Anda di halaman 1dari 30

Hidrolika& MekanikaFluida

HIDROSTATIKA

Oleh:
Leonardus Setia Budi Wibowo, S.T., M.T., Ph.D.
Hidrostatika
2.6. TEKANAN HIDROSTATIK PADA BIDANG DATAR
2.6.1. Gaya hidrostatik yang bekerja pada bidang datar horizontal

h
FA
d
FB Luas A

Gambar 2.8 Sebuah bidang datar terletak horizontal di dalam cairan


Hidrostatika
Dari Gb.2.8 dapat dilihat bahwa besarnya gaya-gaya yang bekerja pada sisi atas bidang adalah :

FA = p A A =  g h A (2.9)

Besarnya gaya-gaya yang bekerja pada sisi bawah :

FB = p B A =  g (h + d ) A (2.10)

Jumlah gaya-gaya yang bekerja pada bidang tersebut adalah :

FB − FA =  g (h + d ) A −  g h A =  g A d (2.11)

dimana :
ρ g d A = G, adalah berat cairan yang dipindahkan oleh bidang datar tersebut.

Dari pers.(2.11) tersebut dapat dinyatakan bahwa besarnya gaya-gaya cairan yang bekerja pada
benda yang berada di dalamnya adalah sama dengan berat cairan yang dipindahkan oleh benda
tersebut (Hukum Archimedes).
Hidrostatika
2.6.2. Gaya hidrostatik yang bekerja pada bidang datar yang terletak miring di dalam cairan
Besarnya gaya-gaya yang bekerja pada suatu bidang datar yang terletak miring membentuk sudut
θo dengan sumbu horizontal tergantung pada luas bidang dan letak titik berat bidang terhadap
permukaan cairan. Untuk menjelaskan hal ini diambil suatu bidang datar seperti pada Gb.2.9.
Tampak Samping O

h
F
dF
cairan

•G X
dA
P•
a k Atas
p
Tam

Gambar 2.9 Bidang datar yang terletak miring di dalam cairan


Hidrostatika
Garis perpotongan antara bidang yang miring dengan permukaan cairan diambil sebagai sumbu
X sedang sumbu y diambil pada bidang miring dengan perpotongan salib sumbu di titik O yang
terletak pada permukaan cairan. Dengan system x y tersebut besarnya gaya dF yang bekerja
tegak lurus pada suatu penampang kecil sekali seluas dA pada bidang, dapat dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut :

dF = p dA =  g h dA =  g y sin  dA (2.12)

Besarnya seluruh gaya yang bekerja pada bidang adalah :

F =  p dA =   g y sin  dA =  g sin   y dA
A A A

F =  g sin  y A =  g h A (2.13)
Hidrostatika
Dari pers(2.13) tersebut tampak bahwa beberapa pun besarnya sudut kemiringan bidang, besarnya gaya
hidrostatik F yang bekerja pada bidang oleh cairan ditentukan dari hasil perkalian luas bidang dan
tekanan pada titik berat bidang. Tidak seperti pada bidang yang terletak horizontal di dalam cairan, titik
tangkap resultante gaya pada bidang miring ini tidak terletak atau tidak melalui titik berat bidang.

Letak titik tangkap resultante gaya :

I xy IG
xp = +x (2.14) yp = +y (2.15)
yA yA

dimana :
IG = momen inersia bidang A terhadap sumbu yang melalui titik berat bidang tersebut.
Hidrostatika
2.6.3. Gaya hidrostatik yang bekerja pada bidang datar yang terletak vertikal di dalam
cairan
Besarnya gaya yang bekerja pada suatu bidang datar yang terletak di dalam cairan pada
dasarnya sama dengan gaya yang bekerja pada suatu bidang datar yang terletak miring
dengan sudut  = 90 0

y x
y dA
yp dy
•G
x
xp • P

Tampak Samping Tampak Depan

Gambar 2.10 Bidang datar yang terletak vertikal di dalam cairan


Hidrostatika
Penerapan Pers.(2.12) pada bidang yang terletak vertikal seperti pada Gb.2.10 adalah sebagai
berikut :

dF = p . dA =  g h dA =  g y sin  dA (2.16)

Karena  = 90 0 maka persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi :

dF =  g y dA

F =   g y dA =  g y A (2.17)

A
Hidrostatika
Letak titik tangkap garis kerja gaya :

I xy I xy
xp = = +x
yA yA

I xy
IG
yp = = +y
yA yA

Dua persamaan tersebut adalah Pers.(2.14) dan Pers.(2.15).


Untuk memudahkan perhitungan selanjutnya pada tabel 2.1 disajikan letak titik berat dan
besarnya momen kelambaman untuk beberapa bentuk bidang datar yang sering digunakan
Hidrostatika
Tabel 2.1.Letak titik berat dan
momen Inersia melalui titik berat
Hidrostatika
2.7. TEKANAN HIDROSTATIK PADA BIDANG LENGKUNG
Selain tergantung pada kedalaman yang berbeda-beda tekanan hidrostatik yang bekerja pada tiap titik
yang berbeda pada bidang lengkung juga mempunyai arah yang berbeda-beda. Resultante gaya tekan dapat
dicari dari resultante komponen gaya arah vertikal dan komponen gaya arah horizontal.
A. Komponen Horizontal
Komponen horizontal dari gaya tekan cairan yang bekerja pada bidang lengkung adalah sama dengan
gaya tekan cairan yang bekerja pada suatu proyeksi bidang lengkung tersebut pada bidang vertikal .

Gambar 2.11 Komponen horizontal gaya


h FH tekan yang bekerja pada bidang lengkung

Bidang vertikal
Hidrostatika
B. Komponen Vertikal
Jarak garis kerja komponen vertikal gaya tekan yang bekerja pada bidang lengkung
melalui titik berat dari volume cairan diatas bidang lengkung tersebut dan besarnya gaya
tekan tersebut adalah sama dengan berat cairan diatas bidang lengkung tersebut.

FV
h

Gambar 2.12 Komponen Vertikal gaya tekan yang bekerja pada bidang lengkung
Hidrostatika
C. Resultante Gaya Tekan Hidrostatik
Apabila dua komponen vertikal dan horizontal tersebut diatas terletak pada suatu bidang maka
dua komponen tersebut dapat digabung menjadi suatu resultante gaya yang besarnya dapat
dicari dengan persamaan :

F = FH + Fv
2 2
(2.18)

dengan arah yang membentuk sudut :


Fv
 = tan −1 (2.19)
FH
Hidrostatika
2.8. KESEIMBANGAN BENDA YANG MELAYANG DAN MENGAPUNG
2.8.1. Gaya apung
Suatu benda yang seluruhnya atau sebagian terbenam di dalam suatu cairan menerima
suatu gaya keatas oleh cairan, karena menurut hukum hidrostatika tekanan di dalam cairan
diam akan bertambah menurut kedalamannya. Gaya yang bekerja keatas tersebut disebut gaya
apung. Untuk menjelaskan arah dan besarnya gaya apung (buoyancy) diambil contoh pada
Gb.2.13 berikut ini :
M N P Q
FB
Q B •C
FB G
P R
B •C

G
S
(a) melayang (b) mengapung
Gambar 2.13 Benda yang melayang (a) dan mengapung (b) di dalam cairan
Hidrostatika

Gaya-gaya yang bekerja keatas pada permukaan bawah benda (PSR)


adalah sama dengan berat cairan di dalam volume P S R N M. Resultante
gaya yang bekerja ke atas (gaya apung) adalah sama dengan berat cairan di
dalam volume P S R N M dikurangi berat cairan di dalam volume P Q R N M,
yaitu berat cairan di dalam volume P Q R S.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa benda yang melayang (terendam
seluruhnya) atau mengapung (terendam sebagian) di dalam cairan akan
mengalami gaya apung yang besarnya sama dengan berat cairan yang
dipindahkan oleh benda tersebut. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum
Archimedes.
Hidrostatika
Secara umum besarnya gaya apung tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan:

