Anda di halaman 1dari 7

HIDRAULIKA LANJUT

PAPER PENGGUNAAN MOMENTUM YANG BERKAITAN


DENGAN AIR DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

NI PUTU YUNI ARDANI


1981511040

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
A. Momentum

Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda yang sedang
bergerak. Makin sukar memberhentikan benda, makin besar momentumnya. Kesukaran
memberhentikan suatu benda bergantung pada massa dan kecepatan. Momentum diberi
lambang P, didefenisikan sebagai hasil kali massa (m) dan kecepatan (v) (P = m.v). Arah
momentum adalah searah dengan arah kecepatan. Satuan besaran momentum adalah kg m s-
1, dengan dimensi momentum [M] [L] [T]-1.
Partikel – partikel aliran zat cair mempunyai momentum, oleh karena itu kecepatan
aliran berubah baik dalam besar maupun arahnya, maka momentum partikel-partikel zat cair
juga akan berubah. Menurut hokum Newton II, perubahan momentum tersebut dapat
menyebabkan terjadinya gaya, yang disebabkan karena sebanding dengan laju perubahan
momentum. Perubahan yang terjadi pada kecepatan aliran fluida baik dalam besaran maupun
arahnya tidak terjadi begitu saja, namun ada gaya yang bekerja didalamnya. Apabila hal
tersebut dikaitkan dengan Hukum II Newton (F = m.a), bisa dikatakan diperlukan gaya untuk
menghasilkan perubahan tersebut yang sebanding dengan besarnya kecepatan perubahan
momentum. Hukum II Newton, F = m.a, ini hanya berlaku khusus untuk massa benda yang
konstan (seperti pergerakan aliran air di dalam pipa/tabung yang massanya konstan). Kalau
pada kasus massa benda yang berubah itu menggunakan, F =∆p/∆t, misalnya massa benda
yang bergerak dengan kelajuan mendekati kelajuan cahaya (3 x 108 m/s) tidaklah konstan
melainkan bergantung pada kelajuannya, tapi hal seperti itu jarang terjadi di kenyataan.
Gaya yang terjadi karena adanya gerak zat cair disebut dengan gaya dinamis dan
merupakan gaya tambahan pada gaya tekanan hidrostatis. Dalam menentukan besarnya
kecepatan perubahan momentum di dalam aliran fluida, aliran dengan luas permukaan dA
serta komponen-komponen gaya yang bekerja dalam aliran fluida dapat dilihat seperti
gambar 1. Dalam hal ini dianggap bahwa aliran melalui tabung arus adalah mantap.
Momentum melalui tabung aliran dalam satu satuan waktu adalah :

d Momentum = dMv = ρ ν dA v=ρ ν 2 dA


dengan :
ρ = rapat massa
v = kecepatan aliran
A= tampang aliran
t = waktu
Gambar 1. Penurunan persamaan momentum

Koefisien Koreksi Momentum di dalam penurunan persamaan momentum untuk aliran


mantap dan satu dimensi, kecepatan aliran dan rapat massa adalah seragam pada satu
tampang lintang aliran. Pada kenyataannya distribusi kecepatan pada suatu tampang adalah
tidak seragam. Demikian juga dengan rapat massa untuk aliran kompleksibel. Dengan
demikian sebenarnya momentum di dalam aliran adalah :
Momentum = ∫ p v dA v
Dengan v dan p adalah kecepatan aliran pada pias d Adan rapat massa. Dengan anggapan
bahwa kecepatan aliran merata maka momentum yang terjadi di dalam aliran adalah :
Momentum = β ρV A V
Dengan β adalah koefisien koreksi momentum. Dengan menyamakan kedua bentuk
momentum maka akan dapat diperoleh koefisien koreksi momentum sebagai berikut :
∫ v p v dA
β=
V pV A
Sedangkan untuk zat cair tak kompresibel sebagai berikut :
∫ v 2 dA
β=
V2 A
B. Penerapan Momentum Pada Belokan Pipa Pesat PLTA
PLTA merupakan salah satu sumber yang pertama dari energi mekanik dan sumber
daya energi terbarukan tertua di dunia. Referensi yang dikenal paling awal adalah ditemukan
dalam sebuah tulisan Yunani dari 85 SM dan ada referensi dalam teks Romawi terdahulu.
Roda sederhana yang digunakan untuk menggerakkan pabrik dan menggiling gandum dikenal
di Cina selama abad ke-1, dan pada awal milenium kedua teknologi secara luas dikenal di
seluruh Asia dan Eropa.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah suatu pembangkit yang memanfaatkan
perubahan tenaga dari tenaga potensial air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi
tenaga listrik. Pengubahan ini menggunakan peralatan turbin dan generator. Peran
PLTA/PLTMinihidro sebagai penunjang pembangkit yang ada masih berpotensi untuk
dikembangkan, Namun biaya investasi PLTA/PLTM sangat besar, waktu pembangunan
cukup lama sehingga harus dilakukan perencanaan yang mantap. Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA). Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari
tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan
bantuan turbin air dan generator . Bentuk pembangkit tenaga air adalah bervariasi, tetapi
prinsip kerjanya adalah sama, yaitu ; (Perubahan tenaga potensial air menjadi tenaga listrik).
Perubahan memang tidak langsung, tetapi berturut-turut melalui perubahan sebagai berikut :
 Tenaga potensial yang ada pada air dialirkan sehingga menjadi Tenaga kinetik.

 Tenaga kinetik oleh turbin diubah menjadi Tenaga mekanik

 Tenaga mekanik potaran poros turbin diteruskan ke generator sehingga terbentuk


Tenaga listrik
Energi pada PLTA terkandung pada fluida atau aliran zat cair yang memiliki energi
potensial dalam proses aliran dalam pipa. Energi potensial ini akan secara perlahan berubah
menjadi energi kinetik berdasarkan pada cepat laju zat cair dalam pipa. Perubahan ini
berdasarkan pada ketinggian zat cair dalam pipa atau tinggi jatuh air dalam pipa. Energi
kinetik tersebut akan dapat berubah menjadi energi kinetik jika aliran air/laju aliran air pada
suatu pipa mendorong turbin untuk bergerak.
PLTA sendiri mempunyai beberapa komponen yaitu bendungan, saluran pengambilan,
bak penenang, pipa pesat, dan power house yang mana dalam power house ini terdapat turbin
dan generator dan peralatan pendukung lainya. Pada pipa pesat untuk membawa air dari bak
penenang ke turbin diperlukan pipa yang mampu menahan tekanan yang cukup tinggi, pipa
ini disebut juga pipa pesat. Dasar perancangan pipa pesat ini adalah sama dengan
perencanaan tangki dan vessel (bejana tekan); akan tetapi karena governor kontrol dan katup
operasi turbin dapat mengakibatkan tekanan tiba tiba seperti water hammer maka
perencanaannya perlu diperhatikan. Apabila jarak antara bak penenang dan turbin pendek,
pipa pesat yang digunakan satu batang pipa untuk satu turbin. Sedangkan untuk pembangkit
yang mempunyai head yang tinggi atau jarak antara turbin dan bak penenang panjang maka
digunakan satu batang pipa khusus untuk melayani beberapa turbin.Ada beberapa jenis dan
bahan pipa pesat yaitu:

a) Pipa Carbon (pipa baja)

b) Pipa spiral welded steel (Pipa baja spiral)

c) Pipa PVC

d) Pipa rolled welded steel (pipa baja gulung)


Perubahan arah aliran pada pipa dapat menyebabkan terjadinya gaya – gaya yang bekerja
pada belokan pipa. Gaya – gaya tersebut disebabkan oleh gaya tekanan statis dan gaya
dinamis. Belokan pada pipa pesat dari pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu
contoh. Pipa pesat berfungsi sebagai penyalur air dari waduk menuju ke turbin pembangkit
listrik di rumah tenaga (power house). Jalur pipa pesat tersebut akan mengikuti topografi
daerah, sehingga di sepanjang pipa pesat terdapat banyak belokan. Gaya-gaya yang bekerja
pada belokan tersebut harus bisa didukung oleh konstruksi penyokong atau pondasi. Pada
belokan akan terjadi gaya yang disebabkan oleh tekanan hidrostatis dan dinamis. Dengan
persamaan momentum dan mengabaikan kehilangan tenaga di belokan.
Gambar 2. Gaya pada belokan dan perubahan diameter

Belokan pipa pesat PLTA berlaku persamaan momentum dimana terdapat persamaan
yang tergantung pada arah x dan y. dimana berikut ini adalah persamaan momentum arah x
dan arah y sebagai berikut :
Persamaan momentum arah – x :

Rx = P1.A1-P2.A2.cosθ-Rx - ρ. Q (V2. cosθ-V1)


Persamaan momentum arah – y :

Ry = w + P2.A2.sinθ + ρ. Q.V2. sinθ

Dengan W adalah berat zat cair pada potongan yang ditinjau. Dari kedua persamaan tersebut
didapat resultan gaya R sebagai berikut :
Ry
R = √ R2x + R2y dan tg α =
Rx
Sudut α diukur terhadap horizontal menunjukkan arah kerja gaya R. Gaya R tersebut akan
berusaha untuk melepaskan bagian belokan dari pipa utama, yang harus dapat ditahan oleh
sambungan antara pipa dan belokan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010 Laporan Studi Kelayakan Pembangunan PLTA Koko Putih,PT. Nusantara
Indo Energi, Jakarta.Internet:

Bambang Triatmodjo, 2014 Hidraulika II, Beta Offset, Yogyakarta

Sharma K.N. Dandekar. M.M, 1991, Pembangkit Listrik Tenaga Air, UI-press, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai