Revisi Terbaru PDF
Revisi Terbaru PDF
Disusun oleh :
TAHUN 2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
2
IDENTITAS SISWA
3
IDENTITAS SISWA
1. Nama Siswa : Muhammad Reza Khusnul Mubaroq
2. Tempat/ Tanggal lahir : Kudus, 16 April 2002
3. Jenis kelamin : Laki - Laki
4. Golongan Darah :
5. No Induk Siswa sekolah : 17.2.303
6. Nama sekolah : SMK Duta Karya
7. Alamat Sekolah : Jln. Sosro Kartono KM 03 PAnjang bae
kudus
8. No Telfon sekolah : (0291) 424320
9. Catatan Kesehatan : Baik
10. Naama Orang Tua/ Wali : Siti widyawati
11. Alamat Oang tua/ Wali : Kudus
12. No Telfon orang tua / Wali :
4
IDENTITAS SISWA
5
IDENTITAS SISWA
6
DAFTAR ISI
7
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek
Kerja Industri di PT. DJARUM OASIS Kretek Factory Kudus.
Laporan Praktek Kerja Instansi (PRAKERIN) ini dapat disusun dengan baik
berkat bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan
sebagai bahan masukan untuk kami. Untuk itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Muhammad Tho’at M.MKes selaku kepala sekolah SMK Duta
Karya Kudus.
2. Bapak Redy Setyo Pamungkas Selaku Supervisor unit WTCP
3. Bapak Faruq Makhrus S.Pd.I selaku pembimbing SMK
4. Bapak Timothy Jabin Kurnianto
Kudus,
Penulis
8
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Prakerin
3. Dapat mengetahui dan melakukan analisis limbah yang ada di WTCP OASIS
C. Manfaat Prakerin
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Awalnya, produk Djarum adalah rokok kretek lintingan tangan dan rokok
kretek lintingan mesin. Kedua produk itu sangat populer dan diproduksi dalam
jumlah besar. Rokok kretek lintingan tangan klasik terus dilakukan oleh Djarum
menggunakan metode kuno yang dikerjakan secara manual oleh buruh terampil.
Sementara rokok kretek lintingan mesin diperkenalkan pada awal tahun 1970,
diproduksi secara otomatis menggunakan mesin berteknologi tinggi.
10
Setelah krisis finansial Asia tahun 1997, perusahaan ini menjadi bagian dari
konsorsium yang membeli Bank Central Asia (BCA) dari BPPN. BCA merupakan
bank swasta terbesar di Indonesia dan sebelumnya merupakan bagian dari Grup
Salim. Saat ini saham mayoritas bank (51%) dikendalikan oleh Djarum.
Pada tahun 2004 Djarum Group mengakuisisi kontrak BOT selama 30 tahun
dari pemerintah untuk mengembangkan dan merenovasi Hotel Indonesia di
Jakarta di bawah proyek superblok Grand Indonesia.
Saat ini, Budi dan Michael Hartono adalah orang terkaya nomor satu di
Indonesia menurut Forbes.
a. Visi Perusahaan
Menjadi yang terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas di industri rokok
Indonesia.
b. Misi Perusahaan
c. Uraian Visi
11
C. Struktur Organisasi PT. Djarum
C.E.O
C.O.O
Corporate Affair Strategic Affair
Manager Utility
Supervisor Utility
12
BAB III
PEMBAHASAN
A. WTCP
Water Treatment and Composting Plant atau disingkat WTCP adalah salah satu
unit bagian yang ada di PT.. Djarum Oasis bertugas untuk mengolah air limbah
menjadi air yang aman untuk dialirkan ke badan air. Limbah yang diolah pada
WTCP ini berupa air limbah dari sisa produksi dan air limbah domestik. Air limbah
sisa produksi yang diolah pada WTCP ini berupa limbah clove, limbah casing, dan
limbah lem. Limbah domestic yang diolah di WTCP berupa blackwater dan
greywater. Sistem pengolahan air limbah di WTCP menggunakan pengolahan
secara fisik dan biologi
Di unit WTCP ini mengolah sisa produksi di PT. Djarum yaitu sebagai berikut :
1. DOMESTIK
Air kotor Domestik berasal dari kegiatan rumah tangga dan segala jenis sisa air
yang digunakan oleh karyawan diluar proses produksi dan mempuyai nilai pH rata
– rata 7.
PADAT CAIR
13
B. PENGOLAHAN SISA PRODUKSI
14
c. Bak turbo coagulator
d. Bak domestik
15
Gambar III.4 bak Domestik
16
Gambar III.5 Bak Oxidation Ditch 1&2
17
Gambar III.6 Bak Sedimentasi
g. Clarifer / Penjernihan
Bak Clarifer berfungsi untuk menjernihkan air hasil olahan dari bak
sebelumnya, pada bak terdapat secrapper untuk mencegah agar
lumpuh tidak menempel pada dinding bak sedimentasi. Lumpur yang
mengendap akan dipompa menuju Thickener. Dan air dari penjernihan
dialirkan ke kolam ikan.
18
h. Kolam Idikator 1
i. Indikator 2
19
Gambar III.9 Kolam Indicator 2
j. Thickener
Thickener adalah bak yang berfungsi untuk menampung endapan
lumpur hasil pengendapan pada bak turbo ,bak sedimentasi, bak
clarifer. prinsip kerja bak ini adalah menampung lumpur sebelum
lumpur di olah di Filter Press.
k. Filterpress
Filterpress merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi kadar
air di dalam lumpur agar lumpur dapat diolah menjadi kompos. Air dari
unit ini selanjutnya dialirkan menuju unit Oxidation Ditch.
20
Gambar III.11 Pengepresan Lumpur
l. Pengomposan
1. Pengomposan Vermi
Vermikompos merupakan pupuk organic yang di peroleh dari
proses yang melibatkan cacing dalam pengurian dekomposisi
bbahan organiknya. Cacing yang digunakan dalam proses
vermikompos adalah Pheretima sp.
Jadi lumpur dari hasil filterpress akan ditata di tempat
pengoposan secara memanjang, setelah ditata lumpur akan dikasih
pranet atau jarring diatasnya dan di tumpuk dengan kompos
setengah jadi, dengan tujuan cacing yang ada dalam komps
setengah jadi akan turun ke lumpur baru untuk mencari makan, dan
lumpur baru dan kompos setengah jadi akan di pisahkan dengan
paranet atau jarring. Proses ini berlangsung selama 3 hari.
Setelah semua cacing turun, lumpur akan di diamkan sampai
terjdi perubahan fisik pada lumpur menjadi lebih gembur dan tidak
berbau. Apabila lumpur sudah terjadi perubahan menjadi kompos,
maka kompos akan di pisahkan dengan cacing dengan cara
21
meletakan kompos setengah jadi di atas lumpur baru yang disahkan
dengan paranet agar kompos tidak tercampur dengan lumpur baru
Setelah cacing sudah dipastikan turun maka kompos akan di
kemaas di karung dengan berat 25 kg. Kompos yang sudah di kemas
akan di kasihkan ke petani tembakau dan untuk program Djarum
bakti lingkungan.
2. Pengomposan Windrow
Selain limbah cair, di WTCP Oasis mengolah limbah padat hasil
produksi yang akan dimanfaatkan menjadi windrow kompos,
dengan cara debu tembakau akan di fermentasi sampai terdapat
perubahan warna pada debu tembakau menjadi hitam. Setelah di
ferementasi akan dicampur dengan daun. Dengan cara :
a. Mixing dan penumpukan
Pada proses ini dedaunan dan debu tembakau akan di campur
menggunakan mesin mixr, selain itu juga terdapat penambahan
starter yang berupa em4.
22
Setelah itu kompos yang sudah tercampur akan
dipindahkan ke tempat penumpukan untuk di tata
menggunung dan memanjang, setelah di tata kompos akan di
tutup menggunakan terpal.
b. Pembalikan dan penyiraman
23
Gambar III.13 tempat pengomposan Windrow
24
5 Fenol 0,5 0,5 0,5 0,5
Minyak dan
6 5 5 5
lemak 5
7 pH 6,0-9,0 6,0-9,0 6,0-9,0 6,0-9,0
a. Analisis Harian
pH
pH adalah salah satu hal yang dilakukan untuk menentukan
derajat keasaman suatu larutan. Di WTCP Djarum OASIS ini memiliki
tujuan akhir standar ph yaitu antara 6 – 9. Pengukuran ph ini dilakukan
dengan cara mengambil sampel dari semua bak dan di ukur
menggunakan water checker.
DO
Disolved oksigen adalah hal yang dilakukan untuk pengontrolan
kolam OD dengan cara cek setiap hari oksigen yang terlarut didalam
air agar hasil OD itu sempurna. Pengukuran ini dilakukan dengan cara
mengambil sampel OD dan diukur menggunakan alat Water Checker.
25
Gambar III.14 Pngukuran DO dan pH
SV
Sludge Volume atau endapan yang terlarut merupakan
salah salah satu hal yang dilakukan untuk mengontrol bak OD
dengan cara mengetahui banyaknya lumpur aktif yang telarut
dalam bak OD. Bak OD dilakukan dengan cara mengambil sample
pada bak OD 1 dan 2, mengaduk sample dan menuangkan sample
ke corong SV sampai tanda batas, tunggu hingga setengah jam dan
menghitung banyaknya lumpur yang terendap.
26
TSS
Total Suspended Solid atau Total adalah hal yang
menyatakan jumlah zat yang terlarut dalam suatu larutan. Tujuan
pengecekan TSS agar TSS di WTCP Djarum OASIS tidak melebihi
baku mutu yaitu 100 mg/L.
Pengukuran TSS dilakukan di semua bak kecuali bak OD,
dengan cara mengambil sample pada Bak dan diukur menggunakan
alat spechtrophoto meter.
b. Dua Mingguan
COD
COD merupakan jumlah oksigen yang dilperlukan agar
hubungan yang ada didalam air dapat ter oksidasi melalui reaksi
kimia. Di WTCP Djarum OASIS melakukan anaisa COD secara dua
minggu sekali. Dengan cara memasukan sampel air OUTLET ke
dalam tabung reaksi yang berisi kalium diromat dan dipanaskan ke
27
dalam COD reactor selama 2 jam dengan suhu 150ºC, setelah itu di
diamkan sampai suhu normal. Kemudian diukur menggunakan alat
spektrofoto meter.
Nitrat
Nitrat adalah ion poliatomik yang terdiri dari dari nitrogen. ‘N’
diawal ‘nitrat’ menunjukan pengaruh atom nitrogen mepengaruhi
dan mendominasi ion tersebut.
Pengukuran Nitrat dilakukan dengan cara:
1. Menyiapkan sampel yang akan diukur
2. Menyiapkan test kit
3. Membuka dua botol tube kemudian memasukan 5 ml
sampel kedalam masing – masing tube
4. Pada botol kaca B tambahkan 1 sendok reagen NO3
dan menutup botol kaca B
5. Mengocok botol kaca B selama satu menit, kemudian
mendiamkannya selama 5 menit.
6. Menghitung kadar nitrat dengan mencocokan warna
yang terjadi pada kertas indikator.
Nitrit
Nitrit adalah ion poliatomik yang terdiri dari nitrogen dan
oksigen. Perbedaan nyata antara nitrat dan nitrit adalah nitrit yang
terdiri dari satu aton nitrogen dan dua atom oksigen. Struktur itu
membuat ion nitrit kurang stabil aripada ion nitrat. Meskipun,
nitrat dapat menjadi nitrit. Dengan menjalani proses reduksi,
sedangkan nitrit dapat menjadi nitrat dengan menjalani proses
oksidasi.
Pengukuran nitrit kita lakuka
Amonia
28
Analisis ammonia dilakukkan pada sampel limbah inlet IPAL
WTCP. Metode analisis yang digunakan adalah dengan colortest.
Prinsip kerja dari pengujian menggunakan metode ini adalah
dengan menambahkan reagen pada sampel air limbah sehingga
menghasilkan kompleks warna yang berwarna kuning. Warna yang
dihasilkan dari penambahan reagen kemudian dicocokkan pada
indikator warna. Hasil pengujian menggunakan metode ini akan
memberikan data semikuantitatif.
Phospat
Phospat atau fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau
radikal terdiri dari satu atomfosforus dan empat oksigen. Dalam
bentuk ionik, fosfat membawa sebuah -3 muatan formal,fosforus
dan empat oksigen. Dalam bentuk ionik, fosfat membawa sebuah -
3 muatan formal,dan dinotasikan POdan dinotasikan PO3−
4
MLSS
MLSS adalah jumlah total dari pdata tersuspensi yang
berupa material morganik dan mineral, termasuk didalamnya
adalah mikroorganisme.
Pengukuran MLSS di WTCP OASIS dilakukan dua minggu
sekali dengan tujuan menjaga agar lumpur dan padatan di dalam
air tidak melampaui baku mutu.
c. Bulanan
Di WTCP Oasis dilakukan uji Bulanan dari pihak Eksternal yang di
lakukan oleh Lab Sucofindo untuk memastikan bahwa hasil pengolahan air
di WTCP sudah aman dan tidak melebihi batas baku mutu.
BOD
BOD Meruapakan kebutuhan oksigen untuk memecah
bahan buangan didalam udara oleh mikroorganisme. Pemeriksaan
29
BOD diperlukan untuk menentukan biaya pencemran udara
buangan penduduk atau industry dan untuk mendisain sistem
pengolahan biologis untuk udara yang tercemar tersebut.
COD
COD ( Chemical Oxygen Demand) Merupakan jumlah
oksigen yang diperlukan oleh bahan buangan dalam air untuk
teroksidasi melalui reaksi kimia. Bahan uangan organik akan
dioksidasi oleh kalium dikromat menjadi gas CO2 dan H2O serta
sejumlah ion krom.
TSS
TSS ( Total Suspended Sholid) merupakan jumlah berat
mg/L kering lumpur yang terdapat dalam air limbah.
pH
pH ( Derajat keasaman) Air limbah diharapkan memiliki
derajat keasaman netral untuk memudahkan proses biologis
sehingga proses penguraian air limbah berjalan dengan sampel
yang diuji diambil dari sampel bak domestik, bak koagulasi, Bak
Oxydation Ditch, Bak Sedimentasi, Bak penjernihan, dan kolam
indicator.
Amonia
Terbentuknya molekul ammonia berasal dari ion nitrogen
yang bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen yang bermuatan
positif, karena itulah secara kimia dipresentasikan sebagai NH3.
Fenol
Fenol merupakan dari pengolahan eugenol yang
merupakan zat padat dalam cengkeh. Fenol merupakan merupakan
unsur kimia yang tidak dapat terurai dengan sendirinya, sehingga
memerlukan pengolahan untuk menekan jumlah fenol dalam
pengolahn limbah.
30
Minyak dan Lemak
Minyak dan Lemak merupakan salah satu indikator yang
perlu diperhatikan dalam pengolahan limbah karena memiliki sifat
yang stabil.
Inlet Outlet
TSS 290 14
Amonia 9,35 0,09
pH 6,07 6,10
BOD 3673 23,2
COD 7652 66,2
Minyak dan lemak <5 <5
Fenol <0,02 <0,002
31
BAB IV
KESIMPULAN
Praktek kerja industri yang telah dilaksanakan di WTCP PT.. Djarum Oasis
selama 2 bulan, banyak pengalaman yang telah penulis dapatkan dan penulis
dapat menyimpulkan bahwa:
1. Sumber limbah yang masuk pada unit WTCP PT.. Djarum Oasis ada 3 jenis
limbah yaitu air limbah sisa produksi berupa (air limbah casing, clove, lem),
air limbah domestik, dan sisa padatan produksi.
2. Pengolahan air limbah di unit WTCP PT.. Djarum Oasis terdiri atas screening
and clove, bak buffer, bak koagulasi, bak domestik, bak oxydation ditch,
bak sedimentasi, bak penjernihan, kolam indikator 1, kolam indikator 2,
bak thickener, filterpress, dan pengomposan.
3. Analisis yang dilakukan pada unit WTCP PT.. Djarum Oasis terdiri atas
analisis harian, analisis mingguan, dan analisis bulanan dari pihak
eksternal. Analisis harian terdiri atas analisis pH, DO, TSS, dan SV. Analisis
mingguan terdiri atas Nitrat, Nitrit, Ammonia, Phospate, COD, dan MLSS.
32
LAMPIRAN
33
37. 22 Juli 2019 8,97 253
38. 23 Juli 2019 9,83 66
39. 24 Juli 2019
40. 25 Juli 2019
41. 26 Juli 2019
42. 27 Juli 2019
43. 29 Juli 2019
44. 30 Juli 2019
45. 31 Juli 2019
34
28. 11 Juli 2019 8,39/8,41 69/70 965/1125 6,17/6,40
29. 12 Juli 2019 8,4/8,39 64/66 1020/910 6,16/5,91
30. 13 Juli 2019 8.44/8,41 54/57 6,28/6,11
31. 15 Juli 2019 8,49/8,46 38/51 5,04/5,85
32. 16 Juli 2019 8,34/8,41 56/60 880/130 6,72/6,64
33. 17 Juli 2019 8,35/8,37 62/66 135/925 5,73/6,05
34. 18 Juli 2019 8.27/8,23 70/72 870/1080 5,09/5,20
35. 19 Juli 2019 8,3/8,22 82/82 1123/1140 3,36/5,18
36. 20 Juli 2019 8,32,/8,3 78/82 1115/920 5,12/5,40
37. 22 Juli 2019 8,54/8,52 72/68 1020/1010 6,89/6,91
38. 23 Juli 2019 8,55/8,44 74/72 6,68/5,81
39. 24 Juli 2019
40. 25 Juli 2019
41. 26 Juli 2019
42. 27 Juli 2019
43. 29 Juli 2019
44. 30 Juli 2019
45. 31 Juli 2019
35
13. 24 Juni 2019 8,45 42
14. 25 Juni 2019 8,45 46
15. 26 Juni 2019 8,32 52
16. 27 Juni 2019 8,25 38
17. 28 Juni 2019 8,34 32
18. 29 Juni 2019 8,36 52
19. 1 Juli 2019 8,48 52
20. 2 Juli 2019 8,41 46
21. 3 Juli 2019 8,37 38
22. 4 Juli 2019 8,27 24
23. 5 Juli 2019 8,22 31
24. 6 Juli 2019 8,34 39
25. 8 Juli 2019 8,42 76
26. 9 Juli 2019 8,37 96
27. 10 Juli 2019 8,3 75
28. 11 Juli 2019 8,27 67
29. 12 Juli 2019 8,13 86
30. 13 Juli 2019 8,24 78
31. 15 Juli 2019 8,4 86
32. 16 Juli 2019 8,35 82
33. 17 Juli 2019 8,22 77
34. 18 Juli 2019 8,14 61
35. 19 Juli 2019 8,25 69
36. 20 Juli 2019 8,15 54
37. 22 Juli 2019 8,38 93
38. 23 Juli 2019 8,38 97
39. 24 Juli 2019
40. 25 Juli 2019
41. 26 Juli 2019
42. 27 Juli 2019
43. 29 Juli 2019
44. 30 Juli 2019
45. 31 Juli 2019
36
Lampiran 4. Data Analisis Harian Unit Penjernihan
33
40. 25 Juli 2019
41. 26 Juli 2019
42. 27 Juli 2019
43. 29 Juli 2019
44. 30 Juli 2019
45. 31 Juli 2019
34
31. 15 Juli 2019 8,44/8,39 22/17
32. 16 Juli 2019 8,34/8,29 22/20
33. 17 Juli 2019 8,24/8,34 12/23
34. 18 Juli 2019 8,23/8,19 17/17
35. 19 Juli 2019 8,21/8,24 15/15
36. 20 Juli 2019 8,28/8,25 23/17
37. 22 Juli 2019 8,49/8,32 27/8
38. 23 Juli 2019 8,48/8,4 37/22
39. 24 Juli 2019
40. 25 Juli 2019
41. 26 Juli 2019
42. 27 Juli 2019
43. 29 Juli 2019
44. 30 Juli 2019
45. 31 Juli 2019
No. Tanggal Unit NO3 NO2 NH4- PO4- MLSS COD TDS
1 11/6/2019 Outlet 50 0
2 18/6/2019 Outlet 50 0,05 0 90
Inlet 1354
1/7/2019 Outlet 25 0,10 0 1437
Domestik 985
Proses 1730
OD 1 5,070
OD 2 12,59
4 8/7/2019 Outlet 10 0,2 0 3 68
Domestik 148
Proses 243
OD 1 10,36
OD 2 8,82
4 18/7/2019 OD 1 15
OD 2 20
Outlet 5 757
5 15/7/2019 OD 1 8010
OD 2 900
Outlet 5 50
6 23/7/2019 Outlet 25 0,375 50 0 91 840
sedimentasi 50 0,050 5 0 820
35
Domestik 69
Proses 206 1070
OD 1 650
OD 2 760
Penjernihan 870
Kolam ikan 820
Outlet 840
Lampiran 7. Dokumentasi
36
Gambar IV.2 Pengambilan sampel
37
Gambar VI.4 Pengambilan Sampel
38
gambar VI.6 Penukuran sampel SV
39
Gambar VI.7 Penukuran DO dan pH
40
Gambar VI.9 Pengenceran Sampel
41
Gambar VI.11 Penambahan Kapur
42
Gambar VI.13 Penambahan kapur di bak OD 1
43
Gambar VI.14 Pengomposan Vermi
44
Gambar VI.16 Pengomposan Vermi
45
Gambar VI.18 Pengomposan Windrow
46
Gambar VI.20 Pengomposan Fermi
47
Gambar VI.22 Pengomposan dengan sekala besar
48
Gambar VI.24 Pengomposan dengan sekala besar
49
Gambar VI.26 Pembersihan kolam 50ndicator
50
Gambar VI.28 Proses Pemasakan Ikan Nila
51
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
52