LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh :
Kelompok 9/Perikanan A
Trisyandi Imanudin
230110200039
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2021
ANALISIS ASPEK BIOLOGIS
IKAN HAMPALA (Hampala macrolepidota)
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Sebagai Laporan Praktikum Biologi Perikanan
Disusun Oleh :
Kelompok 9/Perikanan A
Trisyandi Imanudin
230110200039
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui:
PJ Asisten Laboratorium
40% 33,33%
30%
20%
1
Ditribusi Bobot Ikan Hampal
80% 72,22%
Persentase (%)
70%
60%
50%
40%
30%
18,52%
20%
10% 1,85% 3,70% 3,70%
0%
Interval (g)
Berdasarkan hasil diagram diatas, didapatkan nilai dari distribusi panjang ikan
hampal memiliki variasi dan kesamaan antar interval. Dimana distribusi panjang
tertinggi ada pada interval 235-270 mm yaitu sebesar 51,85% , kedua pada interval
271-306 mm yaitu 33,33 %, kemudian terdapat persentase distribusi panjang yang
sama ada pada interval 199-234, 379-414, dan 415-450 mm yaitu sebesar 3,70 %, dan
distribusi panjang terendah ada pada interval 307-342 dan 343-378 mm yaitu sebesar
1,85 %.
2
Kecepatan pertumbuhan panjang dan berat ikan dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan ikan antara
lain keturunan dan jenis kelamin yang membawa sifat genetik dari alam yang sulit
untuk dikontrol. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan ikan
antara lain suhu, salinitas, ketersediaan makanan, dan pencemaran yang secara tidak
langsung dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air (Effendie 2002).
2,50
2,00
1,50
y = 1,9525x - 2,3061
1,00 R² = 0,803
0,50
0,00
2,20 2,30 2,40 2,50 2,60 2,70
Panjang (Log L)
Berdasarkan grafik regresi hubungan panjang dan bobot ikan hampal diatas,
dapat diketahui bahwa nilai b = 1,9525, maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan
ikan hampal memiliki sifat allometrik negatif karena nilai b < 3, yang berarti
pertumbuhan panjang lebih cepat dari pada pertumbuhan berat, maka dapat dikatakan
bahwa keadaan fisik ikan hampal dalam keadaan kurus (Effendie 1997).
3
Ikan hampal memiliki nilai korelasi (r) sebesar 0,8961. Nilai korelasi
menunjukan kuat dan rendahnya hubungan panjang dan bobot ikan. Menurut Walpole
(1995) jika nilai r mendekati 1 maka terdapat hubungan yang kuat antara kedua
variabel. Dari hasil yang didapatkan menunjukan nilai korelasi yang tinggi yang
berarti terdapat hubungan yang erat antara bobot dan panjang ikan Hampal. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kondisi pertumbuhan suatu ikan bergantung kepada
makanan, umur, jenis sex dan kematangan gonad (Effendie 1997).
1,35
1,30 1,275
1,25 1,219
1,20
1,15
1,10
199-234 235-270 271-306 307-342 343-378 379-414 415-450
Interval (mm)
4
Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh faktor kondisi ikan (nilai K)
tertinggi terdapat pada interval 235-270 mm yaitu sebesar 1,449. Sedangkan faktor
kondisi terendah terdapat pada interval 415-450 mm yaitu sebesar 1,219. Faktor
Kondisi menunjukan keadaan ikan dari segi kapasitas fisik untuk bertahan hidup dan
bereproduksi.
Nilai faktor kondisi yang tinggi akan menunjukan ikan berada dalam
perkembangan gonad. Perbedaan nilai faktor kondisi tersebut dipengaruhi oleh
kepadatan populasi, tingkat kematang gonad, makanan, jenis kelamin, umur ikan.
Faktor kondisi juga dipengaruhi oleh kondisi habitanya dengan kondisi habitatnya
kaitanya dengan kondisi makan, kelimpahan dan iklim, perbedaan waktu dan durasi
kematengan gonad serta peningkatan dan penurunan aktifitas penurunan makan pada
suatu waktu tertentu atau kemungkinan populasi berdasarkan ketersediaan suplai
makanan (Effendi 1979).
5
yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel independen
dengan setiap sampel terdapat beberapa kelas atau kategori (Sugiyono 2014). Uji
statistik Chi Square bisa digunakan untuk menguji hipotesis bila sebuah populasi
terdiri atas dua atau lebih kelas yang dimana datanya berbentuk kategorik
(Rochmawati, dkk. 2018). Berikut adalah diagram rasio kelamin beserta
pembahasannya:
Rasio Kelamin
44%
56%
JANTAN BETINA
6
Berdasarkan nilai Chi Square kuadrat didapatkan nilai χ2hitung (1,44) <
χ2tabel (3,841458821), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterima maka
perbandingan jenis kelamin seimbang antara jantan dan betina, hal tersebut sesuai
dengan hipotesis, yaitu nilai χ2hitung < χ2tabel maka H0 seimbang dan jika χ2hitung
> χ2tabel maka H0 tidak seimbang (Hukom 2006).
14 12
12 11
10
8
6
4 3
2 1 1 1 1
0
7
berada pada Fase TKG III. Pada TKG I hanya berada pada interval 201,46-299,35
gram dengan jumlah 1 ekor ikan jantan. Berdasarkan hasil data tersebut dapat
disimpulkan bahwa ikan hampal jantan sudah siap untuk memijah karena sudah
banyak yang mencapai fase TKG IV. Menurut Effendie (1979) Menyatakan bahwa
pada saat ikan jantan berada di fase TKG IV memiliki kriteria sama seperti TKG III
yang tampak jelas dan testis semakin pejal.
Hasil data diagram tingkat kematangan gonad pada ikan hampal betina yang
didapat selama praktikum beserta penjelasannya yaitu sebagai berikut:
6
Jumlah Ikan (ekor)
55
5
4 4
4
3
3
2
1 1 1
1
0
8
201,46-299,35 dengan jumlah 5 ekor ikan betina pada TKG III dan TKG IV.
Berdasarkan hasil analisis tingkat kematangan gonad pada ikan hampal betina
menunjukkan hasil yang mana Ikan betina yang berada pada fase TKG III sedang
melalui tahap maturing yang ditandai dengan ovari berwarna kuning dan telur sudah
mulai dapat dilihat dengan kasat mata (Effendie 1979).
9
Indeks Kematangan Gonad
10%
9% 8,60%
8,02%
8%
7%
IKG (%)
5,66%
6%
5%
4% 3,21%
3% 1,97%
2%
1%
0%
I II III IV V
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa nilai IKG tertinggi ikan
jantan yang menunjukkan perbandingan gonad ikan dan berat total tubuh ikan
terbesar berada pada TKG III, yaitu sebesar 8,60%. Sementara, nila IKG terendah
pada ikan jantan berada pada fase TKG IV, yaitu sebesar 8,02%. Sedangkan nilai
IKG tertinggi pada ikan betina berada pada TKG IV, yaitu sebesar 5,66% dan nilai
IKG terendah pada ikan betina berada pada TKG II, yaitu sebesar 1,97%.
Berdasarkan Hasil data IKG ikan hampala tersebut tidak sesuai dengan pernyataan
Effendie (1997) dalam Rizal (2009) yang menyatakan bahwa IKG pada ikan betina
akan lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Yang disebabkan karena ukuran
gonad ikan betina lebih besar dari pada gonad ikan jantan.
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa ciri ikan jantan sudah
memasuki TKG III yaitu Permukaan testes tampak bergerigi, warna makin putih,
ukuran testes makin besar dan dalam keadaan diawetkan mudah putus dan ciri pada
ikan betina yang sudah memasuki fase TKG IV yaitu Ovari semakin besar, telur
10
berwarna kuning dan mudah dipisahkan, butir minyak tidak tampak, mengisi ½ - 2/3
rongga perut, usus terdesa. Tingkat kematangan gonad akan semakin bertambah besar
persentasenya dan akan mencapai tingkat maksimum pada saat menjelang pemijahan
dan setelahnya akan turun kembali (Effendie 1979).
0,30%
0,25% 0,26%
0,25% 0,22%
0,20%
0,15%
0,10%
0,05%
0,00%
I II III IV V
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan nilai HSI pada TKG I yaitu sebesar
0,42%, TKG II yaitu sebesar 0,22%, TKG III yaitu sebesar 0,25%, TKG IV yaitu
sebesar 0,26%, dan TKG V yaitu sebesar 0%. Nilai HSI tertinggi ditemukan pada
TKG I yaitu sebesar 0,42% dan yang terendah ditemukan pada TKG V yaitu sebesar
0%. Namun, dapat diamati bahwa HSI pada TKG II memiliki nilai yang rendah
dibanding HSI pada TKG I. Hidayat (2013) Menyatakan bahwa bobot hati
dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi ikan, pakan dengan kandungan lemak yang
11
tinggi akan menyebabkan penimbunan pada dinding hati, sehingga dapat diduga
bahwa bobot hati yang lebih tinggi pada HSI di TKG I juga dipengaruhi oleh pakan
yang dimakannya.
4.2.5 Fekunditas
Fekunditas adalah semua telur di ovarium yang sudah matang dan akan
dikeluarkan pada saat pemijahan. Fekunditas juga dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah larva ikan yang dihasilkan dalam pemijahan. Cara umum
untuk menghitung fekunditas adalah mengambil ikan dengan tingkat kematangan
gonad yang sudah tinggi atau sudah bisa dibedakan secara visual oleh mata telanjang
karena sudah terpisah (Effendie 2002).
Berdasarkan hasil olah data pertumbuhan pada fekunditas ikan hampal betina,
terdapat 1 ekor ikan betina pada TKG II yang memiliki nilai fekunditas, pada TKG III
terdapat 4 ekor ikan betina yang memiliki nilai fekunditas dan pada TKG IV terdapat
5 ekor ikan betina yang memiliki nilai fekunditas. Berdasarkan hasil nilai fekunditas
ikan hampal betina, pada TKG IV sudah terdapat nilai fekunditas yang artinya ikan
hampal betina sudah matang gonad dan siap untuk memijah.
12
menghasilkan larva dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan telur dengan
diameter kecil. Perkembangan diameter telur semakin meningkat dengan
meningkatnya tingkat kematangan gonad (Effendie 2002).
13
Berdasarkan data hasil pengamatan telur yang dilarutkan dengan larutan serra
pada mikroskop didapatkan tingkat kematangan telur (TKT) pada sampel ikan 1
dengan ciri ciri pada telur bagian tengah inti telurnya hancur, melebur, pecah dan
berwarna kusam begitupun pada telur yang berada pada bagian atas yang
diindikasikan TKT dari sampel ikan 1 berada pada fase TKG IV. Sedangkan TKT
pada sampel ikan 3 memiliki ciri ciri inti melebur dan telur cukup matang yang
diindikasikan juga berada pada fase TKG IV. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
TKT ikan hampal termasuk pada fase geminal vesicle breakdown (GVBD). Proses
kematangan telur atau oocyte maturation (OM) ditentukanberdasarkan kriteria
pergeseran posisi inti telur menuju kutub animal (geminal vesicle migration) dan
peluruhan atau penghancuran membran telur.
14
Gambar 10. Indeks Propenderan
15
a. Jika nilai indeks 0 ˂ E ˂ 1 berarti pakan digemari
b. Jika nilai indeks -1 ˂ E ˂ 0 berarti pakan tersebut tidak digemari oleh ikan
c. Jika nilai E = 0 berarti tidak ada seleksi oleh ikan terhadap pakannya.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum analisis aspek biologis ikan nila
yang mengenai pertumbuhan, reproduksi dan kebiasaan makanan yaitu :
1. Hubungan antara panjang dan bobot ikan hampal yang telah diamati yaitu
termasuk Allometrik Negatif, karena nilai b < 3, sedangkan nilai korelasi
antara panjang dan bobot yaitu sebesar 0,8961, hal tersebut dapat dikatakan
bahwa antara panjang dan bobot ikan memiliki hubungan yang sangat lemah.
2. Persentase Rasio kelamin betina sebesar 44% dan jantan sebesar 56% dengan
perbandingan 4:5. Pada uji chi square hasilnya nilai χ2hitung (1,44) < χ2tabel
(3,841458821) yang berarti perbandingan jenis kelamin betina dan jantan
seimbang. Berdasarkan nilai TKG ikan jantan didominasi oleh TKG IV (16
ekor) yang artinya siap berpijah dan nilai TKG ikan betina didominasi oleh
TKG III (9 ekor) yang berarti sedang melalui fase maturing. Nilai IKG tertinggi
ikan jantan berada di TKG III, yaitu sebesar 8,60% dan nilai IKG tertinggi pada ikan
betina berada pada TKG IV, yaitu sebesar 5,66%. Pada nilai HSI tertinggi
ditemukan pada TKG I yaitu sebesar 0,42%.
