PRINSIP ENERGI
DAN MOMENTUM
Oleh:
Leonardus Setia Budi Wibowo, S.T., M.T., Ph.D.
Prinsip Energi dan Momentum
4.1. Pendahuluan
Prinsip ketetapan energi dan ketetapan momentum merupakan dasar
penurunan persamaan aliran saluran terbuka disamping ketetapan
momentum. Dengan persamaan energi dan persamaan momentum dapat
dibedakan tipe aliran sub-kritis, aliran kritis dan aliran superkritis. Persamaan-
persamaan tersebut sangat diperlukan untuk perencanaan saluran terbuka.
Prinsip Energi dan Momentum
4.2. Persamaan Gerak dari Euler
Penetapan hukum ketetapan energi di sepanjang garis arus dapat dijelaskan sebagai
berikut:
p s
p ds
s
ds
dz
θ
.g.dA.ds
Karena kecepatan V merupakan fungsi dari tempat (s) dan waktu (t), atau dalam suatu persamaan
dinyatakan dalam V = f (s,t), maka:
Prinsip Energi dan Momentum
Apabila Pers.(4.1), (4.2), dan (4.3) digabung maka diperoleh persamaan sebagai berikut:
dan apabila persamaan tersebut di atas dibagi dengan dA.ds, akan manjadi menjadi:
Prinsip Energi dan Momentum
dari gambar (4.1) dapat dilihat bahwa :
Untuk aliran tetap yaitu aliran yang tidak berubah menurut waktu maka semua penurunan (deferensiasi)
terhadap waktu menjadi sama dengan nol, sehingga persamaan tersebut di atas menjadi:
Prinsip Energi dan Momentum
Kemudian karena perubahan hanya terhadap tempat, maka Pers.(4.5) dapat diubah menjadi:
Pers.4.7 disebut Persamaan Bernoulli. Dalam hal ini tinggi energi dapat dinyatakan sebagai energi
tiap satuan berat.
Setiap suku dari Pers.(4.7) tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penggunaan Hukum Bernoulli antara dua titik pada satu garis arus adalah sebagai berikut:
Kehilangan energi sepanjang aliran dapat disebabkan oleh geseran atau perubahan penampang aliran oleh
gangguan lokal. Dibanding dengan kehilangan energi akibat geseran, kehilangan energi akibat perubahan
penampang atau arah aliran adalah kecil oleh karena itu disebut kehilangan energi minor (minor losses).
Akan tetapi apabila kehilangan minor ini berjumlah banyak di sepanjang aliran maka akan
mengakibatkan kehilangan yang berarti bagi sistem aliran. Oleh karena itu tetap perlu dipertimbangkan
di dalam analisa aliran. Di dalam sub bab ini akan disajikan beberapa bentuk kehilangan energi minor dan
persamaan dasar yang digunakan.
Prinsip Energi dan Momentum
4.3.2. Kehilangan Energi Minor
4.3.2.1. Pelebaran Tiba-tiba
Kehilangan energi pada aliran di dalam saluran yang melebar tiba-tiba dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan energi dan persamaan momentum. Berikut ini diuraikan penurunan persamaan
kehilangan energi akibat perlebaran tiba-tiba di dalam aliran saluran tertutup dan di dalam aliran saluran
terbuka.
a) ALIRAN SALURAN TERTUTUP
Aliran saluran tertutup adalah aliran di dalam saluran tertutup yang terisi penuh dan tidak
berhubungan dengan udara luar (atmosfer), atau tidak mempunyai permukaan cairan yang berbatasan
dengan udara luar. Misalnya di dalam suatu saluran tertutup dengan penampang memanjang seperti
pada Gambar 4.4 melebar tiba-tiba dari luas penampang A1 menjadi A2.
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
Dengan mengambil asumsi bahwa kecepatan aliran adalah seragam di seluruh penampang dan
besarnya sama dengan kecepatan rata-rata, serta dengan menganggap bahwa kehilangan energi akibat
geseran dapat diabaikan, penerapan persamaan momentum adalah sebagai berikut:
Dari gambar 4.4.
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
b) ALIRAN SALURAN TERBUKA
Aliran saluran terbuka adalah aliran di dalam saluran terbuka sehingga terdapat udara luar (atmosfer).
Penurunan persamaan energi di dalam saluran terbuka yang mengalami perlebaran tiba-tiba dapat
dilakukan dengan contoh aliran seperti pada Gb 4.5. berikut ini :
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
4.3.2.2. Perubahan dari pipa ke suatu tandon (RESERVOIR)
Perlebaran tiba-tiba dapat terjadi pada perubahan aliran dari suatu satu pipa ke suatu tendon.
Perubahan lebar tiba-tiba ini juga dapat menyebabkan kehilangan tinggi energi yang besarnya dapat
ditentukan dengan menggunakan Persamaan (4.25) atau Persamaan (4.26). Misalnya aliran tersebut
seperti pada Gb 4.6 dibawah ini :
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
4.3.2.3. Pelebaran lambat laun (DIFFUSER)
Di dalam praktek sering dijumpai aliran di dalam suatu pipa yang melebar tetapi tidak tiba-tiba.
Perlebaran tersebut melalui suatu transisi sehingga aliran melebar secara lambat laun, seperti tampak
pada Gb 4.7 dibawah ini.
Prinsip Energi dan Momentum
Perlebaran secara lambat laun ini dibuat untuk menurunkan kehilangan energi karena perlebaran aliran,
dengan cara mengurangi pusaran-pusaran arus yang terjadi. Perlebaran semacam ini dikenal sebagai
penyebaran arus (diffuser). Dengan perlebaran lambat laun ini menyebabkan timbulnya kehilangan tinggi
energi akibat geseran dinding yang besarnya dapat berkurang apabila sudut bertambah. Tetapi apabila
menjadi besar akan terjadi pusaran arus yang seharusnya dihilangkan. Oleh karena itu perlu dicari
besarnya pada harga yang optimum.
Besarnya kehilangan energi karena perlebaran lambat laun ini dapat dicari dengan cara “Gibson” dengan
menggunakan persamaan:
Prinsip Energi dan Momentum
dimana K adalah suatu koefisien yang besarnya dapat dicari diagram seperti pada Gambar 4.8 berikut
ini:
Prinsip Energi dan Momentum
Selain dengan menggunakan perumusan Gibson, kehilangan tinggi energi pada perlebaran aliran
lambat laun juga dapat ditentukan dengan cara lain yaitu dengan menggunakan Persamaan (4.32)
berikut ini :
dimana KE adalah koefisien kehilangan tinggi energi karena perlebaran lambat laun yang dapat
ditentukan dengan menggunakan tabel 4.1
Prinsip Energi dan Momentum
Cara lain untuk menentukan harga kehilangan tinggi energi karena perlebaran lambat laun adalah dengan
menggunakan Persamaan (4.31), yaitu:
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
4.3.2.4. Penyempitan tiba-tiba
Pada aliran yang mengalami penyempitan tiba-tiba akan mengalami kontraksi. Gb 4.9 menunjukkan
bahwa tepat di hilir penyempitan terjadi suatu vena kontrakta, yaitu suatu penampang tersempit dimana
garis-garis arusnya lurus. Sesudah vena kontrakta aliran melebar lagi untuk memenuhi penampang pipa.
Perlebaran ini menyebabkan terjadinya pusaran-pusaran arus diantara vena kontrakta sampai ke dinding
pipa.
Prinsip Energi dan Momentum
Dari Gb 4.9 dapat dilihat bahwa diantara vena kontrakta dan penampang 2 dimana aliran kembali
seragam, pada aliran adalah sama dengan pola aliran yang melebar tiba-tiba. Dengan demikian
persamaan kehilangan tinggi energi karena pelebaran tiba-tiba dapat digunakan disini yang pertama
adalah Persamaan (4.33),yaitu :
dimana KC disebut koefisien kehilangan tinggi energi akibat penyempitan yang besarnya dapat
ditentukan dengan menggunakan table sebagai berikut :
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
dimana harga CC dapat ditentukan dari harga-harga di dalam tabel 4.4 berikut ini:
Prinsip Energi dan Momentum
4.3.2.5. Perubahan aliran dari tandon ke suatu pipa
Suatu hal khusus dari kehilangan tinggi energi akibat penyempitan tiba-tiba adalah kehilangan tinggi
energi pada masuknya aliran dari suatu tandon (reservoir) ke dalam suatu pipa yang dikenal dengan “entry
loss” (lihat Gambar 4.10). Karena luas basah dari penampang melintang tandon jauh lebih besar daripada
luas penampang pipa maka perbandingannya
Prinsip Energi dan Momentum
Besarnya kehilangan tinggi energi ditentukan dengan menggunakan Persamaan (4.36), yaitu :
dimana harga KC tergantung pada bentuk hubungan antara tandon dan pipa (bentuk inlet ke pipa) yang
ditunjukkan pada Gambar 4.11 berikut ini :
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
4.3.2.6. Penyempitan lambat laun (CONFUSOR)
Seperti halnya perlebaran, aliran yang menyempit juga dapat terjadi secara lambat laun seperti
tampak pada Gb 4.12 berikut ini:
Prinsip Energi dan Momentum
Besarnya kehilangan tinggi energi pada penyempitan lambat laun dapat ditentukan dengan menggunakan
Persamaan (4.37), yaitu :
dimana K dapat diambil dari harga-harga di dalam tabel 4.5 berikut ini :
Prinsip Energi dan Momentum
4.3.2.7. Belokan dan sambungan pada belokan
Apabila aliran membelok pada suatu lintasan arus yang melingkar, akan terdapat gaya-gaya yang
bekerja di arah radial ke dalam yang menyebabkan percepatan ke dalam. Dengan demikian akan
terdapat peningkatan tekanan di dekat dinding belokan luar mulai dari titik A dan naik sampai harga
maksimum di titik B (lihat Gb4.13)
Prinsip Energi dan Momentum
Bersamaan dengan itu terjadi pula pengurangan tekanan di dekat dinding belokan dalam dengan tekanan
maximum pada C dan diukur suatu kenaikan dari C sampai D. Oleh karena itu cairan akan mengalami
suatu gradien tekanan terbalik yang menyebabkan pemisahan aliran dari dinding dan akibatnya terjadi
kehilangan energi. Disamping itu, kehilangan energi juga diakibatkan oleh aliran sekunder (secondary
flow) yang terjadi pada belokan. Untuk keperluan praktis kehilangan energi tinggi energi pada aliran di
dalam belokan dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan (4.38), yaitu:
dimana harga K dapat diambil dari harga-harga di dalam tabel 4.6 berikut ini:
Prinsip Energi dan Momentum
Pembuatan belokan tidak tajam seperti tampak pada Gambar b di dalam Tabel 4.6 biasanya dilakukan
dengan sambungan. Harga tersebut telah mempertimbangkan adanya sambungan tersebut.
Prinsip Energi dan Momentum
4.3.3. Kehilangan Energi Akibat Gesekan
Kehilangan energi akibat gesekan di dalam pipa pada umumnya dipakai persamaan Darcy-Weisbach.
hf adalah kerugian tinggi-tekan, atau jatuh-garis-gradien-hidrolik, dalam panjang pipa L, yang mempunyai
garis-tengah-dalam D dan kecepatan rata-rata V. hf mempunyai dimensi panjang dan dinyatakan dalam
foot-pound per pound atau meter-newton per newton. Faktor gesekan f ialah suatu faktor tanpa-dimensi
yang diperlukan untuk membuat persamaan tersebut memberikan harga kerugian yang benar. Semua
besaran dalam persamaan diatas kecuali f dapat diukur secara eksperimental. Peralatannya yang khas
ditunjukkan dalam gambar dibawah ini. Dengan mengukur debit dan garis-tengah-dalam, maka kita dapat
menghitung kecepatan rata-rata. Kerugian tinggi-tekan hf diukur dengan manometer diferensial yang
dipasang pada lubang pizometer di penampang 1 dan penampang 2, yang berjarak antara L.
Prinsip Energi dan Momentum
Prinsip Energi dan Momentum
Gambar 4.15
Diagram Moody