 1 COM = 3 strip TB

Total kebutuhan terminal box = 10 buah

Untuk titik Speaker Monitor nanti bisa dimasukkan ke TM9 atau TM10 sesuai kondisi.

Pemahaman lebih jelas tentang detail perancangan ini nanti dapat anda baca dalam posting
Contoh Instalasi Dan Dokumentasi Kabel Sound Sentral Sekolah.
Merancang kebutuhan speaker :

 2 Unit Speaker Box TOA ZS062 x 20 Kelas / Ruang = 40 Unit


 2 Unit Speaker Box TOA ZS062 untuk Monitor Sentral

Total kebutuhan speaker = 42 Unit

Merancang kebutuhan amplifier :

 42 Unit TOA ZS062 pada set daya 1,5W = 63 Watt


 16 Unit speaker pengembangan x 1,5W = 24 Watt
 Total daya speaker = 87 Watt

Dirancang menggunakan Amplifier TOA ZA1121 (120W)

Merancang kebutuhan perangkat sentral lainnya :

 Speaker Selector DSS 28 saluran


 Player DVD + USB
 Mikropon TOA ZM430 + Stand Mic Meja
 Meja dan Rak Sound Sentral
 Kabel instalasi audio sentral
 Panel kelistrikan sentral
 Saklar Speaker Monitor

Merancang kebutuhan kabel instalasi :

 Dari Lab IPA ~ 9C ke TM1 = kabel telepon isi 2


 Dari 7A ~ 7D ke TM2 = kabel telepon isi 2
 Dari 8A ~ 8C ke TM3 = kabel telepon isi 2
 Dari 8D ~ 7E ke TM4 = kabel telepon isi 2
 Dari 9A ~ 9B ke TM5 = kabel telepon isi 2
 Dari Perpust ke TM6 = kabel telepon isi 2
 Dari R.Ket ~ R.Guru ke TM7 = kabel telepon isi 2
 Dari R.Komp ke TM8 = kabel telepon isi 2
 Dari TM1 ke TM2 = kabel telepon isi 6
 Dari TM2 ke TM4 = kabel telepon isi 10
 Dari TM3 ke TM4 = kabel telepon isi 6
 Dari TM4 ke TM5 = kabel telepon isi 15 dan 6
 Dari TM5 ke TM6 = kabel telepon isi 15 dan 6
 Dari TM7 ke TM8 = kabel telepon isi 2
 Dari TM8 ke TM9 = kabel telepon isi 3
 Dari TM6 ke TM9 = kabel telepon isi 15 dan 10
 Dari TM9 ke TM10 = kabel telepon isi 15 dan 15
 Kabel COM = Kabel listrik NYA 1,5mm

Dari data di atas dapat diketahui kabel yang dibutuhkan adalah kabel telepon isi 2, 3, 6, 10,
dan 15, serta kabel NYA 1,5mm. Untuk kabel telepon isi 3, karena kebutuhannya hanya
sedikit mungkin bisa menggunakan kabel isi 6.

Perkiraan kebutuhan kabel (@100m / rol) :

 Kabel telepon isi 2 = 7 Rol


 Kabel telepon isi 6 = 2 Rol
 Kabel telepon isi 10 = 1 Rol
 Kabel telepon isi 15 = 2 Rol
 Kabel NYA 1,5mm = 2 Rol

Merancang kebutuhan bahan instalasi :

Dari denah dan pengamatan diketahui ada 8 instalasi udara (kabel bentang)

 Tracker kecil = 16 buah


 Kawat bentang besar = 1 Rol
 Pralon = sekitar 50 meter
 Protektor kabel Indoor = 3 meter
 Klem kabel, fisher, sekrup, paku = menyesuaikan

Setelah melakukan perancangan, perencanaan, dan perhitungan kebutuhan sound sentral


sekolah seperti di atas, maka kita baru bisa membuat RAB (Rencana Anggaran Belanja /
Rencana Alokasi Biaya).

RAB sendiri dibagi menjadi dua bagian. Saya biasa menamakannya Perangkat Sentral dan
Paket Kelas / Ruang.

Untuk Perangkat Sentral, RAB-nya dapat dirinci karena perangkat dan bahan yang
dibutuhkan dapat dihitung dengan pasti. Contoh seperti gambar di bawah ini.

