Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM

POLISI KEBERSIHAN

SD NEGERI 2 PERCONTOHAN

KECAMATAN KARANG BARU

KABUPATEN ACEH TAMIANG

PROVINSI ACEH
A. PRASARANA SEKOLAH
1. LAHAN
a. Luas Tanah : 3,484 m2
b. Luas Bangunan : 865,5 m2
c. Bangunan Sekolah : Milik Negara

2. BANGUNAN
a. Luas Ruang Kepala Sekolah : 13,6 m2
b. Ruang Kelas : 392 m2
c. Luas Ruang Guru : 93,5 m2
d. Luas Ruang Perpustakaan : 56 m2
e. Luas Ruang UKS : 36 m2
f. Luas Ruang Ibadah / Mushollah : 100 m2
g. Luas Rumah Dinas Pesuruh : 36 m2
h. Luas Ruang Lab. Komputer : 42 m2
i. Luas Ruang WC Kepala Sekolah : 2,4 m2
j. Luas Ruang Serba Guna / Aula : 63 m2
k. Luas Kantin : 15 m2
l. Luas Ruang WC Murid Laki-laki : 16 m2 (4 Pintu)
m. Luas Ruang WC Murid Perempuan : 4x8 m2 (4 Pintu)
n. Daya Instalasi Listrik : PLN 1300 Kwh
o. Sumber Air : PDAM

B. SARANA SEKOLAH
1. PERPUSTAKAAN
a. Jumlah Buku yang Dimiliki : 2.405 buah
b. Jumlah Rak Buku : 6 unit
c. Jumlah Lemari : 4 unit
d. Jumlah Meja Guru : 1 unit
e. Jumlah Kursi Guru : 1 unit
f. Jumlah Karpet : 1 gulung

2. REFERENSI PERPUSTAKAAN
a. Jumlah Buku Pelajaran KTSP : 1.934 buah
b. Jumlah Buku Siswa K13 : 4.096 buah
c. Jumlah Buku Pegangan Guru KTSP : 166 buah
d. Jumlah Buku Guru K13 : 211 buah
e. Jumlah Buku Pengayaan : 4.000 buah
f. Jumlah Buku Referensi : 200 buah
g. Jumlah Atlas : 37 buah
h. Jumlah Buku Panduan Guru : 100 buah
i. Jumlah CD Film Pembelajaran : 60 keping
j. Jumlah Majalah/Surat Kabar : 30 eks

3. MEDIA DAN ALAT PERAGA


a. Jumlah KIT IPA : 12 set
b. Jumlah KIT Kesenian :3 set
c. Jumlah KIT Matematika :3 set
d. Jumlah KIT IPS :7 buah
e. Jumlah Alat Peraga Olahraga : 200 buah
f. Jumlah Alat Peraga B. Indonesia :5 buah
g. Jumlah Alat Peraga PKn : 10 buah

4. PERALATAN MULTIMEDIA
a. Jumlah Komputer : 22 unit
b. Jumlah Printer :3 unit
c. Jumlah LCD/Proyektor :1 unit
d. Jumlah TV :2 unit
e. Jumlah DVD :1 unit
f. Jumlah Tape Recorder :1 unit
PROFIL SD NEGERI 2 PERCONTOHAN

