Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam berbagai macam kitab yang menjelaskan tentang fiqih selalu saja
bab thaharah berada pada bab yang paling awal atau paling utama. Hal itu terjadi
dikarenakan thaharah adalah bagian yang paling penting dipelajari. Melaksanakan
shalat tanpa thaharah maka tentu saja shalat yang dikerjakan tidak sah. Dalam
artian jika ada seseorang yang mengerjakan shalat tanpa bersesuci terlebih dahulu
maka shalat yang ia kerjakan itu sia-sia. karena pada dasarnya islam memang
mewajibkan setiap orang yang ingin melaksanakan shlat itu harus suci.
Mungkin masih banyak dikalangan orang awam yang tidak tahu persis
tentang pentingnya thaharah. Namun tidak bisa dipungkiri juga bahwasanya juga
ada orang yang tahu akan thaharah namun mengabaikannya. maka dari pada itu
penulis akan mencoba sedikit menjelaskan apa-apa yang penulis ketahui tentang
thaharah dari berbagai sumber. Mudah-mudahan saja melalui makalah ini umat
islam sadar akan pentingnya thaharah dan tidak mengabaikannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan thaharah?
2. Ada berapa macam macam thaharah?
3. Ada berapa pembagian air?
4. Apa keutamaan mempelajari thaharah?
5. Apa hal yang dilarang orang yang berhadast?

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Thaharah

Thaharah jika ditinjau menurut bahasa mempunyai arti bersuci. Dan jika
menurut syara’ artinya ialah membersihkan diri, tempat, pakaian, dan benda-
benda lain dari najis serta hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat
islam1. Sebenarnya Thaharah atau bersuci adalah syarat yang harus dipenuhi
sebelum kita melakukan ibadah. Itulah mengapa bersuci menjadi permasalahan
yang sangat penting di dalam ajaran islam. Dan tata cara yang bersuci yang telah
diajarkan di dalam Islam dan dicontohkan oleh Rasulullah dimaksudkan agar kita
sebelum beribadah kepada Allah, kondisi kita bersih baik dari hadast besar dan
hadast kecil.

A. Dasar Hukum Thaharah


Thaharah ini menempati kedudukan yang sangat penting dalam
melakukan ibadah. Bahkan di beberapa kitab hadist, bab Thaharah
menempati bab pertama. Atau paling tidak pada bab kedua dan ketiga.

Thaharah hukumnya wajib berdasarkan Alquran dan As-Sunnah.


Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 6 yang artinya :

‫س ُحوا‬ ِ ‫ص ََل ِة فَا ْغ ِسلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِد َي ُك ْم ِإ َلى ْال َم َرا ِف‬
َ ‫ق َوا ْم‬ َّ ‫قُ ْمت ُ ْم ِإلَى ال‬ ‫َيا أ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإذَا‬
‫سفَ ٍر أَ ْو‬ َ ‫ض ٰى أَ ْو‬
َ ‫علَ ٰى‬ َ ‫ط َّه ُروا ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر‬ َّ ‫ْال َك ْعبَي ِْن ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا فَا‬ ‫بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم إِلَى‬
‫س ُحوا‬ َ ‫طيِبًا فَا ْم‬ َ ‫ص ِعيدًا‬ َ ‫سا َء فَلَ ْم ت َِجد ُوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا‬ َ ِ‫َجا َء أ َ َحد ٌ ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَائِ ِط أ َ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن‬
ُ‫ط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم ِن ْع َمتَه‬ َ ُ‫َّللاُ ِليَجْ عَ َل َعلَ ْي ُك ْم ِم ْن َح َرجٍ َو ٰلَ ِك ْن ي ُِريدُ ِلي‬
َّ ُ ‫بِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ْيدِي ُك ْم ِم ْنهُ ۚ َما ي ُِريد‬
َ‫َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak


mengerjakan salat, maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian

1 H. Moch. Anwar, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib (Bandung: PT Alma’arif, 1987) hlm 9.

2
sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian, dan (basuh) kaki
kalian sampai dengan kedua mata kaki.”

Dan juga di dalam Surat Al-Baqarah ayat 222. Allah SWT juga
berfirman, Yang berbunyi :

ِ ‫َو َي ْسأَلُونَكَ َع ِن ْال َم ِح‬


َ ِ‫يض ۖ قُ ْل ه َُو أَذًى فَا ْعت َِزلُوا الن‬
‫سا َء فِي‬

ْ َ‫يض ۖ َو ََل ت َ ْق َربُوه َُّن َحت َّ ٰى ي‬


‫ط ُه ْرنَ ۖ فَإِذَا‬ ِ ‫ْال َم ِح‬

َ َ‫َّللاَ ي ُِحبُّ الت َّ َّوابِينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمت‬


َ‫ط ِه ِرين‬ َّ ‫َّللاُ ۚ إِ َّن‬ ُ ‫ط َّه ْرنَ فَأْتُوه َُّن ِم ْن َحي‬
َّ ‫ْث أ َ َم َر ُك ُم‬ َ َ‫ت‬

Sedangkan Rasululah SAW bersabda dalam hadist yang berbunyi


“kunci shalat adalah bersuci”

Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda “shalat tanpa


wudlu tidak diterima” (HR Muslim). Rasulullah SAW bersabda
"kesucian adalah sebagian dari imam” (HR Muslim)

B. Pengertian Najis dan Hadas dan Perbedaan Keduanya


Najis menurut bahasa berarti kotor , tidak bersih atau tidak suci.
Sedang Hadas yaitu keadaan diri pada seorang muslim yang
menyebabkan ia tidak suci, dan tidak sah mengerjakan sholat.
Sedangkan menurut istilah adalah kotoran yang seseorang muslim
wajib membersihkan diri dan mencuci apa apa yang terkena najis.2

Bersuci berarti membersihkan atau menghilangkan najis dan hadas,


baik dari badan, pakaian maupun tempat sampai suci menurut
hukumnya, sedangkan hadas adalah keadaan pada diri seseorang yang
di anggap bernajis , seperti haid, nifas dan lainya , sehingga
menyebabkan seseorang tidak di benarkan untuk melakukan sholat.

C. Macam-macam Najis dan Dalilnya


a. Mukhafafah (ringan)

2 Dr. Marzuki, M.Ag , Buku PAI+SMP7 Syariah-Bab4

3
Yaitu najis air kencing bayi laki laki yang belum berumur 2
tahun serta hanya mengkonsumsi air susu ibu sebagai makanan
pokok. Cara mensucikan najis ini adalah dengan cara
membasuhnya dengan air bersih yang suci.3
Air kencing dihukumi, baik berasal dari anak kecil ataupun
orang dewasa berdasarkan Hadits Nabi :

‫)رواه البخاري‬. ُ‫ب ْالقَب ِْر ِم ْنه‬ َ َ‫تَن ََّزه ُْوا ِمنَ ْالبَ ْو ِل فَإِ َّن َعا َّمة‬
ِ ‫عذَا‬

“Basuhlah air kencing kalian semua karena faktor umum siska


kubur disebabkan air kencing.” (H.R. Al-Bhukhary)

Dan juga Hadits berikut :

‫ام ِإلَى‬ َّ ‫ير لَ ْم َيأ ْ ُك ِل ال‬


َ ‫ط َع‬ ْ ‫ص ٍن أَنَّ َها أَت‬
َ ‫َت ِباب ٍْن لَ َها‬
ٍ ‫ص ِغ‬ ِ ‫َع ْن أ ُ ِم قَي ٍْس ِب ْن‬
َ ْ‫ت ِمح‬

‫ي‬
ْ ‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم ِف‬ َّ ‫س ْو ُل‬
ُ ‫سهُ َر‬ َ ‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم َفأَجْ َل‬ َّ ‫س ْو ِل‬
ُ ‫َر‬
)‫ (رواه البخاري‬.ُ‫ض َحهُ َولَ ْم يَ ْغس ِْله‬
َ َ‫ِحجْ ِر ِه فَبَا َل َعلَى ث َ ْو ِب ِه فَدَ َعا ِب َماءٍ فَن‬

“Diceritakan dari Ummu Qois bahwa ia datang menemui


Rosulullah. Dengan membawa anak kecil yang tidak
mengkonsumsi (selain susu), kemudian ia meletakkan anak kecil
tersebut di pangkuan Rosûlullah . Setelah dipangku oleh Beliau,
anak kecil tersebut kencing di baju Beliau. Kemudian Beliau
meminta diambilkan air, dan oleh Beliau air itu dipercikan ke
bajunya, tanpa membasuhnya.” (H.R. Al-Bukhary)

b. Mutawassithah (sedang)
Najis ini mencakup semua najis,selain najis mukhofafah
dan mugholadoh disebut mutawassithah karena syari’at telah
memberikan jalan tengah dalam mensucikannya,tidak terlalu
ringan atau terlalu berat.

Najis mutawassithah dibagi menjadi dua :

3 fiqihislam.id/2016/05/fiqih-najis-air (diakses pada 29 Agustus 2018)

4
 Hukmiyyah
Yaitu najis yang sudah tidak ada
bentuk,warna,aroma dan rasa. Cara mensucikan hadis ini
adalah dengan cara dibasuh dengan air bersih yang suci
 Ainiyyah
Yaitu najis yang masih mempunyai salah satu dari
bentuk warna,aroma dan rasa. Cara mensucika n najis
ini adalah dengan cara menggosok yang terkena najis
sampai sekiranya sifatnya hilang.

Mekanisme mensucikan najis tersebut berdasarkan Hadits :

‫ُصيْبُ ثَ ْو َب َها ِم ْن دَ ِم‬ِ ‫ إِحْ دَانَا ي‬: ‫ت‬ ْ َ‫َّللاِ صلىالل عليه وسلم فَقَال‬ ُ ‫ت ا ْم َرأَة ٌ إلَى َر‬
َّ ‫س ْو ِل‬ ْ ‫َجا َء‬
‫)رواه‬. ‫ص ِل ْي فِ ْي ِه‬ َ ُ ‫ض ُحهُ ث ُ َّم ت‬ ِ ‫صهُ بِ ْال َم‬
َ ‫اء ث ُ َّم ت َ ْن‬ ُ ‫صنَ ُع بِ ِه ؟ قَا َل ت َ ُحتُّهُ ث ُ َّم ت َ ْق ُر‬
ْ َ ‫ْف ت‬
َ ‫ْض َكي‬ ِ ‫ْال َحي‬
‫البخاري ومسلم‬

"Seorang perempuan datang menghadap Rasûlullah.


Kemudian ia bertanya ;“Baju salah satu dari kami terkena darah
haidl. Bagaimana sikap kami?” Rasûlullah . menjawab “ Digosok
sekiranya sifat-sifatnya hilang. Setelah itu dibasuh, kemudian
gunakanlah baju tersebut untuk shalat” (H.R. Al-Bukhâry &
Muslim).

c. Mughalladhah (berat)
Najis ini adalah najis yang paling berat dibandingkan najis
yang lain, sesuai dengan namanya najis mughalladhah ialah najis
anjing,babi, dan peranakkannya, meskipun peranakkannya dengan
hewan yang suci seperti dengan kambing. Cara mensucikannya
dengan menghilangkan tempat yang terkena najis dari bentuk, dan
sifat sifatnya (warna,bentuk,dan aroma). Setelah itu dibasuh tujuh
kali salah satunya dicampur dengan debu.

Rasulullah Bersabda :

5
‫ب‬ َ ُ‫ت أ‬
ِ ‫وَله َُّن بِالتُّ َرا‬ ٍ ‫س ْب َع َم َّرا‬ َ ُ‫َاء فَا ْغ ِسلُوه‬
َ ‫)ر َواهُ ُم ْس ِل ٌم‬ ِ ْ ‫إذَ َاولَ َغ ا ْلك َْلبُ فِي‬
ِ ‫اْلن‬

"Ketika anjing menjilati bejana, maka basuhlah tujuhkali


dengan dicampuri debu pada awal pembasuhanya." (H.R.
Muslim)

D. Macam-macam Hadas dan Dalilnya


a. Hadas kecil
Hadas kecil adalah hadas yang dapat disucikan dengan
wudlu atau tayamum.
Contoh: mengeluarkan sesuatu dari dhubur atau qubul berupa
buang air kecil atau besar.

Penegasan ini didasarkan pada firman Allah SWT yang


tersurat dalam al-Maaidah ayat 6 :

