Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Aspek Pertumbuhan


4.1.1 Distribusi Ukuran

Distribusi Panjang
0.45 43%
0.4 33%
0.35
Persentase (%)

0.3
0.25
0.2
13%
0.15
0.1 6%
0.05 2% 2% 2%
0
160-177 178-195 196-213 214-231 232-249 250-267 268-285
Interval Panjang

Distribusi Bobot
28%
0.3 26%
24%
0.25
Presentase (%)

0.2
0.15 13%
0.1 6%
0.05 2% 2%
0

Interval Bobot

Gambar 1. Grafik Distribusi Ukuran Ikan Mas

Pengelompokan kelas ukuran berdasarkan panjang tubuh ikan mas dan juga
berdasarkan bobot ikan mas.
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil distribusi panjang dalam
bentuk grafik, yang terlihat pada gambar 1.

23
Berdasarkan gambar 1 (Distribusi Ukuran Ikan Mas) dapat di ketahui bahwa
panjang total tertinggi adalah 280 mm, sedangkan panjang total terendah adalah
160 mm. Tetapi berdasarkan grafik persentase distribusi panjang ikan mas tertinggi
terdapat pada interval 214-231mm sebesar 43 % dengan jumlah ikan sebanyak 23
ekor sedangkan persentase terendah terdapat pada interval 160-177mm,178-
195mm,268-285mm sebesar 2 % dengan jumlah ikan sebanyak 1 ekor .
Berdasarkan gambar 1. (Distribusi Ukuran Ikan Mas) dapat di ketahui
bahwa bobot ikan terberat adalah 356,97 gram, sedangkan bobot ikan terendah
adalah 162,46 gram ,Tetapi berdasarkan grafik persentase distribusi bobot ikan mas
tertinggi terdapat pada interval 245,86-273,65gram sebesar 28% dengan jumlah
ikan sebanyak 15 ekor sedangkan persentase terendah terdapat pada interval
301,46-329,25 dan329,26-357,05 gram sebesar 2% dengan jumlah ikan sebanyak 1
ekor.

4.1.2 Regresi Hubungan Panjang dan Bobot


Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil pola pertumbuhan dalam
bentuk grafik, yang terlihat pada gambar 2.

3.00

2.50

2.00
Log W

1.50
W = 2,6955x - 4,0708
1.00 R² = 0,7451
0.50

0.00
2.15 2.20 2.25 2.30 2.35 2.40 2.45
Log X

Gambar2. Grafik Hubungan Panjang dan Berat Ikan Mas

Berdasarkan grafik diatas dapat di ketahui bahwa nilai b = 2,6955 atau


mendekati 2,7, sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ikan pada praktikum
ini bersifat allometrik negatif.Allometrik negatif adalah pertumbuhan bobot lebih

24
lambat daripada pertumbuhan panjang dengan nilai b < 3. nilai b kurang dari 3
menunjukan ikan yang kurus dimana pertambahanpanjang lebih cepat dari
pertambahan bobotnya. Hubungan panjang dan berat ikan mas memiliki regresi(R2)
0,0745atau dapat dikatan pengaruhnya sebesar 7%.Nilai ini masih mendekati 1
yang menunjukan hubungan berat ikan dan panjang ikan sangat erat,

4.1.3 Faktor Kondisi


Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil faktor kondisi dalam bentuk
grafik, yang terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Grafik Faktor Kondisi Ikan

Berdasarkan grafik tersebut dapat di ketahui bahwa nilai faktor kondisi


tertinggi terdapat pada interval 268-285mm dengan nilai faktor kondisi sebesar
1.215 . Sedangkan Nilai faktor kondisi terendah terdapat pada interval 160-177mm
dengan nilai faktor kondisi sebesar 1,079.
Berdasarkan hasil tersebut maka ikan akan mengalami pertumbuhan
maksimal pada ukuran 268-2875 mm,. Faktor kondisi menunjukan keadaan ikan
dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi Secara komersil
mempunyai arti akan kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk

25
dapatdimakan (Effendie 1997). Nilai faktor kondisi tinggi menunjukan ikan
tersebut sedang mengalami perkembangan gonad, selain itu faktor kondisi yang
rendah menunjukan bahwa ikan mas tersebut kurang asupan dan juga ada factor
lain seperti jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad.

4.2 Analisis Aspek Reproduksi


Berdasarkan hasil praktikum yang termasuk aspek reproduksi yaitu rasio
kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, hepatosomatik
indeks, diameter telur, fekunditas, dan tingkat kematangan telur. Berikut adalah
hasil dari aspek reproduksi kelompok 7 dan angkatan 2018:

4.2.1 Rasio Kelamin


Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil rasio kelamin dalam bentuk grafik,
yang terlihat pada gambar 4.

Rasio Kelamin Ikan Mas

41%

59%

Jantan (♂) Betina (♀)

Gambar 1. Rasio kelamin jantan dan betina

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan ikan mas dengan rasio kelamin


berdasarkan grafik diatas rata rata berjenis kelamin jantan dengan rasio sebesar 59%
(32 ekor) dan betina sebesar 41% (22 ekor) dari total 54 ekor. Sehingga dapat

26
dikatakan bahwa rasio kelamin dari sampel seluruh Angkatan adalah 1 : 1, namun
jenis kelamin Jantan lebih mendominasi daripada kelamin Betina.

