2604 Rak Oblik 2015-2019 PDF
2604 Rak Oblik 2015-2019 PDF
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Direktorat Bina
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ini dapat diselesaikan dengan baik.
RAK ini berguna sebagai panduan dan acuan dalam manajemen Direktorat Bina
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, mulai dari perencanaan program dan kegiatan,
pelaksanaan dan pengendalian, pengorganisasian, pembiayaan, serta monitoring dan
evaluasi pencapaian program dan kegiatan. RAK merupakan salah satu komponen dalam
penilaian akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah. Selain itu, RAK juga dapat digunakan
sebagai sumber informasi mengenai kontribusi dan dukungan Direktorat Bina Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan pada program-program Kementerian Kesehatan dalam
mewujudkan visi dan misi Presiden Republik Indonesia, yaitu “Terwujudnya Indonesia
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.
Kami menyadari RAK Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ini
belum sempurna. Untuk itu masukan berupa saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya penyusunan RAK ini di masa yang akan datang.
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28.
Pasal tersebut menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat dan
memperoleh pelayanan kesehatan. Hal tersebut diperkuat oleh Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN), serta berbagai peraturan perundang-
undangan yang lain, baik sebagai kerangka regulasi maupun sebagai landasan dalam
perencanaan program dan kegiatan. Pembangunan di bidang kesehatan selaras dengan
misi Presiden Republik Indonesia yang keempat, yaitu “Mewujudkan kualitas hidup
manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”, karena hanya manusia yang
sehatlah yang mampu untuk mandiri dan berdaulat.
Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan yang tercantum di
dalam SKN menjelaskan bahwa pemerintah menjamin keamanan, khasiat, manfaat, dan
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan melalui pembinaan, pengawasan,
dan pengendalian secara profesional, bertanggung jawab, independen, transparan, dan
berbasis bukti ilmiah. Subsistem tersebut merupakan tatanan yang menghimpun
berbagai upaya yang menjamin ketersediaan, pemerataan, serta mutu obat dan
perbekalan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung dalam rangka tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam pelayanan kesehatan, obat dapat menyelamatkan kehidupan dan
meningkatkan kualitas kesehatan. Akses terhadap obat, terutama obat esensial
merupakan salah satu hak asasi manusia, sehingga penyediaan obat esensial
merupakan kewajiban bagi pemerintahan di semua level, baik Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 merupakan
acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan dalam kurun
waktu lima tahun bagi seluruh stakeholders jajaran kesehatan baik di Pusat maupun
Daerah, termasuk dukungan lintas sektor dan dunia usaha. Di dalam Renstra
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut adalah
peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan, dengan keluaran
tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah. Adapun indikator pencapaian keluaran
tersebut pada tahun 2019 adalah:
a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%;
b. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melaksanakan manajemen
pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar sebesar 75%.
B. TUJUAN
RAK ini disusun dengan tujuan agar tersedianya dokumen perencanaan yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan di Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam kurun waktu lima tahun, yaitu tahun 2015-
2019, sehingga tercapai kinerja yang lebih baik sesuai dengan indikator kinerja yang
sudah ditetapkan dengan target capaian yang diukur setiap tahun hingga akhir periode
Renstra Kementerian Kesehatan.
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
RAK Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015–2019
disajikan dengan sistematika sebagai berikut:
SUBBAGIAN
TATA USAHA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Gambar 2. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
d. Perkembangan e-Logistik
Informasi ketersediaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) merupakan
aspek yang penting dalam pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan baik di tingkat
Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Informasi yang tersedia hendaknya merupakan
informasi yang akurat, tepat dan cepat sehingga dapat digunakan untuk semua pihak
yang membutuhkan. Berkaitan dengan hal tersebut, Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan telah mengembangkan aplikasi ketersediaan obat di tingkat
Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota yang dinamakan Sistem e-Logistik yang digunakan
dalam manajemen pengelolaan dan pemantauan ketersediaan obat di Instalasi Farmasi.
Sistem e-Logistik adalah aplikasi pengelolaan obat dan BMHP di Instalasi
Farmasi Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mendukung pelaporan, pencatatan,
dan pengelolaan obat dan BMHP. Tujuan dari sistem e-Logistik yaitu :
a. Memastikan ketersediaan obat dan BMHP di daerah
b. Meningkatkan efektifitas pemantauan ketersedian obat dan BMHP di daerah
c. Mempermudah realokasi obat dari daerah yang berlebih ke daerah yang kekurangan
sehingga obat dan BMHP dapat diserap dengan optimal.
Pada tahun 2014 telah dilakukan upaya untuk perbaikan dan pengembangan sistem
e-Logistik antara lain:
1) Updating master data obat dan perbekalan kesehatan.
Updating master data obat dan perbekalan kesehatan diperlukan untuk
menjadi fondasi dalam pengembangan e-Logistik. Sumber data obat dan perbekalan
kesehatan dapat berasal dari beberapa sumber dengan variasi yang berbeda.
Kebijakan, strategi serta upaya yang akan dilakukan Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan untuk mencapai target indikator kinerja kegiatan antara lain:
1. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk meningkatkan
alokasi anggaran obat, vaksin dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerah.
2. Melakukan sosialisasi dan advokasi terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan dan
penyedia obat (produsen dan distributor) mengenai kebijakan penyediaan obat dengan
menggunakan e-katalog obat, sehingga proses pengadaan dapat berjalan dengan lancar.
3. Pengendalian harga obat, regulasi terkait jaminan ketersediaan dan keterjangkauan obat,
pengadaan buffer stok serta obat dan vaksin program, penerapan kebijakan pengelolaan obat
satu pintu, peningkatan kapasitas SDM Farmasi di Pusat dan Daerah, penerapan wilayah bebas
korupsi, pengalokasian anggaran distribusi dan dekonsentrasi, pembekalan manajemen
pengelolaan obat dan vaksin, penyusunan pedoman pengelolaan obat khusus untuk DTPK,
pemberian bantuan pembangunan dan renovasi IFK dari DAK untuk meningkatkan mutu
penyimpanan obat, serta peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor.
4. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kefarmasian dan melakukan Training Of Trainer (TOT) tentang manajemen
pengelolaan obat kepada tenaga pengelola obat di Provinsi.
Perhitungan :
Menghitung persentase ketersediaan obat/ vaksin
Puskesmas dengan menggunakan rumus berikut:
Perhitungan :
Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota yang
melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin
atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar (S)
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 4. Daftar Item Obat dan Vaksin Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin
di Puskesmas
4) Mekanisme Pelaporan
Periode pencatatan data di Puskesmas dilakukan pada tanggal 25 setiap
bulannya. Jika tanggal 25 jatuh pada hari libur, maka pencatatan dilakukan pada
hari kerja berikutnya.
Puskesmas melaporkan data ketersediaan obat dan vaksin indikator ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota paling lambat tanggal satu bulan berikutnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi
paling lambat tanggal lima bulan berjalan.
Dinas Kesehatan Provinsi melaporkan ke Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan paling lambat tanggal sepuluh bulan berjalan melalui
email obat.publik@kemkes.go.id atau fax ke 021-521 4872 atau melalui surat.
Pelaporan selain melalui email/fax/surat, dapat disampaikan melalui media
komunikasi lainnya.
3) Mekanisme Pelaporan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi
berupa hasil perhitungan Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang
Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar paling
lambat tanggal 1 Mei atau 1 Oktober setiap tahun. Sedangkan Dinas Kesehatan
Provinsi melaporkan ke Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
berupa data rekapitulasi IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan
Vaksin Sesuai Standar di wilayahnya paling lambat tanggal 1 Juni atau 1
November setiap tahun melalui email obat.publik@kemkes.go.id atau melalui fax
ke 021-5214872 atau melalui surat, dengan menggunakan formulir pada
lampiran tiga.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
periode 2015-2019 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk periode lima tahun. Dokumen perencanaan ini mengacu
pada rencana strategis dan sasaran yang telah ditetapkan pada tingkat Kementerian Kesehatan.