‫س ُحوا‬ ِ ِ‫ص ََلةِ فَا ْغ ِسلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى ْال َم َراف‬
َ ‫ق َوا ْم‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا إِذَا قُ ْمت ُ ْم إِلَى ال‬
َ ‫ض ٰى أ َ ْو َعلَ ٰى‬
‫سفَ ٍر‬ َ ‫ط َّه ُروا ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر‬ َّ ‫بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم إِلَى ْال َك ْعبَي ِْن ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا فَا‬
‫س ُحوا‬ ْ َ‫ط ِيبًا ف‬
َ ‫ام‬ َ ‫ص ِعيدًا‬ َ ِ‫أ َ ْو َجا َء أ َ َحد ٌ ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَائِ ِط أ َ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن‬
َ ‫سا َء فَلَ ْم ت َِجد ُوا َما ًء فَتَ َي َّم ُموا‬
َ ُ‫َّللاُ ِليَجْ َع َل َعلَ ْي ُك ْم ِم ْن َح َرجٍ َو ٰلَ ِك ْن ي ُِريد ُ ِلي‬
‫ط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم‬ َّ ُ‫ِب ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ْيدِي ُك ْم ِم ْنهُ ۚ َما ي ُِريد‬
َ‫ِن ْع َمتَهُ َع َل ْي ُك ْم َل َع َّل ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
makamandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan,
lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.”
b. Hadas Besar

6
Hadas besar adalah hadas yang dapat disucikan dengan cara
mandi.
Contoh: Haid dan nifas
Ketentuan itu didasarkan ada firman Allah yang terdapat
pada surah Al-Baqarah ayat 222 yang berbunyi :
‫ق‬ِ ‫ص ََل ِة فَا ْغ ِسلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِد َي ُك ْم ِإ َلى ْال َم َرا ِف‬ َّ ‫َيا أ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإذَا قُ ْمت ُ ْم ِإلَى ال‬
‫ض ٰى أ َ ْو‬
َ ‫ط َّه ُروا ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر‬ َّ ‫س ُحوا بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم إِلَى ْال َك ْعبَي ِْن ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا فَا‬ َ ‫َوا ْم‬
‫ص ِعيدًا‬ َ ‫سا َء فَلَ ْم ت َِجد ُوا َما ًء فَت َ َي َّم ُموا‬ َ ِ‫سفَ ٍر أ َ ْو َجا َء أ َ َحد ٌ ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَائِ ِط أ َ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن‬
َ ‫َعلَ ٰى‬
ُ ‫َّللاُ ِليَجْ عَ َل َعلَ ْي ُك ْم ِم ْن َح َرجٍ َو ٰلَ ِك ْن ي ُِريد‬ َّ ُ ‫س ُحوا بِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأَ ْيدِي ُك ْم ِم ْنهُ ۚ َما ي ُِريد‬ َ
َ ‫طيِبًا فَا ْم‬
َ‫ط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم نِ ْع َمتَهُ َع َل ْي ُك ْم َل َع َّل ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬َ ُ‫ِلي‬

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:


"Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu
menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah
suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

E. Pengertian Istinja’

Istinja adalah bersuci dari hadast dimana di dalam agama islam


ada beberapa macam cara untuk menyucikan diri dari hadst,yaitu
mandi wajib dan wudhu tayamum4. Hukum melakukan istinja’ ialah
sebagai berikut :

Wajib, bagi seseorang yang hendak melaksanakan shalat atau


jika kotoran yang keluar dikhawatirkan akan mengenai anggota badan
yang lain5. Kewajiban ini berdasarkan Hadits :

“Sesungguhnya diriku sebagaimana orangtua bagi kamu


sekalian. Apabila salah satu kamu sekalian buang air, maka janganlah

4 Sayyidsabiq, fiqih sunnah.jilid 1-2 (Bandung : PT. Al-Maarif).


5 Abu Muawiyah, 2008, Adab-adab istinja'.

7
ia menghadap atau emembelakangi kiblat, dan lakukanlah Istinjâ’
engan tiga usapan batu." Baginada Nabi melarang Istinjâ’ dengan
kotoran hewan dan berIstinjâ’ dengan tangan kanan." (H.R. Al-
Baihaqy)

Namun kewajiban ini tidak berlaku bagi para Nabi, karena


kotoran mereka dihukumi suci.

Sunnah, jika sesuatu yang keluar tidak mengotori tempat


keluarnya, semisal ketika berupa cacing. Makruh, seperti istinjâ’
karena keluar kentut. Haram dan tetap sah dilakukan, seperti istinjâ’
dengan memakai air curian.

2. Macam-Macam Thaharah atau Bersuci

Dalam buku yang lain mengatakan bahwa thaharah adalah bersih dari najis
haqiqi yakni khabast atau najis hukmi yakni hadast6.Thaharah (bersuci) terbagi
menjadi beberapa jenis pembagian, pembagian ini macamnya tergantung dari
jenis hadast dan juga keadaannya7. Macam-macam Thaharah diantaranya seperti
berwudlu, ta’yamum, dan juga mandi besar (mandi junub). Penjelasan
selengkapnya sebagai berikut :

a. Thaharah Wudlu

Jenis thaharah yang pertama kita bahas adalah berwudlu.


Wudlu jika diartikan bahasa adalah membersihkan sebagian anggota
badan . Dan jika dilihat menurut syara’, berwudlu adalah
membersihkan bagian-bagian tertentu dengan niatan tertentu pula.

Hukum wudlu dibagi menjadi dua. Pertama berhukum wajib,


hukum wajib ini diperuntukan bagi orang yang mempunyai hadats dan
sunnah untuk orang yang memperbarui wudlu baik itu dilakukan
setelah shalat ataupun setelah melakukan mandi wajib, serta ketika

6 Prof. Dr .Wahbah Az Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i (Almahira, Jakarta, 2010), hlm 86
7 Sayyidsabiq, fiqih sunnah.jilid 1-2 (Bandung : PT. Al-Maarif).

8
orang yang junub akan melakukan makan, tidur atau wathi dan lain
sebagainya.

 Cara Bersuci Wudlu atau Fardlu Wudlu

Fardlu wudlu adalah hal yang harus kita lakukan


untuk melaksanakan wudlu. Sebenarnya ada beberapa
pendapat mengenai tata cara berwudlu, namun disini saya
akan mengulas sesuai pendapat Imam Madzab Imam
Syafi’i radhiallahu anhu. Fardlu wudlu menurut pendapat
beliau ada 6 diantaranya yaitu :

1. Niat
2. Membasuh wajah
3. Membasuh kedua tangan beserta dua siku
4. Mengusap sebagian kepala
5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
6. Tertib
Itulah fardlu wudlu atau tata cara berwudlu yang
harus kita ikuti, dan untuk rukun wudlu yang terakhir yaitu
“Tertib” dimaksudkan adalah kita harus melakukan semua
fardlu tersebut diatas secara berurutan dari nomer satu
sampai terakhir8.
 Syarat Sahnya Wudlu
Adapun berikut ini adalah syarat wudlu yaitu hal-
hal yang harus terpenuhi sebelum melaksanakan wudlu.
Beberapa syarat untuk melaksanakan wudlu agar wudlu
yang telah kita lakukan menjadi sah adalah sebagai berikut:
1. Islam
2. Cerdas, tidak bodoh ataupun gila
3. Suci dari haid serta nifas

8 H.Abd.Kholiq Hasan, Tafsir Ibadah (Pustaka Pesantren,Yogyakarta, 2008), hlm 15

9
4. Bersih beberapa hal yang menghalangi ataupun
mencegah mengalirnya air sampai ke kulit
5. Pada anggota yang dikenai air wudlu tidak
mengandung hal yang dapat merubah sifat air
6. Mengerti kefardluan wudlu
7. Tidak meyakini bahwa fardlu wudlu adalah sunnah
8. Air yang suci
9. Menghilangkan najis yang terlihat
10. Mengalirkan air di seluruh anggota wudlu

Jadi selain fardlu wudlu yang sebelumnya harus


dilakukan berurutan, syarat-syarat wudlu diatas juga harus
dipenuhi agar wudlu yang kita lakukan menjadi sah sesuai
syariat Islam.9

 Sunnah Dalam Wudlu


Diantara syarat wajib yang harus dilakukan agar
wudlu kita menjadi sah. Ada juga beberapa sunnah wudlu
merupakan hal yang apabila dikerjakan pada saat berwudlu,
kita akan mendapat pahala tambahan dan juga bila kita
tinggalkan, tidaklah mengapa alias kita tidak berdosa.
Diantaranya yaitu :
1. Bersiwak sebelum berwudlu
2. Dimulai dengan bacaan basmallah
3. Diawali dengan membasuh kedua telapak tangan
dan sela-selanya juga
4. Berkumur
5. Menghisap sedikit air melewati hidung dan
memyemprotkan air tersebut kembali keluar dari
lubang hidung
6. Mengusap seluruh kepala

9 Sayyidsabiq, fiqih sunnah.jilid 1-2 (Bandung : PT. Al-Maarif).

10
7. Ulangi setiap rukun sebanyak tiga kali
8. Tertib
 Hal-hal yang membatalkan wudlu
Sekarang kita belajar tentang beberapa hal yang
dapat membatalkan wudlu, sebagai berikut :
1. Segala sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur
kecuali mani
2. Hilangnya akal kecuali sebab tidur yang tetap
duduknya
3. Bertemunya dua kulit laki-laki dan perempuan yang
sudah baligh dan berlainan
4. Menyentuh qubul atau lubang dubur dengan telapak
tangan atau ujung jari bagian dalam

