Modul Ii-1
Modul Ii-1
Modul Ii-1
EKONOMI MIKRO
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat, Manfaat, dan Relevansi
Dilihat dari ruang lingkupnya, ilmu ekonomi dibagi menjadi dua yakni 1) teori ekonomi
mikro (micro economic theory),dan 2) teori ekonomi makro (makro economic theory).
Untuk membedakan keduanya tidaklah terlalu sulit.. Kalau dibaratkan seperti sebuah hutan
pepohononan, maka ekonomi mikro membicarakan tentang pohon-pohon yang ada di dalam
hutan tersebut, sedangkan teori ekonomi makro, membicarakan tentang hutannya secara
keseluruhan. Ruang lingkup ekonomi mikro membicarakan tentang bagian-bagian suatu
perekonomian, seperti perusahaan-perusahaannya, pasar-pasarnya, serta penetapan harga
didalamnya dan lain sebagainya. Misalnya saja, terdapat 20 orang perawat di Rumah Sakit X,
mengundurkan diri dan pindah ke Rumah Sakit P, maka bagi Rumah Sakit X tersebut
merupakanh masala ekonomi mikro. Tetapi secara makro ekonomi, bukan merupakan
masalah karena perpindahan perawat tersebut merupakan keuntungan bagi rumah sakit P.
Pelayanan sector kesehatan dewasa ini merupakan salah satu perusahaan atau unit
usaha yang tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Pemahaman tentang teori ekonomi
mikro bagi mahasiswa kesehatan, sangatlah penting untuk dapat memahami tentang
bagaimana sebuaah perusahaan mengetahui need dan demandnya, apa saja cirri-ciri demand
dalam pelayanan kesehatan, factor apa sajakah yang mempengaruhi demand suatu
perusahaan, bagaimana perusahaan mengatur supllynya serta factor apa saja yang
mempengaruhi supply pelayanannya, apakah pelayanan yang dihasilkan cukup elastic dengan
perubahan factor yang mempengaruhi demand dan supplynya, serta bagaimana melakukan
analisis keseimbangan/equilibrium perusahaannya. Modul ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi mahasiswa selain menambah ilmu pengetahuan, juga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk diteliti dalam tugas akhir terkait masalah ekonomi mikro dalam sektor
kesehatan.
2. Kompetensi Khusus
Kompetensi khusus yang akan dicapai pada Modul II adalah mahasiswa diharapkan
mampu:
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi ekonomi mikro.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan yang dimaksud dengan need, demand, supplay dan
factor-faktor yang mempengaruhinya.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan maksud dari elastisitas dan equilibrium.
3. Bahan Kajian
a. Need
b. Demand
c. Supplay
d. Elastisitas
e. Equilibrium
4. Petunjuk Belajar
Dibutuhkan ketekunan dan keseriusan dalam membaca modul ini secara teratur dan
berurutan yang dimulai dari Need, Demand, Supply, Elastisitas, dan Equilibrium. Apabila
dalam mempelajari bagian ini, mahasiswa belum sepenuhnya menguasai, maka perlu diulang
kembali bagian materi yang belum dikuasai dan dianjurkan untuk dapat membaca buku-buku
yang termasuk dalam referensi.
PENYAJIAN
1. Need
Pada Modul I telah dikemukakan bahwa persoalan ekonomi muncul karena adanya
need atau kebutuhan manusia yang tak terhingga, dan pada sisi yang lain ketersediaan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangatlah terbatas. Kebuthan manusi itu
sangatlah banyak jenis dan jumlahnya. Abraham Maslow, membagi kebutuhan manusia
dalam lima tingkatan milai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
social, kebutuhan terhadap penghargaan atau kebanggaan sampai dengan kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri atau mengekspresikan diri. Sedangkan jumlah kebutuhan manusia
sangatlah tergantung pada laju pertumbuhan penduduk.
Pengertian kebutuhan itu sendiri kalau dirumuskan secara sederhana, adalah
merupakan “suatu perasaan kekurangan”. Misalnya: seseorang membutuhkan makanan,
karena ada perasaan kekurangan energy dalam tubuhnya untuk beraktivitas sehingga harus
terpenuhi dengan makan. Kebutuhan akan kesehatan terjadi karena seseorang merasa fisiknya
kurang sehat sehingga harus dipenuhi dengan “membeli” pelayanan kesehatan, dan lain
sebagainya.
Dalam konteks pelayanan kesehatan, need merupakan suatu keinginan yang
diwujudkan dalam tindakan sesorang untuk mendaptkan pelayanan kesehatan yang baik
menurut pengertian pribadi. Keinginan tersebut belum tentu dapat direalisasikan karena
memang hal itu tidak diperlukan, atau yang bersangkutan tidak memiliki resources untuk
mendaptkannya. Gambaran secara lengap tentang fenomena ini, disajikan pada gambar 3.
Gambar 3. menunjukkan bahwa persepsi seseorang mengenai perasaan membutuhkan
pelayanan kesehatan menjadi pemicu awal dari wnts dan demand. Jika seseorang merasakan
ada masalah kesehatan (perceived need), maka yang bersangkutan akan berpikir untuk
mencari jalan untuk pemenuhan kebutuhannya (evaluated need). Tetapi jika yang
bersangkutan tidak merasakan adanya kebutuhan akan pelayanan kesehatan, maka dia akan
tenang-tenang saja atau tidak melakukan apa-apa. Kesadaran yang tinggi akan pemenuhan
kebutuhan pelayanan kesehatan akan menumbuhkan kehendak yang kuat dalam diri (wants)
untuk membeli pelayanan kesehatan, tetapi jika tidak memiliki kesedaran dalam dirinya,
maka dia akan tenang-tenang saja atau tidak melakukan apa-apa. Kehendak yang kuat untuk
membeli pelayanan kesehatan jika diwujudkan dengan membeli atau melakukan permintaan
pelayanan kesehatan, akan memunculkan pebelian dalam bentuk utilisasi pelayanan
kesehatan (demands). Namun jika sudah ada kehendak yang kuat namun tidak melakukan
utilisasi (mungkin karena alasan kemampuan keuangan, dan sebagainya) maka orang tersebut
akan tenang-tenang saja sehingga dalam hal ini tidak akan berakhir dengan demand.
Gambar 9, menunjukkan kepada kita karakter dari kurva penawaran ABCDE, yakni
semakin tinggi harga barang maka jumlah penawarannya semakin banyak pula atau menanjak
dari titik A ke titik E, (ceteris paribus) dan sebaliknya semakin turun harga barang, maka
semakin sedikit pula jumlah permintaannya atau menurun dari titik E ke titik A, (ceteris
paribus).
5. Faktor Yang Mempengaruhi Supply
Jumlah penawaran barang dan jasa dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain:
1) Harga barang atau jasa itu semdiri, semakin tinggi harga barang dan jasa itu sendiri maka
semakin banyak pula jumlah penawarannya (ceteris paribus). Dengan demikian sifat
hubungannya adalah positif
2) Harga barang dan jasa lainnya, sangat tergantung pada sifat barang dan jasa tersebut
apakah merupakan barang substitusi ataukah barang komplemebter. Kenaikan harga suatu
barag dan jasa substitusi akan menurunkan jumlah penawaran barang dan jasa substitusi
lainnya (ceteris paribus). Sedangkan penurunan harga suatu barang substitusi, akan
meningkatkan jumlah penawaran terhadap barang dan jasa substitusi lainnya (ceteris
paribus).
3) Harga factor produksi atau factor input, kenaikan harga factor produksi akan
menyebabkan membengkaknya ongkos produksi, sehingga jumlah penawaran barang dan
jasa akan menurun (ceteris paribus) dan sebaliknya.
4) Tingkat penggunaan tekhmnologi yang ada, semakin baik penggunaan tekhnologi, maka
ongkos produksi akan semakin murah sehingga semakin banyak barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, tingkat penggunaan tekhnologi akan menyebankan
jumlah penawaran barang dan jasa akan semakin meningkat (ceteris paribus).
5) Banyaknya produsen, semakin banyak jumlah produsen akan semakin banyak pula barang
dan jasa yang diproduksi, sehingga jumlah penawaran barang dan jasa pun akan
meningkat (ceteris paribus).
6) Tujuan produsen. Jika tujuan produsen adalah untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-
banyaknya, maka jumlah penawaran barang dan jasa akan semakin banyak (ceteris
paribus). Tetapi kalu tujuannya adalah untuk mempertahankan pasar dan untuk pelayanan
social, maka jumlah penawaran barang dan jasa tidak terpengaruh apa apa.
7) Harapan dimasa mendatang. Jika prediksi tentang kebutuhan masyarakat mengenai
penggunaan suatu barang dan jasa dimasa mendatang semakin meningkat, maka jumlah
produksi barang dan jasa tersebut akan semakin meningkat sehingga jumlah
penawarannyapun akan semakin banyak (ceteris paribus). Tetapi jika sebaliknya yang
terjadi atau prediksi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa tersebut dimasa datang
berkurang, maka jumlah penawarannya akan semakin berkurang pula.
6. Elastisitas
Dimana:
Ed = elasticity of demand = koefisien elastisitas permintaan
ΔQd = perubahan jumlah yang dibeli (Q1 – Q)
ΔP = perubahan harga (P1 – P)
Q1 = jumlah yang dibeli sesudah ada perubahan harga
Q = jumlah yang dibeli mula-mula
P1 = harga yang baru
P = harga mula-mula
Contoh: pada tingkat harga Rp. 50.000, jumlah pembelian terhadap sebuah produk
kesehatan, sebanyak 40 unit. Pada saat harga produk tersebut turun menjadi Rp. 30.000, maka
jumlah pembeliaannya naik menjadi 70 unit, maka koefisien elastisitas demandnya adalah:
Ed = 70 – 40 : 30.000 – 50.000
40 50.000
Ed = 0.75 : -0.4
Ed = -1.87
Karena hubungan antara jumlah pembelian dengan kenaikan harga berbanding
terbalik, maka koefisien Ed selalu bernilai negative. Namun dalam perhitungan elastisitas,
yang diambil adalah angka mutlaknya saja, sedangkan tanda negative atau tanda plus hanya
menunjukkan sifat hubungannya. Dengan demikian maka dari contoh di atas, dihasilkan
koefisien elastisitas permintaan sebesar 1.87. Angka tersebut adalah lebih besar dari satu
artinya hasil tersebut bersifat elastis, artinya jumlah penurunan jumlah permintaan jauh lebih
besar dari kenaikan tingkat harga.
Berikut ini adalah gambar dan besaran elastisitas menurut jenis-jenis elastisitas
permintaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar 10.
8. Tugas Mandiri
Untuk memantapkan pemahaman anda tentang konsep dasar ilmu ekonomi dan
ekonomi kesehatan, coba anda kerjakan latihan berikut ini.
1. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan need (kebutuhan)!
2. Jelaskan bagaimana pendekatan untuk memahami need dengan menggunakan Kurva
Kemungkinan Produksi (KKP) dan Kurva Isowalfare !
3. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan !
4. Jelaskan apa perbedaan antara shift in the demand curva dan movement along the demand
curva !
5. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan elastisitas dan apa saja jenis-jenis elastisitas
tersebut !
6. Ketika tarif Bangsal VIP RS X sebesar 450.000 per hari, jumlah permintaan sebanyak
13.000, dan pada saat tarifnya meningkat menjadi 500.000 per hari maka jumlah
permintaannya turun menjadi 12.000. Hitung berapa besar koefisien elastisitasnya, dan
bagaimana jenis elastisitasnya !
7. Jelaskan dengan menggunakan bantuan kurva, bagaimanakah proses terciptanya titik
keseimbangan (equilibrium point) !
Untuk dapat menjawab dengan tepat pertanyaan-pertanyaan dalam latihan, pelajari
dengan cermat materi dalam modul 2. Diskusikan dengan teman untuk lebih memperteguh
pemahaman anda.