Berdasarkan chisquare kuadrat dapat di simpulkan bahwa nilai x2 hitung


lebih kecil dari pada nilai x2 tabel dengan nilai x2 hitung sebesar 0,545454545
sedangkan nilai x2 tabel sebesar 3,841458821 sehingga dapat di simpulkan bahwa
hipotesis Ho di terima maka perbandingan jenis kelamin jantan seimbang dengan
jenis kelamin betina (1:1), hal tersebut sesuai dengan hipotesis, yaitu jika nilai x2
hit > x2 tabel, maka Ho di tolak, dan Jika nilai x2 hit < x2 tabel, maka Ho di terima

4.2.2 Tingkat Kematangan Gonad

Tingkat Kematangan Gonad Jantan


8 7 7
7 6
Junlah Ikan (Ekor)

6
5
4 3 3
3 2 2
2 1 1
1
0

Bobot (gram)

TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V

Gambar 2. Grafik Tingkat Kematangan Gonad Jantan

Tingkat kematangan gonad adalah tahap-tahap tertentu perkembangan gonad


sebelum dan sesudah ikan memijah (Effendie 2002). Berdasarkan hasil pengamatan
yang kami lakukan, didapatkan data TKG jantan tertinggi yaitu pada tahap tingkat
kematangan gonad ke IV. Begitu pula jika ditinjau dari tabel diatas TKG IV pada
ikan mas jantan yang mendominasi jumlah total keseluruhan ada 18 ekor,
sedangkan data jumlah ikan TKG terendah terdapat pada TKG V hanya berjumlah
satu ekor. ciri-ciri ikan jantan testis lebih lebar dan bergerigi.

27
Tingkat Kematangan Gonad Betina
3.5
3 3
3
2.5
2 22 2
Persentase

2
1.5
11 11 1 1 1 1
1
0.5
0

Interval

TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V

Gambar 3. Grafik Tingkat Kematangan Gonad Betina

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, kami dapatkan dari tabel
diatas TKG III pada ikan mas betina yang mendominasi dengan jumlah total
keseluruhan ada 9 ekor, sedangkan jumlah data TKG terendah terdapat pada TKG
IV dimana hanya ada satu ekor pada data diatas . Tingkat kematangangonad ikan
mas jantan dan betina ditentukan melaluipengamatan secara morfologi dan
histologi. Pengamatan morfologi tingkatkematangan gonad ikan jantan berbeda
dengan ikan betina. Effendie (1979)menyatakan bahwa untuk ikanjantan yang
diamatiadalah bentuk, ukuran, warna, dan pengisian testes dalam rongga tubuh
sertakeluar tidaknya cairan dari testes (keadaan segar).

4.2.3 Indeks Kematangan Gonad


Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, kelompok 18 mendapatkan
hasil IKG (Indeks Kematangan Gonad) dengan nilai sebesar 2,1 %pada ikan betina
dan 2,9% pada ikan jantan dari berat ikan masmasing-masing sebesar 250 gram
ikan betina dan 150 gram ikan jantan. Sedangkan menurut grafik persentase IKG
tertinggi terdapat pada betina sebesar 14,58% pada TKG V sedangkan IKG

28
terendah terdapat pada betina juga sebesar 1,52% pada TKG III. Berikut adalah
Gambaran Indeks Kematangan Gonad (gambar 7)

IKG
12.00% 10.66%
10.09%
10.00%
PERSENTASI

8.00%
6.29% 6.39%
6.00% 5.17% 5.19%
3.89%
4.00% 3.06% 3.36%

2.00%
0.00%
0.00%
I II III IV V
tkg

(♂) (♀)

Gambar 4. Grafik Indeks Kematangan Gonad Betina

Nilai IKG pada Ikan mas jantan yang kami amati siap untuk memijah
dimana sesuai karena nilai IKG yang tinggi terdapat pada TKG III dan TKG IV
dimana masing-masing persentasenya 9,08% dan 8,39%. Menurut Nikolsky (1969)
tanda utama untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan bobot gonad,
sehingga dapat disimpulkan bahwa berat gonad pada ikan jantan lebih besar
daripada ikan betina sehingga ikan jantan lebih siap untuk memijah daripada ikan
betina, selain itu berat gonad dapat menentukan kematangan gonad.

4.2.4 Hepato somatik Indeks (HSI)


Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil HSI dalam bentuk grafik,
yang terlihat pada gambar 8.

29
1.40%
1.22%
1.20%
1.04%
1.00% 0.92%
Persentasi 0.83%
0.80%
0.60%
0.40% 0.27%
0.20%
0.00%
I II III IV V
TKG

Gambar 5. Grafik Hubungan IKG dengan HIS

Hepato somatik indeks pada saat perkembangan kematangan gonad menjadi


salah satu aspek penting, karena menggambarkan cadangan enegi yang ada pada
tubuh ikan sewaktu ikan mengalami perkembangan kematangan gonad (Effendi
2002). Berdasarkan grafik diatas nilai HSI tertinggi terdapat pada ikan TKG II
dengan persentase 1,22% sedangkan yang terendah terdapat pada TKG III dengan
persentase 0,27%. Menurut Maria (2000) aspek HSI dan IKG pada betina sangat
berhubungan erat karena jika nilai HSI maksimum maka nilai IKG juga maksimum.
Sedangkan pada ikan jantan hubungan antara IKG dan HSI tidak jelas.

30
31

Anda mungkin juga menyukai