Sedangkan untuk Kelas / Ruang tentu kita tidak bisa merinci kebutuhan setiap titiknya, maka
untuk Kelas / Ruang dengan mempertimbangkan data survei dan pengamatan serta
harga bahan digunakan sistem Paket Kelas / Ruang seperti gambar di bawah ini.
Perhitungannya adalah total perkiraan biaya belanja bahan yang dibutuhkan, ditambah biaya
lain – lain kemudian dibagi jumlah kelas / ruang. Misalnya Rp.800 ribu / Ruang.
Jadi perhitungan biaya sound sentral sekolah adalah Total A + (Total B x Ruang)

Contoh Instalasi Dan Dokumentasi Kabel Sound Sentral Sekolah

Gambar di bawah adalah denah sekolah yang saya gunakan dalam posting tentang
Perancangan Sound Sentral Sekolah. Silahkan dibaca dahulu jika anda belum membacanya
agar lebih mudah memahami penjelasan disini. Dalam contoh instalasi dan dokumentasi
kabel sound sentral sekolah ini fokusnya adalah pada detail informasi tentang kabel instalasi
sekaligus cara mendokumentasikannya.

Dokumentasi kabel sangat penting dan berguna pada saat terjadi kerusakan saluran atau ada
penambahan titik speaker baru akibat dari pengembangan kelas atau lokal sekolah. Dengan
membawa data dokumentasi kabel, anda dapat langsung menuju ke titik – titik pemeriksaan
pada terminal box tanpa harus melakukan penelusuran dari sentral.

Saran : Karena penjelasan disini menggunakan gambar denah sekolah di bawah ini sebagai
acuan, sebaiknya anda cetak (print) terlebih dahulu denah sehingga anda tidak perlu scrol
halaman naik / turun terus.
Keterangan

TM = Terminal Box

TM9 = Terminal Box (Kolektor) – Diletakkan di atas plafon R. Sentral

TM10 = Terminal Box (Sentral) – Diletakkan di dalam R. Sentral

Terminal Box Sub Group / Group

TM1 akan menampung kabel instalasi dari Lab IPA ~ 9C.

TM2 akan menampung kabel instalasi dari 7A ~ 7D dan TM1.

TM3 akan menampung kabel instalasi dari 8A ~ 8C.

TM4 akan menampung kabel instalasi dari 8D ~ 7E, TM2, dan TM3

TM5 akan menampung kabel instalasi dari 9A ~ 9B dan TM4

TM6 akan menampung kabel instalasi dari Perpust dan TM5.

TM7 akan menampung kabel instalasi dari R.Ket dan R.Guru.

TM8 akan menampung kabel instalasi dari R.Komp dan TM7

TM9 adalah Terminal Box kolektor dari seluruh Sub Group / Group
TM10 adalah Terminal Box Sentral

Instalasi Kelas / Ruang – Sub Group

Instalasi dari speaker masing-masing ruang atau kelas menuju ke Terminal Box
menggunakan kabel telepon isi 2. Tentukan warna kabel untuk HOT dan COM. Warna
standar untuk sistem high impedance adalah Hitam untuk HOT dan Putih untuk COM.

Tapi jika mindset anda warna Hitam adalah COM dan Putih adalah HOT, itu tidak masalah
selama anda konsisten. Kabel instalasi terbalik memang tidak akan menimbulkan kerusakan
tapi akan berpengaruh terhadap kualitas suara pada titik speaker yang posisi kabelnya
terbalik.

Di Terminal Box, kabel COM dari masing-masing ruang atau kelas disatukan menjadi satu
titik terminal kabel, sedangkan kabel HOT masing-masing ruang atau kelas diletakkan pada
terminal kabel sendiri-sendiri. Tes sambungan menggunakan Multimeter.

Instalasi TM1 – TM2

Di TM1, disediakan 2 jalur standby untuk cadangan, sehingga untuk menghubungkan TM1
ke TM2 dibutuhkan kabel telepon isi 6 untuk HOT dan kabel listrik NYA 1,5 mm untuk
COM. Kabel instalasi dilewatkan atas plafon lokal 7A~7D, dan dari lokal Lab IPA~9C ke
lokal 7A~7D menggunakan instalasi udara.

Data kabel instalasi TM1 – TM2 (Kabel 6 pin + NYA) di box TM1

Instalasi TM2 – TM4

Di TM2, terdapat 10 jalur HOT (6 dari TM1 dan 4 dari lokal 7A~7D) dan 1 jalur COM,
sehingga dibutuhkan kabel telepon isi 10 untuk HOT dan kabel listrik NYA 1,5 mm untuk
COM. Kabel instalasi dilewatkan atas plafon lokal 8D~7E, dan dari lokal 7A~7D ke lokal
8A~7E kabel dimasukkan ke dalam protektor pralon kemudian dilewatkan melalui bangunan
kantin sekolah.

Data kabel instalasi TM2 – TM4 (Kabel 10 pin + NYA) di box TM2
Instalasi TM3 – TM4

Di TM3, disediakan 3 jalur standby untuk cadangan, sehingga untuk menghubungkan TM3
ke TM4 dibutuhkan kabel telepon isi 6 untuk HOT dan kabel listrik NYA 1,5 mm untuk
COM. Kabel instalasi dilewatkan atas plafon lokal 8D~7E, dan dari lokal 8A~8C ke lokal
8D~7E menggunakan instalasi udara.

Data kabel instalasi TM3 – TM4 (Kabel 6 pin + NYA) di box TM3

Instalasi TM4 – TM5

Di TM4, terdapat 19 jalur HOT (10 dari TM2, 6 dari TM3 dan 3 dari lokal 8D~7E) dan 1
jalur COM, sehingga dibutuhkan kabel telepon isi 15 dan isi 4 untuk HOT dan kabel listrik
NYA 1,5 mm untuk COM. Kabel instalasi dilewatkan atas plafon lokal 9A~9B, dan dari
lokal 8D~7E ke lokal 9A~9B menggunakan instalasi udara.

Data kabel instalasi TM4 – TM5 (Kabel 15 pin + NYA) di box TM4
Data kabel instalasi TM4 – TM5 (Kabel 4 pin) di box TM4

Instalasi TM5 – TM6

Di TM5, terdapat 21 jalur HOT (19 dari TM4 dan 2 dari lokal 9A~9B) dan 1 jalur COM,
sehingga dibutuhkan kabel telepon isi 15 dan isi 6 untuk HOT dan kabel listrik NYA 1,5 mm
untuk COM. Kabel instalasi dilewatkan atas plafon Perpust, dan dari lokal 9A~9B ke Perpust
menggunakan instalasi udara.

Data kabel instalasi TM5 – TM6 (Kabel 15 pin + NYA) di box TM5
Data kabel instalasi TM5 – TM6 (Kabel 6 pin) di box TM5

Instalasi TM7 – TM8

Di TM7, terdapat 2 jalur HOT (1 dari R.Ket dan 1 dari R.Guru) dan 1 jalur COM, sehingga
dibutuhkan kabel telepon isi 2 untuk HOT dan kabel listrik NYA 1,5 mm untuk COM. Kabel
instalasi dimasukkan ke dalam protektor pralon kemudian dilewatkan melalui bangunan
selasar sekolah.

Data kabel instalasi TM7 – TM8 (Kabel 2 pin + NYA) di box TM7

Instalasi TM8 – TM9

Di TM8, terdapat 3 jalur HOT (2 dari TM7 dan 1 dari R.Komp) dan 1 jalur COM, sehingga
dibutuhkan kabel telepon isi 3 untuk HOT dan kabel listrik NYA 1,5 mm untuk COM. Kabel
instalasi dilewatkan atas plafon R.Komp.

Data kabel instalasi TM8 – TM9 (Kabel 3 pin + NYA) di box TM8
Instalasi TM6 – TM9

Di TM6, disediakan 3 jalur standby untuk cadangan sehingga terdapat 25 jalur HOT (21 dari
TM5, 1 dari Perpust, dan 3 standby) dan 1 jalur COM, sehingga dibutuhkan kabel telepon isi
15 dan isi 10 untuk HOT dan kabel listrik NYA 1,5 mm untuk COM. Kabel instalasi
dilewatkan atas plafon R.Komp, dan dari Perpust ke R.Kom menggunakan instalasi udara.

Data kabel instalasi TM6 – TM9 (Kabel 15 pin + NYA) di box TM6

Data kabel instalasi TM6 – TM9 (Kabel 10 pin) di box TM6

Instalasi TM9 – TM10


Di TM9, 20 jalur HOT speaker dari ruang atau kelas dan 8 jalur standby serta 1 jalur COM
sudah terkumpul, sehingga dibutuhkan kabel telepon isi 15 sebanyak 2 buah untuk HOT dan
kabel listrik NYA 1,5 mm untuk COM. Kabel ini diturunkan ke Terminal Box Sentral +
Attenuator.

Data kabel instalasi TM9 – TM10 (Kabel 15 pin + NYA) di box TM9

Data kabel instalasi TM9 – TM10 (Kabel 15 pin) di box TM9

Dengan dokumentasi data kabel ini, maka anda dapat mengatur atau menempatkan sebuah
kelas / ruang pada posisi saluran yang anda kehendaki dengan mudah. Merubah atau
menggeser posisi saluran juga tidak perlu penelusuran kabel instalasi. Cukup buka data
dokumentasi kabel… Beres!

Selanjutnya buatlah Daftar Nomor Saluran dan dilaminating sebagai pedoman pemakaian.
Membuat Sendiri Speaker Box Untuk Sound Sentral Sekolah

Membuat sendiri speaker box untuk sound sentral sekolah adalah salah satu upaya dalam
menekan anggaran dikarenakan dana yang dibutuhkan untuk speaker sound sentral ini
memang sangat besar. Dalam kesempatan kali ini saya akan memberitahukan bagaimana
menghemat biaya pengadaan speaker box untuk sound sentral sekolah sampai 30% bahkan
lebih tanpa sedikitpun mengorbankan kualitas suara, yaitu dengan cara membuat sendiri atau
lebih tepatnya assembling sendiri.

Trik ini sebenarnya tergolong “rahasia perusahaan”, dan bisa ada trik ini karena sewaktu saya
masih melayani pekerjaan instalasi sound sentral seringkali menghadapi sekolah yang tidak
memiliki cukup dana tapi berharap dapat memiliki sistem sound sentral. Jadi jangan khawatir,
ini bukan wacana atau ide tanpa bukti tapi sudah sering saya terapkan dan saya jamin 100%
kualitas suaranya tidak berbeda dengan speaker box “built up”nya.

Dan trik ini hanya saya sarankan untuk sekolah yang mungkin dananya terbatas atau yang
ingin memasang sendiri instalasi sound sentralnya. Jadi fokusnya adalah pada kualitas
suaranya, bukan tampilan speakernya.

OK, ini adalah Speaker Box TOA ZS-062 yang biasa dipakai sebagai speaker kelas. Harga
pricelist-nya tahun 2018 adalah Rp.194.000,- / unit.

Dengan harga Rp.194.000,- / unit, pengadaan Speaker Box TOA ZS-062 untuk sistem sound
sentral sekolah tentunya akan menyerap dana yang cukup besar. Bayangkan, untuk
pemasangan total 20 ruang dan setiap ruang dipasang 2 unit speaker box, maka dibutuhkan
40 unit speaker box dengan total dana yang diperlukan Rp.7.760.000,-. Ini baru untuk
speakernya saja, belum kabel instalasi dan perangkat yang lain yang detailnya sangat banyak.

Kunci dari trik ini adalah “pengetahuan”. Ya, perlu anda ketahui bahwa speaker + trafo
matching impedance yang terpasang pada Speaker Box TOA ZS-062 sebenarnya adalah
speaker + trafo matching impedance yang sama dengan yang digunakan pada ceiling speaker
ZS-645R dan ZS-646R.

Beda antara speaker ceiling ZS-645R dan ZS-646R hanyalah pada tutup grill-nya. ZS-645R
grill polos dan ZS-646R grill + ram. Harga pricelist-nya tahun 2018 adalah ZS-645R
(Rp.129.000,-), ZS-646R (Rp.134.000,-).
Dengan menggunakan ceiling speaker dan membuat sendiri atau memesan box speaker
dengan bentuk dan ukuran yang sama persis dengan bentuk dan ukuran Speaker Box ZS-062
maka anda akan menghemat anggaran speaker sampai dengan 30% bahkan lebih.

 Beli 1 unit Speaker Box ZS-062. Tujuan pembelian ini adalah untuk mencontoh bentuk dan
ukuran box sekaligus sebagai pembanding suara dengan speaker box hasil assembling.
 Beli Ceiling Speaker ZS-645R sebanyak yang dibutuhkan. Beli 1 unit saja jika ingin uji coba
terlebih dahulu.
 Buat atau pesan box speaker dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan bentuk dan
ukuran Speaker Box ZS-062.

