Anda di halaman 1dari 10

Pembangunan Pipa Minyak di Laut Jawa

(Pihak Pengembang)
Disusun Sebagai Tugas Konservasi Sumberdaya Perairan
Tahun Akademik 2019

Disusun oleh:

Kelompok B

Erwin Theofilius LG 230110170023


Yovita Fiona Antania 230110170073
Fajaruddin Hayat 230110170075
Atiek Adelianti 230110170113

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan paper mata kuliah Konservasi Sumberdaya
Perairan dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan
praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bentuk maupun
isinya. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang
sifatnya membangun.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Akhirnya, tiada kata yang
dapat kami sampaikan selain mengharapkan agar paper ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak di masa sekarang maupun yang akan datang.

Jatinangor, Oktober 2019

Kelompok B
1. Latar Belakang
Industri minyak dan gas memainkan peranan penting dalam masyarakat
modern saat ini dalam pemenuhan kebutuhan seperti untuk pemanas, energi listrik
dan transportasi. Pada saat yang sama, pencarian dan eksploitasi sumber minyak
dan gas merupakan salah satu penyebab utama degradasi lingkungan yang telah
mengangkat berbagai masalah yang berkelanjutan. Meskipun pentingnya industri
minyak dan gas untuk kegiatan ekonomi dan sosial, operasi dan manajemen rantai
pasokan kurang memperhatikan tantangan yang industri hadapi dalam manajemen
rantai pasokan (Nurul et.al, 2016)
PT PERTAMINA (Persero) merupakan salah satu perusahaan besar
BUMN di Indonesia. Perusahaan BUMN ini bergerak dibidang perminyakan.
Bisnis yang dijalankan oleh PT PERTAMINA (Persero) ialah pengolahan minyak
yang dimulai dari hulu hingga hilir dan pemasaran. Oleh karena itu, PT
PERTAMINA (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang paling
berpengaruh terhadap laju perekonomian negara Indonesia.
PT Pertamina (Persero) melakukan proyek pembangunan pipa minyak di
Perairan Pantai Utara Jawa. Pipa milik Pertamina di Laut Utara Karawang, Jawa
Barat, Bocor, dan mencemari sebagian perairan laut utara Karawang. Lokasi
kebocoran pipa ini berada sekitar 3 mil dari pantai utara Karawang.
2. Tujuan
Untuk memberikan informasi mengenai pembangunan pipa minyak di
sekitar Laut Jawa.

3. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pertamina?
2. Apa tujuan dari pembangunan kilang minyak?
3. Apa undang-undang yang mengatur minyak dan gas bumi?
4. Bagaimana terjadinya kebocoran minyak di Laut Jawa?
5. Bagaimana tindakan Pertamina terhadap kasus tumpahan minyak di Laut
Jawa?
4. Pembahasan
4.1 Pertamina
Pertamina adalah perusahaan milik negara (BUMN) terbesar di Indonesia
dalam hal pendapatan dan labanya. Perusahaan ini aktif di sektor hulu dan hilir
industri minyak dan gas. Sektor hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak,
gas dan energi panas bumi, sementara kegiatan hilir mencakup pengolahan,
pemasaran, perdagangan dan pengiriman.

Perusahaan ini memproduksi banyak komoditas seperti bahan bakar,


minyak tanah, LPG (Bahan bakar gas cair), LNG (Gas bumi cair), dan petrokimia.
Pertamina adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di Indonesia setelah
Chevron Pacific Indonesia (merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya
dimiliki oleh Chevron Amerika, salah satu perusahaan energi terintegrasi
terkemuka di dunia). Saat ini, Pertamina memiliki enam kilang minyak di
Indonesia yang memiliki kapasitas produksi gabungan sebesar satu juta barel
minyak per hari (bph).

4.2 Tujuan Pembangunan Kilang Minyak

Energi menjadi fokus utama pemerintah dalam kebijakan ekonomi saat ini.
Pemerintah berencana mempercepat pembangunan kilang minyak di dalam negeri
untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) Nasional. Permintaan
BBM nasional lebih tinggi dari supply domestik yang tersedia. Untuk memenuhi
kebutuhan Bahan Bakar Minyak, Pertamina melakukan impor minyak mentah dan
bbm dari luar negeri. Tingginya ketergantungan impor minyak mentah tentu
mengakibatkan devisa negara terkuras.
Upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk memenuhi permintaan
BBM yaitu perlu dilakukan pembangunan kilang baru dengan kapasitas 300 ribu
barel perhari yang akan dapat membantu memenuhi permintaan BBM nasional.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pemerintah dalam pembangunan dan
pengenbangan kilang harus dilakukan dengan menggunakan teknologi yang
terbaru, memenuhi ketentuan pengelolaan dan perlindungan lingkungan, dan tentu
saja mengutamakan penggunaan produk dalam negeri.
Tujuan dari pembangunan kilang minyak baru adalah kebutuhan BBM
semaksimal mungkin dapat dipenuhi dari dalam negeri tanpa ketergantungan
impor yang menjadikan ketahanan energi di Indonesia lebih kuat. Selain itu, jika
kebutuhan BBM bisa dipenuhi dari produksi kilang dalam negeri, maka harga jual
BBM kepada dunia usaha dan masyarakat dapat ditekan lebih murah. Selain untuk
mendukung pipa yang sudah ada, penambahan jaringan pipa ini untuk
mengantisipasi risiko pendistribusian BBM ke pelosok daerah. Risiko
menggunakan truk untuk mendistribusikan BBM lebih besar karena masalah
kemacetan di jalan raya dan potensi bahaya kebakaran.

4.3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 Tentang


Minyak Dan Gas Bumi
Bab II Azas dan Tujuan
Pasal 2
Penyelenggaraan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi yang diatur dalam
Undang-undang ini berasaskan ekonomi kerakyatan, keterpaduan, manfaat,
keadilan, keseimbangan, pemerataan, kemakmuran bersama dan kesejahteraan
rakyat banyak, keamanan, keselamatan, dan kepastian hukum serta berwawasan
lingkungan.
Pasal 3
Penyelenggaraan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi bertujuan :
a. Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha
Eksplorasi dan Eksploitasi secara berdaya guna, berhasil guna, serta
berdaya saing tinggi dan berkelanjutan atas Minyak dan Gas Bumi milik
negara yang strategis dan tidak terbarukan melalui mekanisme yang
terbuka dan transparan;
b. Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian usaha Pengolahan,
Pengangkutan, Penyimpanan, dan Niaga secara akuntabel yang
diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat,
dan transparan;
c. Menjamin efisiensi dan efektivitas tersedianya Minyak Bumi dan Gas
Bumi, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku, untuk
kebutuhan dalam negeri;
d. Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk lebih
mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;
e. Meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang
sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan serta
memperkuat posisi industri dan perdagangan Indonesia;
f. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat yang adil dan merata, serta tetap menjaga kelestarian
lingkungan hidup.

4.4 Terjadinya Kebocoran Minyak di Laut Jawa

Gambar lokasi kilang minyak dan wilayah terdampak

Kebocoran minyak yang terjadi di Laut Jawa tahun 2019 ini adalah sebuah
kebocoran minyak yang terjadi di lepas pantai di Laut Jawa, Indonesia. Lokasi
proyek tersebut berada sekitar 7 mil dari bibir pantai Cilamaya, pesisir utara
Karawang, Jawa Barat. Peristiwa tersebut disebabkan oleh munculnya gelombang
gas saat pengeboran sumur YYA-1 di Blok ONWJ (Offshore North West Java)
milik Pertamina Hulu Energi ONWJ (PHE ONWJ). Kejadian bermula pada 12
Juli 2019, sekitar pukul 01.30 WIB, saat dilakukan re-entry di sumur YYA-1 pada
kegiatan reperforasi. Saat itu, muncul gelembung gas di Anjungan YY dan Rig
Ensco-67 yang terletak di wilayah operasi offshore ONWJ. Dugaan awalnya,
gelembung gas muncul lantaran terjadi anomali tekanan pada saat reaktivasi
sumur dilakukan. Sumur YYA-1 merupakan sumur eks eksplorasi yang tahun
2011 dibor dengan nama YYA-4. Selanjutnya, pada 14 Juli 2019 sesuai standar
keselamatan internasional di dunia migas, PHE ONWJ langsung menyatakan
keadaan darurat operasi. Semua aktivitas pengeboran dihentikan. Incident
Management Team (IMT) bergerak cepat menangani gelembung gas serta
antisipasi adanya tumpahan minyak di sekitar anjungan. Hingga pada keesokan
harinya atau 15 Juli 2019, pihak PHE ONWJ pun akhirnya menyatakan kondisi
darurat, sehingga langsung mengirimkan surat kepada SKK Migas dan
Kementerian ESDM. Pada 16 Juli 2019, muncul lapisan minyak (oil sheen) di
permukaan laut sekitar kemunculan gelembung gas. Tumpahan minyak kemudian
terlihat di sekitar anjungan pada sehari berikutnya, atau 17 Juli 2019. Kemudian,
tumpahan minyak itu mencapai ke pantai arah barat pada 18 Juli 2019.
Wilayah sekitar anjungan YY pun diisolasi dalam radius yang aman. Tidak
boleh ada aktivitas masyarakat khususnya nelayan di sekitar anjungan. Standar
Health, Safety and Security Environment (HSSE) di Pertamina Group, tidak
mentolerir adanya korban jiwa, atau zero fatality. Dalam upaya
penanggulangannya Pertamina telah melibatkan pihak-pihak yang kredibel,
kompeten dan memiliki pengalaman yang baik dalam menangani kondisi yang
sama. Salah satunya adalah Boot & Coots, perusahaan asal AS yang telah
memiliki pengalaman dan terbukti berhasil dalam menyelesaikan beberapa
peristiwa sejenis dengan skala yang lebih besar antara lain di teluk Mexico.

4.5 Upaya Dan Bentuk Tanggung Jawab Pertamina Menyelesaikan Kasus


Tumpahan Minyak Di Laut Jawa
Pertamina terus berupaya maksimal menangani tumpahan minyak dengan
menerjunkan berbagai peralatan dan metode sesuai standar di industri migas
Prosedur penanganan tumpahan minyak yang dilakukan Pertamina Hulu Energi
Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Karawang, Jawa Barat sudah tepat.
Hidro karbon yang menyembur dari sumur YYA-1 ini adalah jenis waxy oil,
semacam minyak berat seperti lilin. karena itu diperlukan upaya khusus, yakni
menggerahkan Octopus skimmer untuk menghisap tumpahan minyak tersebut.
Selain mengerahkan Giant Octopus Skimmer, Pertamina juga membentangkan
Static Oil Boom berukuran 5 x 400 meter di sekitar anjungan YY di wilayah
Karawang Jawa Barat. Strategi ini menjadi andalan dan dinilai terbukti efektif
untuk menahan penyebaran tumpahan Minyak.

Dari pengamatan KLHK, tumpahan minyak di pantai sudah ditangani


dengan baik oleh Pertamina dengan memasang oil boom, atau peralatan yang
digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di air, sepanjang
500 meter. Petugas juga menggunakan 44 kapal untuk menghadang tumpahan
minyak ke bibir pantai. VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah
Usman, menjanjikan penanganan kebocoran sumur minyak dan gas di lepas pantai
Karawang, rampung pada akhir September dengan melibatkan perusahaan dari
AS, Boot & Coots

Proses perbaikan membutuhkan waktu lama karena pengerjaannya yang


sulit, di mana mereka harus mengebor satu sumur bantuan hingga kedalaman
2.700 meter atau mendekat sumur yang bocor. Nantinya, sumur yang bocor itu
akan dimasukkan lumpur berat supaya tekanan gasnya hilang. Setelah itu, ditutup
dengan semen agar sumur YYA-1 bisa ditutup permanen.

Pertamina telah mendirikan pos pengaduan dan kesehatan untuk


masyarakat yang terkena dampak. Total ada enam posko yang dioperasikan di
Jembar Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, dan Kepulauan Seribu.
Sedangkan proses ganti rugi kepada masyarakat dan kerugian yang diderita
Pertamina, akan ditangani oleh Komite yang berisi Pertamina Hulu Energi ONWJ
dan pemerintah daerah.
DAFTAR PUSTAKA

UURI. 2009. UU Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan gas bumi.
September 18, 2019, https://referensi.elsam.or.id/2015/04/uu-nomor-22-
tahun-2001-tentang-minyak-dan-gas-bumi/

Wijaya,C. 2019. Tumpahan minyak dan gas proyek Pertamina di Laut Jawa:
Ribuan karung limbah dan sebabkan warga yang perlu biaya hidup
'nganggur. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49123606. diakses 18
September 2019

Indonesia, P. R., & yang ditetapkan dengan Undang, P. N. (2007). Undang-


Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. Eko Jaya.

Nugroho, H. (2005). Apakah persoalannya pada subsidi BBM. Tinjauan Terhadap


Masalah Subsidi BBM, Ketergantungan Pada Minyak Bumi, Manajemen
Energi Nasional, dan Pembangunan Infrastruktur Energi.

Indonesia, R. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004


Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta (ID): RI.

Eko, Pebrianto. (2019). Pertamina Tutup Sumber Tumpahan Minyak di Laut


Karawang. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4065747/pertamina-tutup-
sumber-tumpahan-minyak-di-laut-karawang Diakses 19 September 2019
LAMPIRAN

Karyawan pertamina dan masyarakat Nelayan membantu membersihkan pantai


bekerjasama membersihkan pantai yang terdampak tumpahan minyak

Giant Octopus Skimmer Proses penyedotan minyak yang tumpah

Penggunaan Oil Boom Kapal-kapal dikerahkan untuk


membersihkan tumpahan minyak

Anda mungkin juga menyukai