***
Persentase Ketersediaan
Obat/Vaksin di Puskesmas = (241/(14*20))*100%
= 86.07%
KABUPATEN/KOTA : ………………………………………….
b. Luas Gudang
1) Cukup ( Dapat menyimpan seluruh obat yang dikelola) 3 3
2) Tidak Cukup 2
c. Tersedia ruang
1) Administrasi 1 1
2) Penyimpanan Umum 1 1
3) Tempat Penyimpanan Khusus 1 1
4) Area Karantina 1
5) Area Distribusi/Penyerahan 1
4.4. Pengaman
a. Alarm 1 1
b. Teralis 1 1
c. Alat Pemadam Api Ringan/ Kebakaran 1 1
d. Pagar 1 1
e. Pintu ganda (non besi dan besi) 1 1
4.5 Penyimpanan
a. Rak 1 1
b. Cold Chain 1
c. Lemari Khusus Narkotika/ Psikotropika 1
d. Lemari Es 1 1
e. Handpallet (Pallet dorong dengan mesin) 1
f. Pallet 1 1
g. Air Conditioning 1 1
h. Generator Set (Genset) 1 1
i. Trolley/ Kereta Dorong 1 1
j. Termometer ruangan 1 1
k. Exhause Fan 1 1
26
=4,5+7,5+5,63
Total Skor Sumber Daya (A) = Jumlah Skor No. 1 s.d. Skor No. 4 (Komponen) +7,5+22,29=47
,42
8
4 Distribusi (Bobot = 5)
a. Tersedia SOP Distribusi Obat 2 2
b. Tersedia petugas distribusi 1 1
c. Tersedia jadwal distribusi 1 1 Skor = jumlah subskor x 5
=(6X5)/6= 5
6
Tersedia dokumen penyerahan/pengiriman obat dan
1
d. perbekalan kesehatan 1
Tersedia sarana untuk repacking obat seperti kardus,
1
e. plastik obat dsb 1
6
5 Pencatatan dan Pelaporan (Bobot = 5)
7 Pemusnahan (Bobot = 5)
a. Tersedia SOP Pemusnahan 2 Skor = jumlah subskor x 5
b. Tersedia SK Tim Pemusnahan Obat 1 0
5
c. Terlaksananya pemusnahan obat rusak/kadaluarsa 1
d. Tersedia Berita Acara Pemusnahan Obat. 1
0
=47,42 + 32,75
Maka Persentase Indikator = Total Skor Sumber Daya (A) + Total Skor Pengelolaan (B)
= 80,17
PROVINSI : .......................................................
KETERANGAN
S K O R (TULIS DENGAN
ANGKA 1 )
Sumber Daya (A) Pengelolaan (B)
Biaya Operasional
NO. NAMA KABUPATEN/KOTA SUBTOTAL SUBTOTAL SKOR (A
Penyimpanan
Perencanaan
Pemusnahan
Penerimaan
Distribusi
SKOR SKOR + B)
SUMBER PENGELOLA
Penanggung Jawab IF DAYA (A) AN (B)
Jumlah SDM
1 4 5 5 5 26 45 3 4 4 4 4 4 5 3 31 76 1
2 6 4 4 3 22 39 4 5 5 4 2 3 3 4 30 69
3 7 7 6 5 27 52 4 5 4 3 4 3 4 4 31 83 1
4 0 0 0
5 0 0 0
6 0 0 0
7 0 0 0
8 0 0 0
9 0 0 0
10 0 0 0
DST.
JUMLAH 17 16 15 13 75 136 11 14 13 11 10 10 12 11 92 228 2 0
RATA2 6 5.3 5 4.3 25 45.33 3.67 4.7 4.3 4 3 3.3 4 3.7 30.67 76
JUMLAH KABUPATEN/ KOTA 3
- Evaluasi dan Perencanaan Monitoring Harga 340.4 1,117 1,194.8 1,278.4 1,367.9
Obat
- Monitoring Harga Obat di Apotek dan Rumah 312.5 759 812.2 869.1 929.9
Sakit
- Penerapan e-Catalogue 652.5 1,887.0 2,019.1 2,160.4 2,311.6
- Penetapan Harga Obat dalam Sistem e- 342.5 594.8 636.4 681.0 728.7
Catalogue
- Penerapan Sistem e-Monev e-Catalogue 1,020.1 206.8 221.3 236.8 253.3
- Evaluasi Pengadaan dan Penerimaan Obat, 59.1 283.4 303.2 324.5 347.2
Perbekalan Kesehatan dan Vaksin
OUTPUT 2:
Paket Penyediaan Obat dan Vaksin Program Kesehatan
Anggaran : 1,504,224.7 2,842,783.20 3,041,778.00 3,254,702.50 3,482,531.70
KOMPONEN : - Pengadaan Obat, Vaksin dan Perbekalan 1,498,524.8 2,828,510.1 3,026,505.8 3,238,361.2 3,465,046.5
Kesehatan
- Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Program 66.1 903.4 966.6 1,034.3 1,106.7
Kesehatan Nasional
- Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat dan 143.7 270.1 289.0 309.2 330.9
Perbekkes Haji
- Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi Sistem e- 300.0 541.7 579.6 620.2 663.6
Logistik
- Penerapan Sistem e-Logistik 306.6 844.3 903.4 966.6 1,034.3
- Evaluasi Ketersediaan Obat di FKTP - 185.3 198.3 212.1 227.0
- Penerapan e-Logistic & e-Catalogue (DEKON) 717.0 3,117.6 3,335.8 3,569.3 3,819.2
- Monitoring Ketersediaan Obat dan Vaksin 1,276.3 3,119.9 3,338.3 3,572.0 3,822.0
(DEKON)
- Harmonisasi & Integrasi Perencanaan 2,890.3 4,285.5 4,585.5 4,906.5 5,249.9
Kebutuhan Obat (RKO), Pengelolaan Obat Satu
Pintu (One Gate Policy) (DEKON)
OUTPUT 3:
Tata Kelola Obat dan Perbekalan Kesehatan
Anggaran : 11,780.64 18,456.60 19,748.60 21,131.00 22,610.10
KOMPONEN : - Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan 372.4 618.2 661.5 707.8 757.3
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Sektor Pemerintah
- Stock Opname Obat Buffer Stock Pusat 84.8 209.6 224.3 240.0 256.8
- Penerimaan dan Stok Opname Obat dan 1,059.4 1,130.5 1,209.6 1,294.3 1,384.9
Perbekkes Haji di Arab Saudi
- Pedoman Pengelolaan Obat Haji di Arab Saudi - 392.7 420.2 449.6 481.1
dan Embarkasi
- Pedoman TOT Manajemen Pengelolaan Obat - 957.4 1,024.4 1,096.1 1,172.9
Terpadu di Kabupaten/Kota
- Biaya Distribusi Obat dan Perbekalan 2,619.9 3,613.4 3,866.3 4,137.0 4,426.6
Kesehatan
- Pembekalan Tenaga Kefarmasian dalam 500.7 2,401.3 2,569.4 2,749.3 2,941.7
Pengelolaan Obat dan Vaksin di IF Kab/Kota
(DEKON)
- Biaya Pengelolaan dan Pengemasan Kembali 6,606.6 6,340.5 6,784.3 7,259.3 7,767.4
Obat Program di Provinsi (DEKON)
OUTPUT 4:
Data dan Informasi Publik Bidang Obat dan Perbekalan Kesehatan
- Evaluasi Program Obat Publik dan Perbekalan 257.5 625.8 669.6 716.5 766.6
Kesehatan
- Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator 73.7 503.7 539.0 576.7 617.1
Kinerja
- Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik dan 631.8 1,013.9 1,084.9 1,160.8 1,242.1
Perbekalan Kesehatan
- Bimbingan Wilayah Dit. Bina Obat Publik dan - 2,955.6 3,162.5 3,383.9 3,620.8
Perbekkes
- Evaluasi Kebijakan Pemenuhan Obat dan - 296.0 316.7 338.9 362.6
Perbekalan Kesehatan
- Pemantauan Pasar Obat dan Perbekalan - 987.2 1,056.3 1,130.3 1,209.4
Kesehatan
- Evaluasi Data Pasar Obat dan Perbekalan - 32.6 34.9 37.3 39.9
Kesehatan
OUTPUT 5:
Layanan Umum
Anggaran : 3,982.9 6,636.80 7,101.40 7,598.50 8,130.40
KOMPONEN : - Operasional dan Pemeliharaan Kantor 2,018.3 2,431.3 2,601.5 2,783.6 2,978.5
- Penyusunan Laporan SAK dan SABMN 73.8 121.1 129.6 138.6 148.4