Anda di halaman 1dari 6

Energi Gravitasi

Petunjuk : Pembahasan bagian ini adalah pelengkap untuk pelajaran fisika kelas 2 SMA semester 1
tentang usaha dan energi.

Jika kita berada di dekat permukaan Bumi, melempar batu misalnya, maka batu akan jatuh kembali ke
permukaan Bumi karena tarikan gravitasi Bumi. Di dalam peristiwa itu berlaku hukum kekekalan energi
mekanik

mghA  12 mvA2  mghB  12 mvB2

Rumus ini adalah representasi matematika dari hukum kekekalan energi mekanik. Titik A dan titik B bisa
dimana saja asal tidak terlalu jauh dari permukaan Bumi. Jumlah energi potensial dan energi kinetik di
suatu titik disebut energi mekanik. Rumus diatas dapat dibaca bahwa energi mekanik konstan selama
batu melayang dari A ke B.

Rumus energi potensial diatas sebenarnya merupakan rumus pendekatan, bukan rumus eksak. Rumus
itu hanya berlaku jika medan gravitasi dapat dianggap sama di semua titik yang ditinjau. Dengan
demikian rumus tersebut hanya berlaku di dekat permukaan Bumi. Bagaimana halnya kalau benda
bergerak sangat jauh di dalam medan gravitasi Bumi sehingga selama bergerak, benda melalui titik-titik
yang percepatan gravitasinya berbeda? Dalam hal ini, akan lebih baik apabila digunakan bukan rumus
pendekatan tapi perumusan yang lebih fundamental bagi energi potensial, yaitu :

M m
E P  G
r
Dengan :

G adalah konstanta gravitasi


M adalah Massa Bumi
m adalah massa benda yang bergerak
r adalah jarak benda dari pusat Bumi

Dalam perumusan ini titik acuan untuk penentuan ketinggian adalah pusat Bumi, bukan permukaan
Bumi, akan tetapi energi potensial nol bukan di pusat Bumi melainkan di suatu titik yang sangat jauh dari
Bumi (r = ). Dalam perumusan ini pula kita melihat bahwa energi potensial gravitasi Bumi di semua titik
adalah negatif kecuali di tempat yang sangat jauh atau di titik r = .

Rumus energi potensial diatas dapat diperoleh dari rumus dasar :


W  Fx
Jika gerak benda yang ditinjau jauh sehingga gaya gravitasi yang dialaminya tidak dapat dianggap tetap
maka perlu dilakukan integrasi untuk menghitung usaha, dan rumus gaya gravitasi yang digunakan harus
rumus yang lebih fundamental yaitu gaya gravitasi Newton :

M m
F  G
r2

Tanda negatif artinya gaya tarik menarik. Proses integrasinya tidak diuraikan disini karena
membutuhkan kalkulus yang belum diajarkan, namun sebagai petunjuk, kita dapat melihat bahwa
perbedaan rumus EP dan F hanya pada penyebut yang pangkat satu pada rumus EP pangkat dua untuk
rumus F. Jika F dikalikan dengan r maka kita akan mendapatkan EP, padahal di dalam rumus usaha
diatas, F tidak dikalikan dengan r melainkan Δr, maka diperlukan proses integrasi untuk sampai pada
rumus EP.

Orbit Satelit
Sebuah satelit yang bergerak mengelilingi Bumi, dalam orbit elips energi makaniknya tetap, meskipun
jaraknya berubah-ubah dari Bumi. Maka dapat diduga bahwa kecepatan gerak satelit itu pun berubah-
ubah bergantung pada jaraknya dari Bumi, pada saat jaraknya dekat kecepatannya tinggi, saat jaraknya
jauh geraknya melambat. Hal ini sesuai dengan hukum Kepler ke dua. Pada saat satelit paling dekat
dengan Bumi, dikatakan satelit itu berada di perigee, sedangkan pada saat paling jauh dikatakan berada
di apogee.
Dengan menggunakan rumus energi ini, kita dapat menghitung kecepatan orbit satelit, meskipun
orbitnya elips, tanpa harus berurusan dengan persamaan elips. Energi total sebuah satelit yang
mengorbit Bumi adalah :

M m
E  G
a

Dengan a adalah setengah sumbu panjang orbit elips dari satelit. Energi total itu harus sama dengan
jumlah energi kinetik dan potensial, maka:

M m 1 2 M m
G  2 mv  G 
a r

Dengan demikian kecepatan satelit dalam orbitnya ketika jaraknya r dari pusat Bumi adalah :

2 1
v  GM    
r a

Jika orbit satelit berbentuk lingkaran dengan jari-jari r, maka r = a = konstan, sehingga kecepatan gerak
menjadi :
GM 
v
r

Rumus-rumus kecepatan tersebut berlaku untuk satelit yang mengorbit tanpa membutuhkan energi,
tidak berlaku untuk satelit yang mendapat dorongan roket. Satelit yang baru diluncurkan mendapat
dorongan dari roket peluncur sehingga energi totalnya bertambah terus selama mendapat dorongan
roket.

Pesawat atau satelit yang diterbangkan ke angkasa luar dari permukaan Bumi hanya beberapa menit
pertama terbangnya vertikal, kemudian akan berbelok agar dapat mengorbit Bumi. Untuk berpindah
dari satu ketinggian ke ketinggian lain atau untuk lepas dari gravitasi Bumi dan masuk ke gravitasi Bulan
atau planet lain pesawat antariksa melakukan transfer orbit. Apa yang disebut dengan transfer orbit?
Transfer orbit artinya membuat orbit satelit pindah dari suatu jarak dari Bumi ke jarak lain. Cara transfer
orbit ini membuat pemakaian energi menjadi lebih sedikit.

Contoh :

Sebuah satelit yang semula mengelilingi Bumi dengan orbit lingkaran dan jari-jari orbit 1 juta km,
akan dipindahkan orbitnya ke ketinggian 2 juta km. Caranya adalah dengan menyalakan roket
beberapa saat sehingga kecepatan gerak bertambah dan orbitnya menjadi elips, dengan jarak
terdekat ke Bumi (perigee) 1 juta km dan terjauh (apogee) 2 juta km. Selama satelit melambung
hingga mencapai jarak 2 juta km roket mati. Untuk membuat orbit satelit lingkaran, di apogee roket
dinyalakan lagi sehingga kecepatannya bertambah lagi secukupnya untuk membuat orbit satelit
menetap di ketinggian 2 juta km. Pada saat radius orbit pesawat 1 juta km, itu kecepatan liniernya
adalah:

Dengan massa Bumi M=5,97 × 1024 kg dan G =6,68 × 10-11 Nm2/kg2. Untuk membuat orbitnya elips,
roket dinyalakan beberapa saat untuk mempercepat geraknya menjadi sekitar 729 m/dt setelah
mencapai kecepatan itu roket dimatikan dan dibiarkan melambung hingga jarak 2 juta km. Pada
jarak itu kecepatan roket mencapai minimum yaitu 365 m/dt, kalau dibiarkan, pesawat akan
bergerak makin cepat mendekati Bumi lagi. Jika kita ingin membuatnya mengorbit Bumi dalam orbit
lingkaran dengan radius orbit 2 juta km, maka roket harus dinyalakan lagi beberapa saat hingga
kecepatannya mencapai 447 m/dt, lalu matikan.

Orbit Planet
Hukum-hukum yang mengatur orbit satelit mengelilingi Bumi sama dengan yang mengatur orbit planet
mengelilingi Matahari, maka rumus diatas juga berlaku untuk orbit planet, termasuk Bumi:

2 1
v  GM   
r a

Dengan M adalah massa Matahari

Contoh : berapakah kecepatan gerak Bumi mengelilingi Matahari saat Bumi di Perihelion jika
eksentrisitas orbit Bumi 0,017?
Jawab : Jarak perihelion adalah :

Maka kecepatan dapat dituliskan :

Dengan menggunakan :
G = 6,67 x 10-11Nm2/kg2 ; M =Massa Matahari = 1,99×1030kg
Maka diperoleh v = 30,30 km/s.
Berapa kecepatan gerak Bumi di aphelion? Dengan menggunakan rumus yang sama, dengan jarak
aphelion

Diperoleh :

v=29,28 km/s

Bagaimana kecepatan geraknya ketika di tempat lain selain perihelion dan aphelion? Pasti antara 29,28
km/s dan 30,30 km/s, karena jarak Bumi Matahari tidak bisa lebih dekat dari jarak perihelion dan tidak
bisa lebih jauh dari jarak aphelion.

Kecepatan lepas

Ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada sebuah benda yang berada di dalam medan gravitasi
benda lain, bergantung pada kecepatannya. Mungkin benda itu jatuh ke pusat gravitasi, mungkin
mungkin mengorbit, mungkin terlepas dari medan gravitasi itu. Untuk bisa terlepas dari medan gravitasi
kecepatan gerak benda harus cukup tinggi, melebihi suatu batas tertentu. Batas kecepatan itu disebut
kecepatan lepas. Jika kecepatan gerak benda sama atau melebihi kecepatan lepas itu, maka benda akan
lepas dari medan gravitasi benda pertama untuk selamanya kecuali kalau arah geraknya tepat menuju
pusat gravitasi. Untuk mencari besarnya kecepatan lepas ini dapat digunakan konsep energi.
Berdasarkan definisi, di tempat tak berhingga, energi potensial gravitasinya nol. Jadi kecepatan yang
diperlukan adalah kecepatan yang dapat membuat benda mencapai tak berhingga, untuk itu energi total
benda minimum nol.

M m
1
2 mv 2  G 0
r

M m
1
2 mv 2  G
r

2GM 
vesc 
r

Contoh :

Berapakah kecepatan minimum sebuah benda dilontarkan dari permukaan Bumi agar dapat lepas
dari pengaruh medan gravitasi Bumi?

Jawab :

Massa Bumi : 5,98 × 1024 kg, radiusnya : 6378 km, G = 6,67 × 10-11 Nm2/kg2.

≈ 11 km/s

Jadi untuk meluncurkan pesawat ke angkasa luar diperlukan roket yang bisa mendorong pesawat
hingga mencapai kecepatan lebih dari 11 km/s.

Energi Gravitasi Black Hole

Sumber energi apakah yang paling efisien? Kita sudah membahas bahwa benda yang berada pada posisi
yang tinggi mempunyai energi potensial gravitasi dan energi potensial ini dapat diubah menjadi bentuk
energi lain yang dapat dimanfaatkan manusia. Sebagai contoh air sungai yang mengalir dari tempat
tinggi dapat diambil energi potensialnya dan diubah menjadi energi listrik di dalam Pembangkit Listrik
Tenaga Air. Mari kita bandingkan sumber energi ini dengan sumber energi lain. Agar perbandingan adil
kita ambil jumlah massa yang sama dari masing-masing sumber energi, misalnya 1 kg. Energi potensial
gravitasi yang dimiliki 1 kg air yang berada di permukaan bendungan yang tingginya 100 meter adalah :

E p  mgh  110 100  1000 joule

Selanjutnya kita bandingkan dengan bensin, berapa besar energi yang bisa dihasilkan oleh 1 kg bensin
jika dibakar?

Yang ketiga, bahan bakar nuklir, besarnya energi nuklir yang dapat dihasilkan jika 1 kg uranium di ubah
melalui reaksi fisi?

Contoh Soal

Sebuah satelit mengelilingi Bumi pada ketinggian 20000 km dengan orbit lingkaran. Jika
satelit itu akan dinaikkan orbitnya menjadi satelit geostasioner dengan orbit lingkaran,
berapa energi yang dibutuhkan dari roket?

Anda mungkin juga menyukai