Dengan mengetahui beberapa hal yang


membatalkan wudlu diatas, diharapkan untuk kita dapat
terjaga dari hal tersebut untuk selalu menjaga wudlu
kita dimanapun dan kapanpun kita berada.

b. Thaharah Mandi (Al Ghusl)

Mandi secara bahasa adalah mengalirkan air ke segala sesuatu


baik badan, pakaian sebagainya tanpa diiringi dengan niat. Sedangkan
menurut syara’ mandi yaitu mengalirkan air ke seluruh anggota badan
denagn niat tertentu.

Dalam islam, mandi atau Al Ghusl memiliki posisi yang cukup


urgen. Hal ini mengingat mandi bertujuan untuk menghilangkan
hadats atau kotoran yang tidak bisa dihilangkan hanya dengan wudlu.

Namun mandi yang dimaksud disini tentunya memiliki


karakteristik serta aturan yang berbeda dari mandi yang hanya untuk

11
membersihkan badan dari kotoranyang melekat di tubuh. Berikut
beberapa hal yang menyangkut mandi dalam Islam:

 Hal yang Mewajibkan Mandi


Adapun beberapa hal yang membuat kita harus
melakukan bersuci atau thaharah dengan cara Mandi Besar
adalah sebagai berikut :
1. Bertemunya dua kemaluan
2. Keluarnya mani
3. Haid
4. Nifas
5. Wiladan
6. Meninggal dunia
 Fardlu Mandi Besar atau Mandi Junub
Secara singkat, fardlu mandi ada tiga hal yaitu yang
pertama adalah niat, lalu dilanjutkan dengan membersihkan
najis yang ada di seluruh tubuh dengan disertai pula
mengalirkan air sampai ke seluruh bagian anggota tubuh.
 Tata Cara Mandi Wajib :
1. Di sunnahkan menghadap kiblat
2. Berniat
3. Membasuh kedua telapak tangan 3 kali
4. Mencuci kemaluan dan dubur dengan tangan
kiri hingga bersih
5. Mencuci telapak tangan hingga bersih
6. Berwudhu
7. Membasahi sela sela rambut dengan jari jari
tangan hingga kulit kepala basah
8. Menyiram kepala 3 kali
9. Menyiram dari kepala ke seluruh tubuh di
sunnahkan dari sisi kanan dulu baru sisi kiri

12
10. Membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki
 Sunnah Dalam Mandi

Beberapa sunnah dalam mandi yang dianjurkan


adalah lima perkara, yaitu:

1. Diawali dengan bacaan basmallah


2. Berwudlu dahulu sebelum melakukan mandi
wajib
3. Menggosok-gosokkan tangan pada bagian
tubuh, terutama pada tubuh yang terkena najis
4. Berturut-turut
5. Dahulukan anggota badan sebelah kanan
 Syarat Mandi Wajib (Al Ghusl)
Adapun syarat mandi sebenarnya sama saja
sebagaimana syarat dalam kita melaksanakan wudlu,
seperti :
1. Islam
2. Cerdas, tidak bodoh ataupun gila
3. Suci dari haid serta nifas
4. Bersih beberapa hal yang menghalangi atau
mencegah mengalirnya air sampai ke kulit
5. Pada anggota yang dikenai air wudlu, tidak
mengandung hal yang dapat merubah sifat air
6. Mengerti kefarduan wudlu
7. Tidak menyakini bahwa fardlu wudlu adalah
sunnah
8. Air yang suci
9. Menghilangkan najis yang terlihat
10. Mengalirkan air diseluruh anggota wudlu
 Mandi-mandi yang disunnahkan

13
Beberapa mandi yang disunnahkan dalam Islam
adalah mandi jum’at, mandi dua hari raya , mandi dua
gerhana,mandi karena islamnya orang kafir serta mandi
karena sembuhnya orang gila dan orang yang berpenyakit
ayan.
c. Thaharah Tayamum
Menurut bahasa, tayammum adalah menyengaja (‫)القصد‬.
Sedangkan menurut ishtilah yaitu mengusapkan debu pada wajah dan
kedua tangan dengan niat tertentu. Tayammum yaitu sebuah
penyucian diri dari hadats dengan menggunakan debu sebagai
pengganti air dikarenakan beberapa sebab atau hal tertentu.10
 Sebab Dilaksanakan Tayammum
Sebab-sebab tayammum terbagi menjadi dua
kategori. Pertama yaitu tayammum yang wajib mengulangi
sholat yang telah dilakukan seperti tayammum karena tidak
adanya air di tempat yang biasanya terdapat air melimpah,
lupa meletakkan air, hilangnya air dari tempatnya dan
sebagainya .
Kedua yaitu dimana tidak diwajibkan untuk
mengulangi sholat yang telah dilakuakan seperti tayammum
karena tidak ada air di tempat yang sudah biasa tidak ada
airnya dan kebutuhan akan air tersebut untuk diminum atau
dijual untuk memenuhi kebutuhan, tidak adanya air kecuali
dengan harga tertentu dan tidak ada uang untuk membeli
atau akan dipergunakan untuk kebutuhan lain.
 Tata Cara Tayamum
Fardlu tayammum ada lima yaitu memindahkan
debu dari tanah atau udara kebagian yang diusap, niat,
mengusap wajah, mengusap dua tangan hingga kedua siku
dan tertib. Beberapa Sunnah tayammum yaitu bersiwak,

10 Zakiah Daradjat, Ilmu Fiqh, (yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), 63.

14
membaca basmalah, mendahulukan anggota kanan,
berturut-turut, menipiskan debu pada telapak tangan.
Hal-hal yang membatalkan tayammum diantaranya
yaitu hadats, murtad, mengira telah ada air di luar
sholat,mengerti tentang keberadaan air, mampu untuk
membeli air dan sebagainya.
3. Macam-macam Air

Ditinjau dari segi hukumnya, air dapat di bagi dalam empat bagian:

a. Air suci dan mensucikan, yaitu air mutlak artinya air yang masih
sewajarnya dikatakan air atau air yang masih murni, dapat digunakan
untuk bersuci tanpa ada makruh padanya11.
b. Air suci tapi tidak mensucikan atau air musta’mal yaitu air yang telah
digunakan untuk menghilangkan najis meskipun rasa, warna, dan bau
tidak berubah.
c. Air makruh yaitu air suci,dapat mensucikan namun makruh di gunakan.
Air yang masuk dalam kategori ini adalah air musyammas yaitu air yang
menjadi panas atau di panaskan dengan matahari dalam bejana logam, besi
atau tembaga selain emas dan perak. Hukum makruh yang di maksud
adalah jika penggunaan air musyammas digunakan untuk badan.
d. Air mutanajis atau air najis yaitu air yang terkena najis sedang jumlahnya
kurang dari qullah. Atau mencapai dua qullah atau lebih tapi karakternya
sebagai air sudah berubah dengan jelas, baik dari segi rasa, warna ataupun
bau. Air dua qulllah atau air yang banyak menurut kebiasaan tidak menjadi
najis hanya karena ada najis yang memasukinya kecuali jika terjadi
perubahan pada air tersebut meskipun sedikit. Maka air ini tidak suci dan
tidak mensucikan..
4. Keutamaan Mempelajari dan Memahami Bab Thaharah (permasalahan
tentang bersuci)

11 ibid, hlm 13

15
Pembahasan masalah thaharah di dalam ilmu fikih ini merupakan
pembahasan yang sangat penting, karena itu para ulama ahlu fikih selalu
menempatkan bab taharah ini di awal pembahasan. Ada beberapa sisi penting
kenapa kita harus mempelajari dan memahami bab thaharah (bersuci) ini :

1. Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.


2. Memelihara sikap dan mendidik manusia berakhlak mulia.
3. Thaharah merupakan syarat sahnya shalat, tidak sah shalat
seseorang tanpa didahului dengan bersuci.
4. Allah Ta’ala mencintai orang-orang yang suka bersuci

Sesungguhnya orang yang enggan untuk bersuci dari najis akan-adzab di


kubur dan ini adalah merupakan penyebab terbesar dari seseorang di adzab di
kuburnya.

5. Hal-hal yang Dilarang Bagi Orang yang Berhadast


1. Hadast Kecil
Contoh :
a. Shalat
b. Thawaf
c. Memegang dan menyentuh mushaf
2. Hadast Besar
Contoh :
a. Shalat
b. Thawaf
c. Memegang dan menyentuh Al-Quran
d. Membaca Al-Quran
e. Lewat, masuk, duduk dan beriktikaf di masjid
f. Bersenggama
g. Talak

16
BAB III

ANALISIS

Thaharah jika ditinjau menurut bahasa mempunyai arti bersuci. Dan jika
menurut syara’ artinya ialah membersihkan diri, tempat, pakaian, dan benda-
benda lain dari najis serta hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat
islam. Sebenarnya Thaharah atau bersuci adalah syarat yang harus dipenuhi
sebelum kita melakukan ibadah. Itulah mengapa bersuci menjadi permasalahan
yang sangat penting di dalam ajaran islam.Dan tata cara yang bersuci yang telah
diajarkan di dalam Islam dan dicontohkan oleh Rasulullah dimaksudkan agar kita
sebelum beribadah kepada Allah, kondisi kita bersih baik dari hadast besar dan
hadast kecil.

Pembahasan masalah taharah di dalam ilmu fikih ini merupakan


pembahasan yang sangat penting, karena itu para ulama ahlu fikih selalu
menempatkan bab thaharah ini di awal pembahasan. Ada beberapa sisi penting
kenapa kita harus mempelajari dan memahami bab thaharah (bersuci) ini

Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.

1. Memelihara sikap dan mendidik manusia berakhlak mulia.

2. Thaharahmerupakan syarat sahnya shalat, tidak sah shalat seseorang tanpa


didahului dengan bersuci.

3. Allah Ta’ala mencintai orang-orang yang suka bersuci

4. Sesungguhnya orang yang enggan untuk bersuci dari najis akan


menyebabkannya adzab di kubur dan ini adalah merupakan penyebab terbesar dari
seseorang di adzab di kuburnya.

17
Sesungguhnya orang yang enggan untuk bersuci dari najis akan menyebabkannya
azab di kubur dan ini adalah merupakan penyebab terbesar dari seseorang di azab
di kuburnya.

18
BAB IV

KESIMPULAN

Dari makalah yang kami buat ini kami simpulkan bahwa thaharah sangat
penting bagi seorang orang muslim dalam menjalani kehidupannya. Karena pada
dasarnya manusia itu fitrahnya adalah bersih dan membenci hal –hal yang kotor.
Oleh karena itu wajarlah jika ajaran islam menyuruh untuk berthaharah dan
menjaga kebersihan. Selain itu dengan thaharah seseorang diajarkan untuk sadar
dan mandiri dalam menjaga dirinya dari hal-hal kotor memahami arti dari sopan
santun karena seorang muslim harus suci ketika berhadapan dengan Allah dalam
sholatnya,karena Allah menyukai orang-orang yang taubat dan membersihkan
dirinya.

Mudah-mudahan ulasan dan penjelasan tentang thaharah, dasar hukum,


jenis air dan jenis najis yang di paparkan pada makalah ini menjadi pengetahuan
dan tambahan bagi kita dan mengingatkan kepada kita bahwa jauh-jauh hari islam
telah mengajarkan kepada kita tentang kebersihan oleh karna sudah layak dan
pantas lah kita sebagai kaum muslimin menjadi pelopor dalam menjaga
kebersihan baik itu kebersihan badan kita maupun kebersihan di sekitar kita.
Mungkin dalam makalah ini banyak sekali kesalahan dan kesilapan penyusun.
Dengan rendah hati kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, mudah-
mudahan menjadi manfaat bagi kita semua.

19
DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i .Moh. 2001. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang . PT. Karya Toha
Putra.
Kitab Fathul Qorib
Az Zuhaili, Prof. Dr. Wahbah. 2010. Fiqih Imam Syafi’I. Jakarta. Almahira.
Az Zuhaili, Prof. Dr .Wahbah. 2010. Fiqih Islam Wa Adillatuhu. Depok. PT.
Gema Insani.
fiqihislam.id/2016/05/fiqih-najis-air. Diakses pada 29 Agustus 2018
http://www.muliarabbani.com/keutamaan-mempelajari-thaharah/. Diakses pada
29 Agustus 2018
Topik: Bab 1 : “Taharah / Bersuci”. http://halaqah.net. Diakses pada 29 Agustus
2018
Muthoharoh, Hafiz. 2009. “Fungsi Thaharah dalam Kehidupan”
http://alhafizh84.wordpress.com. Diaksespada 27 Agustus 2018
Topik: Bab 1 : “Taharah / Bersuci”. http://halaqah.net. Diakses pada 29 Agustus
2018

20

Anda mungkin juga menyukai