3. Ikan hampal yang telah diamati memiliki nilai tingkat trofik sebesar 2,684334
yang menunjukkan ikan hampal termasuk jenis ikan omnivora yang
cenderung ke karnivor yang mana pakan utama ikan hampal yaitu detritus,
jenis pakan tambahannya yaitu phytoplankton, plants, zooplankton dan animal
fraction. Kemudian sebagai pakan pelengkapnya yaitu benthos dan worm.
5.2 Saran
Diperlukan adanya perbandingan antara jenis makanan yang terdapat dalam
saluran pencernaan dengan jenis makanan yang terdapat di lingkungan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Caddy, J.F. and G.D. Sharp. 1986. An Ecological framework for marine fishery
investigation. FAOFish Tech.Pap.,283: 152pp.
Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press. New York
Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika, edisi ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
18
LAMPIRAN
19
Lampiran 1. Alat
Mikroskop Disecting
20
Milimeter Block Penggaris
Pinset Pipet
21
Lampiran 2. Bahan
Formalin
22
Lampiran 3. Prosedur Bagan Alir
1. Prosedur Pertumbuhan
Ikan hampal dimatikan dengan jarum sonde pada bagian kepala ikan
Ikan hampal diukur Panjang Total Length (TL), Standard Length(SL) dan
Fork Length(FL) menggunakan penggaris dan catat hasilnya
23
2. Prosedur Reproduksi
Ikan hampal yang sudah diukur lalu dibedah menggunakan gunting bedah dari
arah urogenital melingkar menuju bagian posterior operculum.
24
3. Prosedur Kebiasaan Makan
Bagian organ pencernaan diambil dan dipisahkan antara usus, hati dan lambung
25
sebanyak 5 tetes kemudian ditambah akuades sampai lambung tersebut
terendam
Lambung tersebut ditunggu selama 10 menit lalu tiriskan dan diambil isi
lambungnya
Isi lambung diamati di cover glass dibawah mikroskop untuk mengetahui jenis
pakan yang ada di dalam sampel tersebut lalu dicatat hasilnya
26
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan
27
Identifikasi isi usus
Pengukuran Panjang Usus
28
Lampiran 5. Data Pertumbuhan
Pertumbuhan
Panjang (mm)
No.
Bobot (g) TL + Bobot +
SL FL TL
NPM NPM
1 343 368 406 847,2 445 886,2
2 326 353 402 770,7 441 809,7
3 295 323 345 623,9 384 662,9
4 393
303 328 354 563,1 602,1
5 260 283 328 406,6 367 445,6
6 220 190 230 315,58 269 354,58
7 170 185 220 186,01 259 225,01
8 210 230 245 225,85 284 264,85
9 135 190 225 199,25 264 238,25
10 185 200 225 242,48 264 281,48
11 210 175 160 162,52 199 201,52
12 175 200 220 206,83 259 245,83
13 185 205 220 297,75 259 336,75
14 185 215 235 218,75 274 257,75
15 200 210 245 207,87 284 246,87
16 200 210 240 258,24 279 297,24
17 180 197 211 221,58 250 260,58
18 200 225 245 279,75 284 318,75
19 195 215 245 207,27 284 246,27
20 180 205 220 212,25 259 251,25
21 190 210 225 233,65 264 272,65
22 143 215 230 225,27 269 264,27
23 200 220 240 257,8 279 296,8
24 200 220 240 204,31 279 243,31
25 210 230 200 218,83 239 257,83
26 240 210 190 264,22 229 303,22
27 207 225 240 228,58 279 267,58
29
28 210 235 250 263,53 289 302,53
29 200 230 245 258,4 284 297,4
30 180 195 225 211,1 264 250,1
31 175 195 210 181,14 249 220,14
32 145 205 225 218 264 257
33 190 205 235 251,52 274 290,52
34 193 209 226 206,09 265 245,09
35 185 200 220 225,94 259 264,94
36 249