1. Nama Sekolah : SD Negeri 2 Percontohan

2. NPSN : 10107122

3. Nomor Statistik Sekolah : 10.1.06.14.03.056

4. Provinsi : Aceh

5. Otonomi : Daerah

6. Kecamatan : Karang Baru

7. Desa/Kelurahan : Kebun Tanah Terban

8. Jalan : PT. PPP. Kebun Tanah Terban

9. Kode Pos : 24476

10. Status Sekolah : Negeri

11. Kelompok Sekolah : SD Imbas

12. Akreditasi :A

13. Tahun Berdiri Sekolah : 2004

14. Tahun Re – Grouping :-

15. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan Sore

16. Jarak Sekolah dengan Kantor UPTD Pendidikan: ± 500 meter

17. Terletak pada Lintasan : Kecamatan

18. Orang Penyelenggara : Pemerintah


PROFIL KEPALA SEKOLAH

NAMA : NURSIAH YUSUF, S. Pd

NIP : 19640913 198510 2 001

TTL : LANGSA, 13 SEPTEMBER 1964

PANGKAT / GOL : PEMBINA Tk. 1, IV/B

JABATAN : KEPALA SEKOLAH

TEMPAT TUGAS : SD NEGERI 2 PERCONTOHAN KARANG BARU

MOTTO : MULAILAH DENGAN NIAT, KERJAKAN DENGAN

IKHLAS SERTA JALIN KERJA SAMA DALAM

MEWUJUDKAN LINGKUNGAN YANG BERSIH, HIJAU,

INDAH DAN ASRI.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya kami
bisa menyelesaikan Program Sekolah Sehat di SD Negeri 2 Percontohan dan terima
kasih yang sebesar–besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyempurnaan Prograam Sekolah Sehat di SD Negeri 2 Percontohan.
Sekolah Dasar Bersih dan Sehat merupakan salah satu program untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi belajar peserta didik. Program ini
dilaksanakan melalui penciptaan lingkungan sekolah dasar yang bersih dan sehat,
peningkatan pengetahuan, perubahan prilaku, serta pemeliharan kebersihan dan
kesehatan yang pada akhirnya dapat menciptakan sebuah budaya, yaitu budaya bersih
dan sehat. Dengan program ini diharapkan tercipta lingkungan sekolah dasar yang dapat
berkontribusi terhadap peningkatan proses belajar peserta didik dan dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan
sekolah dasar negeri 2 percontohan.
Penulis menyadari, Program Sekolah Sehat ini masih banyak kekurangannya.
Untuk itu kami mohon saran dan masukan dari berbagai pihak guna memajukan
program sekolah sehat di SD Negeri 2 Percontohan.

Semoga apa yang kita laksanakan akan mendapat Ridho dari Allah SWT. Amiin.

Karang Baru, 3 Januari 2023

Penanggung Jawab

NURSIAH YUSUF, S. Pd
NIP. 19640913 198510 2 001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan institusi formal dan strategis dalam menyiapkan sumber daya
manusia yang sehat secara fisik, mental, social, dan produktif. Salah satu yang
mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah adalah status kesehatan dan
kondisi lingkungan sekolah.
Masalah kesehatan di sekolah menjadi kompleks dan bervariasi terkait dengan
kesehatan peserta didik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya kondisi
lingkungan sekolah dan perilaku hidup bersih. Sekolah dapat menjadi salah satu tempat
penyebaran penyakit seperti demam berdarah.
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2010), diketahui bahwa masalah
gizi usia sekolah 6—12 tahun masih besar, yaitu terdapat 35,6% anak pendek, 12,2% anak
kurus, dan 9,2% anak gemuk. Masalah lain yang ditemukan adalah 44,6% anak usia
sekolah mengonsumsi sarapan berkualitas rendah. Dilaporkan juga bahwa 1,7% anak mulai
merokok pada anak usia 5—9 tahun dan 17,5% pada usia 10—14 tahun. Selain itu,
persentase menyikat gigi setiap hari pada kelompok umur 10—14 tahun adalah sebesar
95,7%, namun yang berperilaku benar menyikat gigi hanya 1,7% (Riskesdas, 2013).
Guna mencegah dan mengurangi berbagai permasalahan di atas diperlukan
perilaku hidup bersih dan sehat melalui pengembangan pola hidup bersih dan sehat di
sekolah. Upaya tersebut tidak hanya mengandalkan proses belajar mengajar pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan, tetapi perlu didukung oleh kebijakan, sarana dan
prasarana, serta program yang tepat sehingga perilaku hidup bersih dan sehat akan menjadi
budaya di kalangan warga sekolah.

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH).
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1429/ Menkes/SK/XH/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
C. Tujuan Program, Visi dan Misi Sekolah Sehat
Tujuan Program yaitu :
1. Menumbuhkan kesadaran terhadap kebersihan lingkungan bagi peserta didik.
2. Terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan di sekolah dasar.
4. Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif di sekolah dasar.
5. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan bangunan dan halaman sekolah dasar.
6. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar sekolah dasar.
7. Mewujudkan warga sekolah yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat.

Visi Polisi Kebersihan :


"Menjadikan Peserta Didik yang memiliki kesadaran serta kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan dan mampu berkolaborasi dengan warga sekolah untuk
mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman".

Misi Polisi Kebersihan :


1. Membudayakan prilaku hidup bersih, sehat kepada semua warga sekolah.
2. Terbentuknya sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas.
3. Melaksanakan upaya kesehatan dengan mengedepankan promotif dan preventif ,
tanpa meninggalkan kuratif dan rehabilitatif.
4. Tercipta lingkungan belajar yang aman, nyaman dan sehat.

D. Manfaat Program
1. Terwujudnya sekolah dasar yang memenuhi syarat kesehatan untuk meningkatkan
kualitas hidup bersih dan sehat warga sekolah.
2. Terselenggaranya pendidikan kesehatan di sekolah dasar.
3. Terselenggaranya pelayanan kesehatan di sekolah dasar.
4. Meningkatnya kebersihan dan kesehatan gedung dan halaman sekolah dasar.
5. Meningkatnya kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar sekolah dasar.
6. Terwujudkannya perilaku hidup bersih dan sehat pada seluruh warga sekolah.

E. Sasaran
1. Budaya perilaku hidup bersih dan sehat peserta didik SD.
2. Keteladanan hidup bersih dan sehat kepala sekolah, guru, dan karyawan.
3. Optimalisasi fungsi dan pemeliharaan sarana dan prasarana hidup bersih dan sehat di
sekolah oleh seluruh warga sekolah.
4. Harmonisasi kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan hidup bersih dan sehat.

F. Definisi Istilah
1. Polisi Kebersihan adalah sekelompok murid yang dibentuk dalam rangka sebagai
penggerak dan pelaksana dan pemantauan terhadap kondisi lingkungan sekolah agar
selalu terjaga kebersihan dan keindahan-nya.
2. Sekolah adalah Sekolah Dasar (SD) atau yang sederajat, baik negeri maupun swasta.
3. Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah,
bau, virus, bakteria patogen, dan bahan kimia berbahaya.
4. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(UU No. 36 Tahun 2009)
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat (Permenkes No. 2269/MENKES/ PER/XI/2011).
6. Bangunan sekolah adalah bangunan yang dipakai sebagai fasilitas pelaksanaan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta.
7. Lingkungan sekolah dasar yang bersih adalah kondisi lingkungan sekolah yang
bersih, indah, sejuk, segar, rapi, dan aman yang merupakan hasil dari upaya seluruh
warga sekolah.
8. Warga sekolah dasar yang sehat adalah setiap orang yang berperan di dalam proses
pendidikan di sekolah dasar, meliputi peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan,
serta komite sekolah, dalam keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan warga sekolah dapat melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing baik sebagai pembelajar maupun pebelajar.
9. Peserta Didik adalah semua anak yang mengikuti pendidikan di sekolah.
10. Instansi terkait adalah lembaga pemerintah yang memiliki tugas melakukan
pembinaan terhadap sekolah/madrasah.
11. Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan
pengendalian terhadap suatu objek kegiatan yang akan, sedang, dan atau sudah
dilaksanakan.
12. Evaluasi adalah proses penilaian hasil yang telah ditentukan sebagai bahan
penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan Sekolah Dasar Bersih dan Sehat.
13. Pelaporan adalah kegiatan laporan semua kegiatan terkait dengan upaya mewujudkan
SD Bersih Sehat yang dilakukan oleh peserta didik, guru, dan sekolah.
BAB II
KONSEP DASAR
POLISI KEBERSIHAN

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional


berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu tolok ukur
pengembangan pendidikan karakter adalah kebersihan dan kesehatan. Terkait dengan fungsi
pendidikan ini, sekolah sebagai tempat belajar memiliki lingkungan bersih dan sehat untuk
mendukung berlangsungnya proses pembelajaran yang baik. Sekolah berperan membentuk
peserta didik agar memiliki perilaku bersih dan sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

A. Konsep Dasar Polisi Kebersihan


SD yang bersih sejatinya adalah sekolah dasar yang warganya secara terus-menerus
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, dan memiliki lingkungan sekolah yang bersih,
indah, sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman. Polisi Kebersihan mengutamakan pentingnya
pembangunan kesehatan melalui kegiatan yang bersifat promotif dan preventif, sehingga dapat
mendorong kemandirian semua warga sekolah dan masyarakat di lingkungan sekolah untuk
berperilaku hidup sehat, memelihara kesehatannya, dan meningkatkan kesehatannya.
Warga sekolah meliputi setiap individu yang berperan di dalam proses belajar-mengajar
di sekolah, antara lain, peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan yang melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya masing-masing baik sebagai pembelajar maupun pebelajar.
Masyarakat lingkungan sekolah meliputi semua masyarakat yang berada di lingkungan sekolah
selain warga sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat warga sekolah dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga warga sekolah mampu menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Upaya mewujudkan Polisi Kebersihan dapat dicapai melalui strategi penyediaan sarana
dan prasarana, manajemen yang baik, penyebarluasan pengetahuan, penciptaan kondisi ideal
dengan melibatkan partisipasi semua pihak seperti warga sekolah, komite sekolah, puskesmas,
dan masyarakat. Strategi tersebut dilaksanakan dengan menyelenggarakan pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta pembudayaan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti bagan berikut.
POLISI KEBERSIHAN HASIL

PEMBUDAYAAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT


PENGELOLAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN SEKOLAH
PELAKSANAAN
PERENCANAAN PROGRAM SEKOLAH

SARANA PRASARANA

PENDIDIKAN BERSIH

KONDISI IDEAL
MANAJEMEN

PENCIPTAAN

PELIBATAN
OPTIMALISASI

BERBAGAI
SEKOLAH

DAN SEHAT
STRATEGI

PIHAK
WARGA SEKOLAH DAN KOMITE SEKOLAH PELAKU

Bagan 1. Konsep Dasar Menuju Sekolah Dasar Bersih dan Sehat

Program Polisi Kebersihan akan tercapai melalui pembudayaan perilaku hidup bersih
dan sehat, pengelolaan bangunan, lingkungan sekolah, dan perencanaan program sekolah
dengan didukung oleh manajemen sekolah, sarana dan prasarana, pendidikan bersih dan sehat,
penciptaan kondisi ideal, dan pelibatan berbagai pihak. Keberhasilan program ini terutama
ditentukan oleh komitmen seluruh warga sekolah.

B. Indikator Polisi Kebersihan


1. Kebijakan
Sekolah memiliki dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung
pelaksanaan Polisi Kebersihan. Kebijakan sejalan dengan kebijakan nasional dan daerah.
Kebijakan lokal sekolah disusun dan disepakati bersama dengan warga sekolah dan komite
sekolah agar dapat mempercepat pelaksanaan Program Polisi Kebersihan. Kebijakan ini
dijadikan acuan dalam pelaksanaan Polisi Kebersihan oleh seluruh warga sekolah.
Dengan kebijakan Program Polisi Kebersihan, sekolah memiliki landasan untuk
menyelenggarakan pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah secara konsisten.
Sekolah dapat meningkatkan kebersihan dan kesehatan ruang, halaman, dan lingkungan
sekolah serta membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Sarana dan Prasarana
Sekolah mengoptimalkan sarana dan prasarana yang mendukung perilaku hidup
bersih dan sehat. Dalam penyediaan sarana dan prasarana disesuaikan dengan standar
peraturan yang ada, misalnya, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor: 24 tahun
2007 dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1429/Menkes/ SK/XII/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
Program Polisi Kebersihan didukung bangunan yang terdiri atas ruang kepala
sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang kelas, kamar mandi/WC, ruang UKS,
kantin, gudang, tempat ibadah, halaman, dan pagar sekolah. Semua unit bangunan di
sekolah bebas dari suara gaduh dan bising yang mengurangi konsentrasi belajar peserta
didik dan kenyamanan mengajar guru.
a. Ruang Kepala Sekolah
Ruang bersih dan tertata rapih, ada sirkulasi udara memadai, kecuali ruang ber-AC.
Ukuran luas ruang kepala sekolah minimal 12 m 2 dengan lebar minimal 3 m dan
memiliki jendela yang dapat ditutup dan dibuka ke arah keluar dengan pencahayaan
alami yang jelas.
b. Ruang Guru
Ukuran luas ruang guru minimal 32 m2 dengan rasio minimal 4 m2/orang.
c. Ruang Perpustakaan
Ukuran luas perpustakaan minimal sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar minimal
5m.
d. Ruang Kelas
Rasio minimal luas ruang kelas 2 m2/siswa. Untuk rombongan belajar dengan peserta
didik kurang dari 15 orang, luas minimal ruang kelas 30 m 2 dengan lebar minimal 5 m.
Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan minimal 2,5 m dan jarak papan tulis
dengan meja paling belakang minimal 9 m. Kapasitas maksimal ruang kelas 28 siswa.
Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun. Minimal satu
tempat cuci tangan untuk dua kelas. Di setiap kelas disediakan tempat sampah bertutup.
e. Kamar mandi/WC
Rasio kamar mandi/WC dan urinoir adalah perbandingan antara jumlah peserta didik
dengan banyaknya kamar mandi/WC dan urinoir yang tersedia. Untuk peserta didik
rasionya adalah 1:60; sedangkan untuk siswi rasionya adalah 1:50. Kamar mandi/WC
dan urinoir peserta didik/siswi terpisah dengan kamar mandi/WC dan urinoir guru dan
pegawai. Ukuran kamar mandi/WC tidak kurang dari 2 m 2. Dinding berwarna terang.
Lantai memiliki perkerasan tidak licin, air tidak menggenang, memiliki kemiringan
minimal 1%. Closet memiliki ketinggian 30 cm dari lantai baik closet untuk guru
maupun untuk peserta didik. Ruangan memiliki lubang penghawaan dan pencahayaan
yang cukup, bebas dari jentik nyamuk, memiliki alat kebersihan (sikat, sabun, karbol),
dan tempat sampah tertutup.
f. Ruang UKS
Ruang UKS adalah tempat untuk melakukan pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif, preventif, dan kuratif. Penyuluhan tentang perilaku hidup sehat kepada peserta
didik dan warga sekolah lainnya dilakukan secara terus-menerus, menyeluruh, dan
terpadu. Ruang UKS dilengkapi tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir,
tersedia sabun, memiliki tempat tidur periksa, timbangan badan, alat pengukur tinggi
badan, alat pengukur suhu tubuh, dental kit, UKS kit, P3K, lemari obat, torso rangka
atau alat tubuh, snellen chart, dan tempat sampah. Standar luas ruang UKS adalah
minimal 27 m2 yang dilengkapi dengan buku kesehatan dan buku adminsitrasi.
g. Kantin
Kantin sekolah adalah tempat usaha makanan dan minuman yang pengelola dan
konsumennya adalah warga sekolah. Lokasi kantin berjarak minimal 20 m dari tempat
pembuangan sampah sementara. Kantin memiliki peralatan pengolahan dan makan
yang bersih, tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air bersih yang mengalir,
tempat cuci tangan dilengkapi dengan air bersih mengalir, sabun dan lap tangan untuk
pengunjung kantin, tersedia tempat penyimpanan bahan makanan terpisah dari makanan
jadi/siap saji dan tempat pajangan (display) makanan jadi/siap saji yang tertutup. Kantin
dilengkapi dengan tempat duduk dan saluran air limbah yang tertutup. Tersedia tempat
untuk mengolah makanan sederhana (memanasi, mengukus, dan memanggang).
Makanan kemasan berlabel BPOM/ Dinkes dan tidak kadaluarsa. Makanan dan
minuman yang dijual sudah dilakukan uji bebas formalin, boraks, dan pewarna kimia
berbahaya. Kemasan bersih dan tidak menggunakan styrofom. Petugas kantin
berpakaian rapi, bersih, bercelemek, bertudung, dan sehat. Pengambilan makanan selalu
menggunakan alat bantu pengambil makanan.
h. Gudang
Gudang sekolah memiliki luas minimal 18 m2. Gudang berdinding bersih, tidak lembab,
dan dicat berwarna terang. Dinding yang terkena percikan air terbuat dari bahan
campuran kedap air, tidak mudah retak, tidak dicat dengan larutan kapur tohor, dan
memiliki pintu yang tertutup. Gudang memiliki ventilasi pada dinding, diberi
pengamanan berupa kasa ayam untuk mencegah masuknya vektor penyakit dan
binatang pengerat, serta diberi penerangan yang cukup.
i. Tempat Beribadah
Tempat beribadah disesuaikan dengan kebutuhan tiap sekolah. Ukuran minimal 12 m 2.
j. Halaman dan Pagar Sekolah
Halaman sekolah merupakan ruang terbuka hijau sebagai sarana untuk menunjang
segala kegiatan di luar ruangan (upacara, olahraga, kesenian, pramuka, parkir
kendaraan, apotek hidup, taman sekolah dan kegiatan lain) bagi warga sekolah.
Halaman sekolah terbebas dari genangan air dan mempunyai batas yang jelas dengan
lingkungan sekitar, dan dilengkapi dengan pagar yang kuat dan aman.

