Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Kelenjar Tiroid dan Paratiroid pada Tubuh Manusia

Ricky Djunaedi
102014008
Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.16
Email : ricky.2014fk008@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Tubuh memiliki banyak sekali kelenjar, pada setiap kelenjar memiliki fungsi dan cara kerja
yang berbeda pada masing-masing pada organ yang berbeda, salah satunya adalah kelenjar
tiroid yang juga dibantu kelenjar paratiroid. Kadang – kadang di antara sel – sel folikel
terdapat sel yang lebih besar dari sel folikel dan berwarna lebih terang disebut sel
parafolikular atau sel C, yang akan menghasilkan hormon kalsitonin. Kelenjar tiroid, terletak
di bawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea, merupakan salah satu kelenjar
endokrin terbesar yang menghasilkan dua hormone utama yaitu T3 dan T4. Kedua hormone
ini sangat meningkatkan kecepatan metabolism tubuh, perkembangan tumbuh kembang
tubuh, metabolisme tulang dan Ca2+, metabolisme vitamin, sistem saraf, sistem kardio
vascular, saluranan cerna dan juga beberapa hormon lain. Hormon ini sangat dipengaruhi
tiroid stimulating hormone atau TSH yang sekresi oleh hipofisis anterior dan juga Iodium.
Kata Kunci : tiroid, metabolisme, hormon

Abstract
The body has a lot of nodes, at each gland function and work differently on each of the
different organs, one of which is the thyroid gland which is also assisted by the parathyroid
glands. Sometimes between follicular cells are cells that are larger than the follicle cells and
the lighter color is called parafolikular cells or C cells, which would produce the hormone
calcitonin. The thyroid gland, located below the larynx on both sides and anterior to the
trachea, is one of the largest endocrine gland produces two main hormones T3 and T4. Both
of these hormones greatly increase the speed of the body metabolism, growth and
development of the body's development, bone metabolism and Ca2 +, vitamin metabolism,
the nervous system, cardiovascular system, gastrointestinal tract and Also Several other
hormones.This hormone is influenced thyroid stimulating hormone or TSH secretion by the
pituitary anterior and Iodine.
Keywords: thyroid, metabolism, hormone

Pendahuluan

Tubuh memiliki banyak sekali kelenjar, pada setiap kelenjar memiliki fungsi dan cara
kerja yang berbeda pada masing-masing pada organ yang berbeda, salah satunya adalah
kelenjar tiroid. Pada sistem endokrin, melalui hormon yang disalukan melewati pembuluh
darah kesuluruh tubuh, secara umum namun hanya dapat diterima oleh reseptor yang spesifik
dapat mengatur aktivitas yang rumit pada tubuh manusia. Sistem endokrin merupakan satu
dari dua sistem kontrol utama tubuh, mengeluarkan hormon, yang diantara berbagai fungsi
homeostatik, mengontrol pertumbuhan dan perkembangan pada tubuh manusia.1

Dalam penulisan makalah ini akan ada pembahasan banyak hal seputar tiroid dan
paratiroid dimana nanti akan dibahas mengenai fungsi dan kegunaan dari berbagai hormone
yang berpengaruh dan bekerja terhadap tubuh manusia.

Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terdiri dari 2 lobus kiri dan kanan jaringan endokrin yang
menyatu di bagian tengah oleh bagian
sempit kelenjar isthmus, sehingga kelenjar
ini tampak seperti dasi kupu-kupu.1
Kelenjar tiroid terletak tepat di atas trakea,
tepat di bawah laring, juga mempunyai
apex yang mencapai linea oblique cartilage
thyroideae, bisa dilihat pada gambar no.1
dan bassisnya terletak di bawah setinggi
cincin trachea ke empat atau ke lima. Pada
isthmus meluas melintasi garis tengah di
depan cincin trachea 2, 3, dan 4.3
Gambar no. 1
Kelenjar Tiroid2 Sering terdapat lobus pyramidalis
yang menonjol ke atas garis tengah isthmus yang biasanya di hubungkan ke os hyoideum
oleh m. levator glandulae thyroideae.3 Glandula thyroidea mendapat pendarahan oleh
a.thyroidea superior yang merupakan percabangan dari a. carotis externa dan a. thyroidea
inferior yang merupakan percabangan dari truncus thyrocervicalis. Vena – vena dari glandula
thyroidea adalah v. thyroidea superior yang bermuara ke v. jugularis interna, v. thyroidea
media yang bermuara di v.jugularis interna dan v. thyroidea inferior yang bermuara di v.
brachiocephalica sinistra. glandula ini dilalui
oleh n. laryngea recurrent. Persarafan pada
glandula thyroid bersal dari saraf simpatis
ganglia superior, media dan inferior.3

Pada kelenjar tiroid terdapat folikel-


folikel sel sekretorik utama tiroid tersusun

Gambar no. 2
Struktur Mikroskopik Glandula Tiroid5
menjadi gelembung-gelembung berongga yang masing-masing membentuk unit fungsional
yang dikenal dengan folikel yang selektif menyerap iodium dari plasma untuk memproduksi
hormon tiroid yang kemudian disimpan di dalam ruang folikel dapat di lihat pada gambar
no.2 .4 Epitel tiroid mempunyai tipe sel gepeng sampai torak tergantung aktifitas kelenjar.
Pada folikel yang aktif, mempunyai epitel kubis sampai torak, sedangkan pada folikel
inaktif, mempunyai epitel gepeng. Kadang – kadang di antara sel – sel folikel terdapat sel
yang lebih besar dari sel folikel dan berwarna lebih terang disebut sel parafolikular atau sel C,
yang akan menghasilkan hormon kalsitonin.4 Pada potongan mikroskopis folikel tampak
sebagai cincin-cincin sel folikel yang meliputi lumen bagian dalam yang dipenuhi koloid,
pada suatu bahan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan extrasel untuk hormone-
hormon tiroid seperti hormon yang mengandung iodium yaitu tetraiodotironin (T4 atau
tiroksin) dan triiodotironin (T3) kedua ini disebut sebagai kelenjar tiroid. Sintesis hormone
tiroid berasal dari iodium yang berasal dari makanan dan asam amino tirosin, hormone tiroid
merupakan regulator penting bagi laju metabolism basal keselurahan, pertumbuhan,
perkembangan tubuh, dan fungsi sistem saraf.1,3,4,6

Pada tahap awal pembentukan hormone tiroid akan terjadi pengangkuatan iodide dari
darah ke dalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal pada sel tiroid mempunyai
kempapuan untuk memompakan iodide secara aktif ke bagian dalam iodide trapping. Pada
kelenjar tiroid normal, pompa iodide akan dapat memekatkan iodide sebanyak ± 30 kali dari
konsentrasinya pada darah, apa bila kelenjar tiroid menjadi sangat aktif maka rasio
konsentrasi dapat meningkat hingga 250 kali lipat dibandingkan dengan nilai yang normal.1

Awal dari sintesis hormone tiroid berlangsung pada molekul tiroglobulin di dalam
koloid, kompleks golgi sel folikel tiroid membentuk tiroglobulin bersama tirosin dikeluarkan
dari sel folikel menuju ke dalam koloid melalui proses eksositosis, kemudian tiroid
menangkap iodium dari darah dan memindahkanya ke dalam koloid mellaui suatu pompa
iodium yang sangat aktif atau disebut iodine trapping mechanism yang membawa protein
pembawa yang sangat kuat dan memerlukan ATP yang terletak pada membrane luar sel
folikel. Pada proses ini hampir semua iodium di tubuh di pindahkan melawan gradient
konsentrasi ke dalam kelenjar tiroid untuk sintesis hormone tiroid.1

Di dalam koloid, iodium dengan cepat melekat ke bagian tirosin di dalam molekul
tiroglobulin. Perlekatan sebuah iodium ke tirosin menjadi monoiodotirosin dan kemudian
terjadi penggabungan antara molekul tirosin berioidium untuk membentuk hormone tiroid.
Penggabungan 2 DIT masing-masing menggandung 2 atom iodium dan membentuk T4 atau
tiroksin atau disebut juga sebagai tetraiodotironin yaitu hormone tiroid dengan 4 iodium.
Pada penggabungan 1 MIT dengan 1 iodium di tambah dengan 1 DIT yang memiliki 2
iodium akan membentuk T3 atau triiodotironin yang memiliki 3 iodium. T3 adalah bentuk dari
hormone tiroid yang secara biologis aktif di tingkat sel, walaupun tiroid mengaluarkan lebih
banyak T4. Hal ini menunjukan bahwa 2 molekul MIT tidak dapat bergabung satu sama
lain.1,6

Pada bagian di luar tiroid sebagian besar T4 yang di eksresikan diubah menjadi T3 dari
90 % produk sekretorik dikeluarkan dari kelenjar tiroid dalam bentuk T4, sedangkan T3
memiliki aktivitas biologis kurang lebih 4 kali lebih poten dibandingkan denga T 4. Sebagian
besar T4 yang disekresikan kemudian diubah menjadi T3 atau diaktifkan melalui
perangsangan sekresi 1 iodium di hati dan ginjal, 80 % T3 di dalam darah berasal dari sekresi
T4 yang mengalami perangsangan pengeluaran iodium di jaringan perifer. Sebagian besar T4
dan T3 diangkut di darah dalam keadaan terikat dengan protein plasma tertentu. Setelah
dikeluarkan ke dalam darah, hormone tiroid memiliki sifat lipofilik dengan cepat berikatan
dengan beberapa protein plasma. Kurang dari 1 % T3 dan kurang dari 0,1 % T4 tetap berada
dalam bentuk bebas. Hanya hormone bebas dari kesulurhan hormone tiroid memiliki akses ke
reseptor sel sasaran dan mampu menimbulkan efek.1,6

Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam peningkatan hormone tiroid seperti
globulin pengikat tiroksin, albumin dan thyroxine binding prealbumin. T3 memiliki tingkat
poten 2 – 4 kali dibandingkan dengan T4 dan juga berkerja lebih cepat, sehingga memiliki
waktu yang akan memberi efek dalam beberapa jam saja, sedangkan T4 membutuhkan waktu
lebih dari beberapa hari untuk mencapai respons maksimal, T4 merupkan sebagai prohormon
yang merupakan simpanan. T3 sirkulasi hanya sekitar 20% berasal dari kelenjar tiroid, 80%
berasal dari deiodinasi T4 sehingga dengan begitu T3 merupakan hormone yang efektif dan
aktual.1,6

Hormon tiroid akan meningkatkan laju metabolisme, penghasilan panas dan


peningkatan metabolism karbohidrat seperti glikolisis, glukogenesis, kecepatan absorpsi dr
GIT, dan sekresi insulin. Hormon tiroid juga berpengaruh terhadap metabolisme protein pada
sekresi dan penguraian protein, terjadinya peningkatan lemak akan di angkut dari jaringan
lemak sehingga meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma dan
mempercepat oksidasi asam lemak bebas oleh sel, meningkatankan berat badan apabila
hormone tiroid menurun, dan begitu juga pada penurunan berat badan apabila hormone tiroid
terjadi penurunan, karna hormone tiroid menyebabkan peningkatan nafsu makan dan
melebihi kesimbangan perubahan kecepatan metabolisme lemak hal ini merupakan efek
metabolisme lemak pada pengaruh hormone tiroid itu sendiri.1,6

Hormon tiroid juga berpengaruh terhadap growth hormone atau somatomedin yang
berpengaruh terhadap sintesis structural baru dan pada pertumbuhan rangka, pada
metabolisme vitamin hormone tiroid akan meningkatkan jumlah berbagai enzim dan vitamin
merupakan bagian penting dari beberapa enzim atau koezim, maka hormone tiroid akan
meningkatakan kebutuhan vitamin. Pada sistem saraf hormone tiroid akan meningkatakan
kecepatan berpikir, pada sistem kardio vascular akan meningkatkan tekanan darah dan curah
jantung, meningkatkan frekuensi denyut jantung, kekuatan denyut jantung, dan peningkatan
volume darah, pada kulit akan meningkatkan kecepatan darag pada kulit sehingga
meningkatkan kebutuhan untuk pembuangan panas, hormone tiroid juga berpengaruh
terhadap kelenjar kelamin dan kelenjar mamma yang akan berpengaruh terhadap peningkatan
libido.1,6

Hormon tiroid juga memiliki pengaruh terhadap kelenjar lain seperti kelenjat T4 akan
meningkatkan kecepatan metabolisme glukosa pada sistem aliran darah tubuh oleh karna itu
peningkatan kebutuhan insulin yang dieksresikan oleh pancreas, dan juga metabolisme yang
berkaitan dengan pembentukan tulang, dan juga meningkatkan inaktivasi hormone
glukokortikoid adrenal oleh hati yang akan menyebabkan peningkatan umpan balik produksi
hormone androgen kortikotropik oleh kelenjar hipofisis anterior sehingga meningkatkan
kecepatan sekresi glukokortikoid oleh kelenjar adrenal.1,6

Sekresi homon tiroid juga dipengaruhi apa bila terjadi rangsangan oleh TSH atau
thyroid stimulating hormone akan meningkatkan sekresi T4 dan T3. TSH akan meningkatkan
sekresi hormone tiroid, mempertahankan integritas structural kelenjar tiroid. Hormon tiroid
memiliki efek spesifik terhadap kelenjar tiroid seperti meningkatkan proteolisis tiroglobulin
yang disimpan dalam folikel sehingga melepas hormone tiroid ke dalam sirkulasi darah dan
terjadinya penurunan folikel, kemudian meningkatkan pompa Na+ yang akan mempercepat
iodide trapping di dalam sel-sel kelenjar, meningkatkan iodinasi tirosin dan meningkatkan
proses penggandengan atau coupling untuk membentuk hormone tiroid, kemudian
meningkatkan ukuran dan aktifitas sekretorik sel-sel tiroid, kemudian meningkatkan jumla
sel-sel tiroid dan perubahan sel kuboid menjadi sel kolumnar dan menimbulkan banyak
lipatan epitel tiroid kepadalam folikel.1,6

Pada kelenjar tiroid terdapat sel parafolikel terdapat atau sel C akan menghasilkan
hormone calsitonin. Sel parafolikel berada pada jaringan interstitial di antara folikel kelenjar
tiroid. Pengatur utama sekresi kalsitonin adalah pengaturan Ca2+ bebas dalam plasma, apa
bila terjadi peningkatan Ca2+ plasma maka akan meningkatkan sekresi calsitonin, dan begitu
juga sebaliknya apa bila mengalami penurunan. Kerjanya Calsitonin akan menurunka kadar
Ca2+ plasma sehingga membentuk control umpan balik negative sederhana terhadap Ca2+
plasma sehingga bertentangan dengan sistem hormone paratiroid. Calsitonin akan memberi 2
efek pada tulang yaitu penurunan kadar Ca2+ plasma. Apabila terjadi secara jangka pendek
maka calsitonin akan menurun perpindahan Ca2+ dari cairan tulang ke dalam plasma.
Sedangkan pada jangka panjang maka calsitonin akan menurunkan reasorbsi tulang dengan
menghambat aktivitas osteoklas sehingga penurunan reabsorpsi tulang, yang menyebabkan
kadar PO43- plasma & Ca2+ plasma menurun. Calsitonin kemungkinan memiliki peran untuk
melindungi integritas tulang sewaktu terjadi peningkatan kebutuhan Ca2+ ketika pada saat
mengandung atau menyusui.1,6

Kelenjar Paratiroid

Pada kelenjar paratiroid tedapat pada tepat di belakang kelenjar tiroid, pada manusia
terdapat 4 buah kelenjar paratiroid terdapat pada masing-masing kutub atas dan bawah,
merupkan kelenjar-kelenjar kecil, berwarna kecoklatan berbentuk lonjong, kelenjar ini juga
diliputi oleh kapsula jaringan ikat tupis terdapat septa-septa halus yang membawa pembuluh
darah, limfe, saraf kedalam jaringan retikular
halus bisa di lihat pada gambar no.3. Kelenjar
paratiroid memiliki panjang ± 6 mm, lebar 3 mm,
dan tebal 2 mm, terlihat memiliki gambaran
lemak coklat kehitaman pada struktur
makroskopinya.1,3 Pendarahan kelenjar paratiroid
bersal dari a. thyroidea superior dan a. thyroidea
inferior, pembuluh baliknya melaui v. thyroidea
superior, inferior dan media. Persarafan pada
Gambar no. 3
kelenjar paratiroid bersal dari ganglia simptais
Glandula Paratiroid7
superior atau media. Kelenjar paratiroid pada
orang dewasa mengandung sel utama atau chief cell yang menghasilkan hormon paratiroid,
sel oksifil tidak terdapat pada hewan dan manusia pada usia muda.1,3

Kelenjar paratiroid mempunyai ciri-


ciri mikroskopik seperti terdapatnya sel
prinsipal atau sel oksifil. Dimana pada sel
prinsipal atau sel chief merupakan penghasil
parathormon tersusun dalam massa padat
diantara kapiler darah, jumlahnya
banyak.pada sel prinsipal teradpat 2 jenis
seperti ada yg berwarna terang dan gelap.1

Pada sel yang berwarna gelap


Gambar no. 4
Struktur Mikroskopik Glanduala Paratiroid8 memilik inti jelas, bulat, sitoplasma relatif
sedikit, mengandung granula sekretorik halus, memilki sikap basofil sehingga aktif
mensekresi hormon. Sedangkan pada sel yang berwarna terang memiliki inti besar, vesikuler,
sitoplasmanya jernih dan pucat, dan bentuk inaktif. Pada sel oksifil tidak ditemukan
fungsinya karna masih belum jelas, namun memiliki ciri seperti selnya lebih besar dari pada
sel prinsipal dan jumlahnya lebih sedikit, terdapat pada sel prinsipal namun ditemukan dalam
keadaan sendiri atau berkelompok, selnya memiliki bentuk oval atau poligonal dan
sitoplasma asidofil dan memiliki granula halus.1,4

Pada Ca2+ dalam tubuh terdapat 99% yang akan membentuk gigi dan tulang, 1 % yang tersisa
berada pada jaringan lunak. Ca2+ bebas dalam plasma dan cairan interstitium menjadi 1
kesatuan. Ca2+ bebas secara biologis aktif bila ada di bawah control ini hanya membentuk
kurang dari 1/1000 Ca2+ dalam tubuh.1,6

Hormon paratiroid tidak mempunyai efek langsung pada usus, secara tidak langsung
hormone paratiroid meningkatkan reabsorpsi Ca2+ dan PO43- dari usus halus melalui perannya
dalam pengaktifan vitamin D yaitu pembentukan 1,25 dihidrokolekalsiferol menjadi vitamin
D secara langsung juga meningkatkan penyerapan Ca2+ & PO43-. Pada tulang Ca2+ akan
dilipatgandakan untuk mempertahakan kadar Ca2+ di dalam plasma apabila dari makanan
terlalu rendah.1,6

Pertukaran Ca2+ antara cairan ekstra seluler dan tulang juga berada di bawah control
hormone paratiroid, pengaturan metabolisme Ca2+ bergantung pada control HPT atas
pertukaran antara cairan ekstra seluler dan 3 kompratemen pada tulang, ginjal, dan usus yang
penting sekali dalam membutuhkan kalsium plasma. Kontrol metabolisme Ca2+ mencangkup
2 aspek, seperti pada pengaturan homeostasis untuk mempertahakan konsentrasi Ca2+ bebas
dalam plasma, dilakukan oleh pertukaran cepat antara tulang dengan cairan ekstra seluler,
eksresi Ca2+ melalui urin dan pengaturan keseimbangan Ca2+ pada absorpsi Ca2+ di usus yang
berlangsung lambat, eksresi Ca2+ melalui urin sehingga total Ca2+ jumlah total Ca2+ dalam
tubuh tetap konstan. Ca2+ juga berpengaruh terhadap proses pembekuan darah sebagai
indicator reaksi pembekuan darah, dan Ca2+ berfungsi pada permeabilitas membran sel seperti
pada penurunan Ca2+ bebas maka akan eksitabilitas saraf dan otot meningkat dan sebaliknya,
juga pada kontraksi otot disebabkan karna penggabungan eksitasi kontraksi di otot jantung
dan otot polos menyebabkan masuknya Ca2+ cairan ekstra seluler ke dalam sel otot jantung
dan otot polos yang terjadi akibat peningkatan permeabilitas Ca2+ sebagai respon terhadap
potensial aksi sehingga memicu kontraksi otot.1,6

Hormon paratiroid pada tulang mempunyai efek untuk memindahkan simpanan Ca2+
di tulang dengan terjadinya peningkatan konsentrasi Ca2+ plasma oleh hormone paratiroid apa
bila konsentrasi elektrolit ini mulai menurun. Hormon paratirod memiliki 2 efek utama pada
tulang yang meningkatkan konsentrasi Ca2+ plasma.yang pertama apa bila hormone paratiroid
menginduksi efflux cepat Ca2+ ke dalam plasma dari simpanan labil pada Ca2+ yang
jumlahnya kurang sekali pada cairan tulang, yang kedua pada merangsang pelarutan tulang
menurun sehingga hormone paratiroid meningkatkan transfer lambat Ca2+ dan PO43- dari
simpanan stabil, mineral tulang di dalam tulang itu sendiri ke dalam plasma menyebabkan
remodeling tulang yang terjadi lebih condong kea rah resorpsi tulang dari pada pengendapan
tulang. Pada ginjal hormone paratiroid memiliki 3 efek seperti meningkatkan reabsorpsi Ca2+
dengan melakukan eksresi melalui urine menurun, kemudian menurunkan reabsorpsi PO43-
sehingga ekskresi melalui urin meningkat, dan meningkatkan pengaktifan vitamin D oleh
ginjal itu sendiri.1,6

Hormon paratiroid bekerja dengan meningkatkan konsentrasi Ca2+ ke dalam plasma


dan di seluruh cairan ekstra selular dan mencegah hipokalsemia. Apa bila hormone paratiroid
tidak disekresi maka Ca2+ menurun sehingga terjadinya spasme hipokalsemik otot-otot
pernafasan sehingga terjadi afiksia dan dapat memicu terjadinya kehilangan nyawa. Hormon
paratiroid melalui efek pada tulang, ginjal, serta usus akan meningkatkan kadar Ca2+ plasma.
Pada hormone paratiroid juga dapat menurunkan konsentrasi PO43- plasma.1,6
Hormon Hipofisis

Pada hipofisis terbagi menjadi 2 bagian yaitu hipofisis anterior dan posterior. Pada
hypothalamus dapat mengendalikan sel endokrin pada medulla kelenjar adrenal. Sebagai
organ endokrin hypothalamus mengeksresikan ADH dan oksitosin dan kemudian di simpan
pada hipofisis posterior. Pada hypothalamus terjadi sekresi hormone regulator seperti RH dan
IH yang akan mampu mengatur aktivitas sel endokrin hipofisis. Hormon yang di lepaskan
akan menunju ke tempat hormone itu akan bekerja, karna setiap hormone-hormon memiliki
reseptor dan segera menuju ke sel sasaran yang terletak jauh dari tempat pengeluarannya,
contoh hormone umum seperti epinefrin dan norepinefrin, GH, dan hormone tiroid, terdapat
juga hormone lokal seperti Asetilkolin, Sekretin, dan Kolesistokinin. Terdapat stuktur secara
anatomis pada hypothalamus dengan hipofisis yaitu dengan bermula pada hypothalamus
menuju hipofisis dengan menggunakan infundibulum.1,6

Pada hypothalamus dan hipofisis posterior akan membentuk suatu sistem


neuroendokrin yang terdiri dari populasi neuron-neuron neurosekretorik yg badan selnya
terletak dalam 2 kelompok yang jelas di hipotalamus yaitu nukleus paraventrikular dan
supraoptikus, neurohormon yaitu vasopressin dan oksitosin akan dapat terbentuk. Pada
hipofisis posterior adalah perluasan dari hypothalamus, dimana pada bagian ini tidak
menghasilkan hormone apapun, melaikan hanya menyimpan dan menunggu hingga terdapat
rangasangan yang sesuai untuk melepas hormone tersebut sehingga hormone tersebut dapat
dilepaskan.1,6

Fungsi dari traktus hypothalamo-hipofisialis merpukana jalur saraf yang


mengubungkan hypothalamus dengan hipofisis posterior yang membentuk suatu sistem
neuroendokrin yang terdiri dari populasi neuron-neuron neurosekretorik yang tedapat badan
sel terletak dalam 2 kelompok yang jelas di hypothalamus yaitu pada nukleus paraventrikular
dan supraoptikus. Terdapat juga portal hipotalamo-hipofisialis yang merupakan hubungan
hypothalamus dengan hipofisis anterior yang dihubungkan melalui pembuluh darah yang
merupakan saluran hormone-hormon RH dan IH hypothalamus ke hipofisis anterior untuk
mengontrol sekresi hormone hipofisis anterior.1,6

Ada 5 jenis sel dalam adhenohipofisia, kegunaannya untuk dapat mengatur sekresi
hormone hipofisis anterior melalui hypothalamus dan umpan balik oleh organ target. Pada
adhenohipofisa menghasilkan hormone hipofisiotropik seperti growth hormone, thyroid
stimulating hormone, adrenokortikotropik, folikel stimulating hormone, luteinzing hormone,
prolaktin, dan melanosit stimulating hormone.1

Pada Thyroid stimulating hormone atau TSH tidak boleh terjadi sekresi secara
berlebih sehingga akan terjadi gondok akibat berlebihnya jumlah TSH sehingga terjadi
stimulasi berlebihan pada pertumbuhan kelenjar tiroid sehingga kelenjar tiroid mampu
berespons terhadap kelebihan TSH sehingga menyebabkan sekresi hormone thyroid
meningkat dan menyebabkan hipertiroidisme dan gondok. Pada sekresi TSH berlebih dapat
disebabkan karna defek pada hypothalamus dan hipofisis anterior.1

TSH akan merangsang sekresi hormone tiroid dan pertumbuhan kelenjar tiroid,juga
dapat mempertahankan integrita structural kelenjar tiroid seperti keadaan TSH mengalami
penurunan atau tidak ada sehingga kelenjar tiroid menglami atrofi menyebabkan sekresi
hormone tiroid menurun, apa bila terjadi peningkatan TSH maka kelenjar tiroid menjadi
hipertrofi dan hyperplasia, hormone tiroid memiliki efek umpan balik negative yang
menyebabkan tidak adanya sekresi TSH. Pada TRH atau thyroid releasing hormone pada
hypothalamus secara tropic meningkatkan sekresi TSH oleh hipofisis anterior.1

Pada TSH dan hormone tiroid dapat menurun dapat disebabkan akibat beberapa jenis
stress yang dipengaruhi saraf pada hypothalamus. Proses pengaturan sekresi pada TSH
melalui sumbu hypothalamus hipofisis thytoid, dimana terdapat rangsangan endokrin yang
berasal dari Hipothalamus kemudian menyebabkan sekresi TRH dan menuju hipofisis
anterior menyebabkan sekresi hormone TSH menuju kelenjar tiroid dan membentuk T3 dan
T4, hormone T3 dan T4 dapat menghambat hipofisis anterior agat tidak menghasilkan TSH
berlebih.1,6

Terdapat faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan sekresi GH seperti


terdapatnya rangsangan dari GHRH atau growth hormone relasing hormone dan menghambat
GHIH atau growth hormone inhibitor hormon, mengkonsumsi makanan berprotein tinggi
sehingga terjadi pembentukan asam amino darah berlebih sehingga terjadi sintesa protein,
penurunana kadar asam lemak darah untuk mempertahankan kadar asam lemak darah yang
relative konstan, tidur lelap, olah raga, stress dan penurunan glukosa darah.1,6

Simpulan

Kelenjar tiroid, terletak di bawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea,
merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar yang menghasilkan dua hormone utama
yaitu T3 dan T4. Kedua hormone ini sangat meningkatkan kecepatan metabolism tubuh,
perkembangan tumbuh kembang tubuh, metabolisme tulang dan Ca2+, metabolisme vitamin,
sistem saraf, sistem kardio vascular, saluranan cerna dan juga beberapa hormone lain.
Hormon ini sangat dipengaruhi thyroid stimulating hormone atau TSH yang sekresi oleh
hipofisis anterior dan juga adanya iodium. Hormon tiroid tidak boleh mengalami kelebihan
atau disebut juga sebagai hipertiroidisme dan apa bila terjadi kekurangan maka akan
mengakibatkan hipotiroidisme yang akan sangat memberi dampak pada perkembangan tubuh
manusia.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Human physiology. From cells to systems. 8th edition. Belmont:


Brooks/Cole, Cengage Learning; 2013: p. 721-6,757-9,760-4.
2. Di unduh dari http://cdn.thyroid.com.au/wp-content/uploads/2011/12/thyroid-
anatomy-detailed.jpg. 11 oktober 2015.
3. Snell RS. Clinical anatomy.9th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
2012: p. 657-61.
4. Gartner LP, Hiatt JL. Color atlas and text of histology. 6th edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2014: p. 451-53.
5. Di unduh dari
http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/endocrines/Images/ThyrHE40.jpg.
11 oktober 2015.
6. Guyton AC, John EH. Textbook of medical physiology. 11th edition. Philadelphia:
Elsevier’s Health Sciences Rights Department; 2006: p. 6, 343, 848, 886, 906-15,
919, 931-40, 978, 985-90, 1034.
7. Di unduh dari
http://www.mhhe.com/biosci/esp/2001_saladin/folder_structure/in/m5/s5/assets/imag
es/inm5s5_1.jpg. 11 oktober 2015.
8. Di unduh dari
https://instruction.cvhs.okstate.edu/Histology/HistologyReference/imagesco/thyroid2
F.jpg. 11 oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai