Anda di halaman 1dari 23

Pengaruh Penyerapan Makanan

Dalam Tubuh Terhadap Marasmus

Ricky Djunaedi
102014008
Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.16
Email : ricky.2014fk008@civitas.ukrida.ac.id
Skenario 8
• Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa
ke Rumah Sakit karena buang air besar cair 3
kali sejak 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan berat badan 10kg, rambut
kemerahan dan mudah patah, anak tampak
sering rewel dan menangis. Dokter
mendiagnosa marasmus.
Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui
• Marasmus :
Bentuk malnutrisi protein-energi
terutama karena berkepanjangan
defisit kalori yang parah, biasanya
selama tahun pertama kehidupan,
dengan retardasi pertumbuhan dan
buang progresif lemak subkutan dan
otot, tetapi biasanya dengan retensi
dari nafsu makan dan kewaspadaan
mental. Penyakit infeksi dapat faktor
pencetus.
Rumusan Masalah
• Anak berusia 4 tahun menderita marasmus.
Analisis Masalah

Mulut Lambung Usus

Mekanisme Sistem Struktur Makro Sistem


Pencernaan Pencernaan
RM
Struktur Mikro Sistem
Mekanisme Sistem Pencernaan
Defekasi Pencernaan

Karbohidrat Protein Protein Lemak


Mulut
Lambung

• Bolus > Kimus


• Penyerapan Protein
Usus
Intestinum tenue -> Intestinum
crassum
• Absorpsi
• Terjadi pembusukan dan penyerapan cairan pada
Intestinum crassum = Feses

• Intestinum crassum :
• Appendix vermiformis
• Colon ascendens
• Colon transversum
• Colon descendens
• Colon sigmoid
• Rectum
Defekasi
Feses :sisa makanan Pigmen
Empedu

Sululosa yang
Zat Makanan
Tidak Dicerna
Sisa

Cairan Tubuh Sekresi


Kelenjar Usus
Defekasi
• Kontraksi simultan : otot perut & ekspirasi paksa
terhadap glotis tertutup terjadinya peningkatkan
tekanan intra-abdomen
Colon

Defekasi

Massa

Reseptor Regang Stingfer anal


Dinding Rectum internal relax
Rectum
Rectum & Sigmoid
Kontraksi Kuat
Stingfer anal eksternal
Relaksasi
Defekasi
• Distensi awal dinding rektum disertai dengan
dorongan secara sadar menyebabkan
keinginan untuk buang air besar.
• Jika keadaan tidak memungkinkan buang air
besar : pengetatan sukarela sfingter anal
eksternal yang dapat mencegah buang air
besar meskipun refleks buang air besar
terangsang.
Defekasi
• Difekasi terhambat : dinding rektum
mengembang bertahap rileks, dan keinginan
untuk BAB akan menurun sampai massa
berikutnya mendorong lebih tinja ke rektum.
• Distending rektum terjadi lagi dan memicu
refleks buang air besar.
Defekasi
• Pada keadaan tidak aktif :
- Sfingter anal tetap melakukan kontraksi
(memastikan kontinensia tinja)
Proses Pencernaan
Pencernaan Karbohidrat
Enzim Tempat sekresi Tempat aktivitas Substrat Produk

Amilase Glandula saliva Cavum oris, gaster Polisakarida Disakarida

Pars eksokrin Lumen intestinum


pancreas tenue

Disakaridase Epitel intestinum Brush border Disakarida Monosakarida


tenue intestinuWm
tenue
Pencernaan Protein
Enzim Tempat sekresi Tempat Substrat Produk
aktivitas
Pepsin Sel utama gaster Antrum gastric Polipeptida Pepton

Tripsin Pars eksokrin Lumen Pepton Pepton


Kimotripsin pancreas intestinum kecil
Karboksipeptidase tenue

Aminopeptidase Epitel intestinum Brush border Pepton Asam


tenue intestinum kecil amino
tenue
Pencernaan Lemak
Senyawa Tempat sekresi Tempat Substrat Produk
aktivitas
Garam Hepar Lumen Gumpalan Gumpalan
empedu intestinum lemak besar lemak kecil
tenue
Lipase Pars eksokrin Lumen Trigliserida Asam lemak
pancreas intestinum Monogliserida
tenue
Kesimpulan
• Sistem pencernaan merupakan proses
memindahkan nutrient, air, dan elektrolit dari
makanan yang kita telan ke dalam lingkungan
internal tubuh untuk menghasilkan energi apa
bila terjadi gangguan pada sistem pencernaan
anak sehingga terkena marasmus maka akan
timbul gejala seperti penurunan berat badan
tubuh, perut menonjol, atrofi otot wajah dan
wajah keriput.

Anda mungkin juga menyukai