Anda di halaman 1dari 16

MODUL 1

Percobaan Lendutan Batang


I. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui fenomena lendutan batang prismatik dan


pemanfaatannya dalam eksperimen dengan konstruksi
sederhana

2. Membandingkan solusi teoretik dengan hasil eksperimen


II. Landasan Teoritik

Batang kontinu yang ditumpu akan melendut (terdefleksi)


bila diberi beban. Lendutan di setiap titik dapat ditentukan
dengan metode baku seperti cara integrasi langsung atau
metode luas diagram momen lentur. Solusi untuk kasus-kasus
sederhana umumnya sudah ditabelkan (Popov, 1986). Salah
satu pemanfaatan terpenting berbagai rumusan lendutan
adalah pada pemecahan persoalan statis tak tentu. Sebagai
ilustrasi, tinjau batang kontinu yang ditumpu dan dibebani
seperti tertera pada Gambar 1 berikut:
II. Landasan Teoritik

Gambar 1 Batang kontinu yang dijepit di ujung A dan ditumpu dengan rol di ujung
B serta dibebani di tengah bentang batang antara A dan B
II. Landasan Teoritik
Diagram benda bebas batang AB dapat digambarkan sebagai
berikut:
II. Landasan Teoritik
Dengan menggunakan hukum Newton, yang dapat langsung
ditentukan hanyalah reaksi pada arah horisontal, Ax = 0. Gaya
reaksi yang lain harus dicari dengan memanfaatkan persamaan
defleksi di tumpuan B dan mengandaikan bahwa FB adalah gaya
luar sedemikian sehingga defleksi total di B akibat gaya P dan FB
sama dengan nol.

Dengan memanfaatkan tabel di buku rujukan, dapatlah


diturunkan bahwa:
II. Landasan Teoritik

Untuk melihat secara eksperimental, kita dapat melakukan


simulasi dengan menyusun perangkat uji seperti konstruksi
di Gambar 1. Hasil pengukuran kemudian dapat
dibandingkan dengan solusi teoretik tersebut di atas.
III. Prosedur Percobaan
3.1 Kalibrasi Alat Ukur Gaya

Alat ukur gaya atau load cell yang digunakan bekerja secara
mekanik. Berbeda dengan jenis elektrik, load cell ini tidak
memberi penunjukan langsung besarnya gaya yang terukur.
Cara kerja load cell dapat diterangkan sebagai berikut:
III. Prosedur Percobaan
3.1 Kalibrasi Alat Ukur Gaya
Bila ujung mata pisau pada torak B terkena beban, torak
akan menekan pegas G sehingga posisinya turun akibat
defleksi pegas. Untuk mengetahui defleksi pegas, dasar D
yang menyatu dengan selubung mikrometer F diputar
sehingga ujung mata pisau kembali ke posisi semula.
Sebagai indikator posisi mata pisau, digunakan jam-ukur
yang dilekatkan di ujung B. Besar defleksi akan berkorelasi
langsung dengan nonius mikrometer. Dengan memberi
beban di ujung B dan mencatat besar nonius, dapat dicari
konstanta kalibrasi load cell dalam [satuan skala
nonius/N]. Dengan demikian, gaya yang terukur
selanjutnya dapat diperoleh dari membagi harga
pembacaan nonius dengan angka konstanta kalibrasi.
III. Prosedur Percobaan
3.1 Kalibrasi Alat Ukur Gaya
Untuk keperluan kalibrasi, susun peralatan seperti tersaji pada
Gambar 3 berikut.
III. Prosedur Percobaan
3.1 Kalibrasi Alat Ukur Gaya
Sesudah itu, lakukan pengujian dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pastikan bahwa ujung mata pisau, batang kontinu, dan jarum peraba jam-ukur terhubung
dengan baik.
2. Atur posisi jarum jam-ukur pada angka nol dengan memutar piringan skala.
3. Beri beban secara bertahap, misalnya dengan gradasi 200 gram. Karena beban diletakkan
tepat di tengah bentang batang, gaya yang jatuh di masing-masing load cell besarnya setengah
beban yang dipasang.
4. Untuk setiap penambahan beban, putar piring mikrometer untuk mengembalikan posisi
jarum jam-ukur kembali ke angka nol dan catat penunjukan nonius.
5. Sesudah mencapai beban terbesar yang akan digunakan, plot harga penunjukan nonius dan
harga beban (dalam N) di bidang kartesian. Dalam hal ini, beban diletakkan di sumbu x dan
penunjukan nonius diletakkan di sumbu y.
6. Tentukan konstanta kalibrasi load cell dengan menghitung kemiringan garis singgung yang
terbentuk. Cara terbaik untuk menghitung konstanta kalibrasi adalah dengan memanfaatkan
metode kuadrat terkecil. Gunakan konstanta ini untuk mengonversi penunjukan nonius load
cell di eksperimen selanjutnya.
III. Prosedur Percobaan
3.2 Contoh percobaan dengan konstruksi sederhana
Sebagai contoh, akan digunakan konstruksi seperti tersaji pada Gambar
1. Untuk itu, atur peralatan sesuai gambar berikut:
III. Prosedur Percobaan
3.2 Contoh percobaan dengan konstruksi sederhana
Sesudah itu, lakukan percobaan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pastikan semua peralatan sudah terangkai dengan baik.
2. Atur posisi jarum penunjuk jam-ukur pada angka nol (zero-setting).
3. Beri beban secara bertahap, misalnya dengan gradasi 200 gram.
4. Kembalikan posisi jarum jam-ukur ke angka nol dan catat
penunjukan nonius untuk setiap tahap pembebanan.
5. Ubah harga pembacaan nonius menjadi gaya reaksi tumpuan (dalam
[N]) dengan menggunakan konstanta kalibrasi load cell dan
bandingkan dengan solusi teoretik.
IV. Hasil Pengamatan
Tabel hasil kalibrasi Load-cell

Beban pada load cell Pembacaan nonius load cell


P/2 [kg] A B
IV. Hasil Pengamatan
Tabel hasil pengamatan lendutan batang

Beban, P [kg] Ujung batang [nonius]


V. Tugas Sesudah Praktikum
1 Buat kurva kalibrasi Load-cell A dan B
2 Hitung konstanta pegas (K) Load-cell A
dan B
3 Buat kurva gaya reaksi tumpuan FB vs
P hasil percobaan dan hasil
perhitungan teoritik
4 Buat analisis dan kesimpulan dari
percobaan ini!

Anda mungkin juga menyukai