185 175 210 180,88 219,88
37 175 185 210 180,88 249 219,88
38 190 210 240 206,96 279 245,96
39 195 205 233 261,8 272 300,8
40 195 215 235 266,49 274 305,49
41 185 202 223 246 262 285
42 230 240 280 356,97 319 395,97
43 130 190 225 192,22 264 231,22
44 185 206 245 206,25 284 245,25
45 190 185 225 223,97 264 262,97
46 249
170 175 210 162,46 201,46
47 239 237 225 284,7 264 323,7
48 178 204 227 221,07 266 260,07
49 194 215 229 247,47 268 286,47
50 205 145 250 256,02 289 295,02
51 135 185 220 224,26 259 263,26
52 196 212 233 262,33 272 301,33
53 185 205 225 196,63 264 235,63
54 166 180 210 162,69 249 201,69
30
Lampiran 6. Perhitungan Distribusi Panjang
31
Lampiran 7. Perhitungan Distribusi Bobot
32
Lampiran 8. Perhitungan Regresi Hubungan Panjang Bobot
33
34
Lampiran 9. Data Reproduksi
35
31 I 225,01 0,78 0,94 0,35% 0,42% Betina
32 II 250,1 0,13 0,38 0,05% 0,15% Betina
33 II 257 2,93 0,76 1,14% 0,30% BETINA
34 II 264,94 1,95 0,89 0,74% 0,34% BETINA
35 II 285 7,72 0,37 2,71% 0,13% Betina
36 II 303,22 4,18 1,08 1,38% 0,36% Betina
37 II 318,75 8,11 0,65 2,54% 0,20% Betina
38 ii 354,58 18,65 0,31 5,26% 0,09% 15,985 Betina
39 III 235,63 5,92 1,58 2,51% 0,67% Betina
40 III 245,25 11,37 0,62 4,64% 0,25% BETINA
41 III 246,27 8,57 0,36 3,48% 0,15% Betina
42 III 257,75 4,81 0,36 1,87% 0,14% 10,368 Betina
43 III 295,02 14,9 0,77 5,05% 0,26% 92223,1578 Betina
44 III 300,8 8,44 0,69 2,81% 0,23% Betina
45 III 301,33 7,56 0,39 2,51% 0,13% 1582,4 Betina
46 III 302,53 6,39 0,72 2,11% 0,24% 1,519 Betina
47 III 323,7 12,72 0,59 3,93% 0,18% BETINA
48 IV 201,69 20,52 0,76 10,17% 0,38% 28,603 Betina
49 IV 238,25 11,85 0,52 4,97% 0,22% BETINA
50 IV 245,83 10,86 1,18 4,42% 0,48% 23091 Betina
51 IV 257,83 8,98 0,82 3,48% 0,32% BETINA
52 IV 263,26 10,56 0,67 4,01% 0,25% 27,757 Betina
53 IV 662,9 67,21 0,52 10,14% 0,08% 1701 BETINA
54 IV 886,2 21,35 1,04 2,41% 0,12% 1050 BETINA
36
Lampiran 10. Uji Chi-Kuadrat Rasio Kelamin
Perhitungan :
fo fh fo-fh (fo-fh)² (fo-fh)²/fh
56 50 6 36 0,72
44 50 -6 36 0,72
X²hitung 1,44
Diketahui :
- α = 0,05
- DF = (r – 1) × (b – 1)
Perhitungan :
X2 tab (0,05;1) = 3.841459
Berdasarkan nilai Chi Square kuadrat didapatkan nilai χ2hitung (1,44) <
χ2tabel (3,841458821), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterima maka
perbandingan jenis kelamin seimbang antara jantan dan betina.
37
Lampiran 11. Perhitungan Distribusi TKG
38
39
Lampiran 12. Data Kebiasaan Makanan
Jenis Pakan
No. Fraksi
Phytoplankton Zooplankton Fraksi Hewan Tumbuhan Benthos Detritus Molusca Insecta Worm Fish
1 5 10 30 15 40
2 14 19 21 11 30 5
3 15 25 17 8 35
4 14 14 14 29 29 2
5 83 17
6 100
7 100
8 100
9 100
10 15 8 2 75
11 5 5 15 75
12 60 40
13 35 25 7 8 25
14 40 35 25
15 10 6 2 82
16 58 13 9 16 4
17 33 17 33 17 1
18 7 7 9 77
19 25 5 70
20 5 95
21 20 80
22 100
23 40 60
24 10 50 40
25 100
26 20 5 5 20 50
27 19 5 5 20 51
28
29 100
30 100
31 100
32 100
33 50 50
34 8 19 15 12 46
35 3 7 35 55
36 50 50
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 35 15 50
39 30 20 50
40 30 70
41 10 30 60
42 20 80
43 10 5 85
44 50 25 25
45 35 5 5 55
46 30 20 50
47 68 42
41
48 41 2 57
49 30 17 3 50
50 18 23 12 47
51 40 60
52 13 5 82
53
54 48 5 47
42