PENDAHULUAN
1.1. Umum
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukan alat ukur atau bahan ukur, yang dibandingkan
dengan kebenaran konvensional alat ukur standar. Dengan kalibrasi dapat
ditentukan deviasi dari kebenaran konvensional nilai penunjukan suatu alat
ukur, atau deviasi dari dimensi nominal kebenaran suatu bahan ukur.
Dalam tingkat kemajuan teknologi dewasa ini peranan kalibrasi
memang sudah sangat dibutuhkan. Dalam usaha untuk menjamin ketepatan
pengukuran baik produksi benda ataupun jasa maka peneraan atau kalibrasi,
pemeliharaan dan peningkatan mutu instrumen harus dilakukan secara
kontinyu.
Di dalam sistem manajemen mutu bagi perusahaan maupun
laboraturium pengujian agar hasilnya bermutu, dapat dipercaya, teliti,
direncanakan dengan baik, memuaskan pelanggan dalam waktu dan biaya
yang disepakati, maka perusahaan atau laboratorium penguji tersebut harus
mengikuti pedoman yang distandarkan yaitu ISO 9000 untuk perusahaan dan
ISO Guide 17025: 2005 untuk laboratorium penguji dan kalibrasi.
Peranan kalibrasi pada sektor industri adalah merupakan indikator
jaminan mutu suatu produksi. Sehingga dengan demikian semua alat ukur
(instrumentasi) dan bahan ukur, sangat perlu dilakukan kalibrasi sesuai
dengan persyaratan pada standar.
1.2. Lingkup Kegiatan
Laboratorium Kalibrasi Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T), telah
diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), dimana dalam tugasnya
telah melaksanakan peneraan/kalibrasi mesin uji yang meliputi mesin uji tarik
mesin uji tekan, mesin uji universal, mesin uji kekerasan (rockwell, brinell,
vickers, shore) dan mesin uji impak (charpy).
mg
F = W —
gc
Satuan Internasional (Sl) gaya ialah Newton dan satuan standar massa ialah
kilogram.
Dalam bab ini, akan kita tinjau pengukuran gaya dalam hubungan dengan
sistem mekanik.
Jika dilakukan koreksi terhadap gravitasi lokal dan gaya apung udara,
maka rumus menjadi:
m.g d
F = (1- )
9,80665 D
1 lbf = 4,448722 N
1 kgf = 9,80665 N
1.3.1. Unsur Elastik Untuk Pengukur Gaya
Unsur-unsur elastik sering digunakan untuk mendapatkan petunjuk
tentang orde besaran gaya yang bekerja, yaitu dengan jalan mengukur
defleksi. Contoh pengukur defleksi jenis ini adalah pegas sederhana. Dalam
hal ini gaya diberikan oleh :
F=k.y
dimana k ialah konstanta pegas dan y defleksi dari posisi seimbang.
Suatu piranti elastik lain yang sering digunakan untuk pengukuran gaya
ialah gelang tipis seperti pada gambar 1.
Gambar 1
Unsur elastik gelang tipis
Hubungan antara gaya dengan defleksi untuk unsur elastik ini ialah :
16 E.l
F = ————— —— y
/2 – 4/ d3
Dimaka d ialah diameter luar gelang, dan I ialah momen inersia pada sumbu
Sentroidal bagian gelang.
Gelang pembukti (proving ring) ialah gelang yang menggunakan mikrometer
peka untuk pengukuran defleksi, seperti pada gambar 2.
Gambar 2
Gelang pembukti (proving ring)
Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat, salah satu sisi mikrometer ttu
Untuk kalibrasi mesin-mesin uji, seperti mesin uji tarik, mesin uji tekan, load
cell dan lain-lain, biasanya digunakan alat gelang pembukti (proving nng) ini.
BAB II
JENIS ALAT PENGUKUR GAYA (KALIBRATOR GAYA)
Kalibrasi mesin uji gaya dapat dilakukan dengan beberapa jenis alat
ukur standar (kalibrator). Alat ukur gaya (force tranducers) dapat dipisahkan
menjadi 2 (dua) kelompok :
1. Piezoelektric
2. Mechanical
2.1. Alat ukur gaya dengan Piezoelektric
Cara kerja piezoelektric adalah berdasarkan prinsip jika suatu struktur
kristal (dalam hal ini quartz) ditekan secara mekanik maka akan timbul
muatan listrik. Jumlah muatan listrik sebanding dengan tekanan mekanik
yang diberikan. Muatan listrik dapat diukur setelah dikuatkan oleh penguat
sinyal listrik.
Kristal quartz cocok untuk pengukuran dinamik dan sering dipasang pada
mesin produksi untuk memantau gaya (seperti mesin injection moulding)
dan
untuk mengontrol proses manufaktuiing.
Pada umumnya ketelitiannya antara 0,5 sampai 1,0 %. Untuk pengukuran
gaya dengan ketelitian tinnggi, kristal quartz tidak sesuai.
Piezoelektric dapat aktif tanpa eksitasi listrik dari luar untuk menghasilkan
sinyal listrik sehubungan dengan gaya yang akan diukur.
F = m.a
Kita mengetahui bahwa berat adalah merupakan hasil gaya gravitasi pada
suatu massa (kondisi standar), maka berat tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
W= m.g atau
m = W/g
dimana : W = berat benda
m = massa benda
g = gravitasi
Didalam kondisi standar, jika a dan g adalah sama maka (a/g) = 1 dan
persamaan di atas dapat ditulis menjadi:
F=W
3.2. Proving Ring (gelang pembukti)
Proving ring didefinisikan sebagai alat ukur gaya yang berbentuk cincin
elastis, dimana defleksi yang terjadi akibat pembebanan diukur dengan
mikrometer peka dengan ketelitian dan batas tertentu. Untuk mendapatkan
pengukuran yang tepat, salah satu sisi mikrometer itu dipasang piranti batang
bergetar (vibrating reed) yang diayun untuk memberikan gerakan getar.
Kontak mikrometer itu lalu digerakkan kedepan hingga terlihat adanya
peredaman atas getaran itu.
3.2.1. Perhitungan koreksi nol pada proving ring (zero offset and zero
dnft)
Pada alat ukur standar seperti proving ring yang menggunakan
indikator mikrometer pembacaan nol awal tidak dapat disetting ke titik nol
mikrometer dikarenakan nilai nol yang berubah-ubah akibat defleksi proving
ring standar tersebut. Maka untuk memperoleh pembacaan titik nol awal
dilakukan koreksi nol pada hasil pembacaan proving ring standar tersebut.
Rumus umum koreksi zero off set dan zero drift:
(Zn – Zo) Xi
Di = Ri – Zo – ————————
n+1
dimana :
D20 = defleksi pada temperatur 20 C
Sumber gaya mesin uji terdiri dari mekanik manual, mekanik elektrik,
dan atau hidrolik dan indikator mesin uji gaya dikelompokkan menjadi 6
(enam) jenis yaitu :
1. Mesin uji sistem pendulum.
2. Mesin uji sistem manometer.
3. mesin uji sistem tuas tumpuan.
4. Mesin uji sistem load cell.
5. Mesin uji sistem pegas.
6. Mesin uji sistem defleksi.
4.1. Mesin uji sistem pendulum
Mesin uji sistem pendulum adalah mesin uji yang menggunakan
pendulum (tangkai beban) sebagai indikator perubahan gayanya. Mesin uji ini
.sumber gayanya terdiri dari mekanik manual dan atau mekanik elektrik.
'Keuntungan jenis mesin uji ini adalah dapat dibuat dengan beberapa tingkat
skala ukur (ranga Scale). Demikian juga mesin ini dapat terdiri dari hidrolik,
jika kapasitas yang diperlukan cukup besar.
Perbaikan nilai kalibrasi (resetting) lebih mudah, yaitu dengan menambah
atau mengurangi beban pendulumnya.
4.2. Mesin uji sistem manometer
Mesin uji ini biasanya mempunyai sumber gaya sistem hidrolik.
Sehingga dengan menentukan luas piston dan tekanan fluidanya, maka gaya
yang ditimbulkannya dapat dihitung.
Sebagai indikator tekanan digunakan manometer tekanan (pressure gauge).
Perbaikan nilai kalibrasi (resetting) mesin uji jenis ini dengan cara menggeser
langkah komponen penggerak bourdon dan jarum indikatornya.
4.3. Mesin uji sistem tuas tumpuan
Mesin uji ini sumber gayanya terdiri dari sistem hidrolik, tingkat skala
ukurnya (range'scale) ditentukan oleh jarak tuas tumpuan, dengan demikian
penyimpangan hasil kalibrasi dapat diperbaiki dengan merubah/menggeser
letak tumpuan masing-masing skala ukurnya.
4.4. Mesin uji sitem load cell
Mesin uji sistem ini menggunakan load cell sebagai indikatornya. Load
cell adalah suatu alat ukur yang merupakan tranduser gaya yang dirancang
pada sestem proving ring. Dengan membaca defleksi pada dial indikatornya
maka gaya yang terjadi dapat dilihat pada tabel atau kurva kalibrasi mesin
uji tersebut.
BAB V
METODE KALIBRASI MESIN UJI GAYA
Secara umum mesin uji gaya digunakan untuk pengujian sifat mekanik
logam, plastik, tekstil, beton (concrete), dan material lainnya.
5.1. Umum
Kalibrasi harus dilaksanakan untuk tiap rentang ukur gaya yang
digunakan dan dengan indikator gaya yang paling sering dipakai.
Periengkapan mekanik tambahan (jarum penunjuk, rekorder) yangyang akan
dapat berpengaruh pada sitem pengukur gaya.
Kalibrasi harus dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur standar
(kalibrator) gaya, atau untuk gaya-gaya yang kecil ( < 500 N ) dengan massa-
massa yang diketahui-
Pada umumnya kalibrasi harus dilaksanakan dengan penunjuk gaya F,
tetap. Jika cara ini tidak dapat dilakukan, kalibrasi dapat dilaksanakan
'dengan gaya sebenarnya F tetap.
Jika kalibrasi tidak dapat dilaksanakan dengan kalibrator gaya tarik maka
kalibrasi dapat dilaksanakan dengan kalibrator gaya tekan dan hal ini harus
dinyatakan pada laporan kaiibrasi.
5.2.3. Satuan
Resolusi r harus dinyatakan dalam satuan gaya.
5.3. Resolusi relatif penunjuk gaya sebelum kalibrasi
Resolusi relatif a dari penunjuk gaya didefinisikan dengan rumus:
r
a= —
F
Fimaks - Fimin
b= —————— x 100 %
F
Dimana : b = kesalahan repeatability relatif dari sistem pengukur gaya
dari mesin uji
5.6. Kelas Mesin Uji
Tabel 1 menunjukkan nilai maksimum yang diizinkan untuk kesalahan
relatif dari sistem pengukuran gaya dan untuk resolusi relatif dari penunjuk
gaya suatu mesin uji sesuai dengan kelasnya.