Jawaban
5. Nilai yang perlu diberikan agar kehidupan individu menjadi lebih bermakna
adalah pendidikan nilai ...
A. kolektif
B. spiritual
C. sosial budaya
D. kebangsaan
Jawab: A
6. Menurut para birokrat salah satu alasan mengapa Manajemen Berbasis Sekolah
perlu
diterapkan di Indonesia adalah
A. untuk meningkatkan fleksibilitas dalam hal pengelolaan
B. perlunya reformasi dalam dunia pendidikan di Indonesia
C. adanya pengelolaan melalui satu pintu yaitu sekolah
D. efesiensi manajemen pendidikan dan upaya peningkatan mutu
Jawab: D
7. Pelaksanaan Ulangan Umum dan Ujian Nasional di suatu sekolah baik Negeri
maupun
swasta merupakan tanggungjawab dari
A. Kepala sekolah
B. Guru
C. Yayasan
D. Pemerintah
Jawab: A
10. Salah satu dasar hukum dibentuknya desentralisasi adalah UU no. 22 thn 1999,
yang membahas tentang...
A. amanat penyelenggaraan pemerintah daerah
B. kewenangan pemerintah
C. pertimbangan keuangan antar pusat dan daerah
D. pemerintah daerah
Jawab: D
12. Menurut Robbin salah satu faktor yang membuat makna sentralisasi menjadi
kabur adalah
14. Pernyataan berikut ini merupakan langkah pertama dalam proses pengambilan
keputusan yang bersifat rutin, yaitu ...
A. Pemberian kewenangan berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan
B. Pengumpulan informasi tentang apa yang akan dikerjakan untuk diteruskan
pada pengambil keputusan
C. Melakukan proses eksekusi atau pelaksanaan
D. Penentuan pilihan mengenai kegiatan yang akan dilakukan
Jawab: A
16. Peraturan pemerintah No. 18 Tahun 2007 tentaqng Proram Sertifikasi guru
merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bersifat ....
A. sementara
B. sentralistik
C. disentralistik
A. D.dekonsentrasi
Jawab: B
17. Adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan dan apirasi masyarakat yg begitu
pesat dan cepat merupakan salah satu alasan perlunya pemerintah yang ...
A. sentralistik
B. desentralistik
C. otonomi
D. demokrasi
Jawab: B
24. Dalam UU No. 20 Thn 2003 tentang standar Pendidikan Nasaional dikatakan
bahwa pemerintah pusat dan daerah bertanggungjawab menyediakan anggaran
pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat 4 UUD 45 dibahas pada pasal
....
A. 46 ayat 1 dan 2
B. 47 ayat 1 dan 2
C. 48 ayat 1
D. 49 ayat 1,2,3 dan 4
Jawab: A
28. Salah satu tujuan MBS berupa peningkatan akuntabilitas sekolah dan
komitmen semua berarti bahwa ...
A. sekolah bertanggungjawab atas semua yang dilakukan secara adminitrasi
A. B.sekolah bertanggungjawab terhadap teknis edukatif tentang program....
B. dewan pendidikan dan komite sekolah bertanggungjawab atas pelaksanaan
pembelajaran
C. sekolah bertanggungjawab ata peningkatan mutu dan relevansi mutu sekolah ..
Jawab: B
29. Input dan proses pendidikan merupakan dua aspek yang saling berkaitan dan
menentukan output pendidikan. Salah satu input pendidikan yang mempengaruhi
proses pendidikan adalah
A. tenaga pengajar
B. biaya pendidikan
C. kurikulum
D. teknologi
Jawab: A
31. Al Azhar termasuk sekolah favorit yang banyak diminati terutama oleh
masyarakat golongan menengah keatas, namun saat ini sudah banyak bermunculan
sekolah yang setingkat dan mutunya pun lebih baik. Pengertian mutu disini disebut
...
A. TQM
B. Mutu menurut konsumen
C. Relatif
D. Absolut
Jawab: A
32. Bila kurikulum suatu sekolah dikembangkan untuk membantu siswa agar
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya, artinya
sekolah tersebut telah memiliki fungsi ...
A. sosial
B. spiritual
C. ekonomi
D. politik
Jawab: B
33. Bila suatu sekolah menjadi berhasil karena mendapat banyak dukungan dari
sekelompok orang atau anggota kelompok, sekolah tersebut dikatakan telah
menggunakan pendekatan ...
A. Goal-attainment approach
B. Konstituen strategi
C. Sistem
D. Persaingan nilai
Jawab: A
35. Berikut adalah salah satu fungsi manajemen berbasis sekolah ....
A. Ketenagaan
B. Perencanaan
C. Keuangan
D. Pengembangan
Jawab: B
36. Landasan hukum pendirian MBS sebagai suatu pendekatan dalam pengelolaan
sistem
pendidikan di Indonesia adalah
A. UU Dasar Tahun 1945
B. UU No. 19 Tahun 2005
C. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
D. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Jawab: A
38.
A. ada keseragaman dalam pengelolaan pendidikan
B. tidak keluar dari koridor kebijakan nasional
C. efektifitas dan efesiensi pendidikan tercapai
D. pengelolaan pendidikan mudah dilakukan
Jawab: A
39. Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044 /V/2000 tentang
Dewan Pendidikan dan Komite sekolah, dijelaskan tentang beberapa peran Dewan
pendidikan dan Komite Sekolah, kecuali...
A. memberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan
B. pendukung, yang berupa finansial, pemikiran maupun tenaga dalam
penyelenggaraan pendidikan
C. mediator antara pemerintah dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD)
dengan masyarakat
D. pengontrol pelaksaan pembelajaran dalam rangka ketercapaian sekolah
efektif
Jawab: B
40. Seorang kepala sekolah perlu melakukan diskusi dan tukar pendapat dengan
stafnya tentang masalah yang dihadapi dan upaya peningkatan mutu sekolah.
Dalama rangka MBS kegiatan ini merupakan implementasi dari kegiatan ...
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Perumusan visi dan misi sekolah
D. Evaluasi diri
Jawab: A
41. Dalam menerapkan MBS, setiap sekolah wajib melakukan evaluasi diri yang
tujuannya untuk ...
A. mengetahui sejaumana sekolah telah menerapkaan MBS dan bagaimana
hasilnya
B. mengetahui kemajuan yang telah dicapai dan masalah-masalah yang dialami
serta harus diatasi
C. meningkatkan kualitas sekolah di berbagai komponen berdasarkan potensi yang
dimuliki
D. menentukan status sekolah diantara sekolah yang lain dan melakukan tindak
lanjut
Jawab: A
42. Dari uraian berikut yang merupakan pengertian misi adalah ....
A. kegiatan yang menjadi prioritas untuk menjadi sekolah bermutu
B. tugas-tugas pokok yang harus dilakukan untuk mencapai visi
C. Kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai visi
D. program yang harus dilakukan sekolah agar tujuan sekolah tercapai
Jawab: B
43. Bila suatu sekolah mempunyai visi "menjadikan siswa unggul di bidang
masing-masing" maka untuk mencapai masa kegiatan utama yang dilakukan
A. selalu menerapkan pendidikan berbasis ke berbagai kecerdasan jasmani
B. mengirim siswa yang berbakat ke berbagai kompetisi di tingkat sekolah
C. mengadakan kegiatan unggul untuk mengetahui bakat sebagai..
D. mengadakan berbagai kegiatan untuk mengembangkan keunggulan siswa
sesuai dengan hobinya
Jawab: B
44. Hal-hal yang harus diperhatikan sekolah ketika membuat rencana tahunan
adalah kecual...
A. mempertimbangkan data dari hasil evaluasi diri
B. menyusun draf rencana tahunan sekolah bersama semua staf
C. mempertimbangkan pengalaman sekolah lain yang berhasil
D. mempertimbangkan kontek lingkungan dan aspirasi masyarakat
Jawab: D
45. Program yang dianjurkan pemerintah agar setiap sekolah dapat menjadi
sekolah efektif adalah dengan menerapkan ...
A. Program unggulan
B. Manajemen Berbasis Sekolah
C. Life Skill
D. Kurikulum berbasis kompetensi
Jawab: A
47. Penerapan KBK menuntut seorang guru untuk dapat merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran sesuai kondisi dan kebutuhan peserta didik serta
melakukan evaluasi pembelajaran yang objektif. Tugas ini merupakan salah satu
peran guru kecuali..
A. Guru kelas
B. Staf sekolah
C. Manager
D. Profesional
Jawab: A
48. Salah satu kegiatan yang harus ada bila menyelenggarakan MBS di sekolah
dasar adalah...
A. perlu ada dana hibah bersaing atau block grant
B. setiap guru harus menerapkan pembelajaran terpadu
C. Salah, sebab pembelajaran terpadu baik diterapkan pada sekolah dasar yang
akan menerapkan MBS atau pun tidak
D. Salah, sebab setiap guru memang harus merencanakan pembelajaran sesuai
kondisi sekolah apakah di SD tersebut MBS sudah diterapkan ataupun tidak
Jawab: B
49. Perintisan MBS salah satunya dilatarbelakangi oleh adanya krisis ekonomi
pada tahun 1997-1998. Pada saat itu Pemerintah menyelenggarakan suatu proyek
untuk mempertahankan kualitas pendidikan dasar. Proyek tersebut dinamakan...
A. Program Wajib Belajar Sembilan Tahun diseluruh indonesia
B. Program kecakapan hidup yang dibutuhkan masyarakat
C. Jaringan Pengaman Sosial beasiswa
D. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Jawab: A
SOAL TAP SARJANA FKIP
Kasus A
Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah
pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Purwadi
menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis.
Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pak Purwadi:
"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus
disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan
contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 =
3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan
penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"
Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.
Pak Purwadi:
Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."
Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku
latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian
besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya
beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan
ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama anak-anak bekerja Pak
Purwadi duduk di depan kelas sambil membaca.
Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi
meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena
jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis.
Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan
dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika
mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan
seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.
Pertanyaan Kasus A
Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi dalam kasus
di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan. (skor 6).
Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda.
Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)
JAWABAN SOAL TAP S1 PGSD -UT KASUS A (Pak Purwadi)
1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Purwadi adalah:
Pak Purwadi tidak menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal secara bertahap,
misalnya pada kasus tersebut tampak Pak Purwadi sama sekali tidak menjelaskan
bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut bilangan pecahan. Penjelasannya
terlalu singkat sehingga tidak jelas. Padahal penjelasan yang runtut, jelas dan logis
selangkah demi selangkah diperlukan untuk membuat siswa mudah memahami
penjumlahan pecahan tersebut.
Pak Purwadi tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya
menanyakan "Mengerti anak-anak?". Pertanyaan model ini tidak dapat mengecek
pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan langkah-langkah menjumlahkan
pecahan secara langsung, misalnya dengan menanyakan, "Mengapa penyebut pada
langkah penjumlahan pecahan itu diubah menjadi 4 dan 6?" dan sebagainya.
Pertanyaan langsung mengarah ke materi pelajaran, bukan menanyakan apakah
anak mengerti atau tidak saja.
Pak Purwadi tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal latihan, alih-alih
berkeliling memberikan bantuan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk
di depan kelas (di kursinya) sambil membaca.
Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawabannya di papan tulis, Pak
Purwadi tidak meminta tanggapan dari siswa lain. Hal ini merupakan sebuah
kelemahan pembelajaran, padahal apabila Pak Purwadi memanfaatkannya menjadi
bahan diskusi dan kesempatan untuk menjelaskan kembali materi terkait soal
tersebut maka pembelajaran akan dapat menjadi lebih baik.
2. Pada materi penjumlahan pecahan tersebut, jika saya menjadi Pak Purwadi maka
langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:
KEGIATAN PENDAHULUAN
Melakukan apersepsi
Memberikan motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
KEGIATAN INTI
Memberikan sebuah contoh soal tentang penjumlahan pecahan yang memiliki
penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2
Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menyelesaikan contoh soal
tersebut secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada siswa.
Memberikan sebuah contoh soal lagi, misal 1/3 + 1/4
Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk menyelesaikan soal
tersebut selangkah demi selangkah, sembari mengecek pemahaman setiap siswa.
Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang dilakukan
untuk menyelesaikan soal tersebut.
Memberi sebuah contoh soal lagi, misalnya 1/2 + 1/5.
Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini secara berpasangan
dengan teman sebangku mereka (teman yang duduk berdekatan) masing-masing.
Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan membandingkannya
dengan hasil pekerjaan pasangan lainnya.
Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan jawaban, sembari guru
memberikan bimbingan bila diperlukan.
Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah contoh soal untuk dikerjakan.
Mengecek jawaban siswa dengan meminta beberapa orang menuliskan jawaban
mereka masing-masing di papan tulis.
memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan-perbedaan jawaban siswa.
PENUTUP
Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah diikuti.
Memberikan tugas rumah (PR) dan meminta siswa belajar untuk materi pada
pertemuan berikutnya.
Pertanyaan Kasus B
Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf
selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 6).
Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Lince ketika
mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1? Berikan alasan,
mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3).
Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan pendekatan yang
anda sebut pada nomor 2 (skor 5)
JAWABAN SOAL KASUS TAP S1 PGSD UT KASUS B (BU LINCE)
1. Pada Paragraf 1, tampak Bu Lince dan semua siswa sangat menikmati
pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari bagaimana Bu Lince dengan
bagusnya mengajak siswa-siswa tersebut untuk berbincang-bincang mengenai
sayur-sayuran yang dijual dipasar dan sayuran mana yang paling mereka sukai.
Dengan baik sekali Bu Lince melakukan pembelajaran di bagian awal. Anak-
anakpun dengan mudah mengikutinya dengan senang dan gembira. Berbeda
dengan paragraf berikutnya, ketika Bu Lince mulai meminta anak-anak kelas 1 itu
untuk membuat kalimat dari kata-kata yang telah ditulis mereka di buku catatan
masing-masing. Tentu saja pelajaran berikutnya ini lebih rumit dibanding sesi
pertama yang hanya meminta mereka menuliskan sayuran yang disukai. Lebih-
lebih anak-anak tidak diberikan contoh atau cara bagaimana membuat dan menulis
kalimat yang berhubungan dengan sayur-sayuran tersebut, dan tanpa
pembimbingan sama sekali. Anak-anak menjadi bingung, ribut, dan frustasi.