PERNIKAHAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“FIQIH”
Dosen pengampu:
Mukhammad Zainul Muttaqin, M.H.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pernikahan ?
2. Bagaimana hukum pernikahan ?
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pernikahan
Pernikahan merupakan sunnatullah yang berlaku pada semua makhluknya
baik manusia,hewan, maupun tumbuhan yang merupakan fitrah dan
kebutuhan makhluk demi kelangsungan hidupnya. Sebagaimana telah
tercantum dalam firman Allah:
ََْو ِمنْْ ُك ِلْشَيءْ َخلَقنَاْزَ و َجي ِنْلَعَلَّ ُْكمْتَذَْ َّك ُرون
ْArtinya:”Dan segala segala sesuatu yang kami ciptakan berpasang-pasangan
supaya kamu mengingat kebesaran Allah”. (QS. Adz- dzariyat: 49)
ْْْومِ ن
َ ضُ سْب َحنَْْاَلَّ ِذْْْ َخلَقَرْاَألز َو َجْْ ُكلَّ َهْامِ َّماْْتُنبِتُْْاَألَر
ُ
2. Hukum Pernikahan.
Pada dasarnya hukum nikah adalah mubah. Jika dilihat dari situasi dan
kondisi dan niat seseorang yang akan menikah, maka hukum nikah dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Wajib
Yaitu bagi seseorang yang sudah mampu dan sudah memenuhi syarat, serta
khawatir akan terjerumus melakukan perbuatan dosa besar jika tidak
segera menikah.
b. Sunnah
Yaitu bagi seseorang yang sudah mampu untuk berumah tangga, mempunyai
keinginan (niat) nikah dan apabila tidak melaksanakan nikah masih
mampu menahan dirinya dari perbuatan dosa besar (zina).
c. Mubah
Bagi seseorang yang telah mempunyai keinginan menikah, tetapi belum
mampu mendirikan rumah tangga atau belum mempunyai keinginan
menikah, tetapi sudah mampu mendirikan rumah tangga.
d. Makruh
Bagi seseorang yang belum mampu atau belum mempunyai bekal mendirikan
rumah tangga.
e. Haram
Bagi sesorang yang bermaksud tidak akan menjalankan
kewajibannya sebagai suami atau istri yang baik.
3. Rukun Dan Syarat Pernikahan
a. Adanya calon suami
Syarat-syarat calon suami :
1. Beragama Islam
2. Laki-laki
3. Tidak karena terpaksa
4. Bukan muhrim dengan calon istri
5. Tidak sedang ihram haji atau umrah
b. Adanya calon istri
Syarat-syarat calon istri :
1. Beragama Islam
2. Perempuan sejati
3. Bukan muhrim dengan calon suami
4. Tidak sedang bersuami atau sedang menjalani masa iddah
5. Tidak sedang ihram haji atau umrah
Adapun kriteria wanita yang tidak boleh dinikahi :
- Wanita non muslim.
- Wanita pezina dan lacur.
- Istri orang lain.
- Saudara ipar/saudara wanita dari istri.
- Wanita dalam masa iddah.
- Dalam keadaan ihram.
- Wanita budak.
c. Adanya wali
Syarat-syarat untuk menjadi wali adalah :
1. Beragama Islam
2. Laki-laki
3. Sudah baligh atau dewasa
4. Berakal sehat
5. Tidak sedang haji atau umrah
6. Tidak sedang dicabut hak perwaliannya
7. Tidak dipaksa dan tidak fasiq. Adapun orang-orang yang
berhak menjadi wali dalam pernikahan secara berurutan
sebagai berikut :
a. Ayah kandung
b. Kakek dari pihak ayah
c. Saudara laki-laki sekandung
d. Saudara laki-laki seayah
e. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
f. Anak laki-laki saudara laki-laki seayah
g. Paman dari pihak ayah
h. Anak laki-laki paman dari pihak ayah
i. Hakim. Yaitu jika wali dari nomor 1-8 tidak ada semua
atau ada tetapi berhalangan hadir atau ada tetapi
menyerahkan kepada hakim.
d. Adanya dua orang saksi.
Syarat-syarat menjadi saksi dalam pernikahan adalah :
1. Beragama Islam
2. Laki-laki
3. Minimal 2 orang
4. Berakal sehat
5. Merdeka
6. Dapat mendengar, melihat, berbicara
7. Orang yang adil
e. Adanya ijab dan qabul
Syarat-syarat ijab dan qabul adalah :
1. Dengan kata-kata tertentu dan tegas, yaitu kata nikah, tajwid
atau terjemahnya
2. Diucapkan oeh wali atau yang mewakili dan dijawab oleh
mempelai laki-laki
3. Antara kata ijab dan qabul harus langsung (muwalah) tidak
ada batas waktu
4. Tidak dengan kata sindiran atau tulisan yang tidak dapat
terbaca
5. Lafal ijab dan qabul harus dapat didengar, baik oleh yang
bersangkutan, wali maupun saksi
6. Lafal ijab dan qabul harus sesuai