EEP PRIHATIN
(dibawah bimbingan SRIKANDI dan MIA AZIZAH)
Prodi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Nusa Bangsa, Bogor
Abstrak : Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar hemoglobin dalam darah
lebih rendah dari normal. Anemia bagi remaja putri menyebabkan kurangnya
konsentrasi dalam belajar dan kurang bugar dalam melakukan aktivitas . Anemia
bagi remaja putri juga diakibatkan oleh pertumbuhan dan perkembangan remaja
yang sangat cepat membutuhkan energi dan zat gizi yang banyak, perubahan gaya
hidup dan pola makan yang menentukan energi dan zat gizi remaja, keaktifan dan
pengaruh obat , alkohol, serta kehamilan di usia remaja yang sangat menentukan
kondisi kadar hemoglobin. Salah satu usaha untuk menganggulangi masalah
anemia pada remaja adalah melalui pemberian suplementasi Tablet Tambah Darah
(TTD). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian tablet tambah
darah terhadap siswi penderita anemia di wilayah Puskesmas Cipondoh. Penelitian
awal di periksa kadar hemoglobin seluruh siswi di SMP Yasir, SMP Nurul Hikmah,
SMA Jabal Nur dan SMA Yasir kemudian siswi yang menderita anemia diberikan
tablet tambah darah selama 3 bulan, setelah itu di periksa kembali kadar
hemoglobinya. Hasil penelitian SMP Yasir tidak berpengaruh pemberian tablet
tambah darah antara sesudah dan sebelum ,sedangkan SMP Nurul Hikmah, SMA
Jabal Nur, SMA Yasir berpengaruh antara sesudah dan sebelum pemberian tablet
tambah darah yang ditunjukan dengan selisih hasil hemoglobin yang positif. Faktor
yang mempengaruhi peningkatan kadar hemoglobin antara lain pola makan,
pengetahuan anemia dan kepatuhan dalam meminum tablet tambah darah.
i
PENDAHULUAN Pertama Kehidupan), khususnya
Masalah gizi pada hakikatnya dalam menanggulangi masalah anemia
adalah masalah kesehatan masyarakat, pada remaja adalah melalui pemberian
tetapi cara penanggulangannya tidak suplementasi Tablet Tambah Darah
dapat dilakukan dengan pendekatan (TTD) berupa zat besi (60 mg FeSO4)
medis dan pelayanan kesehatan saja. dan asam folat (0.25 mg).
Penyebab timbulnya masalah gizi Rekomendasi pemberian TTD ini
adalah multifaktor, sehingga harus adalah upaya pencegahan dan
melibatkan berbagai sektor terkait penanggulangan anemia gizi besi.
dalam upaya penanggulangannya. Pemerintah Indonesia sejak tahun
Pada umumnya masalah gizi di 1997 telah merintis langkah-langkah
Indonesia dan di negara berkembang baru dalam upaya mencegah dan
masih didominasi oleh Kurang Energi menanggulangi anemia gizi dengan
Protein (KEP), masalah Anemia Besi, mengintervensi WUS (Wanita Usia
Gangguan Akibat Kekurangan Garam Subur ), Lebih dini lagi yaitu sejak
Yodium (GAKY), Kurang Energi usianya masih remaja, dikarenakan
Vitamin A (KVA) dan obesitas intervensi yang dilakukan pada saat
terutama di kota- kota besar (Supariasa WUS anemia saat hamil tidak dapat
et al, 2011). mengatasi masalah anemia. Kelompok
Anemia gizi besi masih menjadi remaja putri merupakan sasaran
masalah gizi utama di Indonesia. strategis dari program perbaikan gizi
Berdasarkan prevalensi anemia untuk memutus siklus masalah agar
remaja putri (10-14 tahun): 57,1%. tidak meluas ke generasi selanjutnya.