FB =  g V (2.20)

dimana :
FB = gaya apung (N)
ρ = kerapatan cairan (kg/m3)
g = gaya gravitasi (m/det2)
V = volume cairan yang dipindahkan oleh benda (m)
Garis kerja gaya apung tersebut melalui titik berat cairan yang dipindahkan.
Hidrostatika
2.8.2. Kestabilan benda yang melayang
Kestabilan benda yang melayang di dalam cairan tergantung pada posisi relatif dari titik
berat benda dan titik berat cairan yang dipindahkan oleh benda tersebut yang dinamakan gaya
apung. Dari posisi relative tersebut dapat dibedakaan tiga tipe keseimbangan,

B B B

• •
• • Zm ZV • Z m
ZV

G G G
(a) (b) (c)

Gambar 2.14 Kondisi kestabilan dari benda yang melayang di dalam cairan
Hidrostatika
•Keseimbangan Mantap (gambar 2.14.a) adalah suatu keseimbangan dimana titik berat gaya
apung (zv) berada tegak diatas titik berat benda. Dalam hal ini setiap penggulingan benda akan
membuat suatu kopel.

•Keseimbangan Label (gambar 2.14.b)


Dalam kondisi ini titik berat gaya apung zv berada dibawah titik berat benda zm. Setiap
penggulingan benda akan menghasilkan suatu perubahan momen putar yang menyebabkan
benda berputar 180o.

•Keseimbangan Netral (gambar 2.14.c)


Dalam kondisi ini titik berat gaya apung zv berimpit mempunyai kecenderungan untuk tidak
berputar maupun meluruskan posisinya.
Hidrostatika
2.8.3. Kestabilan benda yang mengapung (floating bodies)
Dalam hal suatu benda tidak seluruhnya terendam (terapung) tidak perlu stabil, titik pusat gravitasi
zm harus terletak di bawah titik berat gaya apung zv.

M

•Z m A •G  E
FB

ZV B 1• •B
D
C

Gambar 2.15. Kestabilan dari benda prismatik yang mengapung


Hidrostatika
Pada Gb.2.15 ditunjukkan suatu penampang dari suatu benda dengan semua penampang paralelnya
identik. Apabila benda tersebut digulingkan seperti pada Gb.(2.15b), titik pusat gaya apung ZV terletak
pada titik berat trapezium A C D E yaitu titik B. Gaya apung bekerja keatas melalui titik berat B1
tersebut, sedang gaya berat benda bekerja kebawah melaui titik berat benda yaitu titik G. Titik
perpotongan antara garis vertikal keatas melalui B1 dan garis tengah benda yang melalui titik B disebut
titik metacentrum M. Dengan didapatkannya titik M tersebut maka keseimbangan benda yang
mengapung tersebut dapat dibedakan dalam tiga tipe yaitu :
a. Benda dalam keseimbangan stabil apabila titik M berada diatas titik G.
b. Benda dalam keseimbangan tidak stabil (labil) apabila titik M berada dibawah titik G.
c. Benda dalam keseimbangan netral apabila titik M tepat berada pada titik G.
Panjang G M disebut tinggi metacentrum.
Hidrostatika
Hubungan kuantitatif yang melibatkan prinsip-prinsip dasar kestabilan ini dapat di tunjukkan sebagai
berikut : Z
M

x B1

Tampak Atas
Tampak Depan
Gambar 2.16.Tampak atas (a) dan penampang melintang (b).
Suatu perahu yang merupakan benda dengan penampang bervariasi
Hidrostatika
I
BM = (2.21)
V

GM = BM  BG sehingga

I
GM =  BG (2.22)
V
Tanda plus (positif) digunakan apabila posisi titik G brada di bawah titik B, sedang tanda minus (negatif)
digunakan apabila titik G berada diatas titik B. Pers.(2.22) juga digunakan untuk menentukan kestabilan
benda yang mengapung, yaitu :
•Benda dalam keseimbangan stabil apabila GM > O
•Benda dalam keseimbangan labil apabila GM < O
•Benda dalam keseimbangan netral apabila GM = O
Hidrostatika Soal 2.1

a) Bagian atas terbuka (tekanan udara)


F1 = F2
pa . A = (p0 +  . g . h) . A

pa − p0 p
Sehingga hρ = = Tekan relatif
ρg ρg
Manometer
Tinggi naiknya air dalam pipa terbuka menunjukkan
p = pa – p0 =  . g . h
tekan relatif, p =  . g . h Tinggi
piezometer

F1
PA A
Tekanan absolut
Hidrostatika
b) Bagian atas tertutup vakum p0 = 0
F1 = F2
pa . A = (p0 + r . g . h) . A
p0 = 0
pa
h = tekan absolut Barometer Tinggi
Sehingga : a ρg p=.g.h piezometer

Hampa p0 = 0

Tinggi naiknya muka air dalam pipa tertutup


dan dibagian atas vakum (p = 0) menunjukkan
tekanan absolut.

Tekanan
absolut
Hidrostatika
Soal 2.2

Dalam suatu bejana berhubungan U (pipa U), dicari tinggi zat cair h2 yang membuat sistem pipa U tersebut dalam
P0 P0
keseimbangan.
Dengan tinggi dasar 1 (N1)
2 = 0,5 g/cm3
Tekanan sebelah kiri p1 = tekanan sebelah kanan pr
P0 + 1 . g . h1 = p0 + 2 . g . h2 + 3 . g . h3 h2 = ?
1000 x 1,0 = 500 x h2 + 1000 x 0,5
N2 N2
1000 = 500 h2 + 500
h2 = 1,00 m h1 = 1,0 m 1 = 1,0 g/cm3 h3 = 0,5 m

Dengan tinggi dasar 2 (N2)


N1 N1
Tekanan sebelah kiri p1 = tekanan sebelah kanan pr
1 . g . (h1 – h3) = 2 . g . h2
1000 . (1,0 – 0,5) = 500 . h2
h2 = 1,00 m
Hidrostatika Soal 2.3. :

Berapa besar tekanan dibejana 1 dan 2, jika bejana bagian 3 terukur tekanan sebesar p3 = 4,0 bar?

l6 p1

l5 Z
p3
30 l4 l7 l8
N N
l1
30
l2 p2
l3
Hg (raksa)

Air
Hidrostatika

Diketahui :
l1 = l2 = l7 = l8 = 2,0 m
l3 = l6 = 3,0 m
l4 = 4,0 m
l5 = 1,0 m

rair = 1000 kg/m3


rHg = 13600 kg/m3
l1
Ordinat tekanan vertikal
l2
h1 = l1 . sin 

h2 = l2 . sin  

Tekanan horizontal saling meniadakan


Hidrostatika
Penyelesaian :
Untuk mengukur tekanan di p1 dan p2 maka pz harus diketahui lebih dulu.
1) Tekanan pz pada tempat percabangan
P3 + Hg . g . l1 . sin  = pz + Hg . g . l5 . sin  + w . g . (l4 – l2) . sin 
400000 + 13600 . 9,81 . 2,0 . 0,5 = pz + 13600 . 9,81 . 1,0 . 0,5 + 1000 . 9,81 . 2,0 . 0,5
pz = 400000 + 133416 – 66708 – 9810 = 456898 N/m2  4,57 bar

2) Tekanan p1 di bejana bg 1 3) Tekanan p2 di bejana bg 2


pz = p1 + Hg . g . l6 . sin  p2 = pz + w . g . l8
p1 = 456898 – 13600 . 9,81 . 3,0 . 0,5 p2 = 456898 + 1000 . 9,81 . 2,0
p1 = 256774 N/m2  2,57 bar p2 = 476518 N/m2  4,76 bar
Hidrostatika
Hidrostatika

Anda mungkin juga menyukai