Konstruksi bangunan sekolah memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. Atap
Sekolah memiliki atap yang kuat, tidak bocor, tidak menjadi sarang tikus, serta
memiliki kemiringan yang cukup. Sekolah yang mempunyai ketinggian atap lebih dari
10 m harus dilengkapi dengan penangkal petir. Gedung sekolah memiliki talang air
yang berfungsi baik, langit-langit yang kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
Ketinggian plafon tidak kurang dari 270 cm.
b. Dinding
Dinding bangunan sekolah bersih, tidak lembab, dan dicat berwarna terang. Pada
dinding yang terkena percikan air, bahan dinding tersebut dibuat dari bahan campuran
kedap air, tidak mudah retak, dan tidak dicat dengan larutan kapur tohor.
c. Lantai
Lantai kelas, kantor, dan perpustakaan terbuat dari bahan kedap air, kuat, permukaan
rata, tidak licin, tidak retak, dan mudah dibersihkan. Lantai menggunakan bahan
penutup yang berwarna terang. Terdapat perbedaan tinggi lantai antara selasar dengan
ruang kelas, perpustakaan, dan kantor. Lantai kamar mandi/WC memiliki kemiringan
yang cukup sehingga memudahkan air mengalir.
d. Tangga
Tangga bangunan sekolah bertingkat dapat berfungsi ganda. Tangga berfungsi sebagai
sarana lalu lintas dan sebagai sarana penyelamat. Tangga dilengkapi dengan pegangan
tangan dan sarana keamanan setinggi bahu peserta didik.
e. Pintu
Pintu memiliki lebar sekurang-kurangnya 1 m. Pintu tersebut dapat terdiri atas satu daun
pintu atau dua daun pintu dengan arah buka keluar. Pintu dilengkapi dengan pengunci
dan pegangan (handle) yang terbuat dari bahan yang kuat.
f. Jendela
Jendela dapat dibuka dan ditutup dengan arah buka keluar dan diberi pengaman. Kaca
jendela memungkinkan cahaya masuk secara alami sehingga peserta didik, guru, dan
pegawai sekolah dapat membaca dengan nyaman, tidak terlalu terang, dan juga tidak
gelap (20 % luas lantai).
g. Ventilasi
Gedung sekolah dilengkapi dengan ventilasi. Ruang-ruang di sekolah diupayakan
mempunyai ventilasi silang yang dapat menjamin aliran udara segar. Ventilasi udara
dapat berupa ventilasi alami dan ventilasi mekanis. Ventilasi mekanis memperhitungkan
kekuatan pendinginan mesin dengan jumlah penghuni. Pada ruang yang menggunakan
ventilasi mekanis hendaknya tersedia jendela yang dapat dibuka dan ditutup untuk
menjamin udara segar di sekolah.
h. Sanitasi
Sekolah memiliki sarana sanitasi dasar berupa sarana air bersih, saluran pembuangan air
limbah, dan jamban (WC). Sarana air bersih dapat berupa sumur gali, sumur pompa
tangan, atau sumur bor. Jamban di sekolah minimal berbentuk leher angsa dan
dilengkapi septic-tank kedap air serta saluran peresapan.
Sekolah memiliki sarana air bersih yang mencukupi untuk warga sekolah, memenuhi
kualitas air bersih secara fisik, kimia, dan bakteriologis. Jarak antara sarana air bersih
dan septic-tank minimal 10 m.
i. Sumber Air
Sumber air dapat berasal dari air tanah, air permukaan, dan air hujan. Air tanah dapat
berupa air sumur atau air mata air. Air permukaan berupa air sungai, air danau, atau air
payau. Jika air permukaan akan digunakan sebagai sumber air minum, maka harus
dilakukan proses pengolahan lebih lanjut.
j. Tempat Sampah
Tempat sampah adalah tempat menampung material sisa hasil kegiatan sehari-hari
manusia dan atau proses alam yang tidak diinginkan yang berbentuk padat. Sekolah
memiliki tempat sampah sementara yang bertutup dan terpilah di setiap ruangan.
Sampah diangkut setiap hari ke tempat pengolahan sampah.

3. Perilaku Warga sekolah


Tujuan pelaksanaan Program Polisi Kebersihan adalah untuk membudayakan perilaku
hidup bersih dan sehat meliputi perilaku sebagai berikut.
a. Membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah (sampah organik dan nonorganik).
b. Menjaga kebersihan diri.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
d. Menggunakan air bersih.
e. Menjaga lingkungan sekolah agar bersih dan indah.
f. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
g. Memberantas jentik nyamuk.
BAB III
PROGRAM KERJA POLISI KEBERSIHAN

Program Kerja Dasar Polisi Kebersihan Meliputi :

1. Membekali siswa dengan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan prilaku


yang baik untuk membuat suatu keputusan yang benar dalam menumbuhkan
kesadaran hidup bersih dan sehat bagi peserta didik.
2. Memberikan pelayanan kepada siswa agar memiliki pehaman tentang
lingkungan yang bersih dan sehat di sekolah.
3. Siswa mengerti bahwa dengan beraktivitas fisik dan berolahraga, peserta didik
bisa menjadi lebih sehat. Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa dan
guru untuk selalu aktif dan produktif.
4. Membantu perkembangan psikis siswa dalam menjalin kolaborasi untuk
menjalankan Program yang berkolaborasi dengan warga sekolah lainnya.
5. Dengan menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, maka akan tercipta
suasanan belajar mengajar yang nyaman, kondusif dan sehat.

10 Kebijakan Polisi Kebersihan


1. Menjaga kebersihan dan kerapian diri.
2. Mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir sebelum dan sesudah
beraktivitas.
3. Membuang kotoran dan sampah pada tempatnya.
4. Meludah tidak sembarang tempat.
5. Meniadakan hewan penyebar penyakit.
6. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Yang harus dikembangkan


1. Melakukan rekrutmen dan pembinaan bagi petugas Polisi Kebersihan.
2. Tersedianya tempat sampah (yang memiliki klasifikasi organik dan an-organik.
3. Memiliki koordinator program yang mampu mengkoordinir polisi kebersihan
sebagai pelaksana program.
4. Mempunyai SK Tim Pelaksna Program Polisi Kebersihan dari Kepala Sekolah.
BAB IV

ORGANISASI TIM POLISI KEBERSIHAN

Untuk lebih memfokuskan pelaksanaan program Polisi Kebersihan di SD Negeri


2 Percontohan, maka dibentuk Tim Pelaksana Polisi Kebersihan.

A.     Fungsi Tim Pelaksana


Tim Pelaksana Polisi Kebersihan di SD Negeri 2 Percontohan berfungsi sebagai
penanggungjawab dan pelaksana program Polisi Kebersihan berdasarkan perioritas
kebutuhan dan kebijakan yang di tetapkan oleh Kepala Sekolah.

B.     Tugas Tim Pelaksana


1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat sesuai ketentuan dan petunjuk yang telah ditetapkan/ dan atau
diberikan oleh koordinator Program Polisi Kebersihan;
2. Menjalin kerjasama yang serasi dengan orang tua murid, instansi lain dan
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan Polisi Kebersihan di SD Negeri 2
Percontohan;

C.      Susunan Anggota Tim Pelaksana Sekolah Sehat


Penanggung Jawab : Nursiah Yusuf, S. Pd
Ketua : Haris Harnanda, S.Pd
Sekretaris : Alfiza Joan Destria, S.Pd
Anggota : 1. Seluruh Dewan Guru
2. Komite Sekolah
3. Seluruh Peserta Didik
BAB IV
PENUTUP

Dengan selesainya penyusunan Program Polisi Kebersihan ini diharapkan


dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan Polisi Kebersihan di SD Negeri 2
Percontohan, sehingga Program Polisi Kebersihan bisa terlaksana sebagaimana yang
diharapkan oleh berbagai pihak.
Terlaksananya Polisi Kebersihan di SD Negeri 2 Percontohan dengan baik
mudah-mudahan bisa mengatasi masalah kebersihan lingkungan di SD Negeri 2
Percontohan Kecamatan Karang Baru.
Penyusunan program Polisi Kebersihan SD Negeri 2 Percontohan ini telah
diupayakan semaksimal mungkin, namun Tim Pelaksana menyadari bahwa program ini
masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu diharapkan saran
dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan program ini di tahun
mendatang.
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PERCONTOHAN
KECAMATAN KARANG BARU
Jalan PT. PPP. Kebun Tanah Terban, Email sdnegeri2percontohan@yahoo.com Kode Pos 24476

Keputusan Kepala Sekolah SD Negeri 2 Percontohan Karang Baru


Nomor : 421.2 / / SDN2PC / 2023

TENTANG

PENETAPAN TIM PELAKSANA POLISI KEBERSIHAN

Menimbang : a. Bahwa pentingnya menjaga kebersihan, kesehatan peserta


didik dan kenyamanan lingkungan sekolah.
b. Bahwa untuk maksud point ( a ) perlu di tetapkan dalam suatu
surat keputusan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang


penyelenggaraan keistimewaan Provinsi Aceh.
2. Undang –undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh.
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Qanun Provinsi Aceh Nomor 20 Tahun 2002 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam.
6. Qanun Provinsi Aceh Nomor 21 Tahun 2002 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Alam.
7. Qanun Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
MEMUTUSKAN

PERTAMA : Menetapkan nama-nama Tim Polisi Kebersihan SD Negeri 2


Percontohan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan di
adakan perbaikan sebagai mana mestinya.

Ditetapkan di : Karang Baru


Pada tanggal : 03 Januari 2023

Kepala Sekolah,

NURSIAH YUSUF, S.Pd


NIP. 19640913 198510 2 001
Lampiran Keputusan Kepala SD Negeri 2 Percontohan
Nomor : 421.2 / / SDN2PC / 2023
Tanggal : 03 Januari 2023

PENETAPAN TIM POLISI KEBERSIHAN

Pembina : Nursiah Yusuf, S.Pd

Penanggung Jawab : Haris Harnanda, S.Pd

Pengelola : Alfiza Joan Destria, S.Pd

Sekretaris I : Eko Fitriadi, S.Pd

Anggota : 1. Azzura Fathiya

2. Bagas Ahmad Khalif

3. Gibran Alfatih

4. Dara Puspa Regina

5. Adzra Syafiqah Br

6. Syifa Azzuhra

7. Safaras Akmal Fadil

8. Nazam Muqtabar

9. Zaskia Humaira

10. Afika Janeta Nst

11. Nafizurrahman

12. M. Dzaki Altamis

13. Zaki Ibnu Alam Zakwan

14. Fairuz Adzan Maulana Sholiki

15. Zaara Ahyana Aqela

16. Zaskia Mumtazah


17. Wan Shaqia Anindya

18. Cinta Salfa

19. M. Usman

20. M. Galang Algifari

21. Unsa Anabel

22. Alifah Khazia

23. Salsabila Putri Gunawan

24. Chafril Aula Wildan


STRUKTUR ORGANISASI
POLISI KEBERSIHAN

PEMBINA
NURSIAH YUSUF, S.Pd

KETUA
HARIS HARNANDA, S.Pd

PENGELOLA
ALFIZA JOAN DESTRIA, S.Pd

SEKRETARIS
EKO FITRIADI, S.Pd

KOORDINATOR REGU
AZZURA FATHIYA

REGU 1 REGU 2 REGU 3 REGU 4 REGU 5 REGU 6


- BAGAS AHMAD KHALIF - SYIFA AZZUHRA - ZASKIA HUMAIRA - ZAKI IBNU ALAM Z. - WAN SHAQIA ANINDYA - UNSA ANABEL
- GIBRAN ALFATIH - AZZURA FATHIYA - AFIKA JANETA Nst - FAIRUZ ADZAN M. - CINTA SALFA - ALIFAH KHAZIA
- DARA PUSPA REGINA - SAFARAS AKMAL FADIL - NAFIZURRAHMAN - ZAARA AHYANA AQELA - M. USMAN - SALSABILA PUTRI G.
- ADZRA SYAFIQAH Br - NAZAM MUQTABAR - M. DZAKI ALTAMIS - ZASKIA MUMTAZAH - M. GALANG ALGIFARI - CHAFRIL AULA W.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai