Anda di halaman 1dari 17

Ekonomi kesehatan

Disusun Oleh Kelompok 3:


Nama NPM
1. Nur Halizah 18070348
2. Arie Salsabillah 18070350
3. Ovie ayuningtyas.P 18070312
4. Santi Nur Safitri 18070335
5. Nor Ain 18070321
Ekonomi kesehatan adalah cabang
ilmu ekonomi secara khusus
memfokuskan terapan ilmu
ekonomi di bidang kesehatan baik
kesehatan individu maupun
kesehatan masyarakat. Yang
biasanya dianalisis oleh ekonomi
kesehatan adalah tentang
pembiayaan layanan kesehatan,
tenaga kerja kesehatan ( dokter
dan perawat ), institusi kesehatan,
dan pendidikan professional di
bidang kesehatan.
Demand atau permintaan adalah keinginan yang
disertai dengan kesediaan serta kemampuan
untuk membeli barang dan jasa yang
bersangkutan dan dalam periode waktu tertentu

Dalam membahas konsep demand sektor


kesehatan, perlu ada pembedaan mengenai

demand for health demand for health care

Kesehatan merupakan modal untuk


bekerja dan hidup untuk Tentunya demand untuk menjadi sehat
mengembangkan keturunan. Timbul tidaklah sama antarmanusia. Seseorang
keinginan yang bersumber dari yang kebutuhan hidupnya sangat
kebutuhan hidup manusia. tergantung dari kesehatannya tentu
akan mempunyai demand yang lebih
tinggi akan status kesehatannya.
Menurut Teori Blum, kesehatan dipengaruhi
oleh:

1. keturunan Akan tetapi konsep ini


dinilai sulit untuk
menerangkan hubungan
antara demand terhadap
2. lingkungan kesehatan dan demand
hidup
terhadap pelayanan
kesehatan, Pendekatan
ekonomi menekankan bahwa
kesehatan merupakan suatu
modal untuk bekerja.
3. perilaku
Pelayanan kesehatan
termasuk rumah sakit
merupakan salah satu input
dalam proses menghasilkan
4. pelayanan hari-hari sehat.
kesehatan
maka pelayanan kesehatan merupakan salah satu input yang digunakan untuk
proses produksi yang akan menghasilkan kesehatan. Demand terhadap
pelayanan rumah sakit tergantung terhadap demand akan kesehatan sendiri.

Fungsi
Input Hasil
produksi

1. Lingkungan
1. Genetis Hari-
hidup
2. Pelayanan hari/waktu-
2. Makanan
kesehatan waktu hidup
3. Olahraga
3. Pendidikan sehat
4. Gaya hidup
4. Pendapatan
Grossman menguraikan bahwa demand untuk kesehatan memiliki
beberapa hal yang membedakan dengan pendekatan tradisional
demand dalam sektor lain:

1 Yang diinginkan masyarakat atau konsumen adalah


kesehatan, bukan pelayanan kesehatan.

Masyarakat tidak membeli kesehatan dari pasar


2
secara pasif.

Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan investasi


3 karena tahan lama dan tidak terdepresiasi dengan
segera.

Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan konsumsi


4 sekaligus sebagai bahan investasi.
Awal pembahasan mengenai demand terhadap kesehatan dapat
dilakukan melalui pengertian tentang keinginan (wants),
permintaan (demand), dan kebutuhan (needs).

Konsep Wants, Demand, dan Needs

Keinginan seseorang untuk menjadi lebih sehat


Keinginan
dalam hidup. Keinginan ini didasarkan pada
(Wants)
penilaian diri terhadap status kesehatannya

Keinginan untuk lebih sehat diwujudkan dalam Permintaan


perilaku mencari pertolongan tenaga kedokteran (Demands)

Keadaan kesehatan yang oleh tenaga kedokteran Kebutuhan


dinyatakan harus mendapatkan penanganan medis (Needs)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Demand Terhadap
Pelayanan Kesehatan dan Rumah Sakit

1. Kebutuhan Berbasis Fisiologis


2. Penilaian Pribadi akan Status Kesehatan
3. Variabel-Variabel Ekonomi Tarif
4. Penghasilan Masyarakat
5. Asuransi Kesehatan dan Jaminan Kesehatan
6. Variabel-Variabel Demografis dan Umur
7. Jenis Kelamin
8. Pendidikan
9. Faktor-Faktor Lain
Menggunakan Konsep Demand
untuk Perencanaan Rumah Sakit

Secara garis besar pengukuran demand untuk


pelayanan rumah sakit dapat dilakukan melalui
analisis pasar atau melakukan peramalan demand.

1. Riset Pasar
Tujuan analisis pasar adalah menyediakan informasi
mengenai keadaan pasar saat ini dan kemungkinan
trend pasar di masa mendatang. Melalui informasi yang
diperoleh, rumah sakit dapat meningkatkan pelayanan,
menetapkan kebijakan pelayanan baru, menetapkan
tarif dan strategi promosi.

2. Forecasting Demand
Tindakan ini mempunyai pengertian kegiatan
peramalan. Data yang ada akan dianalisis untuk
mendapatkan peramalan penggunaan rumah sakit di
masa mendatang. Masa mendatang ini dapat berupa
jangka pendek (setahun) ataupun jangka menengah dan
panjang.
2. Faktor jarak tempat tinggal ke RS
(access)
1. Faktor penghasilan (ability) Jarak hanya berpengaruh pada
Dari penelitian didapatkan, golongan pemilihan RS karena pasien dan
berpenghasilan rendah terutama keluarganya tentu akan
mempergunakan RS pemerintah, memikirkan kedekatan RS. Selain
sebaliknya berpenghasilan tinggi itu, faktor biaya untuk transportasi
memakai RS swasta. dan waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai RS menjadi pertimbangan
jarak sangat penting pada kasus-
kasus gawat yang membutuhkan
pertolongan yang lebih cepat.
3. Faktor kelengkapan sarana dan fasilitas
(availability)
Pada umumnya fasilitas atau sarana di kelas
perawatan lebih tinggi biasanya lebih lengkap
dari kelas lebih rendah, sehingga pemilihan
kelas yang lebih tinggi dengan harapan fasilitas
yang lebih lengkap.
4. Faktor biaya perawatan yang dibayarkan
dengan kelas perawatan yang dipakai
(willingness)
Dari uji statistik didapatkan adanya pengaruh
yang bermakna antara biaya perawatan yang
dibayarkan (willingness) dengan kelas perawatan
yang dipakai.

5. Faktor kepuasan terhadap pelayanan RS (acceptability)


Dari uji statistik didapatkan bahwa faktor kepuasan
(acceptability) tidak mempunyai hubungan yang
bermakna dengan pemakaian kelas perawatan. Dari hasil
penelitian ini didapatkan faktor yang berperan dalam
penentuan pemilihan kelas perawatan di suatu RS adalah
faktor: ability, availability dan willingness,
c. Konsep ATP dan WTP

Ability To Pay (ATP) adalah


Willingness To Pay (WTP) adalah
kemampuan seseorang untuk
kesediaan pengguna untuk
membayar jasa pelayanan yang
mengeluarkan imbalan atas jasa
diterimanya berdasarkan
yang diperolehnya.
penghasilan yang dianggap ideal.

transportasi WTP dipengaruhi oleh


faktor-faktor yang beberapa faktor, diantaranya :
mempengaruhi ATP diantaranya : 1. Produk yang
1. Besar penghasilan ditawarkan/disediakan oleh
2. Kebutuhan transportasi operator jasa pelayanan
3. Total biaya transportasi transportasi
(harga tiket yang ditawarkan) 2. . Kualitas dan kuantitas pelayanan
4. Prosentase penghasilan yang yang disediakan
digunakan untuk biaya 3. Utilitas pengguna terhadap
angkutan tersebut
transportasi
4. Perilaku pengguna
ilustratif yang terdapat pada gambar
kurva ATP dan WTP di bawah ini

1. ATP lebih besar dari WTP Kondisi ini


menunjukan bahwa kemampuan membayar lebih
besar dari pada keinginan membayar jasa
tersebut.

2. ATP lebih kecil dari WTP Kondisi ini


merupakan kebalikan dari kondisi diatas, dimana
keinginan pengguna untuk membayar jasa
tersebut lebih besar dari pada kemampuan
membayarnya.

3. ATP sama dengan WTP Kondisi ini


menunjukan bahwa antara kemampuan dan
keinginan membayar jasa yang dikonsumsi
pengguna tersebut sama, pada kondisi ini terjadi
keseimbangan utilitas pengguna dengan biaya
yang dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut.
Pada prinsipnya penentuan tarif dapat ditinjau
dari beberapa aspek utama dalam sistem
angkutan umum. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. Pengguna (User);
2. Operator;
3. Pemerintah (Regulator).
Bila parameter ATP dan WTP yang ditinjau, maka
aspek pengguna dalam hal ini dijadikan subyek yang
menentukan nilai tarif yang diberlakukan dengan
prinsip sebagai berikut:
Bila perhitungan tarif berada jauh dibawah
ATP dan WTP, maka terdapat keleluasaan
dalam perhitungan/pengajuan nilai tarif
baru. Dibawah ini adalah gambar dimana
kondisi ATP lebih rendah dari tarif berlaku.
Kesimpulan
Ekonomi Kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Ada tiga kata kunci
dalam definisi tersebut :
1. Ilmu ekonomi : positive dan normative/welfare economics
2. Upaya kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Upaya Kesehatan meliputi : upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Faktor yang
mempengaruhinya : faktor genetik, faktor perilaku, faktor lingkungan (fisik, biologi, ipolek, sosbud).
3. Derajat kesehatan yang optimal
Menurut WHO, derajat kesehatan optimal adalah keadaan sehat jasmani, rohani dan sosial
sehingga seseorang dapat menikmati hidupnya secara produktif. Ilmu ekonomi telah berperan
dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan,
terutama menyangkut penggunaan sumber daya. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi dalam
bidang kesehatan maka segala kegiatan yang dilaksanakan harus memenuhi kriteria esisiensi
(cost-effective).

Anda mungkin juga menyukai