Anda di halaman 1dari 32

Z

Besarnya gaya-gaya yang


F
bekerja pada satu sisi
dF  p . dA
adalah :
x
y

x  p dA  p  dA  p . A
C A A
x  xp dA

y  yp (2.14)
x

Gambar 2.9. Sket untuk


menentukan letak garis kerja gaya
tekan pada bidang datar
horizontal
Arah garis kerja gaya-gaya tersebut adalah tegak lurus pada
permukaan bidang dan menuju kearah permukaan tersebut
apabila p adalah positif. Titik dimana resultante gaya memotong
permukaan bidang disebut titik tangkap gaya (centre of pressure).

Karena momen dari resultante sama dengan momen dari


pembagian gaya terhadap salib sumbu koordinat (x, y), maka lokasi
titik tangkap gaya yang bekerja dapat dicari dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut : (sigma momen terhadap sumbu y).

p A x p   p dA x
A
Karena p konstan, maka:

1
xp 
AA
 x dA  x (2.15)

1
yp 
AA
 x dA  y (2.16)
dimana x dan y adalah jarak titik berat bidang terhadap sumbu y
dan sumbu x. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk
suatu bidang datar yang terletak horizontal di dalam cairan,
resultante gaya-gaya tekan cairan pada bidang akan melalui titik
berat bidang tersebut.

h
FA
d
FB Luas A

Gambar 2.10 Sebuah bidang datar terletak horizontal di dalam


cairan
Dari Gb.2.10 dapat dilihat bahwa besarnya gaya-gaya yang bekerja
pada sisi atas bidang adalah :

FA  p A A  r g h A (2.17)

Besarnya gaya-gaya yang bekerja pada sisi bawah :

FB  p B A  r g (h + d )A (2.18)

Jumlah gaya-gaya yang bekerja pada bidang tersebut adalah :

FB - FA  r g (h + d )A - r g h A  r g A d (2.19)

dimana :
ρ g d A = G, adalah berat cairan yang dipindahkan oleh bidang
datar tersebut.
Dari Pers. (2.19) tersebut dapat dinyatakan bahwa besarnya
gaya-gaya cairan yang bekerja pada benda yang berada di
dalamnya adalah sama dengan berat cairan yang dipindahkan
oleh benda tersebut ( Hukum Archimedes ).
Besarnya gaya-gaya yang bekerja pada suatu bidang datar yang
terletak miring membentuk sudut θo dengan sumbu horizontal
tergantung pada luas bidang dan letak titik berat bidang terhadap
permukaan cairan. Untuk menjelaskan hal ini diambil suatu
bidang datar seperti pada Gb.2.11

Gambar 2.11 Bidang datar yang terletak miring di dalam cairan


Dengan sistem x y tersebut besarnya gaya dF yang bekerja tegak
lurus pada suatu penampang kecil sekali seluas dA pada bidang,
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

dF  p dA  r g h dA  r g y sin  dA (2.20)

Besarnya seluruh gaya yang bekerja pada bidang adalah :

F   p dA   r g y sin  dA  r g sin   y dA (2.21)


A A A

F  r g sin  y A  r g h A
Dari pers(2.21) tersebut tampak bahwa beberapa pun besarnya
sudut kemiringan bidang, besarnya gaya hidrostatik F yang
bekerja pada bidang oleh cairan ditentukan dari hasil perkalian
luas bidang dan tekanan pada titik berat bidang.
Tidak seperti pada bidang yang terletak horizontal di dalam
cairan, titik tangkap resultante gaya pada bidang miring ini tidak
terletak atau tidak melalui titik berat bidang.
Untuk mendapatkan letak titik tangkap resultante gaya tersebut
diambil sigma momen terhadap titik pusat salib sumbu.

1
x p F   x p dA  x p   x p dA (2.22)
A FA

1
y p F   y p dA  y p   y p dA (2.23)
A F A
Untuk bidang yang luasnya sederhana Pers.(2.22) dapat
dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk umum.
1 1
xp  
r g y A sin  A
x r g y sin  dA  
yAA
x y dA

I xy
xp 
yA
I xy
maka : xp  + x (2.24)
y A

Sama halnya, Pers(2.23) dapat dinyatakan sebagai berikut :

1 1
yp   y r g y sin  dA  
2
y dA
r g y A sin  A
yAA
Ix
yp 
yA
IG y
maka : yp y +
 (2.25)
A
Besarnya gaya yang bekerja pada suatu bidang datar yang terletak
di dalam cairan pada dasarnya sama dengan gaya yang bekerja
pada suatu bidang datar yang terletak miring dengan sudut
θ = 900

Gambar 2.12. Bidang datar yang terletak vertikal di dalam cairan


Penerapan Pers.(2.20) pada bidang yang terletak vertikal seperti
pada Gb.2.12 adalah sebagai berikut :

dF  p.dA  r  g  h  dA  r  g  y  sin   dA (2.20)

Karena θ = 900 maka persamaan tersebut dapat disederhanakan


menjadi :

dF  r  g  y  dA

F   r  g  y  dA  r  g  y  A (2.26)
A
Untuk memudahkan perhitungan selanjutnya pada tabel 2.1
disajikan letak titik berat dan besarnya momen kelambaman
untuk beberapa bentuk bidang datar yang sering digunakan.

Tabel 2.1.Letak titik berat dan momen enersia melalui titik berat
No. Bentuk Luas Titik Berat Enersia
(dari dasar Melalui
Bidang Luas Titik momen) titik berat IG
1.
h b h3
G h bh y IG 
y
2 12
b

Persegi empat

2.
bh h b h3
h y IG 
y
G
2 3 36
b

Segitiga
Tabel 2.1.Letak titik berat dan momen enersia melalui titik berat

No. Bentuk Luas Titik Berat Enersia


(dari dasar Melalui
Bidang Luas Titik momen) titik berat IG
3.

G
  D2 D  D4
y
D
y IG 
4 2 64
Lingkaran

4.
D
D 2
2D  D4
y G

2 y IG 
8 3 456
Setengah Lingkaran
Selain tergantung pada kedalaman yang berbeda-beda tekanan
hidrostatik yang bekerja pada tiap titik yang berbeda pada bidang
lengkung juga mempunyai arah yang berbeda-beda. Resultante gaya
tekan dapat dicari dari resultante komponen gaya arah vertikal dan
komponen gaya arah horizontal.

Gambar 2.13. Komponen horizontal gaya tekan yang bekerja


pada bidang lengkung
Proyeksi dari bidang lengkung seperti pada Gb.2.13 pada bidang
vertikal ditunjukkan oleh garis MN. Misalnya Fh adalah
komponen horizontal seluruh gaya tekan cairan pada bidang
lengkung maka persamaan hidrostatika dalam hal ini adalah :

dFh  p dA cos 

Fh   p dA cos (2.27)

Dari persamaan tersebut tampak bahwa cos θ dA adalah proyeksi


bidang kecil dA pada bidang datar yang tegak lurus pada bidang
horizontal.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komponen horizontal
dari gaya tekan cairan yang bekerja pada bidang lengkung adalah
sama dengan gaya tekan cairan yang bekerja pada suatu proyeksi
bidang lengkung tersebut pada bidang vertikal .
Komponen vertikal dari gaya tekan cairan yang bekerja pada
bidang lengkung dapat dicari dengan menjumlahkan komponen
vertikal gaya tekan yang bekerja pada bidang kecil dA dari bidang
lengkung tersebut.
y
x

p dA

G

FV

Gambar 2.14. Komponen vertikal gaya tekan yang bekerja


pada suatu bidang lengkung
Pada gambar 2.14 ditunjukkan suatu elemen denga gaya tekan p
dA yang bekerja tegak lurus pada bidang kecil dA tersebut.

Misalkan θ adalah sudut antara garis kerja gaya tekan dan arah
vertikal, maka komponen vertikal dari gaya tekan yang bekerja
pada bidang kecil dA tersebut adalah p dA cos θ

Dengan demikian jumlah keseluruhan komponen vertikal gaya


tekan yang bekerja pada bidang lengkung adalah :

Fv   p dA cos  (2.28)
A

atau

Fv   r g h dA cos  (2.29)
A
Apabila dA cos θ adalah proyeksi bidang dA pada bidang
horizontal maka h dA cos θ tidak lain adalah volume cairan
diatas bidang dA sehingga :

Fv  g V  G (2.30)

dimana V adalah volume cairan diatas bidang lengkung dan G


adalah berat cairan diatas bidang lengkung tersebut.
Untuk mencari letak garis kerja dari komponen vertikal gaya tekan
tersebut dapat digunakan sigma momen terhadap suatu salib
sumbu, misalnya titik O (titik potong sumbu x dan y) pada gambar
2.14 :
Fv . x  x  x dV
A
Karena Fv = γ . V , maka :

1
x
V
 x dV (2.31)
Apabila dua komponen vertikal dan horizontal tersebut diatas
terletak pada suatu bidang maka dua komponen tersebut dapat
digabung menjadi suatu resultante gaya yang besarnya dapat
dicari dengan persamaan :

F  FH + Fv
2 2
(2.32)

dengan arah yang membentuk sudut :

Fv
  tan -1
(2.33)
FH
CONTOH SOAL
1. Tentukan besarnya gaya yang dikerjakan oleh air pada suatu
pelat berbentuk lingkaran yang berlubang yang terletak
vertikal seperti pada Gb.2.31, dimana r1 = 50 cm dan r2= 1 m.

air

2m
r2
r1

Gambar 2.31.Gaya yang bekerja pada bidang vertikal


Jawaban :

F  g h A

(
 9802  2   1 -   0,5
2 2
)
 46190,84 N
2. Tentukan besarnya momen pada sendi A yang diperlukan untk menahan
pintu air tetap pada posisi tegak seperti pada gambar. Lebar pintu adalah
1,20 m (tegak lurus bidang gambar).

air
1,20 m
3m 1,2 g M

F2 F1 pintu 1,80 m
3g

Gambar 2.32.Suatu pintu air

Jawaban :

F1  1,2  g 1,8 1,20  9808 1,2 1,8 1,20


 25406,78 N
1,8  g 1,8 1,8 1,8
F2  1,20  9802  1,20
2 2
 19055,1 N

2
M A  F1  0,9 + F2  1,80
3
 25406,78  0,9 + 19055,11,20
 45732,22 Nm
3. Bila pada soal 2.12 terdapat air pada sisi satunya ( Gb.2.32)
sampai setinggi A, tentukan resultante gaya yang bekerja
pada kedua sisi tersebut serta letak garis kerja resultante
gaya tersebut.

Jawaban :

Jumlah gaya yang bekerja pada sisi kiri :

Fkr  ( 25406,78 + 19055,1) N


 461,88 N N
44461,88
M A  45732,22 Nm
Jumlah gaya yang bekerja pada sisi kanan :
1,8 g 1,8 1,8 1,8
Fkr  1,2  9802  1,2  19055,1 N
2 2
 2
M A  19055,1 1,8  22866,12 Nm
3

∑ Gaya adalah = 44461,88 – 19055,1


F = 25406,78 N

Letak garis kerja adalah :

M 22866,12
  0,9 m dari sendi A.
F 25406,78
4. Tentukan letak dari sendi pada pintu berbetuk persegi empat
(y) sehingga pintu akan terbuka bila tinggi muka air seperti
pada Gb.2.34.

2m
1m
y

Gambar 2.34
Jawaban :

Agar pintu terbuka maka y diharapkan terletak pada titik


pusat gaya tekan (titik kritis).

IG 1 / 12 13
yp  + y + 1,5  1,5556 m
yA 1,5  ( 11)
y  2 - 1,5556  0,4444 m
LATIHAN SOAL
1. Suatu tanki seperti pada gambar penampang lingkaran.
Tentukan gaya ke atas yang bekerja pada bidang kerucut
terpancung ABCD. Dan berapakah besar gaya ke bawah pada
bidang EF? Apakah gaya tersebut sama dengan berat cairan?
Jelaskan.
D1=0,60 m, D2=1,20 m
h1=0,60 m, h2=0,30 m, h3=1,50 m

h1
D1
B C
h2
A D
Gambar 2.29.Tekanan
ht pada dasar dan bagian
atas tanki
h3
Diameter
D 2  1, 20 m
E F
2. A. Tentukan besarnya gaya yang bekerja pada satu sisi
vertikal dari bidang OABCO, bila γ = 9500 N/m3.
B.Tentukan letak titik pusat gaya pada bidang tersebut.

O
x2
1m y
dy 8
B
C A
2y

Gambar 2.30.Gaya yang bekerja pada bidang lengkung


3. Suatu bendung dari pelat baja seperti pada gambar
mempunyai penyangga AB tiap 5m. Tentukan besarnya gaya
pada penyangga tersebut bila berat bendung diabaikan.

D
air 2m
X
Y

A
F
6m
P 2/3 F
C 5cm 4m
B
3m F

Gambar 2.33.
4. Suatu pintu air seperti pada Gb.2.35. mempunyai lebar 1,80 m.
Cairan yang ditahan adalah cairan yang mempunyai
g cairan = 8482,5 N/m . Berat pintu adalah Gp=942,5 KN.
3

Tentukan :
A. Besar dan letak garis kerja gaya pada dua sisi pintu AB.
B. Besarnya resultante gaya-gaya yang bekerja pada pintu.
C. Besarnya gaya F yang diperlukan untuk membuka
g
cairan
pintu.

Gambar 2.35.

Anda mungkin juga menyukai