Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TEORI TENTANG MODEL PEMBELAJARAN (TAKE AND GIVE)

DAN MINAT BELAJAR

A. Pengertian Model Pembelajaran Menerima dan Memberi (Take And

Give)

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting

dalam proseskegiatan pembelajaran yang dilakukan. Mills(Suprijono,

2011:45) menyatakan bahwa model adalah bentuk represents akrat sebagai

proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang

mencoba bertindak berdasarkan model itu.

Secara kaffah model dinamakan sebagai suatu objek atau konsep

yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal.Sesuatu yang nyata

dan dikonversi untuk suatu bentuk yang lebih kompreshensip (Meyer, W.J,

1985:2).Contohnya, model pesawat terbang, yang terbuat dari kayu,

plastic, dan lem adalah model nyata dari model.

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

terdapat perbedaan antara Suprijono dengan Meyer, W.J menurut

Suprijono model adalah bentuk represents akarat yang memungkinkan

seseorang atau sekelompok tergantung pada model tersebut. Sedangkan

menurut Meyer, W.J model adalah suatu konsep yang digunakan untuk

mempresentasikan suatu atau suatu bentuk yang lebih konverenship.


Menurut Hosnam (2002: 337) Model adalah prosedur yang

sistematis tentang pola belajar untuk mencapai tujuan belajar serta sebagai

pedoman bagi pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas

belajar.

Model adalah suatu prosedur untuk mencapai tujuan belajar dan

sebagai pedoman guru untuk merencanakan dan melaksanakan sistem

belajar mengajar.

Adapun Soekamto, dkk (2000:10) mengemukakan maksud dari


model pembelajaran adalah “ kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar. Jadi model adalah suatu kerangka prosedur
yang sitematis untuk mengorganisasikan pengalaman belajar mengajar dan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, sebagai pedoman
bagi guru untuk merencanakan aktivitas belajar pembelajaran .
Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

pendapat Hosman dan Soekamto terdapat persamaan pendapat tentang

model pembelajar, dan penulis menyimpulkan dari pengertian di atas

model pembelajaran adalah suatu prosedur untuk mencapai tujuan

pembelajaran dan sebagai pedoman guru untuk merencanakan aktivitas

belajar mengajar agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Arends (1997 :7) menyatakan, “ The tren teaching model re fres

to a particular approach to instruction that includes its goals, syantax,

environment, and management system.” Istilah model pengajaran

mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk

tujuannya, sintaknya, lingkungannya, dan system pengelolaan.


Bedasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa model

adalah suatu konsep yang bisa dijadikan acuan dalam pelaksanaan

pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran dan sebagai pedoman

bagi guru untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar.

Komalasari (2011:57) menyatakan model pembelajarn pada


dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampe akhir yang disajikan secara khas oleh guru.Suprijono (2011:46)
model pembelajran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Berdasrakan pendapat Komalasari dan Suprijono penulis

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapat,menurut Komalasari

model adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal pembelajaran

samapi akhir pembelajaran berlangsung dan menurut Suprijono bahwa

model adalah kerangka konseptual dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar mengajara dan untuk mencapai tujuan belajar mengajar.

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola


prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan
dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
belajar. Model pembelajaran terkain dengan pemilihan strategi dan
pembuatan struktur metode, keterampilan, dan aktivitas peserta didik.Ciri
utama model pembelajaran adalah adanya tahapan atau sintaks
pembelajaran. Ridwan (89:2013).
Berasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan

bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau kerangka yang

dapat digunakan oleh guru untuk merencanaka pengajaran yang bermakna

sehingga tujuan pembelajaran tercapai serta terdapat perubahan perilaku

siswa secara adaptif maupun generative.

Trianto (2011:23) Model pembelajaran mempunyai empat ciri

khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri

tersebut ialah :
1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangannya
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksankan dengan berhasil, dan
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai (Kardi dan Nur, 2000:9)
Selain ciri-ciri khusus pada suatu model pembelajaran menurut

Nieveen (1999:5), suatu model pembelajaran dikatakan baik jika

memenuhi kreteria sebagai berikut:

a. Sahih(valid). Aspek validitas dikatakan dengan dua hal, yaitu:

a) apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional

teoritis yang kuat.

b) apakah terdapat konsisten internal.

b. Praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika

a) Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa yang dikembangkan

dapat diterapkan

b) kenyataan menunjukan bahwa apa yang dikembangkan tersebut

dapat diterapkan.

c. Efektif Berkaitan dengan aspek evektifitas ini, Nieveen memberikan

parameter sebagai berikut:

a) ahli dan praktis berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa

model tersebut efektif

b) secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan

yang diharapkan.

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan,

terdapat perbedaan ciri-ciri model pembelajaran menurut Trianto ada


emapat ciri khusus model pembelajaran diantaranya yaitu: rasional teoritis

logis, landasan pemikiran, tingkah laku mengajar lingkungan belajar dan

menurut Nieveen ciri-cire model pembelajaran ada tiga, yaitu: sahih,

praktis dan efektif.

2. Model Cooperative Learning

a. Pengertian Model Cooperative Learning

Cooperative learning merupakan pembelajaran yang melibatkan


siswa secara aktif berpartisipasi menemukan konsep dasar individu dengan
pembelajaran berkelompok. Isjoni (2011: 15) cooperative learning berasal
dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara
bersamasama dengan saling membantu satu sama lainnya dalam satu
kelompok atau satu tim.
Slavin (Komalasari, 2011: 62) menyatakan cooperative learning
adalah suatu strategi pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
2–5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.
Keberhasilan belajar dari kelompok, tergantung pada kemampuan dan
aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara
kelompok.
Johnson, dkk. (Wardoyo, 2013: 44) cooperative learning

merupakan proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan

kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja

secara bersama-sama didalamnya dengan tujuan untuk memaksimalkan

pembelajaran siswa sendiri dari pembelajaran satu sama lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan

bahwa model cooperative learning adalah model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan yaitu kelompok kecil yang terdiri

dari 2-5 orang siswa sehingga setiap siswa dalam kelompoknya akan
saling membantu dalam memecahkan atau menyelesaikan permasalahan

terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

b. Karakteristik Model Cooperative Learning

Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, begitu

pula dengan cooperative learning yang memiliki beberapa karakteristik.

Slavin (Isjoni, 2011: 21) mengemukakan tiga karakteristik cooperative

learning, yaitu:

a) Penghargaan kelompok

Cooperative learning menggunakan tujuan-tujuan kelompok

untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok

diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang

ditentukan.

b) Pertanggung jawaban individu

Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan

setiap anggota untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara

mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.

c) Kesempatan yang sama untuk mencari keberhasilan.

Cooperative learning menggunakan metode skoring yang

mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang

diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode

skoring ini setiap siswa baik yang prestasi rendah, sedang, atau tinggi

sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan

yang terbaik bagi kelompoknya.


Berdasarkan karakteristik cooperative learning di atas, dapat

diketahui bahwa terdapat tiga karakteristik cooperative learning. Ketiga

karakteristik tersebut yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban

individu, dan kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan.

c. Sintaks Model Cooperative Learning

Sintaks cooperative learning pada prinsipnya terdiri dari beberapa

tahapan. Rusman (2013: 212-213) prosedur atau sintaks model

cooperative learning meliputi empat tahap yaitu (1) penjelasan materi, (2)

belajar kelompok, (3) penilaian, dan (4) pengakuan tim. Secara jelas

tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Penjelasan Materi

Pada tahapan penjelasan materi, hal yang dilakukan dalam proses

pembelajaran adalah tahapan penyampaian pokok-pokok materi

pelajaran sebelum siswa belajar dan berinteraksi di dalam kelompok.

Tahapan ini memiliki tujuan agar siswa memiliki pemahaman yang

sama dan jelas terkait pokok materi pelajaran yang akan dibahas.

b) Belajar Kelompok

Tahapan belajar kelompok merupakan kelanjutan dari tahapan

penjelasan materi. Tahapan belajar kelompok dilakukan setelah guru

memberikan penjelasan materi kepada siswa dan membentuk siswa

menjadi beberapa kelompok untuk bekerja sama membahas materi

yang telah ditentukan. Belajar kelompok sangat menuntut adanya

aktivitas siswa secara optimal agar masing-masing anggota kelompok


dapat beradaptasi dan berinteraksi dalam proses belajar di setiap

kelompoknya.

c) Penilaian

Tahapan penilaian merupakan tahapan yang dilakukan pada

proses pembelajaran dengan penilaian nontes maupun tes. Tahapan ini

bertujuan untuk mengukur hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Penilaian dilakukan dengan cara memberikan penilaian secara individu

maupun penilaian berdasarkan kemampuan kelompoknya. Setiap

informasi yang didapatkan dari hasil penilaian dijadikan sumber

autentik dan dipadukan untuk memberikan keputusan akhir terhadap

hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa.

d) Pengakuan Tim

Tahapan pengakuan tim adalah tahapan dimana guru

menetapkan tim (kelompok) yang paling menonjol atau berprestasi

dalam proses pembelajaran. Kepada tim (kelompok) tersebut diberikan

penghargaan atau hadiah, atau pengakuan yang diharapkan akan

memotivasi kelompok lain untuk terus meningkatkan prestasinya

dalam kegiatan pembelajaran.

3. Pengertian model pembelajaran Cooperative Learning Tipe take and

give

Model pembelajaran Take And Give merupakan salah satu tipe

model pembelajran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dikelas.


Huda (2014:241-242) menyatakan istilah take and give sering

diartikan “saling memberi an menerima”.

Prinsip ini juga menjadi intisari dari model pembelajaran take and
give .take and give merupakan yang didukung oleh penyajian data diawali
dengan pemberian kartu ada catatan yang yag harus dikuasai atau dihapal
masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai dengan wapa yang
didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan
mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang dimiliki dan
diterima siswa dari pasangannya. Komponen penting dalam model
pembelajaran take and give adalah penguasaan materi melalui kartu,
keterampilanbekerja berpasangan dan sharing informasi, serta evaluasi
yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan siswa
terhaap materi yang diberikan di dalam kartu pasangannya.
Model pembelajaran take and give adalah suatu model
pembelajaran yang mengajak siswa untuk saling berbagi mengenai materi
yang akan dan sedang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain model ini
melatih siswa terlihat secara aktif dalam menyampaikan materi yang
mereka terima ke teman atau siswa yang lain secara berulang –ulang
Ruswanti Dede (2009:8). Dalam proses pembelajarannya, model
pembelajaran take and give dibantu dengan menggunakan media
pembelajaran berupa kartu yang berisi materi yang akan dipelajari.
Kurniasih, (2015:102) model pembelajaran take and give model
pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa memahami materi
pembelajaran yang diberikan guru dan teman lainnya. Adapun model
pembelajaran model pembelajaran take and give adalah kartu dengan
ukuran 10x15 cm untuk sejumlah siswa yang ada kemudian setiap kartu
berisi nama siswa, bahan belajar (sub materi) dan nama yang diberi
informasi, kompetensi dan sajian materi.
Berasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan

bahwa model pembelajaran take and give yaitu penerapan materi

pembelajaran melalui kartu yang bertujuan untuk saling berbagi materi

yang yang diterima dari teman atau siswa lain secara berulang-ulang.

Kemudian dalam kegiatan akhir pembelajarannya guru melalukan evaluasi

terhadap siswa dengan menanyakan pengetahuan yang dimiliki dan

diterima siswa dari pasangannya.

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Take And Give

a. Langkah-langkah Model Pembelajaran Take And Give


Menurut Cucu Suhana (2014: 56-57) langkah-langkah pelaksanaan

model pembelajaran take and give yakni sebagai berikut :

1) Buat kartu ukuran ± 10x15 cm bagi sejumlah peserta.


2) Tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang
lainnya. Materi sesuai indicator pembelajran).
3) Siapkan kelas sebagai mestinya.
4) Jelaskan materi sesuai dengan indicator pembelajaran.
5) Untuk memantapkan penguasaan peserta, tiap peserta didik diberi
satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit.
6) Semua peserta didik suruh berdiri mencari pasangan untuk saling
memberi informasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya
pada kartu.
7) Demikian seterusnya sampe tiap peserta dapat saling memberi dan
menerima materi masing-masing (take and give) .
8) Untuk mengevaluasi keberhasilan,berikan sisiwa pertanyaan yang
tidak sesuai dengan kartu (kartu orang lain).
9) Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan.
10) Kesimpulan.

Sedangkan menurut Miftahul Huda (2013:424) langkah-langkah

model pembelajaran Take And Give adalah sebagai berikut :

1) Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses


pembelajaran.
2) Guru mendesain kelas sebagaimana mestinya
3) Guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
4) Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-
masing satu kartu untuk dipelajari atau dihafali.
5) Semua siswa disuruh mencari pasangannya pada kartu yang
dipegangnya.
6) Demikian seterusnya sehingga setiap sisswa dapat saling memberi
dan menerima materi masing-masing (Take and Give).
7) Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru dianjurkan
memberikan pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartu.
8) Strategi ini dapat dimodifikasi sesai dengan keadaan.
9) Guru menutup pembelajaran.
Dari beberapa pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa

langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Take And Give adalah

yang pertama guru menyiapakan kartu yang akan digunakan, yang kedua

di dalam kartu berisi sub materi yang berbeda, guru menyiapkan kelas
sebagai mestinya, guru menjelaskan materi yang akan disampaikan, siswa

diberi waktu 5 menit untuk memantapkan materi yang telah diberinya,

seluruh siswa harus mencari pasangannya pada kartu yang dipegang,

kemudian siswa saling memberi dan menerima informasi yang didapatnya,

guru memberikan pertanyaan kepada siswa dengan sub materi yang

berbeda, dan kesimpulan.

b. Teknis pelaksanaan model pembelajaran (take and give)

Kurniasih,dkk (2015:103) menjelaskan teknis pelaksanaan model

pembelajaran take and give sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan kelasa sebagai mestinya dan menjelaskan tujuan


pembelajaran serta menjelaskan model pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
2) Untuk memantapkan penguasaan siswa akan materi yang sudah
dijelaskan, setiap siswa diberikan satu kartu untuk dipelajari
(dihafal) selama 5 menit.
3) Kemudian perintahkanlah siswa untuk mencari pasangan untuk
saling menginformasikan materi yang telah diterimanya.
4) Tiap siswa harus mencatat nama teman pasangannya pada kartu
yang sudah diberikan.
5) Demikian seterusnya sampai semua siswa dapat saling memberi
dan menerima materi masing-masing (take and give).
6) Setelah selesai semua, guru mengevaluasi keberhasilan model
pembelajaran take and give dengan memberikan siswa pertanyaan
yang tidak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
7) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan mengenai
materi yang telah didiskusikan dan setelah itu guru menutup
pelajaran.

Tabel 2

Contoh kartu model pembelajaran Take And Give

KARTU TAKE AND GIVE


Nama Siswa :……………………………………….

Sub Materi :………………………………………

Nama yand Diberi :………………………………………

1)………………………………………………………….

2)………………………………………………………….

3)…………………………………………………………

5. Indikator Model Pembelajaran take And Give

Model pembelajaran take and give yaitu penerapan materi

pembelajaran melalui kartu yang bertujuan untuk saling berbagi materi

yang yang diterima dari teman atau siswa lain secara berulang-ulang.

Kemudian dalam kegiatan akhir pembelajarannya guru melalukan evaluasi

terhadap siswa dengan menanyakan pengetahuan yang dimiliki dan

diterima siswa dari pasangannya.

Model pembelajaran take and give adalah suatu model


pembelajaran yang mengajak siswa untuk saling berbagi mengenai materi
yang akan dan sedang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain model ini
melatih siswa terlihat secara aktif dalam menyampaikan materi yang
mereka terima ke teman atau siswa yang lain secara berulang –ulang
Ruswanti Dede (2009:8).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator model

pembelajaran Take And Give adalah : Pra pembelajaran, Kegiatan inti

pembelajara dan Penutup.

a. Pra pembelajaran adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang

ditunjukan agar siswa siap untuk mengikuti proses pelajaran.

b. Kegiatan inti merupakan proses pembelajran untuk mencapai KD.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,


menyenangkan, menantang,motivasi peserta didikuntuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatif, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologi peserta didik.

c. Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk

mengakhiri kegiatan inti pembelajaran.

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa indikator

model pembelajaran take and give terbagi menjadi tiga, yaitu: pra

pembelajaran, kegiantan inti pembelajaran dan penutup

6. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Take And Give

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan

kelemahan, begitu juga model pembelajaran Take And Give ini, seperti

yang dijelaskan oleh Huda (2014:243) yaitu:

a. Kelebihan Model Pembelajaran Take And Give


a) Dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan dan
situasi pembelajaran.
b) Melatih siswa untuk bekrjasama dan menghargai kemampuan
orang lain.
c) Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelas.
d) Memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu
yang dibagikan.
e) Meningkatkan tanggung jawab siswa sebab masing-masing siswa
dibebani pertanggung jawaban, atas kartunya masing-masing.
f) Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan
informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa
lainnya.
g) Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan
siswaakn informasinya.
b. Kelemahan Model Pembelajaran Take And Give
a) Kesulitan untuk mendisiplinkan siswa dalam kelompok-kelompok
b) Ketidak sesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan
akdemik baik dan siswa yang kurang memiliki kemampuan
akademik
c) Kecenderungan terjadianya free riders dalam setiap kelompok,
d) Jika informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka
informasi yang diterima siswa lainpun kurang tepat.

Kurniash, dkk (2015:103) juga menjelaskan bahwa model

pembelajaran Take And Give memiliki kelebihan dan kelemahan.

a. Kelebiahan model pembelajaran Take And Give


1) Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan
informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan dari siswa
yang lain
2) Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa
akan informasi
3) Dapat dimodifikasi sesuai situasi pembelajaran.
b. kelemahan dari model pembelajaran Take And Give
1) Apabila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah)
maka informasi yang diterima siswa lainpun akan kurang tepat.

Taufik, dkk (2011:94) menjelaskan model pembelajarn Take And

Give ada beberapa kelebihan danada juga kelemahan. Adapun kelebihan

dan kelemahannya sebagai berikut:

a. Kelebihan Model Pembelajaran Take And Give


1) Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan
informasi karena mendapatkan informasidari guru dan siswa yang
lain.
2) Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa
akan informasi.
3) Siswa dilatih memahami materi dengan waktu yang tepat.
b. Kelemahan Model Pembelajaran Take And Give
1) Bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka
informasi yang diterima siswa lainpun akan kurang tepat
2) Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, penulis

menyimpulkan bahwa model pembelajaran take and give mempunyai

kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yaitu siswa akan lebih cepat

memahami penguasaan materi dan informasi melalui interaksi serta kerja

sama dengan siswa yang lainnya. Sedangkan kelemahannya adalah apabila

informasi yang diberikan siswa kurang tepat (salah) maka informasi yang

diterima siswa lainpun akan kurang tepat.


B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Secara bahasa, minat berarti perasaan yang menyatakan bahwa satu

aktivitas, pelajaran atau objek itu berharga atau berarti bagi individu,

Chaplin(2004:255).

Menurut Bimo Walgito (1981:38) minat yaitu suatu keadaan

dimana seseorang menaruh perhatian pada sesuatu dan sekitar keinginan

untuk mengetahui, mempengaruhi, mempelajari dan membuktikan lebih

lanjut.

Djali (2007:121) minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.Reber (Muhibbin,

2005:151) minat tidak termasuk masalah popular dalam psikologi karena

ketergantungan yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti

pemutusan perhatian, keinginan, motivasi dan kebutuhan.

Crow and Crow (abd.Rachman 1993 :112) minat atau inters biasa
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong cenderung atau merasa
tertarik pada orang, benda, kegiatan ataupun biasa berupa pengalaman
yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain
minat dapat menjadi penyebab kegiatan dari partisipasi dalam kegiatan.
Minat mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan
konasi (kehendak).
Minat adalahrasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa adanya yang menyuruh Slameto (2010:180).
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008-132) minat adalah
kecenderungan yang menetapuntuk memperhatikan dan mengenang
beberapa aktivitas seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan
memperhatikan aktivitas itu konsisten dengan rasa senang.
Minat adalah suatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan

sikap.Minat dan sikap merupak dasar bagian prasangka, dan minat juga

penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang


giat melakuakn ke sesuatu yang telah menarik lainnya, seperti minat pada

pelajarann fiqih, Gunarso, (2008:04)

Wayana (1987 :46) bahwa minat yang timbul dari kebutuhan

seseorang akan merupakan sumber dari usaha tersebut. Ini berarti bahwa

seseorang tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang

dilakukannya cukup menarik minatnya.

Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa

minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu dan

ketertarikan sesuatu, keinginan untuk mengetahui, mempengaruhi,

mempelajarai suatu hal tanpa ada yang menyuruh.

Sedangakan belajar menurut Slameto (2013:2) adalah proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

sendiridalam interaksi dengan lingkungannya.

Gagne (M Dalyono, 2009:211) menyatakn bahwa belajar terjadi

apabia suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi

siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum

ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

Winkel (2014:59) menyatakan belajaradalah aktivitas mental/pisik,

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

mengahasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap.Perubahan itu bersifat relati konstan dan

berbekas.
Muhibbin Syah,( 2013:88) berpendapat bahwa belajar adalahsuatu

proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara

progresif. Dengan begitu skinner percaya bahwa proses adaptasi akan

mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforce).

Syaful Bahri (2008:175) berpendapat, belajar adalah serangkaian

kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman individu dan interaksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Wasty Soemanto (2006:104) menyataka bahwa belajar adalah

proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman. Dengan demikian, perubahan akibat pertumbuhan,

kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengurus obat-obatan tidak

termasuk sebagai belajar.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa

belajar adalah aktivitasa mental yang membawa perubahan pengetahuan,

keterampilan, sikap, serta tingkah laku yang baru dan relative konstan

melalui suatu proses atau usaha adaptasi sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan penjabar kata “minat dan „belajar” di atas, dapat

disimpulkan minat belajar adalah rasa senang, tertarik, dan keinginan yang

tinggi terhadap belajar yang dipandang memberi keuntungan dan kepuasan

pada dirinya.

2. Indikator Minat

Minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat


disenangi dan melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap
objek tersebut.Disamping itu, minat juga merupakan kemampuan untuk
memberikan stimulus yang mendorong seseorang untuk memperhatikan
aktivitas yang dilakukan berdasarkan pengalaman yang sebenarnya.
Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran, perhatian
akan tinggi dan minatnya berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat
secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran tersebut.Oleh
karena itu, definisi operasional minat belajar adalah pilihan kesenangan
dalam melakuakan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang
untuk memenuhi kesediannya yang dapat diukur melalui kesukaan,
ketertarikan, perhatian dan keterlibatan (sudaryono, 2012:125).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator minat

adalah : Gairah, Inisiatif, Responsip, Kesegaran, Konsesntrasi, Ketelitian,

Kemauan, Keuletan dan Kerja keras.

a. Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan

mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu

pekerjaan yang dapat dinikmati.

b. Inisiatif adalah kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang

dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan.

c. Responsip adalah kesadaran akan tugas yang harus dilakkan dengan

sungguh-sungguh.

d. Kesegaran adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya

sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan.

e. Konsesntrasi adalah pemusatan atau pengarhan (perhatiannya

kepekerjaanya atau aktivitasnya).

f. Ketelitian adalah kesesuaian diantara beberapa data pengukuran yang

sama yang dilakukan secara berulang.

g. Kemauan merupakan dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-

tujuan tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi.


h. Keuletan adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras

dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk mencapai

tujuan.

i. Kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh

tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai.

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpul bahwa indikator minat

adalah adanya Gairah, Inisiatif, Responsip, Kesegaran, Konsesntrasi,

Ketelitian, Kemauan, Keuletan dan Kerja keras.

3. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh

kemudian.Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar

selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru.

Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan

menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal

tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut,

asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang

mempelajarinya, Slameto(2010:180)

Perlu adanya kondisi seseorang itu tertarik pada hal tertentu, dalam

konteks ini disebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar yang menarik

menyebabkan seseorang siswa akan lebih senang belajar dan memiliki

perhatian yang penuh ketika belajar.

Cukup banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya


minat terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu yang bersumber dari dalam diri individu yang
bersangkutan (missal: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan
mampu, kepribadian,) dan yang berasal dari luar mencakup lingkungan
keluarga itu lebih berpengaruh, ini sangat sulit untuk menentukannya
karena ada minat seseorang yang timbul dan berkembangnya lebih
dipengaruhi oleh faktor keluarga, tetapi ada juga yang oleh lingkungan
sekolah atau masyarakat, atau sebaliknya. Disamping itu juga karena objek
dari minat itu sendiri sangat banyak sekali macamnya, Abdul Rahman
Shaleh (2005:263)
Menurut crow and Crow (1973) berpendapat ada tiga faktor yang

menjadi timbulnya minat, yaitu:

1) Dorongan dari dalam diri individu, missal dorongan untuk makan,


ingin tahu seks. Dorongan untuk makan untuk makan akan
membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat
terhadap produksi makan dan lain-lain. Dorongan ingin tahu akan
membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu,
melakukan penelitian dan lain-lain. Dorongan seks akan
membangkitkan minat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis,
minat terhadap pakaian dan kosmetika dan lain-lain.
2) Motif sosial, dapat menjadi factor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktivitas. Misalnya, minat untuk belajar atau
menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat
penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu
pengetahuan karena ingin mendapatkan penghargaan dari masyarakat,
karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang
pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan tepandang dalam
masyarakat.
3) Faktor emosional, minat mempunya hubungan yang erat dengan
emosi. Bila seseorang mendapatkan perasaan senang, dan hal tersebut
akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu
kegagalan akan menghilangkan minat tehadap hal tersebut.
Berdasarkan para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa faktor

yang mempengaruhi minat itu ada tiga, yaitu : dorongan dari dalam diri

individu, motif social dan factor emosional.

C. Hubungan Penerapan Model PembelajaranTake And Give Dengan

Minat Belajar

Dalam hal belajar apabila seorang siswa mempunyai minat

terhadap pembelajaran tertentu maka siswa tersebut akan merasakan

senang dan dapat memberi perhatian pada mata pelajaran sehingga

menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar.


Syaful Bahri djamarah (2002:81), sesuatu yang menarik minat dan

dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka

akan bersungguh-sungguh dalam belajar, dan minat belajar yang kurang

akan menghasilkan prestasi yang rendah.

Model pembelajaran sangat berpengaruh untuk menciptakan

kegiatan pembelajaran yang efektif, namun perlu juga diketahui tidak

semua model pembelajaran sesuai diterapkan pada semua mata pelajaran,

maka guru dituntut harus bijak dalam menentukan model yang akan

digunakan untuk suatu materi, factor propesionalisme guru dalam

menggunakan model juga sangat menentukan proses pembelajaaran

berlangsung baik dan kesadaran murid mengikuti pembelajaran melalui

strategi kelompok.

Salah satu faktor pendukung minat siswa adalah situasi

pembelajaran yang menyenangkan,bisa menarik perhatian siswa, dan

untuk menciptakan suasana pembelajaran yang seperti itu, salah satunya

bisa menggunakan model pembelajaran.

Melalu model pembelajaran seorang pendidik atau guru dapat

membuat suatu pembelajaran lebih terarah dan menyenangkan sehingga

dapat disimpulkan bahwa hubungan antara model pembelajaran dengan

minat belajar adalah dengan model pembelajaran akan merangsang siswa

dalam mengikuti pembelajarn karena model pembelajaran akan lebih

menarik dengan begitu minat siswa dalam belajar akan tumbuh.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa hubungan model

pembelajaran dengan minat belajar siswa sangat berkaitan karena situasi


pembelajaran yang menyenangkan,bisa menarik perhatian siswa, dan

untuk menciptakan suasana pembelajaran yang seperti itu, salah satunya

bisa menggunakan model pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai