Anda di halaman 1dari 10

MODUL PRAKTIKUM 1

Gerak Lurus Beraturan

PROGRAM STUDI
S1 TEKNIK KOMPUTER
Pesawat Atwood

MANUAL PESAWAT ATWOOD


(PMK 135)
A. Pendahuluan
Pesawat Atwood terdiri dari dua buah beban M1 dan M2 yang dihubungkan dengan seutas tali
kemudian dilewatkan melalui sebuah katrol. Tali yang menghubungkan beban cukup ringan
sehingga massanya dapat diabaikan, begitu pula dengan katrol. Pesawat Atwood digunakan
untuk mempelajari gerak benda, di antaranya menguji hukum-hukum gerak Newton dan
mengukur besar percepatan gravitasi (g).

Pada pesawat ini dapat diamati dua jenis gerak, yaitu gerak linier dan gerak rotasi. Gerak linier
yang dapat diamati adalah Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB). Gerak rotasi adalah gerak katrol melalui porosnya. Untuk gerak rotasi katrol, momen
inersia katrol perlu diperhitungkan. Akan tetapi, jika massa benda-benda yang digantungkan
pada tali jauh lebih besar daripada massa katrol, maka massa katrol dapat diabaikan. Dalam
hal ini, persamaan gerak sistem menjadi lebih sederhana.

Jika momen inersia tidak dapat diabaikan, momen inersia katrol harus masuk ke dalam massa
sistem dalam bentuk “massa ekivalen” katrol. Bila r adalah jari-jari efektif katrol, maka massa
ekivalen katrol (mk) sama dengan I/R2, sehingga pada gerak sistem ini akan berlaku gerak
yang ekivalen dengan persamaan gerak linier.

B. Peralatan
1. Atwood bertiang ganda.
Tinggi tiang : 150 cm.
Katrol : diameter 12 cm; bahan plexiglass.
2. Tali penggantung berbahan nilon.
Digunakan untuk menghubungkan 2 buah beban silinder, panjang 185 cm.
3. Dua buah beban berbentuk silinder M1 dan M2 yang massanya sama (100 gram)
diikatkan pada ujung-ujung tali penggantung; terbuat dari bahan kuningan.
4. Beban tambahan bercelah berjumlah 5 buah, masing-masing memiliki massa 5 gram.
Beban dapat diletakkan di atas beban silinder. Bahan aluminium.
5. Penghenti beban dengan lubang (diameter 3,64 cm), digunakan untuk menahan beban
bercelah untuk percobaan Gerak Lurus Beraturan. Bahan baja.
6. Penghenti beban tanpa lubang, digunakan untuk menahan beban silinder. Bahan baja.
Posisi penghenti beban dengan dan tanpa lubang dapat diatur dengan mudah di
sepanjang tiang.
7. Pemegang beban dengan pegas (pelepas beban), digunakan untuk menahan dan
melepas beban slinder.
8. Pewaktu Pencacah (Timer Counter) AT-01 (opsional, dijual terpisah).
Digunakan untuk menghitung waktu perpindahan beban silinder.
9. Gerbang cahaya (opsional, di jual terpisah).
Pesawat Atwood dan pelengkapnya ditunjukkan pada Gambar 1.
Pesawat Atwood

Gambar 1. Pesawat Atwood

C. Pewaktu Pencacah
PENDAHULUAN

Pewaktu Pencacah adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pewaktu (timer) dan sebagai
pencacah (counter). Alat ini biasa digunakan pada peralatan rel udara dan pada percobaan
lainnya seperti ayunan bandul.
Pesawat Atwood
Pewaktu Pencacah dilengkapi dengan dua buah gerbang cahaya sebagai
pengindera/sensor. Gerbang cahaya berfungsi untuk mengindera transisi terang ke gelap
(Gambar 3) dan gelap ke terang (Gambar 4) pada saat benda melewati celah gerbang
cahaya. Transisi tersebut digunakan oleh Pewaktu Pencacah sebagai dasar pengukuran.
Terang didefinisikan sebagai keadaan saat gerbang cahaya tidak terhalang, dan gelap
merupakan keadaan saat gerbang cahaya terhalang objek.

Gerbang Gerbang cahaya cahaya

penghalang
cahaya penghalang
cahaya
Arah gerak Arah gerak
Gambar 2. Posisi awal penghalang cahaya dan Gambar 3. Transisi terang ke gelap gerbang
cahaya.
Gerbang
cahaya

penghalang
cahaya

Arah gerak

Gambar 4. Transisi gelap ke terang

Untuk selanjutnya transisi terang ke gelap disebut sebagai pulsa naik dan transisi gelap ke
terang disebut sebagai pulsa turun. Pewaktu pada dasarnya mengukur selang waktu
antara dua kejadian, misalnya selang waktu antara saat pulsa naik dan pulsa naik
berikutnya, atau antara pulsa naik dan pulsa turun berikutnya. Pulsa yang dapat diindera
oleh pewaktu adalah pulsa dalam bentuk tegangan listrik. Bila pulsa dikaitkan dengan
benda bergerak dan jarak perpindahan yang ditempuh (∆s) benda pada selang waktu
tersebut (∆t) diketahui, maka kecepatan rata-rata dapat dihitung dengan:
∆𝑠𝑠
𝑣𝑣 =
∆𝑡𝑡
Pesawat Atwood

Laju sesaat pada selang waktu yang kecil dapat didekati dengan membuat jarak tempuh
cukup kecil sehingga selang waktunya yang diperoleh juga relatif sangta kecil. Bila laju
sesaat pada dua kejadian diketahui dan bila gerak itu diyakini sebagai gerak berubah
beraturan, percepatan gerak dapat dicari melalui persamaan:
𝑣𝑣2 −𝑣𝑣1
𝑎𝑎 =
∆𝑡𝑡

DASAR PENGUKURAN

Mode pengukuran pada Pewaktu Pencacah yang sering digunakan dalam percobaan
dengan pesawat Atwood adalah TIMING I dan TIMING II.

TIMING I
Fungsi TIMING I adalah untuk mengukur selang waktu selama gerbang cahaya terhalang
oleh penghalang cahaya atau suatu objek. Perhatikan gambar di bawah ini:
Gerbang
Pulsa naik cahaya
Pulsa turun

Penghalang cahaya

A B
Gambar 5

Pada saat penghalang cahaya bergerak dari A ke B, gerbang cahaya pertama kali akan
mengindera pulsa naik, bersamaan dengan itu pewaktu mulai menghitung waktu,
kemudian setelah beberapa saat gerbang cahaya akan mengindera pulsa turun,
bersamaan dengan itu pewaktu berhenti menghitung waktu. Hasil pengukuran ditampilkan
pada layar Pewaktu Pencacah. Pada pesawat Atwood, mode TIMING I dapat digunakan
untuk percobaan Gerak Lurus Beraturan (menentukan kecepatan sesaat).
Pesawat Atwood
TIMING II
Fungsi TIMING II adalah untuk mengukur selang waktu saat gerbang cahaya mengindera
pulsa naik pertama dengan pulsa naik kedua. Perhatikan gambar berikut ini:
Gerbang
Pulsa naik 1 cahaya
Pulsa naik 2
t

Penghalang cahaya

A B
Gambar 6

Pada saat penghalang cahaya bergerak dari A ke B, pertama kali gerbang cahaya akan
mengindera pulsa naik ke-1, bersamaan dengan itu pewaktu mulai menghitung waktu.
Setelah beberapa saat gerbang cahaya mengindera pulsa naik ke-2 bersamaan itu pula
pewaktu berhenti menghitung waktu. Hasil pengukuran waktu tersebut ditampilkan pada
layar Pewaktu Pencacah. Pada pesawat Atwood, mode TIMING II digunakan untuk
percobaan Gerak Lurus Beraturan (menentukan kecepatan rata-rata) dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (menentukan percepatan gerak benda dan percepatan gravitasi).

Penjelasan lengkap tentang Pewaktu Pencacah AT-01 (GME 100) dapat dilihat pada buku
MANUAL PEWAKTU PENCACAH AT-01.
Pesawat Atwood

PERCOBAAN 01

GERAK LURUS BERATURAN


A. Tujuan
1. Menunjukkan gerak lurus beraturan pada pesawat Atwood.
2. Menentukan kecepatan gerak benda dengan 2 mode Pewaktu Pencacah yang
berbeda.
3. Memahami gerak lurus beraturan berdasarkan besaran-besaran kinematisnya.

B. Pendahuluan
Pada gerak lurus beraturan perubahan jarak tetap untuk setiap selang waktu tertentu, yang
berarti bahwa benda bergerak dengan kecepatan tetap atau tanpa percepatan. Secara
matematis dapat ditulis:
𝑠𝑠

𝑣𝑣 = 𝑡𝑡 (1.1)

v menyatakan kecepatan gerak benda (m/s), s adalah jarak tempuh (m), dan t adalah waktu
tempuh (s).
Hal ini sesuai dengan Hukum Newton I yang berbunyi:
Sebuah benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan terus bergerak
dengan laju dan arah tetap jika tidak ada gaya luar yang bekerja padanya (ΣF=0).

Secara umum pengalaman kita menunjukkan bahwa benda yang digerakkan tidak akan
terus bergerak, melainkan berhenti setelah beberapa saat. Hal ini disebabkan oleh adanya
gaya gesekan. Agar benda dapat bergerak maka dibutuhkan gaya yang besarnya sama
atau melebihi gaya gesekan.

Gerak lurus beraturan pada pesawat Atwood dapat diperoleh dengan cara menambahkan
beban bercelah pada salah satu beban silinder kemudian beban tersebut ditahan
menggunakan penahan beban berlubang, sehingga selanjutnya beban silinder bergerak
dengan kecepatan tetap.

Pengukuran waktu untuk GLB dapat dilakukan dengan mode Pewaktu Pencacah TIMING II
yang akan dilakukan pada percobaan ini.

C. Persiapan Percobaan
1. Gantungkan beban silinder pada ujung-ujung tali kemudian lewatkan tali pada katrol.
2. Pastikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban. Jika tali tidak berada
di tengah, maka sesuaikan dengan mengatur kerataan pesawat Atwood menggunakan
sekrup pengatur ketegaklurusan pada bagian alas.
3. Putar sekrup hingga tali beban berada tepat di tengah masing-masing pengarah beban.
4. Pasang pemegang beban pada sisi kiri bawah tiang.
Pesawat Atwood
5. Pasang penghenti beban berlubang, gerbang cahaya 1, gerbang cahaya 2, dan
penghenti beban tanpa lubang berurutan dari atas ke bawah pada tiang sebelah kanan
(lihat Gambar 1.1).
6. Tahan beban M1 (sebelah kiri) pada pemegang beban.

D. Prosedur Percobaan

TIMING II Pengarah beban

1. Atur fungsi Pewaktu Pencacah pada TIMING II dengan cara


menekan tombol FUNCTION sampai lampu indikator merah
berada pada TIMING II.
2. Atur agar M2 berada pada skala 30 cm dengan mengatur
tinggi pemegang beban.
3. Atur jarak objek-objek berikut:
• Penghenti beban berlubang berada pada skala 40 cm
• Gerbang cahaya 1 pada skala 90 cm.
• Gerbang cahaya 2 pada skala 110 cm.
4. Tambahkan 5 beban tambahan (m) bercelah pada M2.
5. Lepaskan M1 dengan menekan pegas sehingga M1 akan
bergerak ke atas, sedangkan M2 akan bergerak ke
bawah dan berhenti saat menyentuh penghenti beban
tanpa lubang.
6. Dengan fungsi TIMING II akan diperoleh 1 data waktu. Catat
nilai waktu yang ditampilkan di layar Pewaktu Pencacah
pada Tabel 1.2.
7. Kembalikan posisi M1 dan M2 seperti semula, dengan M1
pada pemegang beban, kemudian tekan tombol FUNCTION
pada Pewaktu Pencacah untuk mengembalikan nilai waktu
ke angka 0 (reset to zero).
8. Ubah posisi gerbang cahaya 2 dengan penambahan skala 5 cm.
9. Ulangi langkah 4 - 8 hingga jarak antara gerbang cahaya 1 dan 2 sebesar 50 cm. Catat
nilai jarak tersebut sebagai s.
Pesawat Atwood
E. Pengolahan Data
Seperti yang sudah dijelaskan pada pendahuluan Pewaktu Pencacah, bahwa TIMING II
menghitung waktu dari pulsa naik ke pulsa naik selanjutnya. Berdasarkan hal ini, data
waktu yang diperoleh dari percobaan merupakan waktu (t) perpindahan beban silinder dari
gerbang cahaya 1 ke gerbang cahaya 2 (s). Kecepatan gerak beban silinder dapat
ditentukan dengan:
𝑠𝑠
𝑣𝑣 = (1.2)
𝑡𝑡
Tabel 1.1
s (m) t (s) v (m/s) % galat
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5

Gambarkan grafik s terhadap t pada diagram di bawah ini kemudian lakukan regresi linier
dan catat persamaan garisnya:
s (m)

t (s)

Lakukan regresi linier terhadap kurva grafik s-t dan catat persamaan garisnya: y
= ………….
Persamaan garis ini merupakan persamaan linier yang berbentuk:
𝑦𝑦 = 𝑚𝑚𝑚𝑚 + 𝑏𝑏 (1.3)
Pesawat Atwood
Persamaan tersebut sama dengan rumus untuk mencari nilai jarak:
𝑠𝑠 = 𝑣𝑣. 𝑡𝑡 (1.4)
Berdasarkan kesamaan tersebut maka nilai kemiringan garis m merupakan representasi
dari nilai v. Catat nilai kecepatan di bawah ini:
v = ……….. m/s
Hitunglah nilai persentasi galat/error dari masing-masing nilai kecepatan hasil percobaan
terhadap nilai kecepatan dari grafik. Catat nilainya pada tabel di atas!

F. Tugas Modul
1. Bagaimanakah nilai kecepatan terhadap perubahan jarak pada percobaan ini?
2. Bagaimanakah seharusnya nilai kecepatan pada gerak lurus beraturan?
3. Berbedakah nilai kecepatan pada tiap titik? Jika ya, sebutkan faktor-faktor penyebab
perbedaan nilai kecepatan pada percobaan ini!

G. Kesimpulan
1. Bagaimanakah gerak suatu benda dapat dikatakan sebagai gerak lurus beraturan?
2. Dapatkah gerak beban silinder pada percobaan ini disebut gerak lurus beraturan?
Jelaskan!

Anda mungkin juga menyukai