 Lepas speaker + trafo matching impedance dari grill ceiling speaker dan pindahkan ke box
speaker assembling. Speaker dipasang di dalam box dan dimasukkan melalui tutup belakang
yang dapat dibuka (disekrup).
 Test kualitas suara Speaker Box Assembling bersamaan dengan Speaker Box ZS-062
(diparalel) menggunakan Amplifier TOA pada output 100V. Input bebas. Bandingkan!
Catatan penting :

 Jangan sekali – sekali mengganti speaker dengan speaker sejenis yang mirip dan banyak
dipasaran. Speaker TOA memiliki kualitas dan spesifikasi yang berbeda dengan speaker
pasaran.
 Penurunan anggaran adalah tergantung pada perhitungan biaya pengadaan box speaker.
Membuat sendiri dengan papan kayu sengon, multiplek atau papan kayu partikel 9mm,
finishing cat, penutup depan menggunakan grill ceiling speaker dan penutup belakang
menggunakan papan triplek 3mm akan jauh lebih murah jika dibanding dengan memesan
pada pembuat box speaker (di Semarang harga berkisar 20 ~ 30 ribu / unit dengan finishing
profesional, tutup depan kain salon).

Membuat Speaker Selector Menggunakan Saklar Manual

Banyak sekolah, mungkin karena dananya terbatas atau mungkin karena instalaturnya tidak
tahu tentang perangkat Digital Switch Selector, membuat speaker selector sound sentral
sekolah menggunakan saklar manual. Dan operator akan menghidupkan maupun mematikan
saluran speaker kelas secara satu persatu melalui saklar yang tersedia.
Kalau cuma 10 atau 20 saluran mungkin tidak terlalu masalah, tapi kalau sudah diatas 20
saluran tentu cukup merepotkan. Ada yang diberi lampu indikator tiap saluran sehingga
saluran yang aktif dan yang tidak aktif dapat diketahui dengan mudah, ada juga yang tidak
diberi lampu indikator sehingga untuk mengetahui aktif dan tidaknya harus melihat posisi
saklar.

Dari sisi manfaat, ada yang dapat berfungsi sebagai speaker selector dengan baik, banyak
juga yang suaranya bocor, yaitu speaker yang tidak diaktifkan ikut berbunyi meskipun pelan.

Tapi satu hal yang pasti adalah penampilannya kurang profesional (untuk ukuran proyek
pengadaan tentunya), terlihat murahan dan tidak mencerminkan bahwa sound sentral sekolah
dibiayai dengan dana cukup besar.

Saran terbaik dari saya tentu adalah ganti speaker selectornya dengan Digital Switch Selector.

OK, lupakan Digital Switch Selector, lupakan penampilan!… Mari kita fokus pada fungsi
utama dari speaker selector dan bagaimana menghilangkan suara bocor yang merupakan
kendala teknis utama instalasi sound sentral sekolah.

Mengapa suara bocor menjadi kendala teknis utama instalasi sound sentral sekolah?…

Silahkan baca pengetahuan tentang sound sentral sekolah yang benar, disana anda akan
mengetahui tentang sistem impedansi tinggi (high impedance 100V Line), yaitu sistem yang
mengubah (konversi) signal suara menjadi tegangan 100V sebelum disalurkan ke speaker.

Salah satu keuntungan dari sistem 100V Line adalah mampu menghilangkan kerugian daya
akibat panjang kabel, sedangkan kelemahannya adalah karena yang ada di kabel saluran
merupakan tegangan, maka interferensi (induksi) antar saluran menjadi besar. Dan jika tidak
diatasi dengan baik maka yang terjadi adalah suara bocor seperti yang saya terangkan di atas.

Apa prinsip dasar Speaker Selector?…

Speaker selector pada dasarnya adalah SAKLAR yang berfungsi menyambungkan atau
memutuskan penyaluran suara dari amplifier ke speaker.
Kalau saklar dalam Digital Switch Selector menggunakan saklar elektronik (relay) yang
dikendalikan oleh rangkaian digital, maka di sini kita akan membuat speaker selector sound
sentral sekolah menggunakan saklar manual. Bukan merakit, tapi saya hanya akan
memberikan dasar teknis dan rancangannya saja, untuk perakitan di box saya
serahkan sepenuhnya pada kreatifitas anda sendiri – sendiri.

Gambar di bawah ini adalah rangkaian instalasi dasarnya.

Semua kabel COM dari speaker digabung menjadi satu dan dihubungkan ke titik COM pada
amplifier, sedangkan kabel HOT setiap speaker diberi saklar SPST (Single Pole Single
Throw) atau saklar ON/OFF untuk menyambungkan atau memutuskan hubungan dengan titik
HOT amplifier.

Jika anda membuat speaker selector dengan mengacu pada rangkaian dasar di atas, sudah
pasti suaranya akan bocor.

Bagaimana mengatasi suara bocor?…

Untuk mengatasi suara bocor, cara yang paling tepat adalah dengan menghubungkan kabel
HOT speaker pada COM amplifier pada saat speaker tidak diaktifkan (di-muting). Dan agar
dapat menjalankan cara itu maka diperlukan saklar SPDT (Single Pole Double Throw)
dengan prinsip dasar instalasi seperti di bawah ini.

Dan aplikasi rangkaian instalasinya seperti di bawah ini :


 Semua kabel COM dari speaker digabung menjadi satu dan dihubungkan ke titik COM pada
amplifier.
 Kabel HOT setiap speaker dihubungkan ke posisi pole dari saklar SPDT.
 Posisi throw 1 (ON) dari saklar SPDT digabung jadi satu dan dihubungkan ke titik HOT pada
amplifier.
 Posisi throw 2 (OFF) dari saklar SPDT digabung jadi satu dan dihubungkan ke titik COM pada
amplifier.

Dengan demikian, misalnya pada saat speaker 1 aktif (ON) maka kabel HOT speaker 1
terhubung ke HOT amplifier dan suara dapat tersambung, sedangkan kabel HOT pada
speaker yang lain tetap terhubung ke COM amplifier sehingga suara di-muting dan tidak
terpengaruh dengan induksi yang berasal dari kabel HOT speaker 1 (tidak bocor).

Selanjutnya bagaimana cara memberi indikator lampu LED pada setiap saluran?…

Prinsip instalasinya sama dengan rangkaian speaker selector menggunakan saklar SPST di
atas, hanya indikator lampu LED membutuhkan tegangan DC 1,5V agar dapat menyala.

Buatlah power suply DC12V dan beri Resistor 1 K Ohm dipasang seri pada salah satu kaki
LED pada setiap saluran.
Semua kaki negatif LED (kalau lampu LED baru, kaki negatif adalah yang kawat kakinya
pendek) digabung menjadi satu dan dihubungkan ke titik negatif power suply, sedangkan
kaki positif (kawat kakinya panjang) diberi saklar SPST (Single Pole Single Throw) atau
saklar ON/OFF untuk menyambungkan atau memutuskan hubungan dengan tegangan positif
power suply.

Sekarang bagaimana cara agar lampu LED dapat bekerja serentak dengan saklar speaker
selector?… Jadi pada saat posisi saklar saluran speaker diaktifkan maka lampu LED indikator
juga ikut menyala, begitu juga sebaliknya.

Caranya adalah dengan menggunakan saklar DPDT (Double Pole Double Throw). Satu pole
digunakan untuk saklar saluran speaker dan satu pole digunakan untuk saklar lampu LED.

Rangkaiannya speaker selector menjadi seperti di bawah ini :

Dalam penggunaannya, dua pole dalam saklar DPDT akan bekerja secara sinkron. Pada
gambar di atas, jalur saluran speaker adalah yang berwarna hitam sedangkan jalur lampu
yang berwarna merah.
Karena beban daya langsung ditimpakan seluruhnya ke saklar DPDT, jika anda ingin
mempraktekkan sebaiknya gunakan saklar yang bagus (heavy duty) agar tidak cepat rusak.
Kira – kira yang modelnya seperti gambar di bawah ini, tapi yang kakinya 6. Untuk power
suply lampu LED anda bisa membuat adaptor yang sederhana saja.

Ayo yang suara sound sentral sekolahnya masih bocor… Sudah tahu permasalahannya
kan?…

PRODUSEN ALAT

INFORMASI KONTAK

BUDI SUBYAKTO ST

Jl. Subali Raya No.84 Semarang

Jawa Tengah – Indonesia

Telp. (024) 7621946

Hp. 081325619530
Email : budisubyakto@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai