Anda di halaman 1dari 42

Pedoman Praktikum

M e k a n i k a F l u i d a
d a n
H I d r o l I k a

Laboratorium Hidrolika, Hidrologi dan Sungai


Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Depok
2016
KATA PENGANTAR

Buku pedoman praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika ini disusun untuk digunakan
dalam praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika, di Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.

Buku ini terdiri atas 6 (enam) modul praktikum yang masing-masing modul
menggunakan alat yang berbeda, akan tetapi dengan satu alat pendukung yang sama yaitu
Meja Hidrolika (Hydraulic Bench).

Selanjutnya pada pedoman ini dijelaskan pula tujuan, kegunaan dan cara
pengoperasian setiap alat agar mahasiswa dapat mengatahui fungsi dari masing-masing alat
tersebut serta hubungannya dengan teori yang diperoleh dari materi perkuliahan.

Mudah-mudahan buku pedoman ini dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya


bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika di
Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, & Sungai Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.

Lab. Hidrolika, Hidrologi, & Sungai


Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
2012
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Pelaksanaan

PEDOMAN PRAKTIKUM

I. PENDAHULUAN

II. MEJA HIDROLIKA


2.1. Deskripsi
2.2. Pengoperasian

III. PENGUKURAN VOLUME ALIRAN

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA & HIDROLIKA

H. 02 Tekanan Hidrostatis

H. 03 Stabilitas Benda Apung

H. 04 Teori Bernoully

H. 05 Pengukur Aliran

H. 06 Aliran Melalui Lubang

H. 07 Kehilangan Tekanan (Energi) Pada Aliran Dalam Pipa Melalui Lengkungan,


Perubahan Penampang Dan Katup

Daftar Pustaka.

Lampiran Cover Laporan Praktikum


PELAKSANAAN

I. GAMBARAN UMUM PRAKTIKUM


1. Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika adalah mata kuliah yang wajib diikuti oleh
seluruh mahasiswa/i Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia
2. Jumlah modul yang wajib diikuti oleh seluruh peserta ada sebanyak 6 (enam) modul
(H.02 – H.07)
3. Pada akhir periode praktikum, seluruh peserta wajib mengikuti ujian akhir praktikum,
yang merupakan rangkuman dari keseluruhan materi praktikum
4. Bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan praktikum dan dinyatakan lulus, akan
diberikan tanda selesai tugas yang berfungsi sebagai keterangan kelulusan bagi mata
kuliah tersebut
5. Sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan jurusan dan ketentuan fakultas, maka
tanda selesai tugas tersebut berlaku sepanjang masa studi mahasiswa yang
bersangkutan.

II. TEKNIS PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM


1. Setiap penyelenggaraan praktikum akan memiliki komponen pokok sebagai berikut :
 Briefing - dilakukan menjelang penyelenggaraan praktikum
 Tes Pendahuluan (TP) - dilakukan sebelum penyelenggaraan tiap modul
 Penjelasan Praktikum - dilakukan sebelum memulai aktivitas tiap modul
 Kegiatan Praktikum (KP) - dilakukan selama penyelenggaraan tiap modul
 Penjelasan Laporan - dilakukan setelah penyelenggaraan tiap modul
 Laporan Modul (LM) - dilakukan setelah proses-proses diatas selesai
 Persetujuan Laporan - diberikan setelah laporan tiap modul diselesaikan
 Ujian Akhir (UA) - dilakukan di akhir penyelenggaraan praktikum
NB : Komponen yang memiliki kode di dalam kurung adalah komponen yang diberikan nilai
sebagai parameter evaluasi pelaksanaan praktikum.
2. Teknis Pelaksanaan Briefing :
 Briefing diberikan oleh asisten penanggung jawab kelompok yang bersangkutan
 Briefing wajib diikuti oleh seluruh anggota kelompok, atau dalam keadaan
terpaksa diperbolehkan dengan izin asisten penanggung jawab hanya perwakilan
tiap kelompok
 Materi briefing meliputi: peraturan umum dan khusus pelaksanaan praktikum,
komponen pelaksanaan praktikum, proporsi penilaian, hak dan kewajiban
praktikan serta asisten, serta tambahan lain bila ada kebijaksanaan asisten yang
sifatnya spesifik.
 Sifat briefing tidak resmi namun harus dilaksanakan sebelum penyelenggaraan
praktikum dimulai. Detail pelaksanaan lainnya diserahkan kepada masing-masing
asisten.
3. Teknis Pelaksanaan Tes Pendahuluan :
 Dilakukan sebelum memulai setiap modul dan wajib diikuti oleh seluruh praktikan
tanpa kecuali
 Terdiri atas 2 - 4 soal dengan durasi 5-10 menit tiap tes dengan sifat ujian tutup-
buku
 Materi tes meliputi: Tujuan Praktikum, Alat dan Bahan, Prosedur Praktikum,
Rumus-rumus yang mendasari praktikum serta Teori dasar hidrolika yang
berhubungan dengan modul tersebut. Tes tidak ditekankan pada soal yang
menggunakan perhitungan (tergolong rumit) mengingat keterbatasan waktu.
4. Teknis Pelaksanaan Penjelasan Praktikum :
 Dilakukan sebelum memulai setiap modul setelah usai tes pendahuluan dan wajib
diikuti oleh seluruh praktikan tanpa kecuali
 Diberikan oleh asisten penanggung jawab pelaksanaan modul untuk kelompok
tersebut. Materi yang diberikan adalah pengenalan alat dan bahan, prosedur
lengkap praktikum, proses pengambilan data serta bila perlu tindakan antisipasi
terhadap kemungkinan kerusakan alat, kegagalan prosedur dan hal lain yang
dipandang perlu.
5. Teknis Pelaksanaan Kegiatan Praktikum :
 Dilakukan selama pelaksanaan setiap modul dan wajib diikuti oleh seluruh
praktikan tanpa kecuali
 Seluruh prosedur yang dilakukan oleh praktikan harus sepengetahuan dan sesuai
dengan instruksi asisten penanggung jawab modul tersebut
 Dilakukan pengambilan data selama aktivitas praktikum dengan menggunakan
lembar data yang diberikan asisten (rangkap 2 - satu untuk praktikan dan satu
untuk asisten).

6. Teknis Pelaksanaan Penjelasan Laporan :


 Dilakukan seusai pelaksanaan setiap modul dan wajib diikuti oleh seluruh
praktikan tanpa kecuali. Penjelasan diberikan oleh asisten penanggung jawab
pelaksanaan modul yang bersangkutan
 Materi penjelasan adalah : proses pengolahan data, rumus-rumus yang
digunakan beserta penjelasan dan penurunan rumusnya, tata letak laporan, butir-
butir yang harus dibuat dalam laporan serta pembuatan analisa-kesimpulan.
7. Teknis Pelaksanaan Laporan Modul :
 Laporan tiap modul mewakili seluruh anggota kelompok yang bersangkutan,
kecuali bagi anggota yang karena sebab tertentu dan dengan seizin asisten
penanggung jawab harus membuat laporan terpisah
 Disyaratkan untuk melakukan asistensi dalam pembuatan laporan minimal 3 kali
dalam kurun waktu 2 minggu (atau 10 hari kerja efektif) sebelum laporan
dinyatakan disetujui dan diberi nilai pada sampul depan. Keterlambatan
persetujuan akan dikenakan denda berupa pengurangan nilai sebesar 5 angka
per hari keterlambatan
 Pada saat melakukan asistensi tiap kelompok minimal diwakili oleh dua orang
anggotanya dengan membawa kartu asistensi. Catatan-catatan khusus, hasil
yang telah dicapai serta hasil persetujuan (tanggal, nilai) dituliskan oleh asisten
pada kartu asistensi tersebut.
8. Teknis Pelaksanaan Persetujuan Laporan :
 Diberikan bila telah memenuhi seluruh persyaratan : asistensi minimal dua kali,
menjawab seluruh tugas dan pertanyaan yang diajukan, membuat analisa dan
kesimpulan, membuat tata letak laporan seperti yang disyaratkan serta membuat
sampul depan dengan tata letak seperti yang disyaratkan
 Tanggal serta nilai persetujuan laporan dicantumkan pada kartu asistensi serta
sampul depan modul yang bersangkutan dengan sanksi keterlambatan (misal:
nilai 70 - terlambat 3 hari) dan diparaf oleh asisten yang bersangkutan
 Bila seluruh laporan modul telah disetujui maka laporan harus dibundel dan dijilid
rapi.
9. Teknis Pelaksanaan Ujian Akhir :
 Dilaksanakan dengan serempak untuk seluruh praktikan segera setelah seluruh
modul selesai dilaksanakan. Sifat ujian tutup buku
 Terdiri atas, 3 bagian dengan durasi selama 60 menit dengan komposisi sebagai
berikut:
 Bagian I (Pengamatan) - 30%
 Bagian II (Teori Dasar) - 30%
 Bagian III (Pengolahan Data) - 40%
 Soal ujian diberikan oleh tim asisten dengan merujuk kepada materi praktikum
yang ber-kaitan dengan materi yang diberikan dalam perkuliahan di kelas dan
materi ujian tidak mencakup materi soal tes pendahuluan (alat, bahan, tujuan dll.)
 Para peserta diwajibkan membuat sebuah catatan (note) di atas selembar kertas
berukuran maksimum 8.50 x 13.00” bolak-balik, berisi apa saja yang sekiranya
diperlukan dalam menjawab soal ujian akhir. Catatan tersebut harus tulisan
tangan dan diberi nama serta NPM praktikan ybs, tidak diperkenankan
menggunakan catatan hasil fotokopi atau hasil cetakan komputer/mesin tik
 Catatan harus dikumpulkan saat mengumpulkan jawaban dan masuk dalam
penilaian. Kesepuluh soal dinilai sama (@ 10 angka) dan catatan dinilai maksimal
20 angka. Nilai maksimum ujian akhir praktikum adalah 120.

III. TEKNIS PEMBUATAN LAPORAN


1. Laporan harus dibuat di atas kertas A4 (8.27 x 11.69” atau 210 x 297 mm) 70 gram
2. Diketik rapi 11/2 spasi dengan menggunakan standar pengetikan Microsoft Word atau
Word Perfect
3. Huruf yang boleh digunakan harus salah satu dari tiga jenis berikut :
 Times New Roman - 12 points
 Arial (Arial / ARIAL) - 10 points
 Courier New (Courier / NEW) - 11 points
4. Sampul depan laporan modul dan sampul depan bundel harus sesuai dengan tata letak
pada lampiran. Sampul depan bundel dari plastik transparan putih dan sampul belakang
dari kertas sampul karton biru. Sebelum diserahkan ke laboratorium maka bundel harus
sudah dijilid rapi
5. Kerangka dan isi laporan modul harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana contoh
berikut :
H04 - TEORI BERNOULLI
4.1 Tujuan Praktikum :
4.2 Teori Dasar :
4.3 Alat dan Bahan :
4.4 Cara Kerja : (dalam kalimat pasif)
4.5 Tugas :
4.6 Analisa :
4.7 Kesimpulan dan Saran :
4.8 Lampiran-lampiran :
6. Grafik dan kurva harus dibuat manual diatas kertas grafik dan dilekatkan ke lembar
laporan. Dalam satu lembar hanya boleh ada satu grafik atau kurva
7. Lembar asistensi dan lembar data asli harus dilampirkan pada laporan tiap modul
8. Gambar atau sketsa dapat difotokopi lalu dilekatkan di lembar laporan
9. Pengolahan data juga harus diketik rapi dengan standar di atas, kecuali untuk modul
H.12 yang harus digambar ulang secara manual
10. Untuk pengolahan data dengan metode regresi linear “Least Square” maka untuk setiap
kasus harus dibuat tabulasi lengkap yang meliputi harga x, y, x2, y2 dan xy. Untuk
perhitungan yang banyak namun seragam cukup dibuat satu contoh perhitungan
Adapun harga kemiringan grafik (b), konstanta grafik (a) dan koefisien korelasi (r).,
didapat dari persamaan berikut, dengan metode regresi linier :
a. Persamaan garis lurus yang melewati titik (0,0)
Persamaan umum : f x   y  b.x
n

 ( y .x )
i i
b i 1
n

 (x
i 1
i
2
)

b. Persamaan garis lurus yang tidak melewati (0,0)


Persamaan umum : f x   y  b.x  a
n n n n n n n
  xi. y i  n.  (x i y i )   xi . yi   xi . ( xi yi )
2

i1 i1 i1


b
2
; a i 1 i 1
2
i 1 i 1

 n  n  n
 n

    xi   n. xi
2
 x i   n. x i 2
   i 1  i 1
 i1  i1

dimana :
n = jumlah data
i = menunjukkan data ke-dari suatu seri data
c. Koefisien Korelasi (r)

 f ( xi )  y 
n
2

i1
r2  (sama untuk semua kondisi)
 yi  y 
n
2

i 1

y = nilai rata-rata data


Nilai r2 = 1 berarti persamaan yang dipilih tepat mewakili sebaran data yang
ada
Nilai r yang masih dapat diterima adalah 0,6 > r > -0,6
IV. PROSEDUR PENILAIAN :
1. Komponen yang dinilai adalah TP, AP, LM, UA (lihat teknis pelaksanaan praktikum).
2. Proporsi penilaian :
5 5
 Nilai modul ke-i = NPi = TPi + KPi + LMi
4 4
 Nilai akhir praktikum = NA
7  12  1
NA    NPi   UA
10  i 1  4
3. Sanksi atas keterlambatan persetujuan laporan adalah pengurangan 5 angka per hari
keterlambatan dan pengurangan tidak dihentikan kecuali telah mencapai angka 0.
4. Rentang batas penilaian :
 TP = Tes Pendahuluan = 0.0 s/d 100.0
 KP = Kegiatan Praktikum = 50.0 s/d 80.0
 LM = Laporan Modul = 0.0 s/d 80.0
 UA = Ujian Akhir + Note = 0.0 s/d 120.0
V. TATA TERTIB UMUM PRAKTIKUM :
1. Selama menjalani prosedur-prosedur praktikum, seluruh praktikan :
 Dilarang merokok, makan dan minum
 Dilarang meninggalkan laboratorium kecuali seizin asisten ybs
 Dilarang menggunakan sandal dalam bentuk dan gaya apapun
 Dilarang melakukan suatu prosedur tanpa sepengetahuan dan persetujuan
asisten
 Dilarang berbuat gaduh, membahayakan & mengganggu jalannya praktikum.
2. Asisten berhak mengeluarkan praktikan yang melanggar tata tertib praktikum dan
mengganggu jalannya praktikum. Untuk sanksi tersebut praktikan akan diberikan angka 0
untuk semua komponen praktikum pada modul tersebut
3. Mengenai keterlambatan :
 Praktikan yang terlambat mengikuti suatu modul sampai dengan sebelum
pelaksanaan kegiatan praktikum hanya dapat mengikuti praktikum tersebut
dengan seizin asisten penanggung jawab pelaksanaan modul bagi kelompok
tersebut
 Praktikan yang terlambat mengikuti suatu modul sampai dengan pelaksanaan
aktivitas praktikum tidak diperkenankan langsung mengikuti praktikum dan harus
mengikuti seluruh kegiatan modul tersebut secara susulan dengan kelompok lain
sesuai persetujuan asisten-asisten penanggung jawab modul dan kelompok yang
bersangkutan
 Praktikum susulan karena keterlambatan hanya diperbolehkan maksimal untuk
dua modul dari enam modul per periode praktikum.
 Nilai dari praktikum susulan hanya berlaku untuk praktikan ybs.
4. Apabila ada praktikan yang berhalangan karena sebab khusus (sakit, kecelakaan, dll.)
dapat mengikuti modul yang tidak diikutinya dengan terlebih dahulu melaporkan diri
kepada kepala laboratorium HHS, atau koordinator asisten serta kepada asisten
penanggung jawab modul yang bersangkutan dengan melampirkan surat keterangan
resmi (asli). Jadwal susulan akan dibuat kemudian dengan izin dari kepala laboratorium
HHS. Begitu pula jika peserta berhalangan hadir pada saat pelaksanaan ujian akhir,
peserta tersebut harus melaporkan diri kepada kepala laboraturium HHS, koordinator
asisten, dan asisten penanggung jawab kelompok dengan melampirkan surat keterangan
resmi (asli). Ujian susulan beserta teknis pelaksanaannya akan diadakan dan diatur
dengan izin kepala laboratorium HHS
5. Bila terjadi kerusakan alat yang disebabkan oleh kelalaian praktikan maka kelompok
tersebut diwajibkan untuk mengganti alat tersebut sesuai dengan spesifikasi aslinya dan
sebelum penggantian terlaksana maka nilai praktikum kelompok tersebut untuk semua
modul akan ditangguhkan
6. Laporan yang sudah dijilid harus diserahkan sebelum batas waktu ke asisten atau
laboran laboratorium HHS. Laporan atau bundel laporan yang terlambat atau tidak
memenuhi syarat (tidak sesuai tata letak baku atau rusak) dapat ditolak
7. Praktikan dilarang melakukan kecurangan seperti menjiplak laporan, kecurangan saat
ujian tertulis atau memalsukan data. Kecurangan berakibat pembatalan nilai praktikum
(sama dengan 0) !

Depok, 2013

Kepala Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan Sungai

Departemen Teknik Sipil FTUI

Ir. Siti Murniningsih, MS

NIP. 130 810 130


I. PENDAHULUAN

Mekanika fluida telah berkembang sebagai suatu disiplin analitik dari aplikasi hukum-
hukum klasik dari statika, dinamika dan termodinamika untuk situasi dimana cairan dapat
dianggap sebagai suatu media yang berkesinambungan.
Hukum yang digunakan adalah konservasi massa, energi dan momentum dan dalam
penggunaannya hukum-hukum tersebut disederhanakan untuk dapat menggambarkan sifat-
sifat cairan secara kuantitatif
Untuk itu rak modul yang disebut “Meja Hidrolika” (Hydraulic Bench).dirancang
untuk kegunaan berbagai macam praktikum model hidrolika agar dapat mendemonstrasikan
aspek-aspek khusus dari teori hidrolika.

II. MEJA HIROLIKA (HYDRAULIC BENCH)

2.1. DESKRIPSI

Pompa sentrifugal (9) otomatik mengambil air dari tangki air (6), dan mengalirkannya
kesuatu pipa vertikal yang transparan (8). Suatu katup pengatur (2) yang dilengkapi dengan
papan panel untuk mengatur aliran dalam pipa yang berakhir di suatu penghubung yang
dapat mengalirkan air dengan cepat, ditempatkan pada dasar dari saluran (13).
Penghubung laki-laki (11) memungkinkan untuk memudahkan pergantian peralatan
pelengkap yang menerima suplai melalui pipa yang lentur yang berakhir penghubung
perempuan. Pada keperluan khusus penghubung aliran dapat disambungkan dengan
memutar lepas penghubung laki-laki (11) tadi. Dalam operasi ini tidak memerlukan bantuan
alat-alat.
Sebuah katup pembuang (5), terpasang pada dinding tangki air untuk keperluan
pembuangan air / pengosongan tangki.
Dibagian atas meja Hidrolika terdapat catatan saluran terbuka (13), berikut saluran-saluran
samping (10) untuk menyangga peralatan pada waktu percobaan. Disamping pada saluran
terbuka sehubungan adanya penghubung laki-laki (11) yang berfungsi sebagai pipa masuk,
terdapat juga sepasang celah dinding (12) dan pemegang bendung (14), untuk dipakai pada
percobaan dengan peralatan pelengkap Bendung Dasar F1 - 13.
Air yang mengalir keluar dari alat yang sedang melakukan percobaan dikumpulkan
dalam tangki pengukur volume (16). Tangki tersebut bertangga untuk mengukur
memungkinkan mengukur debit rendah maupun debit tinggi serta dilengkapi pula dengan
tangki peredam (15) untuk mengurangi turbulensi. Suatu pipa tembus pandang berskala
yang dihubungkan dengan suatu keran (17) pada dasar tangki pengukur volume tadi
berfungsi untuk mengetahui keadaan paras air dari waktu ke waktu.
Katup pembuang (18), yang terletak pada dasar tangki pengukur volume bekerja
dengan suatu penggerak jarak jauh (4). Dengan mengangkat penggerak tersebut, maka
katup pembuang terbuka sehingga memungkinkan air keluar dan ditampung kembali dalam
tangki penyimpan air (6) untuk daur selanjutnya. Bila katup pembuang dalam posisi terbuka,
maka suatu penahan bersudut 90 derajat akan menahan katup supaya tetap terbuka.
Disamping itu ada suatu pelimpah (19) disamping tangki air (6), mengalirkan kelebihan
air kembali kedalam tangki.
Listrik untuk motor pompa (9) disuplai melalui suatu stater (3).
Gambar Meja Hidrolika (Hydraulic Bench)
Keterangan Gambar Meja Hidrolika :

1. Pipa Tembus Pandang & Skala


2. Katup Pengukur Aliran
3. Stater Motor Pompa
4. Penggerak Katup Pembuang
5. Katup Penguras
6. Tangki Air (kapasitas 160 liter)
7. Silinder Penguras
8. Pipa Vertikal Tembus Pandang
9. Pompa dan Motor
10. Saluran Samping
11. Penghubung Laki-laki yang disambung
dengan Pipa Lentur
12. Celah Dinding pada Saluran Terbuka
13. Saluran Terbuka
14. Pemegang Bendung Dasar
15. Tangki Peredam
16. Tangki Pengukur Volume
17. Keran
18. Katup Pembuang
19. Pelimpah.
2.2. PANDUAN PENGOPERASIAN MEJA HIDROLIKA

Dengan mengacu kepada gambar yang seperti disajikan dalam halaman sebelumnya,
maka panduan pengoperasiannya adalah sebagai berikut:
Untuk memudahkan mobilitas, meja hidrolika di dukung oleh empat buah roda yang
dua buah diantaranya dilengkapi dengan rem. Lepaskan rem dan tempatkan meja hidrolika
ke tempat yang dekat dengan keran suplai air.
Sebelum di isi dengan air, maka periksa dulu apakah semua pembungkus sudah
disingkirkan dari meja hidrolika dan katup penguras (5) sudah dalam posisi tertutup,
pasangkan kembali rem pada roda.
Buka katup pengatur aliran (2), dan alirkan air dengan slang pengisi kedalam lubang
pelimpah (19) yang akan menghubungkannya dengan tangki air (6) sehingga akan terisi
dengan air yang bersih dan segar. Dengan katup pengatur aliran dalam keadaan terbuka
pengisian air dalam tangki dapat dipantau melalui pipa vertikal tembus pandang (b). Setelah
tangki berisi air, matikan keran pengisian air kemudian lepaskan kembal rem roda dan
pindahkan meja hidrolika ketempat yang cocok untuk melakukan percobaan yang tentunya
juga di daerah yang terjangkau dari tempat suplai listrik.
Pasang penyekat tangki peredam (15), sehingga sekarang terdapat/terbentuk kolam
pengumpul. Pemasangan dilakukan pada tangki pengukur sedemikian rupa sehingga ujung
bagian atasnya tepat berada dibagian keluarnya aliran pada saluran terbuka (13). Pasang
penghubung pembuang cepat (11) pada pipa aliran keluar yang terdapat didasar saluran
terbuka dan hubungkan pipa lentur dan tempatkan ujung yang terbuka dalam kolam/tangki
peredam yang terdapat di tangki pengukur volume.
Tutup katup pengukur aliran (2) sebelim menghubungkannya dengan suplai listrik.
Hidupkan motor pompa dengan stater (3) dan pastikan bahwa pompa sudah berfungsi. Buka
katup pengukur aliran perlahan-lahan dan periksa apakah air telah mengalir kedalam tangki
pengukur.
Sedikit air pada pipa tembus pandang (1) dapat diberikan melalui pipa pelimpah pada
bagian atas. Hal ini akan menghilangkan kabut yang terdapat pada pipa, sehingga
memudahkan pembacaan.
Angkat penggerak katup pembuang (4) dan katup keran dibagian bawah/dasar tangki
pengukur. Pastikan bahwa ujung pipa suplai air yang terbuka berada didalam tangki
pengukur, kemudian buka katup pengukur aliran.
Isi tangki pengukur volume sampai air mengalir kedalam tangki air melalui lubang
pelimpah (19). Kemudia periksa pipa tembus pandang (1) apakah sudah penuh dan tidak
terdapat lagi gelembung udara didalamnya. Ulangi prosedur tersebut sehingga di dalam pipa
tembus pandang benar-benar bebas dari gelembung udara.

Atur permukaan air didalam tangki air (6) sampai permukaannya rata dengan tangga
yang ada. Longgarkan sekrup bagian atas dan bawah dari pemegang pipa tembus pandang
untuk mengatur posisi skala agar permukaan air dalam pipa tembus pandang berada pada
garis datum hitam antara skala besar dan skala kecil. Hal ini akan menjamin bacaan skala
yang teliti dan sesuai dengan keadaan didalam tangki pengukur baik untuk pengukur kecil
maupun besar.
Meja hidrolika sekarang siap dipakai.
Uraian detail mengenai cara pengukuran volume aliran diberikan pada Bagian III
berikut ini.

Catatan : Semua pembacaan pengukuran volume harus dilakukan dalam keadaan tangki
peredam terpasang, sebab kalibrasi telah dilakukan pada kondisi tersebut.
III. PENGUKURAN VOLUME ALIRAN.

Keterangan yang diberikan disini berkaitan dengan gambar meja hidrolika seperti yang
disajikan pada halaman 3.
Pengukur aliran
Bagian atas meja hidrolika mempunyai tangki pengukur volume (16) yang bertangga
sehingga dapat mengukur baik untuk keperluan aliran dengan debit kecil maupun besar.
Suatu tangki peredam (15) ditempatkan setelah saluran terbuka (13) untuk mengurangi
turbulensi.
Pipa tembus pandang dengan skala (1) yang dihubungkan dengan suatu keran (17) pada
dasar tangki menunjukkan paras air dari waktu ke waktu. Skala pembacaan terpisah dalam
dua bagian masing-masing untuk pembacaan volume air dalam tangki pengukur bagian atas
dan /atau bawah tangga.
Katup pembuang (18) pada dasar tangki pengukur volume (16) yang bekerja melalui
penggerak katup jarak jauh (4) berfungsi mengalirkan kembali air dari dalam tangki pengukur
volume ke tangki air (6). Bila model tes sudah dalam keadaan stabil, maka katup pembuang
diturunkan sehingga air tertahan didalam tangki pengukur.
Pencatatan waktu aliran dilakukan pada selang waktu kenaikan paras air didalam
tangki pengukur volume. Aliran dengan debit kecil dipantau pada skala bagian bawah
sehubungan dengan bagian volume kecil dibagian bawah tangga tangki pengukur. Untuk
volume dengan debit aliran yang lebih besar dipantau pada bagian atas pada skala
sehubungan dengan volume air yang lebih besar dalam tangki pengukur.
Pencatatan waktu dengan menggunakan stop watch dimulai saat air melalui paras nol
dan berhenti pada paras yang diinginkan. Lebih lama selang waktu pemantauan lebih baik
dan tepat hasil pengukurannya.
Sebelum mulai, terlebih dahulu posisi skala disesuaikan dengan keadaan ditangki pengukur
sebagaimana dijelaskan pada panduan pengoperasian meja hidrolika pada halaman-
halaman sebelumnya.
Apabila aliran yang harus diukur sangat kecil maka yang harus dipakai adalah silinder
pengukur (7) karena hasilnya akan lebih teliti dari pada menggunakan tangki pengukur.
Pada pemakaian silinder pengukur maka pengalihan aliran ke dan dari silinder
pengukur dilakukan dengan seteliti dan setepat mungkin dengan waktu mulai dan waktu
akhir dari penekanan tombol stop watch.
Hindari cara menentukan terlebih dahulu waktu tertentu atau volume tertentu
H. 02 TEKANAN HIDROSTATIS

2.1. Tujuan :
1. Mencari besarnya gaya hidrostatis pada bidang vertikal
2. Mencari hubungan antara tinggi muka air dan massa beban pada alat peraga

2.2. Teori :
Setiap benda yang berada di dalam air akan mendapat tekanan tegak lurus permukaannya
sebesar .g.h ( adalah massa jenis air)

Gambar H. 02.1

Besarnya gaya tekan pada bidang rata adalah :


F = .g.A.ycg ...... (1)
dan titik kerjanya dari muka air adalah :
 Icg 
Z cf   y cg   sin  ........ (2)
 A.y 
 cg 
Dimana :
 = Massa jenis air
g = Percepatan gravitasi
ycg = Jarak titik berat bidang dari muka air
A = Luas permukaan bidang rata
Icg = Momen inersia bidang rata terhadap sumbu horisontal yang memotong titik berat
bidang
 = Sudut kemiringan bidang terhadap permukaan air
Zcf = Jarak titik kerja gaya dari muka air.
Untuk keadaan “ tenggelam sebagian “ berlaku persamaan :

y
m.L = 0,5. .b.y2 (a + d - ) ...
3
b ba  d 
(3)
m
2
  …(4)
y 6L 2L

Gambar H.02.2

Untuk keadaan “ tenggelam seluruhnya “ berlaku persamaan :


d d2
m.L = .b.d. ycg (a + + ) …(5)
2 12 .y cg

d
ycg = y -
2
…(6)

.b.d  d .b.d 2 d  3a


m =  a  .y - …(7)
Gambar H 02.3
L 2  6.L

2.3. Alat-alat :
1. Meja hidrolika 4. Mistar
2. Alat peraga Tekanan Hidrostatis 5. Jangka sorong
3. Beban

Gambar H. 02.4
Keterangan Gambar :

1. Bejana / Tangki
2. Penyipat datar (nivo)
3. Lengan piringan beban
4. Lengan timbangan
5. Benda kuadran
6. Sekrup pemegang lengan timbangan
7. Lengan timbangan
8. Poros tajam
9. Beban pengatur keseimbangan
10. Skala muka air
11. Bidang permukaan segi empat
12. Katup penguras
13. Kaki penyangga berulir.
2.4. Cara kerja :
1. Ukur panjang a, L, d dan b pada alat peraga
2. Atur kaki penyangga agar bejana benar-benar datar
3. Letakkan piringan beban pada ujung lengan timbangan
4. Atur beban pengatur keseimbangan sampai lengan timbangan kembali datar (seimbang)
5. Letakkan beban pada piringan beban
6. Tutup katup penguras dan isi bejana dengan air sedikit demi sedikit sampai lengan
timbangan kembali mendatar
7. Catat ketinggian muka air (y) pada kolom data yang sesuai
8. Lakukan langkah 5 s/d 7 sampai ketinggian muka air maksimum
9. Kurangi beban, sesuai dengan penambahannya
10. Turunkan muka air dengan membuka katup penguras sampai lengan timbangan kembali
mendatar
11. Catat ketinggian muka air (y) pada kolom data yang sesuai
12. Lakukan langkah 9 s/d 11 sampai ketinggian minimum.

2.5. Tugas :
1. Buktikan rumus (3) dan (5) dengan menggunakan rumus (1) dan (2)
m
2. Buat grafik hubungan y (X) terhadap (Y) dari data percobaan “tenggelam sebagian”
y2
3. Hitung kemiringan grafik dan perpotongan dengan ordinat. Bandingkan kemiringan dan
.b .b.(a  d)
perpotongan tersebut berturut-turut dengan - dan
6.L 2.L
4. Buat grafik y (X) terhadap m (Y) dari data percobaan “tenggelam seluruhnya”
5. Hitung kemiringan grafik dan perpotongan dengan axis, bandingkan kemiringan dan
 d
 .b.d a  
 2 .b.d2 d  3a
perpotongan tersebut berturut-turut dengan dan -
L 6.L
H. 03 STABILITAS BENDA TERAPUNG

3.1. Tujuan :
Menentukan tinggi titik Metacentrum

3.2. Teori :

M
M


G
G

B B B’

a.) b.)

x
Gambar H. 03.1

 Titik Metacentrum adalah titik perpotongan antara garis vertikal yang melalui titik
berat benda dalam keadaan stabil (G) dengan garis vertikal yang melalui pusat
apung setelah benda digoyangkan (B’)
 Tinggi Metacentrum adalah jarak antara titik G dan titik M
 Titik apung B adalah titik tangkap dari gaya apung atau titik tangkap dari resultan
tekanan apung
 Jarak bagian dasar ponton ke titik apung B adalah setengah jarak bagian dasar
ponton ke permukaan air (setengah jarak bagian ponton yang terendam atau
tenggelam)
 Biasanya penyebab posisi (B) pada gambar di atas adalah bergeraknya suatu
benda tertentu (w) sejauh x dari titik G, sehingga untuk mengembalikan ke posisi
semula harus memenuhi persamaan berikut:

Momen guling = Momen mengembalikan ke posisi semula

w.x = W. GM.Sin  , maka

w.x w.x
GM = = ,  <<<
W.Sin W. tan 

 Secara teoritis GM dapat pula diperoleh dari :

GM = BM - BG

dengan,
Imin d
BM = dan BG = (y - )
V 2

dimana :
W = berat ponton
w = berat pengatur beban tranversal
 = sudut putar ponton
GM = tinggi titik metacentrum
BM = jarak antara titik apung dan titik metacentrum
BG = jarak antara titik apung dan titik berat ponton
Ix = momen inersia arah c dari luasan dasar ponton
V = volume zat cair yang dipindahkan
y = jarak antara titik berat ponton dan dasar ponton
d = kedalaman bagian ponton yang terbenam air
3.3. Alat-alat :
1. Meja Hidrolika
2. Perangkat alat Percobaan Stabilitas Benda Apung

d
400 mm

ff
c e

350 mm 200 mm
Gambar H 03.2

Keterangan Gambar :
a. Kotak Ponton
b. Tiang vertical
c. Skala derajat
d. Pengatur beban geser
e. Skala jarak
f. Pengatur beban transversal
g. Unting – unting
 Spesifikasi :
- Dimensi ponton : Panjang : 350 mm

Lebar : 200 mm

Tinggi : 75 mm

- Massa ponton :1457 gram


- Massa pengatur beban tranversal : 322 gram
 g = 9,81 m/det2
  air = 1,00 gr/cm3
3.4. Cara Kerja :
1. Siapkan Meja Hidrolika
2. Siapkan Ponton dan perlengkapannya
3. Atur pengatur beban tranversal sehingga tepat ditengah pontoon
4. Atur beban geser pada tiang vertikal sedemikian rupa sehingga titik berat ponton secara
keseluruhan terletak di atas ponton
Caranya:

a) Letakkan pengatur beban geser sehingga 200 mm dari dasar ponton.


b) Cari titik berat ponton dengan cara menggantungkan ponton pada seutas benang
yang diletakkan/dikaitkan pada tiang vertikal diantara pengatur beban tranversal dan
pengatur beban geser (Unting-unting harus dipegang agar tidak mempengaruhi
penentuan titik berat ponton)
c) Apabila telah terjadi keseimbangan yaitu pada saat posisi benang tegak lurus
dengan tiang vertikal, maka tandailah titik tersebut (G)
d) Apabila letak titik G masih berada dibawah ponton, naikkan lagi letak beban, ulangi
langkah b sampai c, sampai letak titik G berada diatas ponton.
e) Ukur tinggi titik tersebut dari dasar ponton (y)

5. Isi tangki pengatur volume pada meja Hidrolika dan apungkan ponton di atasnya
6. Terlebih dahulu set unting-untingnya, dimana dalam keadaan stabil sudut bacaannya nol
derajat.
7. Hitung kedalaman bagian ponton yang terbenam (d), untuk kemudian tentukan titik pusat
gaya apung dari dasar ponton dalam keadaan stabil (B).
8. Gerakkan beban tranversal ke sebelah kanan tiap 15 mm, catat perubahan sudutnya
pada tiap penggeseran yang dilakukan.
9. Gerakkan kembali beban tranversal ke arah semula tiap 15 mm, sampai kembali ke titik
awal (0).
10. Ulangi langkah ke 8 dan 9, untuk penggeseran beban tranversal ke sebelah kiri.
11. Ulangi kembali langkah ke 4, dimulai dari poin b, sampai dengan langkah 10 dengan
menaikkan beban geser tiap 50 mm sampai posisi massa geser di puncak tiang vertikal.

3.5. Tugas :
1. Untuk tiap titik berat plot hubungan x dengan sin , lalu lakukan analisis regresi untuk
mendapatkan nilai GM.
2. Untuk setiap titik berat, hitunglah GM menggunakan persamaan yang diturunkan secara
teoritis.
3. Bandingkanlah hasil tugas ke 1 dan ke 2 dengan menyajikan nilai persentase perbedaan
antara keduanya.
4. Buat analisa tentang nilai GM, untuk setiap perubahan letak titik G.
5. Jelaskan apa yang akan terjadi jika letak titik G berada diatas titik M. (nilai GM negatif)
6. Buat Kesimpulan berdasarkan analisa diatas.
H.04-B TEORI BERNOULLY

4.1. Tujuan :
Menyelidiki keabsahan teori Bernoully pada aliran dalam pipa bundar dengan perubahan
diameter.

4.2. Teori :
Hukum Bernoully :
“Jumlah tinggi tempat, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan pada setiap titik dari suatu aliran
zat cair ideal selalu mempunyai harga yang konstan.”

Sehubungan dengan aliran dalam pipa pada dua penampang, persamaan Bernoully tersebut
dapat ditulis sebagai berikut :
2 2
v1 P v P
+ 1 + z1 = 2 + 2 + z2
2.g  .g 2.g  .g

dimana :
v2
= tinggi kecepatan
2. g
P
= tinggi tekanan
 .g
z = tinggi tempat
indeks 1, 2 = menunjukkan titik tinjauan
v = kecepatan aliran
g = percepatan gravitasi

Pada alat percobaan / peraga ini :


 z1 = z2 (pipa benda uji terletak horisontal)
P
 P = .g.h atau h  , dimana h menunjukkan tinggi pada manometer.
 .g

Jadi bila mengikuti teori Bernoully, maka :


V2
total head (H) = + h , konstan pada semua penampang sepanjang pipa uji.
2. g

4.3. Alat-alat :
1. Stop Watch
2. Meja Hidrolika
3. Alat Peraga Teori Bernoully
4. Tabung Pengukur Volume
3
2 Keterangan Gambar :
Gambar H. 04
1. Pipa aliran masuk
4.4. Cara Kerja :
2. Tabung Manometer
3. Katup masuk untuk pemompaan
4. Bagian benda uji
1 5. Sumbat
10 6. Hipodermis untuk mengetahui total
head
5 7. Kaki penyangga
8
8. Penyangga
9. Pompa tangan
10. Outlet dari benda uji

9 4 6 7
Gambar H.04

4.4. Cara Kerja:


1. Letakkan alat percobaan horisontal pada saluran tepi di atas meja Hidrolika dengan
mengatur kaki penyangga.
2. Hubungkan alat dengan aliran suplai dari meja Hidrolika dan arahkan aliran yang keluar
dari ujung outlet pipa benda uji melalui pipa lentur kedalam tangki pengukur volume.
3. Isi semua tabung manometer dengan air, hingga tidak ada lagi gelembung udara yang
terlihat pada manometer.
4. Atur dengan seksama suplai air dan kecepatan aliran melalui katup pengatur aliran alat
dan katup suplai pada meja hidrolika, sehingga diperoleh pembacaan yang jelas pada
tabung manometer. Jika diperlukan, tambahkan tekanan pada manometer dengan
menggunakan pompa tangan.
5. Catat semua pembacaan skala tekanan pada tabung manometer. Geserkan sumbat
(hipodermis) pada setiap penampang pipa benda uji. Catat pembacaan manometer
(ingat fungsi hipodermis).
6. Ukur debit yang melewati benda uji dengan bantuan Stop Watch dan tangki pengukur
volume pada meja Hidrolika.
7. Ulangi langkah 1 – 6 untuk berbagai variasi debit (statis tinggi dan statis rendah)

4.5. Tugas-tugas:
1. Turunkan persamaan Bernoully di atas dan sebutkan asumsi-asumsi yang digunakan
2. Buat perhitungan dan nyatakan dalam suatu tabulasi, data untuk masing-masing debit
3. Plot Total Head Teoritis terhadap Total Head Percobaan, buat persamaan regresinya
(nilai kelengkungan grafik tersebut merepresentasikan besar penyimpangan dari nilai
teoritis dengan nilai dari percobaan)
4. Apa komentar anda mengenai keabsahan teori bernoully pada sistem benda uji untuk
aliran konvergen dan divergen?

4.6. Analisa
Buat analisa secara detail mengenai keabsahan teori Bernoully pada sistem benda uji
ini serta analisa kelengkungan grafik dan persamaan regresi.
H.05 PENGUKURAN DEBIT ALIRAN

5.1. Tujuan Percobaan :


 Memperagakan prinsip kerja dari berbagai tipe dasar pengukuran aliran yang berbeda
dan dirakit dalam satu seri konfigurasi dengan cara membandingkannya
 Mengetahui karakteristik-karakteristiknya

5.2. Alat - alat :


1. Meja hidrolika
2. Seperangkat alat pengukur aliran

10

4
5

7
8

3
6
Gambar H.05

Keterangan Gambar :

1. Venturi meter 8. Lubang untuk suplai meja hidrolika


2. Orifice 9. Katup udara manometer
3. Pipa pitot 10. Lubang untuk pompa tangan
4. Manometer set
5. Variable area flow meter
6. Pompa tangan
7. Katup pengatur aliran
5.3. Teori :
Sebagai akibat dari berbagai keperluan yang berbeda, banyak variasi metoda yang telah
banyak dikembangkan untuk mengukur aliran fluida.

Venturi meter, lempengan lubang aliran (orifice) dan pipa pitot adalah alat-alat yang sesuai
untuk mengukur debit dalam pipa.

Dengan menggunakan persamaan energi (Bernoully) dapat diturunkan debit :

Untuk venturi meter dan orifice


1
  A 2  2
Q  Cd.A 2.2.g.h1  h2  1   2  
1
2
  A1  
 
Dimana :
Q = debit yang mengalir melalui pipa
Cd = koefisien debit empiris yang didapat dari hasil percobaan
A1 = luas penampang pipa bagian hulu
A2 = luas penampang leher pipa venturimeter atau luas penampang lubang
(Orifice) untuk lempeng lubang aliran
h1 = tinggi tekanan pada lubang masuk (hulu)
h2 = tinggi tekanan pada lubang keluar (hilir)

Untuk pipa pitot


Q  Cd.A 2.2.g.h1  h2  2
1

Dimana :
Q = debit yang mengalir melalui pipa
Cd = koefisien debit empiris yang didapat dari hasil percobaan
h1 = total head
h2 = tinggi tekanan

Catatan : Data-data teknis


 Pada venturimeter
- diameter pipa bagian hulu : 29 mm
- diameter leher pipa : 17 mm
 Pada lempeng lubang aliran
- diameter pipa bagian hulu : 29 mm
- diameter lubang : 20 mm
 Pada pipa pitot
- diameter pipa
: 19 mm

5.4. Cara kerja :


1. Letakkan alat percobaan pada saluran tepi meja Hidrolika.
2. Hubungkan pipa aliran masuk dengan suplai dari meja hidrolika dan masukkan pipa
aliran keluar kedalam tangki pengukur volume.
3. Bukalah katup pengatur aliran suplai sepenuhnya, demikian juga katup pengatur aliran
pada alat percobaan.
4. Buka katup udara pada manometer, biarkan manometer terisi penuh, dan tunggu hingga
gelembung udara sudah tidak terlihat lagi pada manometer.
5. Atur katup suplai aliran dan pengatur aliran pada alat percobaan, hingga didapatkan
pembacaan manometer yang jelas. Jika diperlukan, tambahkan tekanan pada
manometer dengan menggunakan pompa tangan
6. Catat pembacaan pada manometer, pembacaan debit pada alat ukur penampang
berubah kemudian hitung debit aliran dengan menghitung jumlah volume yang keluar
dari alat percobaan dalam waktu tertentu, menggunakan gelas ukur dan stopwatch.
7. Ulangi langkah 1 – 6 untuk berbagai variasi debit.

5.5. Tugas :

1. Buat tabulasi data pembacaan manometer, dan hitung selisih pembacaan manometer
pada bagian hulu dan hilir, untuk masing-masing alat ukur.
2. Hitung debit aliran dengan data tersebut, tanpa memasukkan nilai Cd .
3. Plot nilai debit hasil perhitungan vs debit dari pengukuran menggunakan gelas ukur dan
stopwatch. Hitung persamaan garis yang mewakili sebaran data tersebut, dengan
melakukan analisa regresi.
4. Nilai kelengkungan grafik yang didapat, adalah nilai Cd untuk masing-masing alat ukur,
dan untuk penampang berubah, merupakan nilai kalibrasi alat
5. Bandingkan kehilangan tinggi tekanan untuk masing-masing alat ukur, dimana
kehilangan tersebut adalah selisih h pada bagian hulu dan hilir. Kehilangan tersebut,
tergantung dari tinggi kecepatan, dan hubungannya dinyatakan dalam persamaan :
v2
hhulu  hhilir  k.
2g
dimana :
k = koefisien kehilangan empiris
v = kecepatan aliran
g = gravitasi
6. Cari nilai k untuk masing-masing alat ukur, dengan melakukan analisa regresi, sesuaii
petunjuk asisten.
7. Jelaskan hal-hal apa saja yang mempengaruhi besarnya koefisien pengaliran /debit (Cd),
dan koefisien kehilangan (k).
8. Buat analisa dengan melakukan perbandingan antara satu alat ukur dengan alat ukur
yang lain, kemudian buat kesimpulan.
H 06 ALIRAN MELALUI LUBANG

6A.1. Tujuan :
Mendapatkan besaran koefisien kecepatan aliran melalui lubang kecil.

6A.2. Teori :
Kecepatan aliran melalui lubang (orifice) dapat dinyatakan sebagai berikut :
V  Cv. 2.g.h
Sedangkan dari percobaan ini harga Cv diperoleh dari hubungan :
X
Cv 
2 h.Y
dimana :
V = kecepatan aliran yang melewati lubang.
Cv = koefisien kecepatan.
g = Gravitasi
h = tinggi air terhadap lubang
X = jarak horizontal pancaran air dari bidang vena contracta.
Y = jarak vertikal pancaran air.

Titik nol ( 0 ) untuk pengukuran sumbu X, diambil dari bidang vena contracta, demikian juga
dengan luas penampang yang dipakai adalah luas penampang pada bidang vena contracta,
dimana hubungan antara luas penampang lubang (AP) dengan luas bidang vena contacta
(AV) dinyatakan sebagai berikut :

A v  Cc.Ap
dimana Cc adalah nilai koefisien kontraksi

6.A.3. Alat-alat :
1. Meja Hidrolika
2. Kertas grafik
3. Perangkat alat percobaan aliran melalui lubang
Gambar H 06.1

Keterangan gambar :

1. Pipa aliran masuk


2. Pipa lentur dari pipa pelimpah
untuk mengatur tinggi head
3. Pipa pelimpah
4. Skala penunjuk muka air
5. Tangki utama
6. Penjepit kertas
7. Papan
8. Jarum vertikal
9. Sekrup pengatur jarum
10. Kaki penyangga
11. Sekrup lubang aliran
12. Lempeng lubang aliran
13. Peredam
6A.4. Cara Kerja :
1. Tempatkan alat pada saluran tepi meja Hidrolika. Hubungkan pipa aliran masuk dengan
suplai meja Hidrolika dan arahkan pipa lentur dari pipa pelimpah ketangki air meja
Hidrolika.
2. Atur kaki penyangga sehingga alat terletak horizontal dan atur juga arah aliran dari
lubang bukaan sedemikian rupa sehingga menjadi sebidang dengan jajaran jarum
pengukur.
3. Selipkan selembar kertas pada papan dibelakang jajaran jarum dan naikkan dulu semua
jarum untuk membebaskan lintasan air yang menyembur.
4. Naikkan pipa pelimpah, buka katup pengatur aliran dan alirkan air masuk kedalam tangki
utama.
5. Atur katup pengatur aliran sedemikian rupa, hingga air persis melimpah lewat pipa
pelimpah dan tidak ada gelombang pada permukaan tangki utama.
6. Catat besarnya tinggi tekanan pada tangki utama.
7. Tentukan letak terjadinya vena contracta diukur dari lubang bukaan (0,5 diameter
bukaan).
8. Atur posisi jarum tegak secara berurutan untuk mendapatkan bentuk lintasan aliran yang
menyembur. Beri tanda posisi ujung atas jarum pada kertas grafik.
9. Ulangi percobaan untuk setiap perbedaan tinggi tekanan pada tangki utama
10. Ganti lempeng lubang bukaan dengan diameter yang lain dan ulangi langkah 1 - 9

6A.5. Tugas-tugas :
X2
1. Hitung dan buat tabulasi
h
X2
2. Plot hubungan antara terhadap Y.
h
3. Dapatkan nilai Cv dari kemiringan grafik tersebut di atas.
4. Turunkan rumus diatas dan tunjukkan bahwa dari kemiringan tersebut didapat harga Cv.
5. Hitung seberapa jauh tingkat pengaruh kesalahan pengukuran X dan Y terhadap hasil
percobaan.
6. Buat analisa dan kesimpulan.

6B.1. Tujuan :
Mendapatkan besaran koefisien debit aliran melalui lubang kecil dalam keadaan :
1. Aliran dengan tekanan tetap
2. Aliran dengan tekanan berubah

6B.2. Teori :
Selain koefisien kecepatan (Cv) pada aliran melalui lubang dikenal juga dengan istilah
koefisien Cd, yaitu perbandingan antara debit yang sebenarnya dengan debit teoritis.

Q  Cd.A. 2.g.h (aliran dengan tekanan tetap)

T 
2.A T

. h1  h 2  (aliran dengan tekanan berubah)
Cd.A. 2.g
dimana :
Q = besarnya debit aliran yang melalui lubang.
Cd = koefisien debit
A = luas penampang lubang
g = percepatan gravitasi
h = tinggi air terhadap lubang
T = waktu pengosongan tabung / tangki ( t2 - t1 )
AT = luas tangki utama
h1 = tinggi air pada waktu t1
h2 = tinggi air pada waktu t2

6B.3. Alat-alat :
1. Meja Hidrolika
2. Stop Watch
3. Gelas ukur
4. Perangkat Alat Percobaan / Peraga Aliran Melalui Lubang
5. Jangka Sorong.

6B.4. Cara Kerja :


Pendahuluan
1. Ukur diameter tangki utama.
2. Tempatkan alat pada saluran tepi meja Hidrolika. Hubungkan pipa aliran masuk dengan
suplai meja hidrolika dan arahkan pipa lentur dan pipa pelimpah ke tangki meja Hidrolika.
3. Atur kaki penyangga sehingga alat terletak horizontal
4. Naikkan pipa pelimpah, buka katup pengatur aliran pada meja hidrolika.

Untuk keadaan Aliran Tetap :


1. Atur katup pengatur aliran dan pipa pelimpah sedemikian, hingga tinggi muka air
pada tangki tetap pada ketinggian yang dikehendaki.
2. Catat tinggi tekanan air h pada skala mistar ukur, hitung debit aliran yang melewati
lubang dengan menggunakan gelas ukur dan Stop Watch.
3. Ulangi prosedur 4 s/d 5 tersebut untuk setiap perbedaan tinggi tekanan.
4. Ganti lempeng lubang bukaan dengan diameter yang lain dan ulangi langkah 4 s/d 6

Untuk keadaan Aliran dengan Tekanan Berubah :


1. Naikkan pipa pelimpah sampai ketinggian tekanan maksimum.
2. Buka katup pengatur aliran, isi penuh tangki utama aliran sehingga air persis melimpah
lewat pipa pelimpah pada ketinggian maksimum tersebut.
3. Tutup katup pengatur aliran
4. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan tangki utama dari ketinggian h 1
hingga ketinggian h2, ambil setiap penurunan muka air 2 cm.
5. Ulangi percobaan untuk harga h1 dan h2 yang lain.
6. Ganti lempeng bukaan dan ulangi lagi langkah 1 s/d 5.
6B.5. Tugas-tugas :
a. Turunkan juga persamaan diatas.
1. Apa hubungan antara Cd, Cv, dan Cc ?
2. Turunkan juga persamaan diatas.
3. Untuk aliran dengan tekanan tetap.:
a. Hitung dan buat tabulasi nilai debit Q
b. Plot hubungan Q2 dengan h.
c. Dapatkan harga Cd dari kemiringan grafik tersebut.
3. Untuk aliran dengan tekanan berubah :
a. Hitung dan buat tabulasi  
h1  h2 dengan T
b. Dapatkan harga Cd dari kemiringan grafik tersebut.
4. Apa kesimpulan yang anda peroleh ?
5. Buat analisa dan kesimpulan
H.07-B. KEHILANGAN TEKANAN (ENERGI) PADA ALIRAN DALAM PIPA MELALUI
LENGKUNGAN, PERUBAHAN PENAMPANG DAN KATUP

7.1 Tujuan :
Menentukan Koefisien Kehilangan Energi dari lengkungan, perubahan penampang dan
katup pada pipa.

7.2 Teori :
Untuk menyatakan kehilangan tekanan (Energi) h, sehubungan dengan head kecepatan
yang hilang pada bentuk lengkungan, perubahan penampang dan katup dalam jaringan pipa
pada percobaan ini, dinyatakan:
k 2
h  .v
2.g
dimana :
k = Koefisien Kehilangan Energi
v = Kecepatan Aliran yang Tinggi
g = Percepatan Gravitasi

7.3. Alat-alat :
1. Meja Hidrolika
2. Perangkat peraga Kehilangan Energi Pada Aliran Melalui Pipa yang dilengkapi pipa

6
5

8
4

3
10

2
11

12
1

13

Gambar H.07
Keterangan Gambar :

1. Pipa Aliran Masuk


2. Delapan Manometer
3. Pompa Tangan
4. Lengkung Berjenjang (mitre)
5. Pembesaran Penampang (expansion)
6. Lubang Keluar / Masuk Udara
7. Pengecilan Penampang (contraction)
8. Lengkung Panjang (large bend)
9. Dial Reading
10. Lengkung Pendek (small bend)
11. Lengkung 45º
12. Katup Pengatur Aliran
13. Lengkung Siku (elbow)
7.4. Cara Kerja :
1. Letakkan alat percobaan di atas meja Hidrolika
2. Hubungkan pipa aliran masuk dengan suplai dari meja hidrolika dan masukkan pipa aliran
keluar kedalam tangki pengukur volume
3. Bukalah katup pengatur aliran suplai sepenuhnya, demikian juga katup pengatur aliran pada
alat percobaan
4. Buka katup udara pada manometer, biarkan manometer terisi penuh, dan tunggu hingga
gelembung udara sudah tidak terlihat lagi pada manometer
5. Atur katup suplai aliran dan pengatur aliran pada alat percobaan, hingga didapatkan
pembacaan manometer yang jelas. Jika diperlukan, tambahkan tekanan pada manometer
dengan menggunakan pompa tangan
6. Catat pembacaan pada manometer, pembacaan debit pada alat ukur penampang berubah
kemudian hitung debit aliran dengan menghitung jumlah volume yang keluar dari alat
percobaan dalam waktu tertentu, menggunakan gelas ukur dan stopwatch
7. Sekarang penuhkan lagi hingga tumpah air tabung manometer, untuk mengatur debit aliran
pakailah katup penghubung, sementara katup pengatur aliran dibuka penuh
8. Aturlah katup penyambung, sehingga pembacaan pada dial pengukur debit menunjuk pada
angka-angka yang jelas (mintalah petunjuk asisten), untuk kemudian catatlah pembacaan
tersebut
9. Ulangi langkah 1 – 8 untuk setiap variasi debit

7.5 Tugas-tugas :

1. Buatlah grafik hubungan kuadrat kecepatan aliran v2 dengan h.


2. Pada kasus contraction h1 >> h2, dan pada kasus enlargment h1 < h2, mengapa hal demikian
dapat terjadi ? Jelaskan dengan menggunakan persamaan Energi

Keterangan :
 pipa = 20 mm kecuali untuk hilir dari contraction / hulu dari enlargment = 35 mm
h1 adalah pembacaan manometer hulu, h2 adalah pembacaan manometer hilir.
h = | ( h1 + v12 / 2g ) – ( h2 + v22 / 2g ) |
DAFTAR PUSTAKA

1. Armfield ; Instruction Manual Hydraulics Bench and Accesories ; March 1985


2. A. Soedrajat. S Ir ; Mekanika Fluida dan Hidrolika, Nova 1986
3. Yuwono Nur Ir ; Hidrolika I , Hanindita Yogyakarta 1982
4. Chow V.T. : Open Channel Hydraulics, Mc. Graw Hill 1959
5. Jonas M K Doke, Endang P. Tachyan, Y.P. Pangaribuan ; Hidrolika Teknik, Erlangga 1985
6. Horace King ; Hand Book of Hydraulics, Mc. Graw Hill 1963.
Contoh Cover Laporan Per-Modul:

LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

Kelompok XIII:

1 M Ikhwan 0460010677
2 Youstin Ellyan B 0460010692
3 Winuhoro H.B 0461010687
4 Dewi Setiawati 0462010697
5 M Jimmy H 0462010707
6 Harnadi Irawan 0463010701

PJ Kelompok : Subagyo
Asisten Modul : Ven Te Chow
Tanggal Praktikum : 30 September 1965
Tanggal Disetujui : 5 Oktober 1965
Nilai Laporan :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI, DAN SUNGAI


JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2016
Contoh Cover Laporan Akhir:

LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

Kelompok XIII:

1 M Ikhwan 0460010677
2 Youstin Ellyan B 0460010692
3 Winuhoro H.B 0461010687
4 Dewi Setiawati 0462010697
5 M Jimmy H 0462010707
6 Harnadi Irawan 0463010701

PJ Kel.: Subagyo

LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI, DAN SUNGAI


JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2016

Anda mungkin juga menyukai