(Pihak Pengembang)
Disusun Sebagai Tugas Konservasi Sumberdaya Perairan
Tahun Akademik 2019
Disusun oleh:
Kelompok B
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan paper mata kuliah Konservasi Sumberdaya
Perairan dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan
praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bentuk maupun
isinya. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang
sifatnya membangun.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Akhirnya, tiada kata yang
dapat kami sampaikan selain mengharapkan agar paper ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak di masa sekarang maupun yang akan datang.
Kelompok B
1. Latar Belakang
Industri minyak dan gas memainkan peranan penting dalam masyarakat
modern saat ini dalam pemenuhan kebutuhan seperti untuk pemanas, energi listrik
dan transportasi. Pada saat yang sama, pencarian dan eksploitasi sumber minyak
dan gas merupakan salah satu penyebab utama degradasi lingkungan yang telah
mengangkat berbagai masalah yang berkelanjutan. Meskipun pentingnya industri
minyak dan gas untuk kegiatan ekonomi dan sosial, operasi dan manajemen rantai
pasokan kurang memperhatikan tantangan yang industri hadapi dalam manajemen
rantai pasokan (Nurul et.al, 2016)
PT PERTAMINA (Persero) merupakan salah satu perusahaan besar
BUMN di Indonesia. Perusahaan BUMN ini bergerak dibidang perminyakan.
Bisnis yang dijalankan oleh PT PERTAMINA (Persero) ialah pengolahan minyak
yang dimulai dari hulu hingga hilir dan pemasaran. Oleh karena itu, PT
PERTAMINA (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang paling
berpengaruh terhadap laju perekonomian negara Indonesia.
PT Pertamina (Persero) melakukan proyek pembangunan pipa minyak di
Perairan Pantai Utara Jawa. Pipa milik Pertamina di Laut Utara Karawang, Jawa
Barat, Bocor, dan mencemari sebagian perairan laut utara Karawang. Lokasi
kebocoran pipa ini berada sekitar 3 mil dari pantai utara Karawang.
2. Tujuan
Untuk memberikan informasi mengenai pembangunan pipa minyak di
sekitar Laut Jawa.
3. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pertamina?
2. Apa tujuan dari pembangunan kilang minyak?
3. Apa undang-undang yang mengatur minyak dan gas bumi?
4. Bagaimana terjadinya kebocoran minyak di Laut Jawa?
5. Bagaimana tindakan Pertamina terhadap kasus tumpahan minyak di Laut
Jawa?
4. Pembahasan
4.1 Pertamina
Pertamina adalah perusahaan milik negara (BUMN) terbesar di Indonesia
dalam hal pendapatan dan labanya. Perusahaan ini aktif di sektor hulu dan hilir
industri minyak dan gas. Sektor hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak,
gas dan energi panas bumi, sementara kegiatan hilir mencakup pengolahan,
pemasaran, perdagangan dan pengiriman.
Energi menjadi fokus utama pemerintah dalam kebijakan ekonomi saat ini.
Pemerintah berencana mempercepat pembangunan kilang minyak di dalam negeri
untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) Nasional. Permintaan
BBM nasional lebih tinggi dari supply domestik yang tersedia. Untuk memenuhi
kebutuhan Bahan Bakar Minyak, Pertamina melakukan impor minyak mentah dan
bbm dari luar negeri. Tingginya ketergantungan impor minyak mentah tentu
mengakibatkan devisa negara terkuras.
Upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk memenuhi permintaan
BBM yaitu perlu dilakukan pembangunan kilang baru dengan kapasitas 300 ribu
barel perhari yang akan dapat membantu memenuhi permintaan BBM nasional.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pemerintah dalam pembangunan dan
pengenbangan kilang harus dilakukan dengan menggunakan teknologi yang
terbaru, memenuhi ketentuan pengelolaan dan perlindungan lingkungan, dan tentu
saja mengutamakan penggunaan produk dalam negeri.
Tujuan dari pembangunan kilang minyak baru adalah kebutuhan BBM
semaksimal mungkin dapat dipenuhi dari dalam negeri tanpa ketergantungan
impor yang menjadikan ketahanan energi di Indonesia lebih kuat. Selain itu, jika
kebutuhan BBM bisa dipenuhi dari produksi kilang dalam negeri, maka harga jual
BBM kepada dunia usaha dan masyarakat dapat ditekan lebih murah. Selain untuk
mendukung pipa yang sudah ada, penambahan jaringan pipa ini untuk
mengantisipasi risiko pendistribusian BBM ke pelosok daerah. Risiko
menggunakan truk untuk mendistribusikan BBM lebih besar karena masalah
kemacetan di jalan raya dan potensi bahaya kebakaran.
Kebocoran minyak yang terjadi di Laut Jawa tahun 2019 ini adalah sebuah
kebocoran minyak yang terjadi di lepas pantai di Laut Jawa, Indonesia. Lokasi
proyek tersebut berada sekitar 7 mil dari bibir pantai Cilamaya, pesisir utara
Karawang, Jawa Barat. Peristiwa tersebut disebabkan oleh munculnya gelombang
gas saat pengeboran sumur YYA-1 di Blok ONWJ (Offshore North West Java)
milik Pertamina Hulu Energi ONWJ (PHE ONWJ). Kejadian bermula pada 12
Juli 2019, sekitar pukul 01.30 WIB, saat dilakukan re-entry di sumur YYA-1 pada
kegiatan reperforasi. Saat itu, muncul gelembung gas di Anjungan YY dan Rig
Ensco-67 yang terletak di wilayah operasi offshore ONWJ. Dugaan awalnya,
gelembung gas muncul lantaran terjadi anomali tekanan pada saat reaktivasi
sumur dilakukan. Sumur YYA-1 merupakan sumur eks eksplorasi yang tahun
2011 dibor dengan nama YYA-4. Selanjutnya, pada 14 Juli 2019 sesuai standar
keselamatan internasional di dunia migas, PHE ONWJ langsung menyatakan
keadaan darurat operasi. Semua aktivitas pengeboran dihentikan. Incident
Management Team (IMT) bergerak cepat menangani gelembung gas serta
antisipasi adanya tumpahan minyak di sekitar anjungan. Hingga pada keesokan
harinya atau 15 Juli 2019, pihak PHE ONWJ pun akhirnya menyatakan kondisi
darurat, sehingga langsung mengirimkan surat kepada SKK Migas dan
Kementerian ESDM. Pada 16 Juli 2019, muncul lapisan minyak (oil sheen) di
permukaan laut sekitar kemunculan gelembung gas. Tumpahan minyak kemudian
terlihat di sekitar anjungan pada sehari berikutnya, atau 17 Juli 2019. Kemudian,
tumpahan minyak itu mencapai ke pantai arah barat pada 18 Juli 2019.
Wilayah sekitar anjungan YY pun diisolasi dalam radius yang aman. Tidak
boleh ada aktivitas masyarakat khususnya nelayan di sekitar anjungan. Standar
Health, Safety and Security Environment (HSSE) di Pertamina Group, tidak
mentolerir adanya korban jiwa, atau zero fatality. Dalam upaya
penanggulangannya Pertamina telah melibatkan pihak-pihak yang kredibel,
kompeten dan memiliki pengalaman yang baik dalam menangani kondisi yang
sama. Salah satunya adalah Boot & Coots, perusahaan asal AS yang telah
memiliki pengalaman dan terbukti berhasil dalam menyelesaikan beberapa
peristiwa sejenis dengan skala yang lebih besar antara lain di teluk Mexico.
UURI. 2009. UU Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan gas bumi.
September 18, 2019, https://referensi.elsam.or.id/2015/04/uu-nomor-22-
tahun-2001-tentang-minyak-dan-gas-bumi/
Wijaya,C. 2019. Tumpahan minyak dan gas proyek Pertamina di Laut Jawa:
Ribuan karung limbah dan sebabkan warga yang perlu biaya hidup
'nganggur. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49123606. diakses 18
September 2019