Anemia pada Wanita Usia Subur (15- Berdasarkan observasi awal
44 tahun) dan perempuan hamil pada yang penulis lakukan terhadap 450
SKRT ( Survey Kesehatan Rumah siswi SMP dan SMA di wilayah
Tangga) 1995 dan 2001 menunjukkan Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang
kecenderungan menurun yaitu diketahui sebanyak 340 siswi
berturut-turut dari 39,5% menjadi 27% (75,56%) menderita anemia dan
pada Wanita Usia Subur dan dari sebanyak 110 siswi (24,44%)
50,9% menjadi 40% pada perempuan diketahui tidak menderita anemia. Hal
hamil (Departemen Kesehatan, 2015). ini disebabkan Program Pencegahan
Beberapa faktor yang dan Penanggulangan Anemia Gizi
menyebabkan tingginya prevalensi Besi (PPAGB) pada siswi di wilayah
anemia secara umum disebabkan Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang
kehilangan darah secara kronis, masih belum berjalan secara efektif
asupan zat besi tidak cukup, dan hanya melihat cakupan pemberian
penyerapan yang tidak memenuhi saja. Pemberian dengan pola setiap
syarat dan peningkatan kebutuhan satu minggu sekali dan 10 tablet saat
akan zat besi. Kekurangan besi dapat menstruasi cenderung memiliki hasil
menimbulkan anemia dan keletihan, tingkat kepatuhan konsumsi TTD
kondisi yang menyebabkan mereka yang rendah. Selain itu juga sedikit
tidak dapat konsentrasi dalam belajar meningkatkan kadar Hemoglobin
dan kurang bersemangat. (Arisman, setelah diberikan suplementasi.
2014). Atas dasar permasalahan
Salah satu upaya yang telah tersebut di atas, peneliti tertarik
dilakukan pemerintah untuk melakukan penelitian lebih mendalam
mendukung gerakan 1000 HPK (Hari berkenaan dengan “Pengaruh
pemberian tablet tambah darah mencegah anemia diukur dengan
terhadap siswi penderita anemia di menggunakan kuisioner sebanyak 10
wilayah Puskesmas Cipondoh Kota pertanyaan yang bersifat pernyataan
Tangerang” positif dan negatif yang bernilai 1-5 .
Analisis data
BAHAN DAN METODE Uji instrumen dilakukan pada
PENELITIAN pertanyaan kuesioner sebelum diambil
Tahapan metode penelitian kesimpulan , dengan menggunakan uji
antara lain pemeriksaan awal validitas dan uji reliabilitas, yaitu
hemoglobin semua siswi dari 4 kelas untuk menentukan valid dan
berjumlah 174, dari pemeriksaan awal realibilitasnya suatu kuesioner
di dapatkan 113 siswi yang menderita (Notoatmojo 2011)
anemia sehingga pemberian kuesioner Hasil Hemoglobin yang diperoleh
siswi yang menderita anemia sebelum dan sesudah perlakuan
dilakukan kepada siswi sejumlah 113, pemberian tablet tambah darah diuji
pemberian tablet tambah darah, dengan uji paired sample T tes yaitu
pemeriksaan hemoglobin setelah untuk mengetahui apakah terdapat
pemberian tablet tambah darah selama hubungan antara dua data dari sampel
3 bulan. yang sama. Sebelum melakukan uji
Pengambilan sampel darah perifer paired sample T tes data harus
untuk pemeriksaan awal anemia dilakukan uji normalitas.
Pengambilan sampel darah perifer
dilakukan dengan membersihkan
ujung jari yang akan dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
penusukan dengan alkohol 70% dan Penelitian awal dilakukan
dibiarkan kering, setelah itu dilakukan dengan pemeriksaan kadar
penusukan dengan lanset , setelah hemoglobin pada semua siswi di 4
darah keluar di bersihkan dengan sekolah yang berbeda , 2 kelas siswi
kapas kering, kemudian tetesan SMP dan 2 kelas siswa SMA,
berikutnya ditampung dengan tabung sejumlah 174 siswi.
kecil yang berisi antikoagulan yang Hasil pemeriksaan hemoglobin
sudah diisi identitas koresponden. siswi SMP dan SMA di wilayah
Pemeriksaan kadar hemoglobin Puskesmas Cipondoh ini dapat dilihat
dengan menggunakan alat pada Gambar 1.
Hematology Analyzer Sysmex XP NORMAL ANEMIA
100
29 28 28 28
Alat hematology analyzer disiapkan
JUMLAH SISWA
30 16 14 14 17
dan dimasukan standar kontrol , 20
setelah alat siap masukan tabung kecil 10
yang berisi darah perifer sampel ke 0
SMP SMP SMA SMA
alat hematology analyser kemudian YASIR NURUL JABAL YASIR
HIKMAH NUR
didapatkan kadar hemoglobin nya.
Kuesioner Gambar 1.
Kuesioner di sebar dengan cara siswi Hasil pemeriksaan hemoglobin siswi
dikumpulkan pada suatu kelas dan SMP dan SMA di wilayah Puskesmas
diserahkan langsung kepada siswi. Cipondoh
Perilaku responden dalam mengetahui
tentang anemia dan pola makan untuk
Pemeriksaan kadar hemoglobin di Karakteristik Responden
awal penelitian, didapatkan siswi Umur Responden
yang menderita anemia di SMP Yasir Umur responden dapat dilihat pada
sebanyak 64 %, di SMP Nurul gambar 2
Hikmah 67 %, di SMA Jabal Nur 67
% dan di SMA Yasir sebanyak 62%. 18
tahun 15
Siswi yang mempunyai kadar tahun
23%
Hemoglobin yang rendah yaitu SMP 26%
Yasir 29 orang, SMP Nurul Hikmah
28 orang , SMA Jabal Nur 28 orang,
dan SMA Yasir 28 orang sehingga
17 16
total sebanyak 113 siswi menjadi
tahun tahun
responden dalam penelitian pengaruh 27% 24%
tablet tambah darah kepada siswi
penderita anemia. Sebelum dilakukan Gambar 2 . Umur responden
pengujian setiap siswa diberikan
kuesioner. Anemia dipengaruhi usia siswi
yang mempengaruhi kepatuhan
Uji Validitas dan Reliabilitas minum tablet tambah darah dan
Data kuesioner yang didapat dari 113 mengatur pola hidup yang sehat.
siswi responden dilakukan uji Hasil penelitian didapatkan bahwa
Validitas dan Reliabilitas yaitu untuk siswi SMA nilai selisih kadar
mengetahui kevalidan suatu angket hemoglobin sebelum dan sesudah
sehingga dapat menjadi instrumen pemberian tablet tambah darah lebih
dalam penelitian. baik dari siswi SMP, hal ini sesuai
Tabel distribusi dengan jumlah dengan penelitian yang dilakukan
responden 113 atau n = 113 oleh ( Pertiwi. 2018) bahwa ada
didapatkan r tabel dengan tingkat hubungan usia dengan kadar
distribusi 5 % maka r tabel = 0.183. hemoglobin.
Uji Validitas menunjukan semua Usia remaja merupakan usia
pertanyaan yang diajukan sebagai peralihan dari masa kanak-kanak
kuesioner adalah valid dan reliabel menuju masa dewasa. Pada usia
dengan di buktikan bahwa nilai r remaja banyak perubahan yang terjadi,
hitung < r tabel. Uji validitas dari 10 yaitu perubahan fisik karena
pertanyaan yang di ajukan kepada bertambahnya massa otot,
responden maka didapatkan hasil bertambahnya jaringan lemak dalam
semua pertanyaan adalah valid, tubuh, juga terjadi perubahan
selanjutnya akan dilanjutkan dengan hormonal yang banyak terjadi dalam
uji reliabilitas. masa pertumbuhan seorang remaja.
Uji reliabilitas didapatkan nilai r Remaja yang mengalami perubahan-
hitung = 0,803 > r tabel 0.183, maka perubahan itu mempengaruhi
dapat disimpulkan bahwa semua soal kebutuhan gizi dan makanan yang
yang di sebarkan adalah dinyatakan dikonsumsi (Moehji, 2009). Remaja
valid dan reliabilitas . dimulai kira-kira usia 10-13 tahun dan
berakhir 18-22 tahun (Santrock, 2005).
Remaja sering disebut dengan masa
pubertas (Depkes, 2010). Remaja akan
mengalami pubertas menurut
(Santrock 2005) adalah perubahan tergantung pada kebiasaan makan
cepat pada kematangan fisik yang yang dilakukan, salah satu faktor
meliputi perubahan tubuh dan yang mempengaruhi kebiasaan
hormonal, terutama terjadi selama makan remaja adalah pengetahuan
masa remaja awal yaitu sekitar usia yang dimiliki, hal ini tidak sesuai
13-17 tahun. Remaja putri yang dengan penelitian (Yulinar 2013)
mengalami menarche (menstruasi) bahwa tidak terdapat hubungan antara
yang pertama kali, adanya pengetahuan anemia dengan kadar
perkembangan untuk mencapai hemoglobin, namun ada hubungan
kematangan mental, emosional, sosial, antara jenis makanan terhadap kadar
dan fisik oleh remaja, adalah sekian hemoglobin.
banyak persoalan yang dihadapi pada
remaja tersebut dan berkaitan dengan Pola makan
masalah gizi. Responden mempunyai
kebiasaan dalam memilih makanan
Pengetahuan tentang anemia yang dikonsumsi yang sehat dan
Pengetahuan siswi terhadap tidak melakukan diet yang tidak
anemia sangat membantu dalam seimbang, sehingga pola makan
melihat pengaruh tablet tambah darah berpengaruh terhadap kadar
untuk menaikan hemoglobin bagi hemoglobin siswi
siswi penderita anemia, karena 75
62
jumlah siswi
80 55 45 53 47
dengan pengetahuan anemia yang 60 25
38
baik akan meningkatkan kepatuhan 40
20
mereka dalam mengkonsumsi tablet 0
SMP Yasir SMP SMA Jabal SMA Yasir
tambah darah secara teratur Nurul Nur
CUKUP
90 Hikmah
100 79 75 KURANG
80 62
jumlah siswi
1,5
remaja putri dapat ditingkatkan
1
melalui sosialisasi kepada remaja
0,5
putri di sekolah, orang tua, dan
0
guru. Pemantauan diperlukan
-0,5
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 dengan sosialisasi yang dilakukan
orang tua dan guru di sekolah
-1
JUMLAH SISWI dengan melakukan pencatatan agar
tercapai tujuan program
Gambar 5. pencegahan dan penanggulangan
Perbandingan pengaruh pemberian anemia pada remaja putri untuk
tablet tambah darah siswi SMP menurunkan prevalensi anemia di
Indonesia.
Penelitian tentang 2. Anemia yang disebabkan karena
perbandingan pengaruh pemberian kekurangan zat besi bisa diobati
tablet tambah darah antara SMP dengan tablet tambah darah, tidak
Nurul Hikmah dan SMP Yasir semua anemia harus diberi tablet
didapatkan hasil perbedaan antara tambah darah yang komposisi
setelah dan sebelum pemberian tablet utamanya adalah zat besi,
tambah darah menunjukan hasil yang sebaiknya pengobatan untuk
positif 96 % dan negatif sebesar 4% meningkatkan kadar hemoglobin
pada SMP Nurul Hikmah, sedangkan bukan hanya dengan pemberian zat
pada SMP Yasir positif 90 % dan besi, tetapi harus sesuai dengan
negatif 10 %, hasil positif berarti latar belakang penyakit
selisih antara sesudah dan sebelum penyebabnya masing-masing dari
pemberian tablet tambah darah tiap jenis anemia. Anemia yang
menunjukan hasil yang lebih baik paling sering ditemukan di
atau ada peningkatan kadar masyarakat adalah jenis anemia
hemoglobin. SMP Yasir terdapat 3 hipokromik mikrositik. Jenis
siswi yang menunjukan selisih kadar anemia ini disebabkan oleh 4
hemoglobin sebelum dan sesudah faktor, yaitu: Defisiensi
negatif artinya kadar hemoglobin (kekurangan) zat besi, penyakit
sesudah lebih rendah dari kadar kronik (keganasan, cacingan,
hemoglobin sebelum pemberian komplikasi ), Thalasemia, dan
tablet tambah darah. Sideroblastik. Pemeriksaan darah
Kegagalan pemberian tablet rutin dan status besi diperlukan
tambah darah pada beberapa siswi untuk menentukan jenis anemia.
penderita anemi dapat diakibatkan
oleh beberapa faktor, diantaranya Siswi SMA Yasir dan SMA Jabal Nur
adalah : selisih kadar hemoglobin dapat dilihat
pada gambar 6.
SMA JABAL NUR SMA YASIR
yang telah diberikan peneliti selama 1
bulan (30 hari) dan tetap
1,4
mengkonsumsi selama menstruasi.
1,2
Kenaikan/Penurunan Hemoglobin
1
Pemberian tablet Fe kepada remaja
0,8
putri sangat bermanfaat pada keadaan
0,6
haid, dikarenakan saat itu bisa terjadi
0,4 kehilangan besi akibat perdarahan.
0,2 Haid rata-rata mengeluarkan darah 60
0 ml perbulan yang sama dengan 30 mg
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
-0,2 besi, sehingga perempuan
-0,4 memerlukan tablet tambah darah satu
-0,6 JUMLAH SISWI miligram perhari agar keseimbangan
tetap terjaga (Depkes, 2008). Tablet Fe
Gambar 6. dapat mengobati wanita dan remaja
Selisih kadar hemoglobin siswi SMA putri yang mengalami anemia,
meningkatkan kemampuan belajar,
Penelitian yang dilakukan di meningkatkan status gizi dan
siswi SMA didapatkan hasil bahwa di kesehatan remaja (Sani R, 2010).
SMA Yasir menunjukan hasil 100 % Tablet Fe dapat diminum
positif artinya pemberian TTD bersamaan dengan makanan atau
memberikan hasil yang baik antara minuman yang mengandung vitamin
sebelum dan sesudah pemberian C seperti jus jeruk, makan daging,
tablet tambah darah, sedangkan di ikan, dan ayam agar lebih cepat
SMA Jabal Nur menunjukan hasil 96 menyerap zat besi . Tablet tambah
% positif dan hasil yang negatif darah tidak diperbolehkan bersamaan
hanya 4 % yang menunjukan hasil dengan makan atau minum yang
yang negatif, Tablet tambah darah mengandung alkohol, teh, kopi atau
yang diberikan pada responden buah-buahan yang mengandung
dengan mengkonsumsi tablet Fe alkohol seperti durian, tape, nanas,
sangat membantu untuk manga dikarenakan dapat menurunkan
menanggulangi anemia zat besi penyerapan zat besi dalam tubuh
(IDAI, 2011). Pentingnya pemberian sehingga manfaatnya menjadi
zat besi ini kepada seseorang yang berkurang. Tablet Fe bisa dikonsumsi
sedang mengalami anemia defisiensi setelah makan atau menjelang tidur
besi dan tidak ada gangguan absorpsi untuk mengurangi gejala mual dan
maka dalam 7-10 hari kadar kenaikan muntah (Depkes, 2008).
hemoglobin bisa terjadi sebesar 1,4
mg/KgBB/hari (Haryanto, 2006).
Faktor yang mempengaruhi Analisa hasil penelitian sebelum dan
peningkatan kadar hemoglobin pada sesudah pemberian tablet tambah
remaja putri yaitu usia, frekuensi darah
mentruasi, status gizi, pola makan, Penelitian sejumlah 113 siswi
jenis makanan yang dikonsumsi, yang menderita anemia sebelum di
konsumsi tablet Fe dan aktivitas fisik ( beri tablet tambah darah kadar
Permaesih, 2015). Faktor lain yang hemoglobinnya di periksa, kemudian
dapat diketahui dalam mempengaruhi selama 3 bulan di berikan tablet
kenaikan kadar hemoglobin yaitu tambah darah di periksa kembali
siswi yaitu mengkonsumsi tablet Fe
hemoglobinnya dapat lihat pada tabel
1.
Means Means
No Nama Sekolah N selisih P value
sebelum TTD sesudah TTD