Anda di halaman 1dari 77

KINEMATIKA

GLB
Gerak 1 D
GLBB
KINEMATIKA
Gerak Melingkar
Gerak 2 & 3 D
Gerak Parabola

Gerak Harmonis
MEKANIKA

Gerak Relatif

DINAMIKA GAYA Energi & Momentum

Tumbukan

Sistem Partikel Benda Tegar


Kinematika
Gerak

Kinematika Partikel Kinamatika Gerak Lurus Gerak Parabola

• Vektor Posisi • Gerak Lurus • Dalam arah


• Perpindahan Beraturan (GLB) vertikal (GLBB)
• Jarak • Gerak Lurus • Dalam arah
• Kelajuan Berubah mendatar (GLB)
• Kecepatan Beraturan (GLBB) • Di titik tertinggi
• Percepatan • Gerak Jatuh Bebas • Di titik terjauh
• Gerak Vertikal ke
atas
KINEMATIKA

Ketika Anda berjalan atau berlari dari suatu tempat


ke tempat lain berarti Anda telah melakukan
perpindahan. Demikian juga gerak benda-benda
seperti ikan, burung, sepeda, kereta api dan pesawat
terbang merupakan beberapa contoh gerak dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi, suatu benda dikatakan
bergerak jika benda itu mengalami perubahan
kedudukan terhadap acuan atau titik tertentu. Misalnya
sebuah pesawat jet tempur sedang terbang
meninggalkan landasan. Landasan maupun pesawat
dapat dijadikan titik acuan.
KINEMATIKA

Jika suatu benda berubah kedudukannya dalam


selang waktu tertentu terhadap titik acuan, benda
tersebut dikatakan sedang bergerak. Ilmu yang
mempelajari gerak tanpa memperhatikan
penyebab dari gerak itu disebut Kenematika,
sedangkan ilmu yang mempelajari gerak dengan
memperhatikan atau melibatkan gaya sebagai
penyebab benda berpindah disebut Dinamika.
KINEMATIKA

Gerak yang dipelajari


 Gerak 1 dimensi  lintasan berbentuk garis lurus
 Gerak lurus beraturan (GLB)
 Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
 Gerak 2 dimensi  lintasan berada dalam sebuah
bidang datar
 Gerak parabola
 Gerak melingkar

6
JARAK DAN PERPINDAHAN
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh
oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu.
Dalam ilmu fisika, jarak dan panjang lintasan
mempunyai pengertian yang sama. Panjang
lintasan dan jarak keduanya merupakan besaran
skalar, yaitu besaran yang hanya mempunyai besar
saja, contohnya Anda berangkat dari rumah menuju
sekolah. Selama perjalanan menuju ke sekolah,
Anda menempuh jarak yang sama dengan jarak
yang Anda lalui dari rumah ke sekolah. Karena jarak
tidak memiliki arah maka jarak selalu bernilai positif.

perpindahan adalah perubahan kedudukan


suatu benda setelah bergerak pada selang waktu
tertentu. Perpindahan merupakan besaran vektor
sehingga selain memiliki besar juga memiliki arah.
Oleh karena itu, perpindahan dapat berharga positif
dan negatif.
1. Perpindahan Sepanjang Sumbu X
Pada gambar di bawah ini, seorang pengendara sepeda bergerak
sepanjang sumbu x positif dengan posisi awal di titik A (titik – 4 m).
Setelah sampai di C (titik +4m), pengendara sepeda itu berhenti.

Posisi awal di titik A (pada titik x1= -4m) dan posisi akhir di titik C pada
titik x2 = +4m). Perpindahan dari titik A ke C melewati titik B adalah :

s = x2 – x1
= +4m – (- 4m)
=8m

Jarak antara titik A dan C adalah 8 m.


Perpindahan sepanjang sumbu x negatif mempunyai arah selalu ke kiri seperti
ditunjukkan pada gambar 2.2. posisi awal sepeda di titik C (titik +4m), kemudian meluncur
dan berhenti di titik A (titik – 4m).

Perpindahan dari titik C ke titik A dengan melewati titik B adalah :


s = x2 – x1
= - 4 m – (+4m)
=-8m

Jarak antara titik C dan A adalah 8 cm.

Dari gambar di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :


1. Jarak merupakan panjang lintasan gerak sebuah benda yang tidak memiliki arah dan
selalu bertanda positif.
2. Perpindahan hanya ditentukan oleh kedudukan awal dan kedudukan akhir benda.
3. Perpindahan dapat bertanda (+) atau negatif (-) bergantung pada arah perpindahan itu
slide1
3. Kecepatan Rata-rata

Kecepatan rata-rata suatu benda bergantung pada besar dan arah


perpindahan serta selang waktu yang dibutuhkan.

karena perpindaha merupakan besaran vektor, kecepatan rata-rata juga


termasuk besaran vektor. Persamannya adalah sebagai berikut :

perindahan s
Kecepatan rata-rata = –––––––––––– / v = ––––––
selang waktu t
Keterangan :
s = perindahan (meter)
t = perubahan (sekon)
v = kecepatan rata-rata (m/s)
C. PERCEPATAN
Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada umunya benda tidak bergerak
dengan kecepatan tetap. Pada selang waktu tertentu, benda mengalami
perubahan kecepatan yang disebut percepatan.
Percepatan termasuk besaran vektor.

Percepatan (acceleration = a) secara matematis dapat ditulis dengan


persamaan

Perubahan kecepatan v
Percepatan = –––––––––––––––––––––––– a = ––
Perubahan waktu t

Keterangan :
a = percepatan (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
1. Percepatan Rata-rata

Percepatan rata-rata adalah hasil bagi perubahan


kecepatan dengan perubahan waktu.
perubahan kecepatan
Percepatan rata-rata = ––––––––––––––––––––––
selang waktu
∆v
a = –––––
∆t
Keterangan :
v = perubahan kecepatan
t = perubahan waktu
a = percepatan rata-rata
besar perubahan kecepatan  v 
Besar Percepatan  a  
perubahan waktu  t 
v v t  v 0 v t  v 0
a  
t tt  t0 t
vt  v0  a t
v t  v0  a t

Percepatan ada dua macam yaitu


 Percepatan bila a positif (a>0)
 Perlambatan bila a negatif (a<0)
Grafik a-t

Grafik GLBB a (m/s2)

Ketentuan a = konstan a

Grafik v-t
t0 t1 t2 t3 t (s)
v (m/s)
v2 S (m)
Grafik S-t

v1 S2

S1
v0

t0 t1 t2 t3 t (s) S0

t0 t1 t2 t (s)
E. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Dalam kehidupan sehari-hari, jarang dijumpai benda yang bergerak
beraturan, karena pada umumnya gerak dari sebuah benda diawali
dengan percepatan dan diakhiri dengan perlambatan. Hal ini terjadi
karena ada hambatan-hambatan. Sebagai contoh, hambatan yang
terjadi di jalan raya, disebabkan kendaraan yang tidak seimbang
dengan luas jalan. Fenomena tersebut menyebabkan bahwa gerak
kendaraan akan selalu berubah. Jadi, gerak lurus beraturan
meruakan keadaan ideal yang jarang untuk dijumpai. Akan tetapi,
beberapa contoh pendekatan gerak lurus beraturan dapat
diungkapkan, misalnya gerak mobil di jalan tol dengan kecepatan
tetap dan gerak pesawat terbang pada ketinggian tertentu. Jika dalam
selang waktu yang sama pesawat terbang menempuh jarak yang
sama, gerak pesawat itu disebut gerak lurus beraturan.

Hubungan antara nilai perpindahan (s) dan nilai kecepatan


dinyatakan dengan persamaan :
s = v.t.
F. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai beberapa contoh gerak lurus berubah
beraturan, bahkan kita dapat mengamati dengan mudah. Ambil sebuah bola, kemudian
lemparkan bola itu Vertikal ke atas! Selama bergerak vertikal ke atas, bola memengalami
perlambatan secara beraturan menurut selang wkatu tertentu. Pada titik tertinggi,
kecepatannyanol. Pada saat bola kembali jatuh menuju tanah, kecepatannya bertambah
secara beraturan menurut selang waktu tertentu. Jadi, gerak lurus berubah beraturan
adalah gerak dengan lintasan lurus dan percepatan tetap.

∆v
a = ––––– (2.11)
t
Telah kita ketahui bahwa ∆v = vt – v0 dan ∆t = t – t0 = t sehingga perssamaan 2.11 menjadi :
 KECEPATAN DAN PERCEPATAN RATA-RATA
x1 = posisi awal
x 2  x1 x
v  x2 = posisi akhir
t 2  t1 t v1 = kecepatan awal
v 2  v1 v v2 = kecepatan akhir
a 
t 2  t1 t t1 = waktu awal
t2 = waktu akhir
Grafik a-t
Grafik GLBB a (m/s2)

Ketentuan a = konstan a

Grafik v-t
t0 t1 t2 t3 t (s)
v (m/s)
v2 S (m)
Grafik S-t

v1 S2

S1
v0

t0 t1 t2 t3 t (s) S0

t0 t1 t2 t (s)
 GERAK HORISONTAL
x 2  x1 v 2  v1
t1 v a
t 2  t1 t 2  t1
v1

x1
t2

v2

x2
x1 = x o posisi awal

x2 = x posisi akhir
Percepatan konstan :
v1 = v o kecepatan awal
v  vo
v2 = v kecepatan akhir aa
t 0
t1 = 0 waktu awal

t2 = t waktu akhir v  v o  at (1)


x1 = xo posisi awal Kecepatan rata-rata :
x2 = x posisi akhir vo  v
v1 = vo kecepatan awal
v
2
v2 = v kecepatan akhir
x 2  x1 x  x o
t1 = 0 waktu awal v 
t 2  t1 t 0
t2 = t waktu akhir

vo  v x  x o vo  v
 x  xo  t (2)
2 t 0 2
vo  v
v  v o  a t (1) x  xo  t (2)
2

v o  ( v o  at ) 2 v o t  at 2
x  xo  t
2 2

1 2
x  x o  vo t  a t (3)
2
vo  v
v  v o  a t (1) x  xo  t (2)
2
vo  v  a t

( v  at )  v 2v t  at 2
x  xo  t
2 2

1 2
x  xo  v t  a t ( 4)
2
vo  v
v  v o  a t (1) x  xo  t (2)
2
v  vo
t
a

(v  vo ) (v  vo ) v  v
2 2
x  xo   o
2 a 2a

v  v  2 a ( x  x o ) (5)
2 2
o
5 buah persamaan dengan 4 variabel

(1) v  v o  a t
vo  v
( 2) x  x o  t
2
1 2
(3) x  x o  v o t  a t
2
1 2
( 4) x  x o  v t  a t
2
(5) v  v  2 a ( x  x o )
2 2
o
Contoh Soal 1.1
Sebuah pesawat jumbo jet memerlukan kecepatan minimum
sebesar 360 km/jam agar dapat tinggal landas. Panjang landas
pacu yang ada di bandar udara adalah 2000 m.
a) Tentukan percepatan minimum yang harus dihasilkan oleh
mesin jumbo jet tersebut.
b) Berapa waktu yang diperlukan sebelum tinggal landas ?
Jawab :
Variabel yang sudah diketahui 3 :
km 1000m m
v o  0 x  x o  2000 m v  360  360  100
jam 3600s s
a). Untuk menghitung percepatan gunakan persamaan (5) :

v 2  v o2  2 a ( x  x o )
v v2 2
100 2  0 m
a o
  2,5 2
2( x  x o ) 2(2000) s
b)
Variabel yang diketahui 4 : (x-xo) , Vo , V dan a

Untuk menghitung waktu dapat digunakan


persamaan (2) :

vo  v 2(2000)
x  xo  t  t  40 s
2 (0  100)

persamaan (1) :

V  Vo 100  0
V  Vo  at  t    40 s
a 2,5
Contoh Soal 1.2
Sebuah mobil yang bergerak dengan percepatan konstan
melewati jalan di antara dua buah titik yang berjarak 60 m dalam
waktu 6 detik. Kecepatannya pada saat ia melewati titik kedua
adalah 15 m/s.
a) Berapa jarak dari tempat ia mula-mula berhenti sampai ke titik
pertama ?
b) Berapa waktu tempuh dari tempat ia mula-mula berhenti
sampai ke titik pertama ?
Jawab :
(x-xo )1 = ? (x-xo )2 = 60 m

V2 =15m/s
t1 = ? t2 = 6 s

Lintasan 1 Lintasan 2
(x-xo)1 = ? 60 m

V2 =15 m/s
t1 = ? t2 = 6 s

Pada lintasan 1 hanya satu variabel yang diketahui, yaitu vo = 0


sehingga diperlukan 2 variabel lagi, yaitu percepatan dan
kecepatan di titik 1(kecepatan awal pada lintasan 2 atau
kecepatan akhir pada lintasan 1)
Pada lintasan 2 sudah terdapat 3 besaran yang diketahui :
(x-xo)2 = 60 m, kecepatan akhir V2 = 15 m/s dan waktu t2 = 6 s.
Gunakan persamaan (2) pada lintasan 2 untuk menghitung Vo2 :
Vo 2  V2 Vo 2  15
 x  xo  2  t 2  60  (6)
2 2
(60)(2) m m
Vo 2   15  5  V1  5
6 s s
(x-xo)1 = ? 60 m

5 m/s 15 m/s
t=? t=6s

Gunakan persaman (1) pada lintasan 2 untuk menghitung a :


15  5 5
V2  Vo 2  a t 2  a 
6 3
Pada lintasan 1 sudah terdapat 3 variabel yang diketahui

a). Gunakan persaman (5) untuk menghitung x-xo


5 2
0
V1  Vo1  2a ( x  x o )1  ( x  x o )1 
2 2
 7,5 m
5
2 
3
b). Gunakan persaman (1) untuk menghitung t1
50
V1  Vo1  a t1  t1   3s
5/3
Contoh Soal 1.3
Sebuah mobil mulai bergerak dengan percepatan sebesar 2,2
m/s2 pada saat lampu lalulintas menyala hijau. Pada saat yang
sama sebuah truk melewatinya dengan kecepatan konstan
sebesar 9,5 m/s.
a). Kapan,
b). Dimana
c). Pada kecepatan berapa
mobil tersebut kembali menyusul truk ?

Jawab :
a=0
Truk
vo =9,5 m/s vo =9,5 m/s

vo = 0
Mobil a=2,2 m/s2 v=?

x-xo = ?
a=0
Truk
vo =9,5 m/s vo =9,5 m/s

vo = 0
Mobil a=2,2 m/s2 v=?

x-xo = ?

a). 1 2 1
( x  x o )1  v o t  9,5t ( x  x o ) 2  at  2,2t 2  1,1t 2
2 2
9,5
9,5t  1,1t 2
 t  8,64 s
1,1
b). 1
( x  x o )  2,2(8,64) 2  82,1 m
2
c).
v  v o  at  0  2,2(8,64)  19 m / s
Soal Latihan No. 1
Seseorang mengendarai mobil dengan kecepatan 50 km/jam. Pada saat
jaraknya dari 30 m, lampu lalu lintas menyala kuning. Lampu lalu lintas tersebut
terletak dipersimpangan jalan yang lebarnya 15 m. Bila lampu lalu lintas
menyala kuning selama 2 detik sebelum berubah menjadi merah, keputudsan
apa yang harus ia ambil. Apakah ia harus memperlambat kendaraannya ? atau
ia justru mempercepat kendaraannya dengan harapan sudah melewati
persimpangan jalan pada saat lampu lalu llintas menyala merah. Perlambatan
maksimumnya 10 m/s2 dan dalam dua detik mobil dapat dipercepat dari 50
km/jam sampai 70 km/jam.
Jawab : Sebaiknya ia memperlambat kendaraannya
G. GERAK JATUH BEBAS
Gerak jatuh bebas adalah gerak sebuah benda yang jatuh dari ketinggian
.
tertentu tanpa kecepatan awal. Contoh, buah durian jatuh dari pohonnya. Akan
lebih sempurna jika gerak jatuh bebas tanpa dipengaruhi gaya Archimedes
dengan gesekan udara. Artinya, tidak ada gaya luar yang mendorong atau
menghambat gerak jatuh sebuah benda. Contoh, gerak jatuh yang dipengaruhi
gaya Archimedes dan gesekan udara diperlihatkan pada parasut untuk
menghindari gerak jatuh bebas ideal. Jadi, gerak jatuh bebas dapat didefinisikan
sebagai gerak jatuh tanpa kecepatan awal dari ketinggian tertentu dan hanya
dipengaruhi gaya gravitasi bumi.
Persamaan GLB dapat diturunkan dari persamaan GLBB untuk
kecepatan

vt  v 0  at

x  v0 t  12 at 2
vt2  v02  2ax
Selanjutnya ganti percepatan a dengan percepatan
gravitasi g dan jarak x dengan ketinggian h maka
diperoleh persamaan

vt  v0  gt
h  v 0 t  12 gt 2

vt2  v02  2 gh

Tanda minus pada percepatan gravitasi


menunjukkan bahwa arahnya menuju ke
bawah.
Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian h meter di atas tanah.
Untuk sampai di permukaan tanah, benda tersebut membutuhkan waktu
tempuh t sekon. Maka, akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
Dari persamaan diturunkan persamaan sebagai berikut :
h = - ½ g.t2
2h
t = –––––––
g

Keterangan :
t = waktu tempuh (s)
h = ketinggian benda (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Contoh soal 2.6
Sebutir kelapa jatuh dari tangkainya pada ketinggian 20 m.
Jika g = 10 m/s2, hitunglah:
a. waktu yang diperlukan untuk jatuh ke tanah
b. berapa kecepatan saat jatuh di tanah
Solusi: Pada Ketinggian h = 20 m. Kecepatan awal .v0  0
Jawab
h  v0 t  12 gt 2
20  (0)t  12 (10)t 2
5t 2  20
t2  4
maka waktu jatuh ke tanah t = 2 s,
•Kecepatan saat jatuh di tanah dapat dihitung
dari persamaan

vt  v0  gt  0  (10)(2)  20 m/s


.
.
Contoh soal 2.7
Sebuah pistol mainan ditembakkan ke atas dengan
kecepatan awal 10 m/s. Hitunglah ketinggian maksimum
yang dicapai peluru.
Diketahui: vt  0

(di titik puncak)


h
Jawab:
Gunakan persamaan vt  v0  gt
v0  10 m/s

0  10  10t
Maka waktu untuk mencapai puncak adalah t = 1 s.
Gambar 2.3 Selanjutnya dari persamaan diperoleh
Ilustrasi gerak
jatuh bebas h  v0 t  12 gt 2
h  (10)(1)  1
2 (10)(1) 2  10  5  5
Ketinggian maksimum adalah h = 5 m.
Contoh Soal 1.4
Sebuah bola dilemparkan vertikal ke bawah dari atap sebuah
gedung yang tingginya 36,6 m. Dua detik kemudian bola tersebut
melewati sebuah jendela yang terletak 12,2 m di atas tanah
a). Pada kecepatan berapa bola tersebut tiba di tanah ?
b). Kapan bola tersebut tiba di tanah ?
atap gedung
Jawab :
Gunakan persamaan (4) pada
Vo
lintasan 1 (atap gedung  jendela) :
1 2 36,6
( y  y o )1  v1 t1  g t1 jendela
2
1
12,2  36,6  v1 (2)  (9,8)(2) 2 V1 12,2
2 tanah
 24,4  19,6
v1   22 m / s
2 V2 = ?
a). Gunakan persamaan (5) pada lintasan 2 (jendela  tanah) :

v 22  v o2 2  2 g ( y  y o ) 2
v 22  (22) 2  2(9,8)(0  12,2)  723,12
v 2  26,9
atap gedung
Ambil yang negatip : v2 = - 26,9 m/s

b). Gunakan persamaan (1) pada Vo


lintasan 2 :
v2  vo  g t 36,6
jendela
 26,9  22  9,8 t
 4,9
t  0,5 s Vo2 = - 22
tanah
12,2
 9.8
Jadi tiba ditanah setelah 2,5 s
V2 = ?
Contoh Soal 1.5
Sebuah batu dilepaskan dari sebuah jembatan yang tingginya 50
m di atas permukaan sungai. Satu detik kemudian sebuah batu
lain dilemparkan vertikal ke bawah dan ternyata kedua batu
tersebut mengenai permukaan sungai pada saat yang
bersamaan. Tentukan kecepatan awal dari batu kedua.
Jawab :
2 1
Gunakan persamaan (3)
pada batu pertama : Vo1 = 0
1 2
y  y o  v o1t1  g t1 Vo2
2
1
0  50  (9,8) t12
2
50
t1   3,19 s
4,9
t1  3,19  t 2  t1  1  3,19  1  2,19

Gunakan persamaan (3) pada batu kedua :


1 2 1
y  yo  vo 2 t 2  g t 2  0  50  v o 2 (2,19)  (9,8)(2,19) 2
2 2
 50  23,5 2 1
vo2 
2,19 Vo1 = 0
 12,1 m / s
Vo2
Contoh Soal 1.6
Seorang penerjun payung terjun Vo = 0
bebas sejauh 50 m. Kemudian
payungnya terbuka sehingga ia turun a1 = - g
dengan perlambatan sebesar 2 m/s2. 50
Ia mencapai tanah dengan
a2 =2 m/s2
kecepatan sebesar 3 m/s.
H=?
a). Berapa lama ia berada di udara ?
t=?
b). Dari ketinggian berapa ia terjun ?

V1

V2 = - 3 m/s
Jawab :

Gunakan persamaan (3) pada lintasan 1 : Vo = 0

1 2
( y  y o )1  v o t1  g t1 50
2
1
 50   (9,8) t12
2
50
t1   3,19 s
4,9
V1
Gunakan persamaan (1) pada lintasan 1 :

v1  v o  g t1  0  9,8(3,19)  31,3 m / s
Gunakan persamaan (1) pada lintasan 2 :
v 2  vo 2  a 2 t 2
 3  31,3  (2) t 2
 3  31,3 50
t2   14,15 s
2 2 m/s2

a). Ia berada di udara selama


3,19+14,15=17,34 s

Gunakan persamaan (2) pada lintasan 2 :


vo2  v2
( y  yo )2  t2 Vo2 = - 31,3 m/s
2
 31,3  3
 (14,15)  242,7 m
2
b). Ia diterjunkan dari ketinggian 292,7 m V2 = - 3 m/s
Soal Latihan No. 2
Sebuah model roket diluncurkan vertikal ke atas dengan percepatan konstan
sebesar 4 m/s2. Setelah 6 detik bahan bakarnya habis dan ia meneruskan
perjalanannya sampai mencapai suatu ketinggian maksimum yang kemudian
akan kembali ke tanah. Berapa tinggi maksimum dari model roket tersebut dan
berapa lama model roket tersebut berada di udara ?
Jawab :

Roket berada diudara selama 8,45 s


Tinggi maksimum roket adalah101,39 m
H. GERAK VERTIKAL KE ATAS
Jika sebuah benda dilemparkan ke atas seperti pada
gambar 2.17, selama perjalanan di sepanjang lintasan
lurusnya benda selalu mengalami percepatan gravitasi bumi
yang arahnya ke bawah. Gerak vertikal ke atas maupun
vertikal ke bawah memiliki percepatan gravitasi sama besar,
tetapi arahnya berlawanan dengan arah gerak benda.

Gerak vertikal ke atas berupa gerak diperlambat, karena


semakin ke atas kecepatannya semakin berkurang. Pada
ketinggian maksimum, kecepatan benda menjadi nol (vt = 0).
Pada keadaan itu, benda berhenti sesaat, lalu jatuh bebas ke
bawah. Rumus yang digunakan pada gerak lurus berlaku
untuk gerak vertikal ke atas dan gerak jatuh bebas.
pada gerak vertikal ke atas, berlaku persamaan :
vt = vo – g.t
h2 = vo 2. t – ½ g.t2
vt  v0  2 gh
v2= 2gh
Keterangan :
h = ketinggian benda dari kedudukan awal (m)
v = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
t = waktu tempuh (s)
vt = kecepatan pada t sekon (m/s)
Gerak Vertikal ke Atas
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menganalisis Gerak
Vertikal ke atas
Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g).
Kedua, ketika benda bergerak ke atas, kecepatan benda berkurang secara
konstan setiap saat. Kecepatan benda berkurang secara konstan karena
gravitasi bumi bekerja pada benda tersebut dengan arah ke bawah. Kalau
gravitasi bumi bekerja ke atas, maka benda akan terus bergerak ke atas
alias tidak kembali ke permukaan bumi. Tapi kenyataannya tidak seperti
itu… Karena kecepatan benda berkurang secara teratur maka kita bisa
mengatakan bahwa benda yang melakukan gerak vertikal ke atas
mengalami perlambatan tetap. Karena mengalami perlambatan maka
percepatan gravitasi bernilai negatif.
Ketiga, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau
y.
Keempat, pada titik tertinggi, tepat sebelum berbalik arah, kecepatan benda
= 0.
Gerak Vertikal ke Atas
Contoh Soal Penyelesaian
• Dari permukaan Diketahui: Jawab :
tanah
ditembakkan
sebuah benda vo = 30 m/s a) hmax = vo2 / 2g
vertikal ke atas g = 10 m/s2 = 302 / 2.10
dengan = 900 / 20
kecepatan awal = 45 m
30 m/s. Jika g = Ditanyakan:
10 m/s2, tentukan b) tBAB = 2.vo / g
tinggi maksimum a) hmax = ….?
yang dicapai = 2.30 / 10
benda dan waktu b) t BAB = ….? =6s
yang diperlukan
benda untuk
kembali ke tanah!
 GERAK PARABOLA (PELURU)
 GERAK PARABOLA (PELURU)
 Dapat diuraikan menjadi gerak horisontal dan gerak vertikal
Pada saat tertentu t, maka benda bergerak dalam arah-x dengan
kecepatan konstan atau gerak lurus beraturan (GLB) karena tidak
y mengalami percepatan sedangkan gerak benda dalam arah y
dipengaruhi oleh gravitasi sebagaimana gerak jatuh bebas (GJB).

Gerak Horisontal :
Vox  Vo cos  a x  0
Gerak Vertikal :

Vo Voy  Vo sin  a y  g
Voy
Vo2  Vox2  Voy2
 x
Vox
Dari kedua hubungan di atas dapat diperoleh kecepatan total
peluru pada saat tertentu yang merupakan resultan dari Vx dn Vy

vt  v  v 2
x
2
y
v x

v y

Sedangkan posisi peluru pada saat tertentu t dapat diperoleh


menerapkan perumusan jarak-x dan posisi vertikal y sebagai berikut:

x(t )  v 0 cos  t

1 2
y (t )  v0 sin  t  gt
2
Tepat pada titik puncak maka kecepatan dalam arah-y sama dengan nol, maka
dapat dituliskan kecepatan dalam arah-y di titik puncak:

v y  v0 sin   gt  0
Selanjutnya diperoleh hubungan waktu untuk mencapai titik puncak:

v0 sin 
tp 
g
Dengan menggunakan waktu jatuh pada persamaan posisi

1 2
y (t )  v0 sin  t  gt
2
2
 v0 sin   1  v 0 sin   v02 sin 2  g  v02 sin 2  
y (t )  v0 sin     g      2


 g  2  g  g 2 g 
Atau tinggi maksimum peluru: v 02 sin 2 
hmax 
2g
Untuk menghitung waktu jatuh, gunakan asumsi bahwa kondisi simetris dan
tanah horizontal maka waktu jatuh adalah dua kali waktu puncak:

2v 0 sin 
t j  2.t p 
g

x(t )  v 0 cos  t
 2v 0 sin  
x(t )  v 0 cos   
 g 
v02 2 sin  cos  v02 (2 sin  cos  ) v02 (sin 2 )
R  
g g g

Memberikan jarak jatuh terjauh untuk sudut elevasi   45 


sin 2  sin 90   1
Gerak horisontal : ax = 0

v  v o  a t  Vx  Vox
vo  v
x  xo  t  x  x o  v ox t
2
1 2
x  x o  v o t  a t  x  x o  v ox t
2
1 2
x  x o  v t  a t  x  x o  v ox x t
2
v  v o  2 a ( x  x o )  v x  v ox
2 2

Pada gerak horisontal hanya ada 2 persamaan


Gerak Vertikal : a = - g

v  v o  a t  v y  v oy  gt

vo  v v oy  v y
y  yo  t  y  yo  t
2 2
1 2 1 2
y  y o  v o t  a t  y  y o  v oy t  g t
2 2
1 1
y  yo  v t  a t  y  yo  v y t  g t
_
2 2

2 2
v  v  2 a ( y  yo )  v  v  2 g ( y  yo )
2 2
o
2
y
2
oy
Contoh Soal 1.7
Sebuah pesawat tempur menukik ke bawah dengan sudut 53o
terhadap vertikal pada ketinggian 730 m. Pada saat itu sebuah
bom dilepaskan dan mengenai tanah 5 detik kemudian. Tentukan
dimana bom tersebut mengenai tanah dan hitung kecepatannya
pada saat itu.
Jawab :
Vox  Vo cos(37 )  0,8Vo
o

37o Voy  Vo sin(37 o )  0,6Vo


53o
vo

730 m

x-x = ? v=?
Gerak Vertikal :
1 2
Vox  0,8Vo y  y o  Voy t  g t
2
Voy  0,6Vo 1
0  730  0,6Vo (5)  (9,8)5 2

2
730  122,5
Vo   202,5
3

Voy  0,6Vo
vo
 0,6(202,5)  121,5
730 m
Vy  Voy  gt
 121,5  9,8(5)  170,5

x-x = ? v=?
Gerak horisontal :

v o  202,5
v ox  0,8v o  0,8(202,5)  162
v x  v ox  162
x  x o  v ox t  (162)(5)  810 m

Kecepatan tiba di tanah :

vo V 2  Vx2  Vy2
 (162) 2  (170,5) 2  55314
V  55314  235 m / s

x-x =? v=?
Contoh Soal 1.8
Seorang pemain bola menerima umpan dari rekannya pada saat
ia berada 10 meter di depan gawang lawan. Ia menendang bola
dengan sudut 20o terhadap horisontal dengan kecepatan awal Vo
dan pada saat ditendang bola tersebut berada 0,05 m di atas
tanah. Tetapi sayang sekali ternyata tidak terjadi gol karena bola
tersebut membentur tiang atas gawang yang tingginya 2,25 m.
Hitung kecepatan awal Vo.
Jawab :

vosin 20o v
o

2,25 m
20o
vocos 20o
0,05 m

x-xo =10 m
vosin 20o v
o

2,25 m
20 o

vocos 20o
0,05 m

x-xo =10 m

Gerak horisontal :

x  x o  v ox t  10
v o cos 20 o t  0,94v o t  10
10
vo t   10,638
0,94
vosin 20o v
o

2,25 m
20o

vocos 20o
0,05 m

10 m

Gerak vertikal :
1 2
y  y o  v oy t  gt  2,25  0,05  v o sin 20o t  4,9t 2
2
2,20  0,342v o t  4,9t 2  4,9 t 2  0,342(10,638)  2,20  1,438
1,438 v o t 10,638
t  0,542 s  v o    19,6 m / s
4,9 t 0,542
Contoh Soal 1.9
Sebuah pembom bergerak horisontal dengan kecepatan 720
km/jam pada ketinggian 500 m di atas tanah. Di darat sebuah
kendaraan lapis baja bergerak searah dengan arah pesawat
dengan kecepatan 45 km/jam. Pada jarak horisontal berapa
antara pesawat dan kendaraan lapis baja (tank), bom harus
dijatuhkan agar mengenai sasaran ?
Jawab : V2 = 200 m/s

500 m

v1 = 12,5 m/s

xo =?
Benda 1 = Tank

km m
v1  45  12,5
jam s
x1  x o  v1 t  x o  12,5 t y1  0

V2 = 200 m/s

500 m

v1 = 12,5 m/s

xo =?
Benda 2 = Bom

km m
V2  720  200
jam s
1 2 1
x 2  V2 t  200 t y 2  y o  g t  500  (9,8) t 2
2 2
V2 = 200 m/s

500 m

v1 = 12,5 m/s

xo =?
Bom mengenai sasaran  x1 = x2 y 1 = y2

1 1000
500  (9,8) t  0  t 
2
 10,1 s
2 9,8
x o  12,5 t  200 t  x o  (200  12,5)(10,1)  1894 m

V2 = 200 m/s

500 m

v1 = 12,5 m/s

xo =?
Soal Latihan No. 3
Seorang pemain bola yang sedang berada pada jarak 20 m dari penjaga gawang
menendang bola dengan kecepatan awal 10 m/s pada sudut 36,87 o terhadap horisontal.
Agar dapat menangkapnya, berapa kecepatan lari dari penjaga gawang dalam
menyongsong bola tersebut sebelum tiba di tanah ? Anggap pada saat bola ditendang,
penjaga gawang juga sudah mulai berlari.

Vo = 10 m/s
V=?

36,87o

20 m
Jawab : V = 8.327 m/s
 KINEMATIKA ROTASI
• Bila terjadi perubahan sudut dalam selang waktu tertentu,
didefinisikan kecepatan sudut rata-rata sebagai :
 2  1

t 2  t1
• Bila terjadi perubahan kecepatan sudut dalam selang waktu tertentu,
didefinisikan percepatan sudut rata-rata sebagai :
2  1
 
t 2  t1
 = Sudut [radian]
 = Kecepatan sudut [radian/s]
 = Percepatan sudut
[radian/s2 ]
t = Waktu [s]
• Persamaan-persamaan kinematika rotasi :


v s v1
 1
v1 R v1
Δs 2 v2 Δv
1 Δθ
 v R
v  1 s arad Δ 0
v2
2
R θ
0

v v1 s
a 
v1 R t
s  R
v s v1 s
a  lim 1  lim 1 sudut putaran 2π
t 0 R t R  t  0 t ds d dR  
R  1 periode gerak T
dt dt dt
v2 1 rotasi 2 rad 2
a rad  ds d 1 rpm    rad/s
R R 1 menit 60 s 60
dt dt

v  R
• Persamaan-persamaan kinematika rotasi :

  o   t v1
1
v1
  o 2 Δv
  o 
v2
t 1
Δs
Δθ
2 arad Δ
R
0 2
θ v2
1
   o  o t   t 2 0

2
1
  o   t   t 2
2
 2  o2  2 (   o )
Contoh Soal 5.1
Sebuah roda gila (grindstone wheel) berputar dengan percepatan
konstan sebesar 0,35 rad/s2. Roda ini mulai berputar dari keadaan diam
(o = 0) dan sudut mula-mulanya o = 0.
Berapa sudut dan kecepatan sudutnya pada saat t=18 s ?
Jawab :
1 putaran  360o  2 radian
1 2
  o t   t
2
1
 0(18)  (0,35)(18) 2
2
 56,7 rad  3200o  9 putaran

  o   t
 0  (0,35)(18)  6,3rad / s
 6,3 rad / s  360o / s  1 putaran / s
Contoh Soal 5.2
Dalam suatu analisis mesin helikopter diperoleh informasi bahwa
kecepatan rotornya berubah dari 320 rpm menjadi 225 rpm dalam
waktu 1,5 menit ketika mesinnya dihentikan.
a). Berapa percepatan sudut rata-ratanya ?
a). Berapa lama baling-balingnya berhenti ?
b). Berapa kali baling-balingnya berputar sampai berhenti ?
Jawab :
  o 225  320
a).     63,3 putaran / s 2
t 1,5
   0  320
b). t    5,1 menit
  63,3
 2  o2 0  320 2
c).     809 putaran
2 2(63,3)
• Hubungan antara kecepatan linier dan kecepatan sudut
v1
1
ds v1

s  r v  1
Δs 2 v2 Δv

dt arad Δ
R
0
Δθ
2

d θ v2

v r  r 0

dt

• Hubungan antara percepatan linier dan percepatan sudut

dv dr d
at    r  r
dt dt dt
v 2 (r ) 2
r     2r
r r
• Momen Inersia (rotasi)  massa (translasi)
Untuk sistem partikel energi kinetiknya :

K
1
2
m v 2

1
 i i 2 i i 2 m ( r ) 2

1
  m r 
i i
2 2

1
I   mi ri 2  K  I 2
2

I disebut momen inersia dari sistem partikel


Untuk benda tegar momen inersianya dapat dihitung dari :

I   r 2 dm
• Momen Inersia (rotasi)  massa (translasi)
Untuk sistem partikel energi kinetiknya :

K
1
2
m v 2

1
 i i 2 i i 2 m ( r ) 2

1
  m r 
i i
2 2

1
I   mi ri 2  K  I 2
2

I disebut momen inersia dari sistem partikel


Untuk benda tegar momen inersianya dapat dihitung dari :

I   r 2 dm
Contoh Soal 5.3
Suatu sistem terdiri dari dua buah benda bermassa sama m yang
dihubungkan dengan sebuah batang kaku sepanjang L dengan massa
yang dapat diabaikan.
a). Bila sistem tersebut berputar dengan sumbu ditengah batang
tentukan momen inersianya
b). Tentukan momen inersianya bila berputar dengan sumbu pada ujung
batang

Jawab :
2 2
 L L 1 2
a). I   mi ri  m   m   mL
2

2 2 2
b). I   mi ri 2  m 0   m L   mL2
2 2

Anda mungkin juga menyukai