I. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui dasar-dasar penggunaan alat ukur dan cara pengukurannya.
II. Alat-Alat
1. Jangka sorong
2. Micrometer
3. Neraca ohaus
4. Voltmeter
5. Amperemeter
6. Ohmmeter
2. Micrometer
Micrometer digunakan untuk mengukur panjang, lebar, diameter luar dan tinggi
Gambar 2.mikrometer
3. Neraca ohaus
Neraca Ohaus merupakan neraca yang sering digunakan dilaboratorium, dengan
tingkat ketelitiannya 0,01 gram. Anak timbangnya sudah ada pada neraca itu
sendiri, cara menggunakannya dengan menggeser anak timbang sepanjang
lengan dan massa bendanya ditentukan oleh posisi anak timbang sepanjang
lengan setelah dinyatakan setimbang.
4. Voltmeter
Alat ini digunakan untuk mengukur beda potensial dalam rangkaian listrik. Pada
dasarnya konstruksi dan cara kerja tidak berbeda dengan galvanometer.
Dimana :
Rs = tahanan seri
Vab = beda potensial antara titik A dan B
C = kumparan (coil)
Sebagai contoh :
Voltmeter yang digunakan di Laboratorium mempunyai Rc = 55 Ω, Rs = 110 Ω,
dan Ic = 0,06 A, sehingga beda potensial antara A dan B adalah :
Vab = Ic (Rc + Rs) = 10 volt
Maka angka skala voltmeter dari 0 sampai +10.
Cara menggunakan voltmeter :
a. Perhatikan kutub poitif dan negatifnya untuk pengukuran
b. Perhatikan daya ukur maksimum untuk voltmeter berskala.
5. Amperemeter
Alat ini digunakan untuk mengukur arus listrik pada suatu rangkaian.Prinsip kerja
dan konstruksi alat tidak berbeda dengan galvanometer.
i = ic + is
Dimana :
Rsh = tahanan shunt
Bila ic = 0,06 A, Rc = 55 Ω dan Rsh = 0,67 Ω, maka ic = Vc/Rc
Sehingga :
is = (ic x Rc) / Rsh = 4,94 A.
II. Alat-Alat
1. Statip 1 (satu) set
2. Anak timbangan 1 (satu) set
3. Pegas 2 (dua) buah
4. Stopwatch 1 (satu) buah
2. Cara dinamis
Apabila cara statis yang telah diberi beban tadi dihilangkan bebannya, maka
pegas akan mengalami getaran selaras dengan periode :
𝑚
T = 2 π( )1/2 ................................. (2)
𝑘
Dimana :
M = massa beban
g = percepatan gravitasi
T = periode
K = tetapan pegas
Catatan : praktikan diharuskan menimbang masing-masing beban.
Sedangkan apabila digunakan 2 beban , maka didapat :
𝑇22 −𝑇02
W2 = W1[ ] .................................... (3)
𝑇12 −𝑇02
Dimana :
W2 = berat pembebanan kedua tanpa pegas dan ember
W1 = berat pembebanan ke 1 tanpa pegas dan ember
T1 = periode pembebanan ke 1
T2 = periodepembebanan ke 2
T0 = periode tanpa pembebanan
2. Cara dinamis
a. Gantungkan ember pada pegas, berikalah simpangan pada ember lalu
lepaskan. Catat waktu yang diperlukan untuk 15 getaran dan untuk
menghitung periode menggunakan persamaan (4) :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑇=
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
b. Tambahkan sebuah beban pada ember, lalu catat waktu yang diperlukan
untuk 15 getaran. Dan kerjakan langkah ini dengan menambahka beban.
Usahakan langkah pada poin a-b dengan memberi simpangan yang sama.
c. Lakukan langkah a-b untuk pegas yang lain.
I. Tujuan Percobaan
Menentukan “percepatan gravitasi bumi” dengan menggunakan bandul matematis
II. Alat-Alat
1. Bandul matematis
2. Beban setangkup 1 (satu) set
3. Rolmeter 1 (satu) buah
4. Stopwatch 1 (satu) buah
1 𝑔
f= ( ⁄𝑙)1/2
2𝜋
T = 2𝜋(𝑙⁄𝑔)1/2 .......................................... (1)
Dimana :
II. Alat-Alat :
1. Bandul fisis 1 set.
2. Timbangan
3. Penggaris
𝜏 = −(𝑚𝑔) (𝑑 𝑠𝑖𝑛 Ɵ)
tanda negative menunjukkan bahwa torsi pemulih berorientasi searah jarum jam
jika perpindahannya berlawanan arah jarum jam, dan sebaliknya. Jika benda
tersebut dilepaskan, benda tersebut berosilasi di sekitar posisi kesetimbangannya.
Geraknya bukan harmonik sederhana karena torsi 𝜏 lebih sebanding dengan 𝑠𝑖𝑛 Ɵ
dari pada dengan Ɵ sendiri. Akan tetapi, jikaƟ kecil, kita kembali dapat mendekati
𝑠𝑖𝑛 Ɵ dengan Ɵ dalam radian, dan gerakannya mendekati harmonik sederhana.
Dengan pendekatan
𝜏 = −(𝑚𝑔𝑑)(Ɵ)
𝑑2 𝜃
−(𝑚𝑔𝑑)(Ɵ) = 𝐼𝛼 = 𝐼
𝑑𝑡 2
𝑑2 𝜃 𝑚𝑔𝑑
= − 𝜃
𝑑𝑡 2 𝐼
Dengan membandingkan dengan persamaan di atas dengan persamaan 1,
kitamelihatbahwaperan(𝑘/𝑚) untuk sistem massa-pegas dijalankan disini oleh
𝑚𝑔𝑑
besaran 𝐼
. Maka frekuensi sudut diberikan oleh
𝑚𝑔𝑑
𝜔= √ 𝑙
(𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑙𝑢𝑚 𝑓𝑖𝑠𝑖𝑘, 𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑡𝑢𝑑𝑜 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙) ....................... (1)
𝑥1 𝑚1 + 𝑥2 . 𝑚2
𝑥0 =
𝑚1 + 𝑚2
8. Dengan simpangan kecil, hitung waktu yang diperlukan untuk setiap 10 getaran
Gambar 2. Bandul Fisis
II. Alat-Alat :
1. Stop clock (timer) 1 buah
2. Bola besi (gotri) 2 buah
I. Tujuan
Menentukan Modulus Young suatu pegas
II. Dasar Teori
Setiap bahan memiliki elastisitas (kelenturan). Besarnya koefisien elastisitas bahan
berbeda-beda. Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali
ke bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan.
Sedangkan benda yang tidak elastis adalah benda yang tidak kembali kebentuk semula
saat gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dilepaskan.
1. Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya F yang dialami kawat dengan
luas penampangnya (A). Tegangan dirumuskan sebagai berikut.
𝐹
𝜏=
𝐴
Dimana : 𝜏 = tegangan ( Pa )
𝐹 = gaya luar yang diberikan pada benda ( N )
𝐴 = luas penampang (m2)
2. Regangan
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara perubahan panjang dengan panjang
mula-mula. Regangan dirumuskan sebagai berikut.
∆𝑥
𝜖=
𝑥0
Dimana :
∆𝑥 = perubahan panjang pegas (m)
3. Modulus Elastisitas
a. Modulus Elastisitas atau Modulus Young didefinisikan sebagai berikut:
𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 𝐹⁄
𝐸= = 𝐴
𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 ∆𝑥⁄
𝑥0
𝐹/𝐴 = tegangan
∆x/𝑥0 = regangan
4. Hokum Hooke
Hukum Hooke berbunyi : “ Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka
pertambahan panjangnya akan sebanding dengan gaya tariknya”. Pernyataan ini
dikemukakan oleh Robert Hooke. Oleh karena itu, pernyataan ini dikenal sebagai Hukum
Hooke. Hukum Hooke dapat dirumuskan sebagai berikut :
F merupakan gaya tarik yang bekerja pada benda. k adalah tetapan umum yang
berlaku untuk benda elastis jika diberi gaya yang tidak melampui titik batas hukum Hooke.
∆x merupakan perubahan panjang benda.
∑(𝑥−𝑥′)2 1/2
Ralat mutlak : Δ=[ 𝑛(𝑛−1)
]
Dimana :
n = julah pengukuran
∑(0,01)2 1/2
Δ =[ ] = 0,007
5(5−1)
Ralat nisbi : I = Δ/ x’ x 100%
I = 0,4%
Keseksamaan : K = 100% - I
K = 100% - 0.4%
K = 99,6%
Keterangan :
Dalam menuliskan ralat mutlak diambil hanya untuk satu angka yang
bukan nol dibelakang koma. Angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas,
sedangkan lebih kecil dari 5 diabaikan. Jadi 0,0707 dibulatkan menjadi
0,07.
Hasil pengukuran dituliskan = hasil rata-rata ± ralat mutlak
Misalnya : panjang gelombang = (20,00 ± 0,07) m.
Jadi panjang batang logam sebenarnya terletak antara (20,00 - 0,07)
dan (20,00 + 0,07) m.
Bila pengukuran hanya dilakukan 1 kali maka ralat mutlak adalah setengah
harga skala terkecil.
b. Membuat grafik
1. Grafik harus dibuat pada kertas millimeter dan titik pada grafik harus diberi
tanda yang jelas
2. Besar skala dan letak titik nol harus dibuat sedemikian rupa sehingga grafik
mudah dibaca dan dimengerti. Artinya skala absis = skala ordinat.letak titik
nol dipusat sumbu.
3. Grafik harus disertai keterangan lengkap tentang absis dan ordinat.
4. Jika kita mengharapkan garis lurus dari grafik itu, maka garis yang ditarik
harus sedapat mungkin melalui titik-titik tersebut
5. Jika kita tidak yakin akan bentuk grafik, maka harus ditarik garsi lengkung
penuh (bukan garis patah-patah) melalui hamper semua titk
6. Beri interprestsi dasri grafik tersebut seperti linier eksponensial, maksimum,
minimum, dan sebagainya.
7. Bila akan menggambar lebih dari satu grafik pada satu gambar maka untuk
tiap titik pada setiap grafik kita beri tanda berbeda.
Keterangan :
- Skala absis tidak tepat
- Grafik sulit dibaca
- Puncak grafik terlalu tajam, Karena dipaksa melalui semua titik
Keterangan :
- Skala absis sudah tepat
- Grafik mudah dibaca
- Grafik tidak dipaksa melalui semuaa titik
Ringkasan :
Dalam mencantumkan hasil pengukuran harus disertai :
1. Ralat sistematis (apabila ada)
2. Ralat mutlak
3. Ralat nisbi
4. Keseksamaan