Anda di halaman 1dari 8

A.

JUDUL PERCOBAAN: AYUNAN

B. TUJUAN
Menentukan besarnya percepatan gravitasi dengan ayunan sederhana.

C. DASAR TEORI
Gerak harmonik adalah gerak bolak-balik terhadap titik setimbang. Contoh gerak harmonik adalah
ayunan sederhana.


T = periode (s)
l = panjang tali (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

D. ALAT DAN BAHAN


1. Bola ayunan dengan benang 4. Stopwatch
2. Statif 5. Busur derajat
3. Penggaris

E. CARA KERJA
1. Susunlah alat seperti pada gambar.
2. Ukur panjang tali yang digunakan (l) sepanjang 30 cm.
3. Ayunkan bandul dan catat waktunya ketika terjadi 10 kali ayunan. (ingat: sudut simpangan
maksimum 10o).
4. Isikan data pada tabel hasil pengamatan.
5. Ubahlah panjang tali menjadi 40, 50, 60 dan 70 cm.
6. Tentukan besarnya percepatan gravitasi.
7. Ulangi langkah 1-6 dengan sudut simpangan yang berbeda hingga diperoleh 2 variasi sudut
simpangan.

F. HASIL PENGAMATAN

No. Sudut simpangan l (cm) Waktu 10 getaran (s) T (s) g (m/s2)


1.
2.
3.
4.

G. ANALISA DATA
Tuliskan penghitungan untuk mencari T dan g! Masukkan dalam tabel!
Bandingkan besarnya g hasil percobaan dengan g sesungguhnya (g = 9,8 m/s2)! Samakah hasilnya?
Jelaskan!

H. KESIMPULAN

I. PERTANYAAN
1. Bagaimana periode getaran ayunan jika tali diperpanjang 4 kali?
2. Bagaimana periode getaran jika benda semula bermassa 100 gram diganti benda bermassa 200
gram?
A. JUDUL PERCOBAAN: ELASTISITAS

B. TUJUAN
1. Menentukan konstanta elastik pegas.
2. Membuat grafik hubungan gaya (F) terhadap pertambahan panjang (∆x).
3. Menentukan besarnya periode getaran.

C. DASAR TEORI
Benda elastis adalah benda yang jika diberi gaya akan berubah bentuknya dan jika gaya ditiadakan
akan kembali ke bentuk semula.
Hubungan gaya dengan pertambahan panjang dirumuskan oleh Hooke sebagai berikut:

F = gaya (N) T = periode (s)
k = konstanta (N/m) m = massa beban (kg)
∆x = pertambahan panjang (m)

D. ALAT DAN BAHAN


1. Pegas 3. Penggaris 5. Beban
2. Statif 4. Stopwatch 6. Kertas milimeter blok

E. CARA KERJA
1. Susunlah alat seperti gambar.
2. Ukur panjang mula-mula pegas yang akan digunakan (x1).
3. Gantungkan beban pada pegas, ukur panjang pegas pada saat diberi beban (x2), kemudian
tentukan pertambahan panjangnya dari panjang pegas sebelum diberi beban (∆x). Isikan data
pada tabel hasil pengamatan.
(Ingat: gaya yang berlaku pada percobaan ini adalah gaya berat. Diketahui g = 10 m/s2).

F. HASIL PENGAMATAN
No. m (kg) F (N) x1 x2 ∆x k (N/m) Thitung Tpengamatan
1.
2.
3.
4.
5.

G. ANALISA DATA
Tuliskan penghitungan untuk mencari k dan T dari rumus √ ! Masukkan dalam tabel!
Konstanta elastisitas rata-rata = ….
Periode rata-rata = ….
Grafik hubungan F dengan ∆x (gunakan kertas millimeter).

H. KESIMPULAN
Bandingkan besarnya periode hasil percobaan dan periode berdasarkan rumus ! Samakah hasilnya ?
Mengapa hal itu bisa terjadi ?

I. PERTANYAAN
1. Bagaimana bentuk grafik hubungan gaya (F) terhadap pertambahan panjang (∆x)?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya konstanta suatu benda elastis?
A. JUDUL PERCOBAAN: HUKUM OHM

B. TUJUAN
1. Menentukan hubungan V dan I pada kawat penghantar.
2. Menentukan pengaruh panjang dan luas penampang pada kawat terhadap nilai hambatannya.

C. DASAR TEORI
Hukum Ohm 
Nilai R merupakan nilai hambatan pada resistor atau kawat
penghantar. Besarnya hambatan pada kawat penghantar dinyatakan
dengan persamaan:

D. ALAT DAN BAHAN


1. Kawat nikelin 5. Baterai
2. Amperemeter 6. Kabel penghubung
3. Voltmeter 7. Penggaris
4. Kertas millimeter blok

E. CARA KERJA
1. Susun alat dan bahan seperti pada gambar.
2. Tentukan besarnya tegangan dan arus dengan menggunakan voltmeter dan amperemeter.

F. DATA HASIL PENGAMATAN


Tabel 1
Jumlah baterai Tegangan (V) volt Kuat arus (I) ampere
1
2
3
4
Tabel 2
Jumlah Luas Panjang
V I
baterai penampang kawat
A1 =
A2 =
A3 =
3

A=

G. ANALISIS DATA
1. Tentukan hambatan kawat!
2. Gambarlah grafik V terhadap I!
3. Bagaimanakah hambatan suatu kawat jika I diperbesar?
4. Berdasarkan percobaan, apa saja yang mempengaruhi hambatan pada suatu kawat penghantar?

H. KESIMPULAN
Tulis kesimpulan berdasarkan tujuan dan percobaan!
A. JUDUL PERCOBAAN: INDUKSI ELEKTROMAGNET
B. TUJUAN: Mempelajari Hukum Faraday
C. DASAR TEORI
Arus listrik terjadi karena adanya gaya gerak listrik induksi (GGL) sebagai hasil dari perubahan
medan magnet, perubahan medan magnet berupa perubahan fluks magnet yang melewati kumparan.
D. ALAT DAN BAHAN:
1. Kumparan 3. Galvanometer 5. Kabel Penghubung
2. Magnet Batang 4. Amperemeter
E. CARA KERJA:
1. Rangkai galvanometer dengan kumparan.
2. Gerakkan magnet kutub U menuju dan menjauhi kumparan, amati jarum galvanometer.
3. Lakukan langkah 2 dengan kutub S, dengan kecepatan yang sama.
4. Lakukan langkah 2-3 dengan jumlah kumparan yang berbeda. Amati jarum galvanometer.
5. Rangkai amperemeter dengan kumparan. Lakukan langkah 2-4.
6. Gerakkan kutub U menuju sebuah kumparan, amati simpangan jarum galvanometer jika
kecepatan gerak magnet diubah. Masukkan data pada tabel 2.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1
Arah simpangan Besar simpangan Arah simpangan Besar simpangan
Jumlah lilitan
No. Magnet jarum jarum jarum jarum
kumparan
galvanometer galvanometer amperemeter amperemeter

Kutub U menuju
1.
kumparan

Kutub U menjauhi
2.
kumparan

Kutub S menuju
3.
kumparan

Kutub S menjauhi
4.
kumparan

Tabel 2
No. Kecepatan magnet = laju perubahan fluks Simpangan jarum galvanometer
1. v
2. 2v
3. 3v
G. ANALISA DATA
1. Jabarkan mengenai arah dan besarnya simpangan jarum galvanometer dan jarum amperemeter
ketika magnet mendekati atau menjauhi kumparan! Berdasarkan tabel hasil pengamatan.
2. Kapan arus induksi atau GGL induksi terjadi pada kumparan?
3. Jika magnet diam di meja (berdiri), kemudian kumparan digerakkan naik dan turun, apakah pada
kumparan timbul arus induksi?
4. Saat kutub S menuju kumparan dengan jumlah lilitan yang berbeda, apakah:
a. besarnya kuat arus pada tiap kumparan sama?
b. arah penyimpangan jarum galvanometer sama dengan ketika kutub U menuju kumparan?
H. KESIMPULAN
(tentang kapan terjadinya GGL; GGL dengan jumlah kawat; GGL dengan laju perubahan fluks)
I. PERTANYAAN
Ketika magnet diam di dalam kumparan, apakah:
a. pada rangkaian ada arus listrik?
b. pada kumparan ada fluks magnet?
c. pada kumparan ada perubahan fluks magnet?
A. JUDUL PERCOBAAN: KISI DIFRAKSI

B. TUJUAN
Menentukan λ merah, λ kuning, dan λ biru.

C. DASAR TEORI
Cahaya memiliki sifat sebagai gelombang, sehingga cahaya mengalami difraksi dan interferensi. Syarat
terjadinya difraksi adalah koheren dan selisih fase tetap. Difraksi cahaya dapat terjadi jika cahaya
melalui kisi. Kisi adalah celah sempit sejajar yang jumlahnya sangat banyak. Konstanta kisi (d) adalah
jarak antara dua celah yang berdekatan.
Rumus interferensi kisi dapat dituliskan sebagai:
d. p
 m Lampu
Lensa Kisi
l
Layar
Power
d = konstanta kisi
Supply
p = jarak titik terang pusat
l = jarak kisi ke layar
m = orde
λ = panjang gelombang cahaya yang digunakan

D. ALAT DAN BAHAN


1. Power supply 3. Kisi 5. Lensa
2. Lampu 12 volt 4. Layar 6. Mistar

E. CARA KERJA
1. Susun alat dan bahan seperti pada gambar. Tentukan kisi yang akan digunakan
2. Nyalakan power supply. Amati pola yang terjadi pada layar.
3. Ubah-ubahlah posisi lensa, kisi, dan layar sehingga pada layar terjadi pola garis terang-gelap.
4. Ukur jarak kisi ke layar (l).
5. Ukur jarak salah satu warna terang ke terang pusat (p).
6. Tentukan konstanta kisi (d) dengan melihat spesifikasi kisi yang digunakan. (ingat 1 inch = 2,5 cm).
7. Isikan data pada tabel hasil pengamatan.

F. HASIL PENGAMATAN
Kisi yang Warna
No. l (cm) m p d λ (m)
digunakan Cahaya
Merah
Kuning
Biru
Merah
Kuning
Biru
Merah
Kuning
Biru

G. ANALISA DATA
Tuliskan penghitungan untuk mencari λ. Masukkan dalam tabel.
Besar λ menurut buku referensi: λ merah = 6 x 10-7m; λ kuning = 5 x 10-7m; λ biru = 4 x 10-7m.
Apakah sama hasil percobaan dengan teori? Jelaskan!

H. KESIMPULAN

I. PERTANYAAN
1. Warna apa yang paling dekat dengan terang pusat?
2. Sebutkan urutan panjang gelombang warna cahaya dari yang paling besar!
A. JUDULPERCOBAAN: PEMBIASAN PADA KACA PLANPARALEL

B. TUJUAN
1. Menyelidiki sifat pembiasan pada kaca plan paralel.
2. Membandingkan besarnya pergeseran sinar pada kaca planparalel dari hasil pengukuran langsung
dengan hasil perhitungan.
3. Menentukan indeks bias kaca.
4. Menemukan hubungan antara sinar datang, sinar pantul dan ketebalan kaca.

C. DASAR TEORI N1
Ketika cahaya masuk ke kaca, cahaya akan dibiaskan mendekati
i1
garis normal. Setelah itu cahaya akan keluar dari kaca dan
dibiaskan oleh udara menjauhi garis normal.
Pergeseran sinar yang melewati kaca planparalel dapat
dihitung dengan persamaan berikut: r1
d
sin i  r  i2
t d
cos r

D. ALAT DAN BAHAN r2


1. Kaca plan paralel 4. Styrofoam
t
2. Busur derajat 5. Jarum pentul
3. Kertas N2

E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Letakkan styrofoam di atas meja.
2. Ambil kertas dan tempelkan pada styrofoam. Ambil kaca plan parallel, ukur ketebalannya (d).
3. Letakkan kaca plan paralel di atas kertas, lalu gambar bagian tepi kaca tersebut.
4. Buat garis normal (N1) pada bagian pinggir kaca. Buatlah sudut datang (i1).
5. Tancapkan dua jarum pentul pada ujung-ujung sinar datang yang telah digambar.
6. Amati kedua jarum pentul yang ditancapkan pada sinar datang dari sisi kaca yang lain dengan
menancapkan dua jarum pentul lagi agar kedua jarum pentul tersebut kelihatan berimpit dengan jarum
pentul yang tertancap pada sinar datang.
7. Ambil kaca plan paralel dan tarik garis penghubung antara dua jarum pentul pada sinar bias kaca.
Tarik garis penghubung antara sinar datang dengan sinar bias.
8. Buat garis normal untuk sinar bias (N2) dan ukur sudut bias kaca (r2).
9. Gambar garis penghubung antara sinar datang dan sinar bias. Ukur besar sudut r1 dan i2.
10. Perpanjang sinar datang. Tarik garis yang tegak lurus yang menghubungkan perpanjangan sinar
dating dengan sinar bias (t). Ukur panjang garis yang menghubungkan sinar datang dengan
perpanjangan sinar bias tersebut (t).
11. Ulangi langkah 1-11 sebanyak 2 kali dengan besar sudut datang yang berbeda-beda.

F. DATA HASIL PERCOBAAN


d=
No. i1 r1 r2 t (dari pengamatan) t (dari rumus)
1.
2.

G. ANALISA DATA
Tuliskan penghitungan mencari t dari rumus!

H. KESIMPULAN

I. PERTANYAAN
a. Bandingkanlah hasil t hitung dengan t hasil pengukuran? Jelaskan!
b. Bandingkanlah hasil antara sinar datang dengan sinar pantul?
c. Berapa besar indeks bias kaca?
PENGKURAN DENGAN
JANGKA SORONG DAN MIKROMETER
DATA PENGAMATAN

Skala terkecil jangka sorong yang digunakan = 0,1 mm ; 0,05 mm ; 0,02 mm *


Skala terkecil mikrometer yang digunakan = 0,01 mm

No. Objek Pengukuran Jangka sorong Mikrometer Sekrup

1 diameter kawat
2 sisi kubus logam
3 diameter bola

ANALISIS DATA

1. Tentukan luas penampang kawat (A) dan ketidakpastiannya (ΔA ) berdasarkan


data hasil pengukuran panjang dengan jangka sorong !
1
Δd   skala terkecil alat ukur yang digunakan (untuk pengukuran 1 kali)
2
diameter kawat = (d  Δd)
luas penampang kawat = (A  ΔA)
22
π
7
π
A  d2
4
d
A  2 A
d

2. Tentukan volume bola (V) dan ketidakpastiannya (ΔV ) berdasarkan data hasil
pengukuran panjang dengan jangka sorong !
1
Δd   skala terkecil alat ukur yang digunakan (untuk pengukuran 1 kali)
2
diameter bola = (d  Δd)
volume bola = (V  ΔV)
22
π
7
4π π
V  r3  d3
3 6
d
V  3 V
d

KESIMPULAN
………………..
A. JUDUL PERCOBAAN: TITIK BERAT

B. TUJUAN
Menemukan hubungan antara gaya berat W, letak titik berat dan titik pusat massa.

C. DASAR TEORI
Pada gambar di samping, karena seimbang maka resultan momen gaya = 0,
sehingga T dan W segaris.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Statif 5. Mistar
2. Karton 6. Timbangan
3. Jarum 7. Kertas milimeter blok
4. Benang

E. CARA KERJA
1. Gunting karton dengan bentuk sembarang dan timbang (m).
2. Tentukan titik berat Z dengan cara menggantung karton di titik A, B, dan C.
3. Gunting karton menurut AA’ atau BB’ atau CC’.
4. Timbang masing-masing bagian (m1 dan m2).
5. Tentukan titik berat bagian 1, Z1 (x1,y1) dan bagian 2, Z2 (x2,y2) dengan cara seperti no.2.
6. Menghitung x.m dan y.m.
7. Menghitung x1.m1 +x2.m2 dan y1.m1+y2.m2.
8. Membandingkan xm dan x1.m1+x2.m2.
9. Membandingkan y.m dan y1.m1+y2.m2.

F. HASIL PENGAMATAN
m = ................ (x,y) = ...
m1 = .............. (x1,y1) = ...
m2 = .............. (x2,y2) = ...

G. ANALISA DATA
xcm .W  x1.W1  x2 .W2
x1.W1  x2 .W2
xcm   ...
W
ycm .W  y1.W1  y2 .W2
y1.W1  y2 .W2
ycm   ...
W

H. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai