Anda di halaman 1dari 12

DUNAMIS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani), Vol. 1, No.

2, April 2017

DUNAMIS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani)


Volume 1, Nomor 2, April 2017
ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)
http://www.sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/dunamis

Submit: 05 April 2017 Accept: 30 April 2017 Publishe: 30 April 2017

Analisis Kata Murtad dalam Kitab Ibrani 6:4-6


Elkana Chrisna Wijaya
Sekolah Tinggi Teologi Harvest Semarang
chrisna.wijaya@yahoo.co.id

Abstract
The term of “fall way” in Hebrews 6:4-6 has been debated by theologians in distinguished
perspectives. This study aims to describe and analyze the word of apostasy in Hebrews 6:6, so
it would give a biblical undestanding, according to both authors’ purpose of writing this book
and its first readers. The result of this analysis would give a contribution to pragmatic and
theological thought at present time. The conclucion of this study is, that the word of “fall
away” in Hebrews 6:4-6 is not related to salvation at all. That word is closely related to
reward, because it mostly refers to a Christian commitment. Thus, in certain point, believer
could be in position of fall away, where that believer keep himself away from living
relationship with Jesus the lorf. That situation doesn’t affect believers’ salvation, but the lost
of his reward which shall be received before judgement seat of Christ.

Keywords: analysis;book of Hebrew; debate; fall away; reward; salvation

Abstrak
Makna kata “murtad” dalam Kitab Ibrani 6:4-6 telah lama diperdebatkan oleh para sarjana
Alkitab dalam spektrum teologis yang beragam. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis
dan mendeskripsikan kata “murtad” dalam Ibrani 6:6, sehingga menghasilkan pemahaman
makna kata yang alkitabiah, yang sesuai dengan maksud penulis kitab Ibrani, serta yang
dipahami oleh pembaca pertamanya. Hasil analisis akan memberikan kontribusi pemikiran
teologis dan pragmatis pada masa kini. Kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa
kata “murtad” dalam Ibrani 6:4-6 sama sekali tidak berhubungan dengan keselamatan. Kata
tersebut berhubungan erat dengan upah, karena lebih mengacu kepada komitmen orang
Kristen. Dengan demikian, pada situasi atau titik tertentu, orang percaya dapat berada pada
posisi “murtad”, bahwa orang tersebut melakukan tindakan menjauhkan diri dari persekutuan
yang hidup dengan Tuhan Yesus. Keberadaan tersebut tidak mempengaruhi keselamatan
orang percaya, namun berkaitan dengan risiko hilangnya pahala atau upah yang akan diterima
orang-orang percaya di hadapan takhta pengadilan Kristus.

Kata Kunci: analisis; keselamatan; kitab Ibrani; murtad; pahala/upah; perdebatan

193 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Elkana Wijaya– Analisis Kata Murtad dalam Kitab Ibrani 6:4-6

PENDAHULUAN menentukan namun sukar untuk


Perdebatan tentang makna kata didefinisikan. Proses ini melibatkan sifat
“murtad” dalam Kitab Ibrani 6:4-6 telah keterbukaan dan kepasrahan kepada Tuhan.
lama diperdebatkan oleh para sarjana Harus ada kelaparan akan firman Tuhan
Alkitab dalam spektrum teologis yang untuk mengenal Tuhan sehingga dapat
beragam. Perdebatan itu menjadi semakin melayani-Nya. Proses ini memerlukan doa,
tajam dan menarik karena tampaknya pengakuan dan kesediaan untuk merubah
masing-masing pihak telah dipengaruhi gaya hidup. Peranan Roh sangatlah
oleh pandangan tertentu yang bersifat menentukan dalam proses penafsiran ini,
denominasional atau pribadi. Setiap namun mengapa banyak Kristen yang
denominasi memiliki kerangka berpikir sunguh-sungguh dan hidup kudus
yang bersifat dogmatis dan dijadikan memahami Alkitab secara berbeda adalah
kerangka acuan dalam memahami setiap suatu misteri.
bagian dalam Alkitab. Setiap denominasi Selain itu ada juga proses rasional.
memiliki cara dan kerangka teologi dalam Proses rasional lebih mudah untuk
penafsiran, yang sejatinya tidak dapat dijelaskan. Kita harus bersikap konsisten
mengklaim bahwa kelompok atau adil terhadap suatu naskah dan tidak boleh
golongannyalah yang paling benar dalam dipengaruhi oleh pandangan-pandangan
menafsirkan. Menurut Bob Utley, seorang yang bersifat denominasional ataupun
Guru Besar Hermeneutik, bahwa penafsiran kepribadian. Kita semua secara historis
alkitabiah adalah suatu proses spiritual dan telah dipengaruhi oleh suatu pandangan
rasional, di mana penafsir mencoba tertentu. Tak satupun dari kita yang bisa
memahami tulisan (teks) dari para penulis menjadi penafsir yang benar-benar netral
Alkitab yang diilhami Tuhan pada jaman dan obyektif, karena pengaruh berbagai
dulu. sedemikian hingga berita dari Tuhan pandangan yang sudah menghiasi dalam
itu dapat dimengerti dan diterapkan pada pikiran kita.
jaman kita sekarang ini.1 Adanya pengaruh pandangan tertentu
Dalam proses penafsiran harus ada yang tersebut mengakibatkan perdebatan
disebut dengan proses spiritual. Proses mengenai kata “murtad” dalam Ibrani 6:4-6
spiritual adalah suatu proses yang sangat belum mencapai sebuah pemahaman yang
1
Bob Utley, “Anda Dapat Memahami Alkitab,”
“memuaskan” masing-masing pihak,
dalam Keunggulan Perjanjian Baru: Ibrani, Vol. 10 bahkan semakin melahirkan isu-isu teologis
(Marshall: Bible Lesson International, 1999), 1.
yang berkaitan dengan kata “murtad”
1

194 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


DUNAMIS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani), Vol. 1, No. 2, April 2017

tersebut. Di antaranya adalah mengenai isu isu tersebut, baik di kalangan akademisi
keselamatan, upah, dan iman. Dari maupun praktisi.
beberapa isu yang muncul tersebut, salah
METODE
satu yang dianggap menarik dan perlu
Metode yang digunakan dalam arikel
untuk ditinjau dan dikaji secara mendalam
penelitian ini adalah metode eksesgesis
adalah mengenai persoalan-persoalan khas
dengan pendekatan analisis kata sesuai
yang berhubungan dengan kehidupan iman
dengan teks aslinya. Peneliti mencari
dalam kehidupan kekristenan abad pertama,
makna dari kata murtad yang ada pada teks
terutama dalam hal ini adalah kata
Ibrani 6:4-6 dengan memahami konteks
“murtad” yang terdapat dalam Ibrani 6:4-6.
penulis dan pembaca pertamanya.
Hal tersebut dikarenakan munculnya
Pemahaman teks pada konteks zaman
banyak pertanyaan klasik dan kontroversial
pembaca pertama akan membawa pada
yang berhubungan dengan kata “murtad”
penerapan pada konteks masa kini.
itu sendiri, seperti: Apakah orang yang
Kata yang dianalisi adalah kata
berpindah keyakinan itu disebut sebagai
“murtad” yang dalam pemahaman umum
orang murtad? Atau apakah orang pindah
secara sekilas merupakan perubahan yang
dari agama Kristen ke agama lain itu adalah
terjadi pada seseorang karena perubahan
orang murtad? Dalam kekristenan, apakah
keyakinannya. Namun pada penelitian ini
ada jalan pertobatan bagi orang murtad?
pemahaman itu diambil dari pemahaman
Apakah sekali selamat tetap selamat
biblikal yang diterapkan secara kontekstual.
selamanya, sekalipun murtad? Dikatakan
klasik, karena pertanyaan-pertanyaan Latar Belakang Penerima Surat Ibrani
tersebut seringkali dimunculkan dan Penyelidikan terhadap pemahaman kata
menjadi polemik hingga hari ini, baik “murtad” dalam Ibrani 6:4-6, menghadapi
dalam kelas di sekolah teologi, kelas problem tersendiri, dikarenakan penerima
pendalaman Alkitab, seminar, khususnya surat Ibrani adalah masalah yang belum
manakala kata murtad tersebut terpecahkan. 2 Hal itu dikarenakan dalam
dimunculkan. Kontroversial, dikarenakan surat itu sendiri tidak ada petunjuk yang
jawaban-jawaban yang diberikan seringkali jelas kepada siapa surat ini semula
mendapatkan sanggahan dan ketidakpuasan
dari pihak-pihak tertentu. Dengan kata lain,
belum mendapatkan kata sepakat mengenai 2
George Eldon Ladd, A Theology of the New
Testament (Grand Rapids, Michigan: William B.
Eerdmans Publishing Company, 1975), 571.

195 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Elkana Wijaya– Analisis Kata Murtad dalam Kitab Ibrani 6:4-6

ditujukan.3 Munculnya beberapa pandangan dalam surat ini merupakan hal yang sudah
yang spekulatif, mulai dari pandangan lazim bagi orang-orang yang terbiasa
tradisional yang menyatakan bahwa surat dengan tema-tema dari Perjanjian Lama.
Ibrani ditujukan kepada komunitas Yahudi Ada kejelasan surat ini ditulis untuk orang-
Kristen, kemungkinan di Roma (Ibrani orang percaya oleh karena penulis surat
13:24) yang sedang dihadapkan pada Ibrani selalu menyebut pembacanya orang-
penganiayaan. Komunitas Yahudi tersebut orang percaya, saudara-saudara seiman. Hal
terancam untuk murtad (apostasy) dari tersebut dapat ditunjukkan dari ayat-ayat
imannya kepada Kristus dan kembali berikut, bahwa surat Ibrani ditujukan
4
kepada Yudaisme,” sampai pada kepada orang orang percaya, yakni: Ibrani
keyakinan bahwa surat ini ditulis dan 2:1-3; 3:1; 5:11-14; 6:4-5; 6:10; 6:19;
ditujukan untuk orang Kristen non-Yahudi.5 10:19; 10:32; 10:35; 10:36; 12:1; 13:1;
Sehubungan dengan hal tersebut, 13:15-16; 13:17. Ayat-ayat tersebut
tentunya harus diambil sebuah keputusan membuktikan bahwa surat ini ditujukan
yang dapat dipertanggungjawabkan kepada orang-orang percaya untuk
mengenai kejelasan dari penerima kitab menguatkan mereka, dan bukan untuk
Ibrani, mengingat bahwa penerima surat menginjili orang-orang yang belum
menentukan makna yang sebenarnya dari percaya, karena ayat-ayat ini tidak sesuai
kata “murtad.” Dave Hagelberg kalau ditujukan kepada orang yang belum
memberikan keyakinan bahwa orang-orang menerima Tuhan Yesus sebagai
Yahudi Kristenlah yang menerima surat Juruselamatnya.
ini. 6 Surat Ibrani dikirim kepada orang- Penjelasan yang serupa diberikan oleh
orang Kristen yang terdiri dari orang-orang R.C. Glaze yang dikutip oleh Bob Utley
Yahudi yang sudah percaya kepada Mesias mengenai orang-orang Kristen Yahudi
7
mereka, yaitu Tuhan Yesus. Surat ini bisa sebagai penerima surat Ibrani , bahwa
dianggap ditulis untuk orang-orang Kristen mereka sepertinya adalah orang Yahudi
Yahudi karena tema yang dibicarakan yang percaya karena banyaknya kutipan nas

3
Perjanjian Lama dan masalah pokok
A.M. Stibbs, “Ibrani,” dalam Tafsiran Alkitab
Masa Kini, pen. Harun Hadiwijono, Jil. 3 (Jakarta: bahasannya (lihat Ibr. 3:1; 4:14-16; 6:9;
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1992), 719.
4
Ladd, Op.Cit., 571 10:34; 13:1-25). Mereka telah mengalami
5
Stibbs, “Ibrani,” dalam Tafsiran Alkitab Masa
beberapa penganiayaan (Ibr. 10:32; 12:4).
Kini, 3:719.
6 7
Dave Hagelberg, Tafsiran Ibrani dalam R.C. Glaze, Jr. Tak Ada Keselamatan yang
Bahasa Yunani (Bandung: Kalam Hidup, 1993), 36. Mudah, yang dikutip oleh Bob Utley dalam
Keunggulan Perjanjian Baru: Ibrani, 3.

196 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


DUNAMIS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani), Vol. 1, No. 2, April 2017

Yudaisme diakui sebagai suatu agama di Roma. Sebuah modifikasi dari jemaat
resmi oleh penguasa Romawi sementara di yang dituju oleh surat Ibrani merupakan
kemudian hari di abad pertama kekristenan jemaat yang kecil, tetapi mereka bisa
dianggap tidak sah ketika terpisah dari berada di mana saja di wilayah kerajaan
ibadah di sinagoge. Mereka telah cukup Romawi, dan tidak harus di Roma.
lama menjadi orang percaya, namun belum Meskipun ada empat pandangan yang
dewasa (Ibr. 5:11-14). Mereka takut untuk dikemukakan di atas, namun perbedaan
memisahkan diri sepenuhnya dari pandangan tersebut hanya sebatas
Yudaisme (Ibr. 6:1-2). mengemukakan perbedaan lokasi si
Ross, juga menegaskan dalam penerima surat. Pada kenyataannya
tulisannya mengenai penerima surat Ibrani keempat pandangan ini menunjuk bahwa
adalah orang-orang Kristen Yahudi, dalam orang-orang Kristen Yahudi yang
8
empat pandangan , bahwa surat ini menerima surat tersebut. Secara khusus
ditujukan kepada orang-orang Kristen dalam Ibrani 6:4-5, tertulis “. . . mereka
Yahudi yang tinggal di Yerusalem dan yang pernah di terangi hatinya…yang
sekitarnya. Berikutnya dikatakan bahwa pernah mengecap karunia sorgawi, dan
surat ini ditujukan kepada orang-orang yang pernah mendapat bagian dalam Roh
Kristen Yahudi yang tinggal di Kudus, dan yang mengecap firman yang
Aleksandria. Pandangan ini cenderung baik dari Allah dan karunia-karunia dunia
dianut oleh mereka yang mendukung yang akan datang,” yang dengan jelas
anggapan adanya warna Aleksandria yang menegaskan bahwa penulis surat Ibrani ini
kuat di dalam surat ini. Ada pandangan juga sedang menjelaskan kondisi orang-orang
bahwa surat ini ditujukan bagi sebuah yang percaya kepada Yesus atau yang
jemaat Kristen Yahudi yang beribadah di “pernah” percaya kepada Yesus. Kondisi
Roma dan berada dalam pencobaan dan tersebut juga dipakai oleh penulis dalam
penganiayaan yang berat. Ibrani 10:32, sebagai berikut: “Ingatlah
Pandangan tentang “jemaat di Roma” akan masa yang lalu. Sesudah kamu
juga cenderung menganut teori “satu menerima terang, kamu banyak menderita
jemaat,” yakni bahwa para penerima oleh karena kamu bertaham dalam
pertama surat ini adalah sebuah jemaat perjuangan yang berat…” Frasa “sesudah
kecil, atau suatu persekutuan rumah tangga kamu menerima terang” sejajar dengan
frasa “yang pernah diterangi hatinya,” yang
8
Ross, “Ibrani,” dalam Tafsiran Alkitab
Wycliffe, 3:919.

197 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Elkana Wijaya– Analisis Kata Murtad dalam Kitab Ibrani 6:4-6

mana keduanya berhubungan dengan yang hidup dengan Tuhan Yesus sehingga
orang-orang yang percaya. pahala mereka terancam.
Jadi surat Ibrani yang ditulis kurang Berdasarkan pertimbangan atau alasan-
lebih pada tahun 64 – 689, ditujukan kepada alasan di atas, maka ada beberapa tujuan
orang-orang percaya Yahudi. Yaitu orang- yang hendak dicapai oleh penulis dalam
orang Kristen Yahudi yang berada dalam penulisan ini, yaitu meliputi: Pertama,
penganiayaan atau tekanan dan bertujuan penulis bermaksud untuk menganalisis dan
untuk menguatkan atau meneguhkan orang- mendeskripsikan kata “murtad” dalam
orang percaya tersebut. Ibrani 6:6, sehingga menghasilkan
pemahaman makna kata yang alkitabiah,
PEMBAHASAN DAN HASIL
yang sesuai dengan maksud si penulis kitab
Beberapa perbedaan pendangan tentang
Ibrani, dan yang dipahami oleh pembaca
tafsiran kata murtad menurut Ibrani 6:6
asli pada masa itu. Kedua, penulis bertujuan
didaftarkan Dave Hagelberg dalam buku
untuk memberikan kontribusi pemikiran
“Tafsiran Ibrani dalam Bahasa Yunani”,
teologis dan pragmatis, terutama berkaitan
dalam beberapa pandangan10:
dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
Pertama, bahwa keselamatan mereka
klasik dan kontroversial yang telah
akan hilang sehingga mereka sedang
diungkapkan di atas. Dalam hal ini penulis
menuju neraka, meskipun mereka pernah
berupaya untuk mengesampingkan
percaya dan lahir baru. Kedua, ada sesuatu
pengaruh dari pandangan “denominasional”
yang tidak beres dalam iman mereka,
ataupun pandangan “pribadi,” dengan
sehingga mereka tidak pernah
menempatkan dan menyakini bahwa
diselamatkan, mereka hanya “mengecap
Alkitab adalah Firman Allah yang benar
keselamatan, tetapi tidak “memakannya.”
tanpa salah, menjadi sumber jawaban dan
Yang ketiga, pandangan yang mengtakan
memiliki otoritas yang tertinggi dari segala
bahwa ayat ini hanya menceritakan suatu
persoalan atau masalah, baik itu teologis,
pengandaian saja, yaitu seandainya
etis dan praktis.
keselamatan mereka hilang, orang itu tidak
tertolong lagi. Yang keempat, mereka Makna Kata “Murtad” dalam Ibrani 6:6
adalah orang yang sudah selamat, tetapi Upaya memahami makna sebuah kata
yang menjauhkan diri dari persekutuan dalam teks Alkitab, tentunya tidak dapat

9
terlepas aspek-aspek yang berhubungan
Gleason L. Archer Jr. The Epistle to the
Hebrews: A Study Manual (Grand Rapids: Baker dengan kata tersebut. Pemahaman-
Book House, 1957)
10
Hagelberg, Op.Cit., 36 pemahaman mengenai pribadi penerima

198 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


DUNAMIS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani), Vol. 1, No. 2, April 2017

12
surat Ibrani, definisi dari kata “murtad” itu 2 Taw. 29:19). Secara umum kata
sendiri, dan analisis dari kata itu sendiri. “murtad” berhubungan dengan kata Yunani
Dengan demikian, perlu untuk terlebih avpostasi,a (apostasia). Kata avpostasi,a
dahulu memaparkan beberapa bagian yang (apostasia) dalam Vine’s Expository
mendukung proses penemuan pemahaman Dictionary, memiliki makna “sebuah
makna kata “murtad” dalam Ibrani 6:4-6. pembelotan, pemberontakan, kemurtadan
Pemaparan tersebut meliputi: latar belakang (apostasy), yang digunakan dalam
penerima surat Ibrani, definisi istilah dan Perjanjian Baru dari kemurtadan agama.”13
makna eksegetikal kata “murtad” dalam Berdasarkan pengertian-pengertian di
Ibrani 6:4-6, serta kesimpulan. atas, maka secara teknis, kata “murtad”
(apostasia) memiliki pengertian: “Tindakan
Definisi Istilah
pengkhianatan atau pemberontakan yang
Kata “murtad” dalam Kamus Besar
ditujukan kepada Allah agama.
Bahasa Indonesia memiliki arti: “berputar
Makna Eksegetikal
ke belakang, berbalik arah, membuang
11 Teks Ibrani 6:4-6, dalam Lembaga
iman.” Dalam pemahaman bahasa
Alkitab Indonesia secara lengkap dan lieral
Indonesia, kata “murtad” seringkali
adalah sebagai berikut:
digunakan untuk menyebut orang-orang
4
Sebab mereka yang pernah diterangi
yang meninggalkan agama yang lama dan
hatinya, yang pernah mengecap karunia
masuk ke agama yang baru atau seseorang sorgawi, dan yang pernah mendapat
bagian dalam Roh Kudus, 5 dan yang
yang meninggalkan atau melepaskan iman
mengecap firman yang baik dari Allah
yang lama dan menerima iman yang baru. dan karunia-karunia dunia yang akan
datang, 6 namun yang murtad lagi,
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
tidak mungkin dibaharui sekali lagi
menjelaskan bahwa kata “murtad” dalam sedemikian, hingga mereka bertobat,
sebab mereka menyalibkan lagi Anak
istilah kata Yunani apostasia, merupakan
Allah bagi diri mereka dan menghina-
teknis untuk revolusi politik atau Nya di muka umum.
penyeberangan seseorang kepada musuh. Hagelberg menterjemahkan kata
Dalam LXX kata itu dihubungkan dengan “murtad” dalam Ibrani 6:6, dengan
pemberontakan terhadap Allah (Yos. 22:22; pengertian “jatuh dari (Allah).” 14 Alkitab

12
A.S. Wood, “Murtad,” dalam Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini 2 Jilid (Jakarta; Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 1997), 2:101.
13
W.E. Vine, “avpostasi,a (apostasia),” dalam
Vine’s Expository Dictionary (Nashville: Thomas
11
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Nelson Publishers, 1997), 403.
14
Indonesia, (Jakarta: Gitamedia Press, tt), 544. Hagelberg, Tafsiran Ibrani, 37.

199 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Elkana Wijaya– Analisis Kata Murtad dalam Kitab Ibrani 6:4-6

King James Version, Ibrani 6:6, mengenai keberadaan orang-orang Yahudi


menggunakan frasa “to fall away” dalam yang telah percaya pada Tuhan Yesus
menuliskan kata murtad, yang artinya Kristus yang pada waktu itu mengalami
“meninggalkan kepercayaan.” Dari ayat- tekanan/penganiayaan, pada satu titik
ayat di atas, Hagelberg memberikan tertentu dapat meninggalkan atau tidak
penjelasan bahwa berdasarkan tata bahasa, berpegang pada keyakinannya yaitu Tuhan
terdapat lima kata kerja aorist partisiple, Yesus.
yang terdiri dari kata: diterangi, mengecap,
Implikasi Kata “Murtad” dengan
menjadi (mendapat bagian) sekali lagi Keselamatan Orang Percaya
mengecap, dan akhirnya murtad.15
Alasan kata “murtad” dikaitkan dengan
Kata “murtad” dalam Ibrani 6:6,
keselamatan, karena adanya kalimat
menggunakan kata Yunani parapeso,ntaj
kelanjutan dari ayat 6, yang berbunyi: “ . . .
(parapesontas), berasal dari kata dasar
tidak mungkin dibaharui sekali lagi
parapiptw (parapipto), dari dua akar kata sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab
Yunani para (para) yang artinya “di mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi
samping, jauh” dan piptw (pipto) yang diri mereka dan menghina-Nya di muka
artinya “jatuh.” Kata parapiptw umum.” Hal itulah yang selanjutnya
(parapipto), secara harafiah berarti menjadi acuan bagi beberapa pakar Alkitab,
“meninggalkan dengan cara, menyatakan terutama dari kalangan Armenianisme,
meninggalkan (dari kepatuhan/kepercayaan yang menekankan perbuatan dan tanggung
terhadap realitas dan fakta-fakta dari jawab manusia sebagai tiket untuk masuk
16
iman).” surga, memberikan pandangan mengenai
Kata kerja aorist aktif partisiple “keselamatan bisa hilang.” Sementara dari
parapeso,ntaj (parapesontas), secara kelompok Calvinisme beranggapan dan
harafiah memiliki pengertian “tindakan mempercayai, bahwa tiket ke surga
meninggalkan kepercayaan/iman/Allah (keselamatan) hanyalah dengan anugerah
pada satu titik waktu tertentu/tidak terus- Allah (Sola Gratia), sehingga serusak
menerus.” Mengacu pada pengertian apapun kondisi rohani yang dimiliki oleh
tersebut, maka Ibrani 6:4-6 menjelaskan orang percaya, sama sekali tidak
mempengaruhi keselamatannya. Sekali
15
Ibid.
16
W.E. Vine, “parapiptw (parapipto),” dalam
Vine’s Expository Dictionary (Nashville: Thomas
Nelson Publishers, 1997), 404.

200 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


DUNAMIS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani), Vol. 1, No. 2, April 2017

selamat tetap selamat, sehingga cenderung menyatakan bahwa hal ini tidak mungkin
17
mengabaikan tanggung jawab manusia. bagi manusia. Istilah yang dipakai di sini
Rasul Paulus sendiri dalam surat yang untuk terjemahan “tidak mungkin” adalah
ditujukan kepada jemaat di Efesus, kata adunatoj/adunatos. Istilah ini juga
menegaskan bahwa: “Sebab karena kasih dipakai dalam Matius 19:26, di mana Tuhan
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu Yesus berkata, “Bagi manusia hal ini tidak
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu
Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan mungkin.”
ada orang yang memegahkan diri.”18 Hodges juga memberikan penjelasan
Menanggapi kedua pandangan dan bahwa: “Pada dasarnya kata “murtad” tidak
penjelasan Rasul Paulus mengenai mengacu pada hilangnya kehidupan kekal
keselamatan, Hagelberg yang menyakini yang, seperti Injil Yohanes jelaskan, bahwa
bahwa Ibrani 6:4-6 mengacu kepada “orang hal itu adalah milik mutlak dari mereka
yang sudah selamat, tetapi yang yang percaya kepada Kristus.”21 Pandangan
menjauhkan diri dari persekutuan yang tersebut didasarkan pada penjelasan Hodges
hidup dengan Tuhan Yesus sehingga pahala mengenai kata “murtad” dalam Ibrani 6:4-6
19
mereka terancam.” Penjelasan tersebut yang telah ditafsirkan ke dalam empat
menegaskan bahwa kemurtadan yang cara22, sebagai berikut:
dimaksud, sama sekali tidak berkaitan Pertama, bahwa bahaya orang Kristen
dengan keselamatan, melainkan berkaitan kehilangan keselamatannya dijelaskan,
dengan risiko kehilangan “pahala/upah.” sebuah pandangan yang telah ditolak karena
Hagerlberg memberikan komentar jaminan Alkitab bahwa keselamatan
mengenai frasa “tidak mungkin dibaharui merupakan karya Allah yang tidak dapat
sekali lagi sedemikian, hingga mereka dilindungi. Kedua, bahwa peringatan ini
bertobat” sebagai sebuah pekerjaan yang melawan hanya profesi mengenai iman
tidak mungkin dapat dilakukan oleh kerdil keselamatan, atau mencicipi tapi
manusia namun mungkin oleh Tuhan. 20 tidak benar-benar mengambil bagian dari
Penulis surat Ibrani tidak bermaksud keselamatan (The New Scotfield Reference
menyatakan bahwa hal ini tidak mungkin Bible, p. 1315). Ketiga, adanya dugaan jika
bagi Allah. Ia mungkin bermaksud orang Kristen bisa kehilangan
17
Chris Marantika, Diktat Kuliah: Soteriologi
21
(Yogyakarta: STTII, 1995). Hodges, “Hebrews,” in The Bilble Knowledge
18
Efesus 2:8-9. Commentary, 795.
19 22
Hagelberg, Tafsiran Ibrani, 36. Hodges, “Hebrews,” in The Bilble Knowledge
20
Ibid., 37. Commentary, 794.

201 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Elkana Wijaya– Analisis Kata Murtad dalam Kitab Ibrani 6:4-6

keselamatannya, tidak ada ketentuan untuk beberapa bentuk agama leluhur mereka,
pertobatan (The Ryrie Study Bible, p. 1843); frasa penulis ini menghasilkan poin
23
Keempat, bahwa sebuah peringatan telah tertentu.
diberikan mengenai bahaya dari orang Jadi Hodges menjelaskan mengenai
Kristen yang pindah dari posisi iman yang kata “murtad” seperti melangkah kembali
sejati dan hidup sampai batas menjadi melewati garis lagi, dan sekali lagi
didiskualifikasi untuk layanan lebih lanjut mengungkapkan solidaritas dengan rekan-
(1Kor. 9:27) dan untuk menerima warisan rekan mereka yang ingin Yesus
kemuliaan kerajaan milenium. disalibkan. 24 Ini adalah yang paling serius
Untuk menafsirkan kalimat “sebab dan menjadi poin penulis. Orang-orang
mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi tersebut tidak bisa dimenangkan kembali ke
diri mereka dan menghina-Nya di muka keadaan pertobatan yang ditandai
umum,” Hodges menjelaskan bahwa frasa perubahan asli mereka kepada kekristenan.
“kehilangan mereka” mungkin lebih baik Dalam menegaskan hal ini, perkataan
diterjemahkan “sehubungan dengan penulis menunjukkan bahwa kekerasan hati
kehormatan mereka sendiri.” Orang-orang mereka telah menentang semua upaya
yang meninggalkan iman Kristen mereka, untuk memenangkan mereka kembali untuk
sehubungan dengan kehormatan perilaku memiliki komitmen Kristiani, dan tidak
dan sikap mereka sendiri, mengambil sekedar berganti identitas Kristen saja.
langkah seperti kebanyakan masyarakat Penulis sendiri menyetujui kedua pakar
menolak Kristus. Ketika mereka pertama di atas, bahwa kata “murtad” dalam Ibrani
kali percaya kepada-Nya, mereka dengan 6:4-6, sama sekali tidak berhubungan
demikian mengakui bahwa penyaliban-Nya dengan “kehidupan kekal,” (keselamatan).
tidak adil dan hasil dari manusia yang Dan karena berhubungan dengan komitmen
penuh dosa yang menolak penyelamat. Kristen, maka kata tersebut lebih tepat jika
Tetapi dengan menyangkal pendapat ini, dihubungkan dengan pahala/upah yang
mereka menegaskan kembali pandangan akan diterima atau tidak diterima oleh
musuh Yesus bahwa Ia pantas mati di kayu orang-orang percaya, sebagaimana yang
salib. Dalam hal ini, “mereka (adalah” dituliskan Paulus, sebagai berikut: “Sebab
menyalibkan Anak Allah lagi. Karena kita semua harus menghadap takhta
penyaliban asli adalah karya utama bangsa pengadilan Kristus, supaya setiap orang
Yahudi, jika para pembaca yang Yahudi 23
Ibid., 795.
24
menjadi terpikat kembali ke dalam Ibid.

202 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


DUNAMIS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani), Vol. 1, No. 2, April 2017

memperoleh apa yang patut diterimanya, posisi “murtad” dengan pengertian bahwa
sesuai dengan yang dilakukannya dalam orang tersebut melakukan tindakan
25
hidupnya ini, baik ataupun jahat.” menjauhkan diri dari persekutuan yang
hidup dengan Tuhan Yesus. Tetapi
KESIMPULAN
keberadaan tersebut tidak mempengaruhi
Setelah melakukan studi eksegetikal
keselamatan orang percaya, karena
dan menganalisis kata “murtad” dalam
keberadaan tersebut berkaitan dengan
kitab Ibrani 6:4-6, maka kesimpulannya
resiko hilangnya pahala/upah yang akan
adalah sebagai berikut:
diterima orang-orang percaya di
Pertama, penerima kitab Ibrani adalah
hadapan takhta pengadilan Kristus. Dengan
menunjuk kepada orang-orang Kristen
demikian keselamatan orang Kristen adalah
Yahudi. Yaitu orang-orang Kristen Yahudi
keselamatan yang tidak mengabaikan
yang berada dalam penganiayaan atau
tanggung jawab manusia. Jika tanggung
tekanan dan bertujuan untuk menguatkan
jawab manusia diabaikan, maka orang-
atau meneguhkan orang-orang percaya
orang percaya tersebut akan kehilangan
tersebut. Orang-orang percaya tersebut
pahala. Yohanes menuliskan demikian:
karena tekanan/penganiayaan yang
“Waspadalah, supaya jangan kehilangan
dialaminya pada satu titik tertentu dapat
apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi
meninggalkan keyakinannya pada Tuhan
supaya kamu mendapat upahmu
Yesus, dan kembali kepada ajaran agama 26
sepenuhnya.” “Aku datang segera,
leluhur (Yudaisme) mereka.
peganglah apa yang ada padamu, supaya
Kedua, kata “murtad” dalam Ibrani 6:4-
tidak seorangpun mengambil
6, sama sekali tidak berhubungan dengan
mahkotamu.”27
“kehidupan kekal,” (keselamatan). kata
tersebut berhubungan erat dengan DAFTAR PUSTAKA
pahala/upah, karena lebih mengacu kepada Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia, 2002.
komitmen Kristiani/pertumbuhan rohani
Alkitab dalam Bahasa Indonesia-Yunani.
orang percaya. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,
1998.
Ketiga, dalam menanggapi isu
Archer, Gleason L. Jr. The Epistle to the
keselamatan dalam kehidupan orang Hebrews: A Study Manual. Grand
Rapids: Baker Book House, 1957.
percaya, penulis memberikan pendapat
bahwa orang percaya bisa saja berada pada

26
2 Yohanes 1:8.
25 27
2 Korintus 5:10. Wahyu 3:11.

203 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Elkana Wijaya– Analisis Kata Murtad dalam Kitab Ibrani 6:4-6

Glaze, R.C. Jr. “Tak Ada Keselamatan yang Hadiwijono. Jil., 3. Jakarta: Yayasan
Mudah”, dalam Utley, Bob. Komunikasi Bina Kasih, 1992.
Keunggulan Perjanjian Baru: Ibrani
Hagelberg, Dave. Tafsiran Ibrani dalam Utley, Bob. “Anda Dapat Memahami
Bahasa Yunani, Bandung: Kalam Alkitab,” dalam Keunggulan
Hidup, 1993. Perjanjian Baru: Ibrani. Vol., 10
Hodges, Zane C. “Hebrews,” in The Bilble Marshall, Texas: Bible Lesson
Knowledge Commentary. Pen., John F. International, 1999.
Walvoord and Roy B. Zuck. USA: Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa
Victor Books, 1995. [terjemahan Indonesia, Jakarta: Gitamedia Press, tt.
langsung] Vine, W. E. “avpostasi,a (apostasia),”
Ladd, George Eldon. A Theology of the dalam Vine’s Expository Dictionary,
New Testament. Grand Rapids, Nashville: Thomas Nelson Publishers,
Michigan: William B. Eerdmans 1997.
Publishing Company, 1975.
Marantika, Chris. Diktat Kuliah: ________. “parapiptw (parapipto),” dalam
Soteriologi. Yogyakarta: STTII, 1995. Vine’s Expository Dictionary.
Ross, Robert W. “Ibrani,” dalam Tafsiran Nashville: Thomas Nelson Publishers,
Alkitab Wycliffe. Peny., Charles F. 1997.
Pfeiffer dan Everett F. Harrison, vol. 3. Wood, A. S. “Murtad,” dalam Ensiklopedi
Malang: Gandum Mas, 2001. Alkitab Masa Kini, 2 Jilid, Jakarta;
Stibbs, A. M. “Ibrani,” dalam Tafsiran Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997
Alkitab Masa Kini. Pen., Harun

204 Copyright© 2017, DUNAMIS, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)

Anda mungkin juga menyukai