Anda di halaman 1dari 27

pPENGKAJIAN DATA DASAR

KLIEN DENGAN FRAKTUR

Gejala fraktur tergantung pada letak, kegawatan, tipe, dan jumlah kerusakan struktur yang
terkait. Hal-hal yang perlu dikaji :

KEMAMPUAN BERAKTIFITAS / ISTIRAHAT:


- Terjadi pembatasan/ hilangnya fungsi ( mungkin segera disebabkan oleh fraktur, atau
berkembang secara sekunder, berasal dari jaringan yang bengkak, nyeri )

SIRKULASI
- Hipertensi ( kadang-kadang tampak sebagai respon dari nyeri / kecemasan ) atau hipotensi
( karena kehilangan darah )
- Takhicardi ( respon dari stress,, hipovolemia )
- Nadi menurun / tidak ada dibagian distal dari injury, capillary refill lambat, pucat pada
bagian yang terkena
- Jaringan bengkak atau hematoma di tempat injury

NEUROSENSORY
- Hilangnya gerakan / sensasi, spasme otot
- Paresthesia
- Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot,
kelemahan nyata,/ hilangnya fungsi
- Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri / cemas atau trauma yang lain)

ADANYA NYERI / GANGGUAN RASA NYAMAN


- Nyeri hebat yang tiba-tiba saat injury ( mungkin terlokalisir pada area jaringan / kerusakan
tulang ; dapat mengecil pada imobilisasi) ; tidak ada nyeri pada kerusakan saraf.
- Spasme otot / kram ( setelah imobilisasi)

KEBUTUHAN KEAMANAN / KONDISI LEBIH LANJUT


- Laserasi kulit. Avulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna.
- Bengkak lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba )

PENGETAHUAN KLIEN :
- Tentang kondisi injury
- Bantuan dalam transportasi, aktifitas mandiri, dan tugas-tugas pemeliharaan sehari-hari di
rumah.

STUDI DIAGNOSTIK
- X-Ray : untuk melihat lokasi fraktur / trauma
- Bone Scanning, Tomogram, CT/ MRI scan,: visualisasi fraktur, juga mengidentifikasi
jaringan lunak yang rusak
- Arteriogram : dilakukan jika kemungkinan ada kerusakan vaskuler
- CBC (Complete Blood Count) : kemungkinan meningkat ( hemokonsentrasi ) atau menurun
( signifikan dengan perdarahan fraktur atau organ yg terlibat-multiple trauma )
- Cr. (Creatinine): trauma otot atau Cr. (Creatinine) Untuk renal clearance
- Kondisi pembekuan : terkait dengan hilangnya darah, berbagai tranfusi, atau trauna hepar

1
PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Mencegah injury tulang atau jaringan lebih lanjut


2. Meringankan rasa nyeri
3. Mencegah komplikasi
4. Memberikan informasi tentang kondisi / prognosa dan pengobatan yang dibutuhkan

TUJUAN YANG AKAN DICAPAI

1. Stabilisasi patah tulang


2. Mengontrol nyeri
3. Mencegah / meminimalkan komplikasi
4. Kondisi, prognosa, dan rencana terapi dimengerti

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Resiko trauma ( tambahan )
2. Nyeri ( Akut )
3. Resiko disfungsi neurovaskuler perifer
4. Resiko gangguan pertukaran gas
5. Gangguan mobilitas fisik
6. Aktual / resiko tinggi kerusakan integritas kulit
7. Resiko infeksi
8. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa dan tindakan pengobatan

2
DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Resiko tinggi trauma ( tambahan )

Faktor-faktor resiko meliputi : hilangnya integritas tulang ( fraktur )


Ditandai dengan : Tidak dapat digunakan, adanya tanda dan gejala pasti
sebuah diagnosa aktual
Hasil yang diharapkan : stabilisasi terjaga, dan fraktur kembali posisinya
(alingment)
Kriteria evaluasi : klien dapat
- Mendemonstrasikan gerak tubuh yang ditunjang oleh
stabilisasi lokasi fraktur
- Terbentuk formasi kalus / dimulainya penyambungan
fraktur

INTERVENSI RASIONAL
Independent

Mempertahankan bedrest jika ada Menjaga stabilitas,menghilangkan


indikasi.Memberikan support pada sendi kemungkinan gangguan alignment /
diatas dan dibawah fraktur jika bergerak atau penyembuhan
pindah tempat

Menempatkan papan tempat tidur dibawah Matras yang lunak dapat merubah bentuk gibs
kasur / matras atau meletakkan klien pada bed yang masih basah, memecahkan / merusak
orthopedic gibs, atau dapat pula mempengaruhi
penarikan traksi.
Cast ( Gibs ) / Splint ( Bidai )

Menyangga lokasi fraktur dengan bantal/ atau Mencegah Pergerakan yang tidak diperlukan
selimut yang dilipat. Mempertahankan posisi dan posisi yang salah. Penempatan bantal juga
netral dengan memberikan sandbags, papan mencegah deformitas karena penekanan pada
kaki, trochater roll, bidai gibs yang kering.

Gunakan personel yang cukup untuk Hip / body atau multiple gibs dapat sangat
menentukan posisi yang tepat. Cegah berat dan susah dipakai , kegagalan pada saat
penggunaan palang abduction untuk menyokong anggota badan yang digibs akan
mengatur posisi klien yang memakai gibs. menyebabkan gibs rusak.
Cast ( Gibs ) / Splint ( Bidai )

Evaluasi gibs ekstremitas untuk melihat Bidai ( misalnya : Jones - Sugar Tong ) dapat
resolusi udema. digunakan untuk memberikan imobilisasi
faktur pada saat terdapat jaringan yang
bengkak. Saat terjadi edema , penyesuaian
kembali dengan bidai atau gibs dapat
membantu mengembalikan kesejajaran faktur.
Traction

Pertahankan posisi/ integritas traksi (misalnya Traksi menarik absis panjang dari tulang yang
Buck’s, Dunlop, Pearson, Russell ) faktur dan memulihkan ketegangan otot /
pemendekan otot agar kembali sejajar
(alignmen/ union ). Skeletal traksi (pins,
wires, tongs (jepitan, tang) digunakan untuk
penahan yang lebih berat pada traksi daripada
traksi yang dipasang pada jaringan kulit.

3
Pastikan bahwa semua bagian berfungsi Menjamin bahwa traksi berfungsi sesuai
secara fungsional. Licinkan bagian kerekan dengan tujuan untuk mencegah terputusnya
dan cek tali penegangnya. Amankan dan ikat penyembuhan faktur.
simpulnya dengan adhesive tape.

Jaga tali tetap bebas menggantung, cegah Jumlah optimal beban traksi perlu
mengangkat / melepas beban. dipertahankan. Catatan = jamin pergerakan
bebas pemberat selama reposisi klien,
mencegah penarikan berlebihan yang tiba-tiba
pada faktur yang berhubungan dengan nyeri
dan spasme otot.

Bantu dengan meletakkan ( pemberat ) Membantu mempertahankan posisi klien dan


dibawah tempat tidur. fungsi traksi dengan memberikan counter
balance.

Atur posisi klien sehingga penarikannya tepat Meningkatkan alignment tulang dan
yang akan mempertahankan axis panjang dari mencegah komplikasi ( misalnya delayed
tulang. healing / non union )

Pertahankan pembatasan-pembatasan dengan Mempertahankan integritas tarikan traksi.


terapi, misalnya dengan tidak memutar
pinggang/duduk (sitting up) pada traksi
Buch’s atau tidak mengganjal dibawah
pinggang pada traksi Russel.

Kaji integritas perlengkapan traksi eksternal. Traksi Hoffman memberikan stabilitasi dan
sokongan yang kaku untuk tulang yang faktur
tanpa menggunakan tali, kerekan, atau
pemberat , dengan demikian memberikan
mobilitas yang lebih besar bagi kliean /
kenyamanan dan memfasilitasi penyembuhan
luka.
Kolaboratif

Follow up serial x – rays. Memvisualisasi formasi kalus / proses


penyembuhan untuk menetapkan tingkat
aktivitas dan kebutuhan untuk perubahan
dalam terapi.

Mengenalkan / mempertahankan stimulasi Kemungkinan merupakan indikasi untuk


elektrik jika digunakan. meningkatkan pertumbuhan tulang pada
kondisi delayed healing / non union .

2. Nyeri (akut )

Kemungkinan berhubungan : - Spasme otot


dengan - Pergerakan fragmen tulang, edema dan injury jaringan
lunak.
- Traksi / perlengkapan imobilisasi
- Stress , cemas
Ditandai oleh : - Pernyataan / laporan adanya nyeri
- Distraksi, fokus pada diri sendiri / fokus menyempit ,
raut wajah kesakitan
- Terjaga , perilaku protektif , gangguan tonus otot ,
respon otomatis.

4
Hasil yang diharapkan : Klien menyatakan nyeri hilang.
Kriteria evaluasi : klien dapat
- Rileks, berpatisipasi dalam aktivitas, tidur/istirahat
dengan baik.
- Mendemonstrasikan ketrampilan dan aktivitas
diversional untuk situasi individual.

INTERVENSI RASIONAL
Independent

Pertahankan imobilisasi pada bagian tubuh Menghilangkan nyeri dan mencegah


yang terkena dengan bed rest, cast (gibs), perubahan letak tulang / perluasan injury
bidai, traksi. jaringan.

Elevasi dan sokong extremitas yang injury. Meningkatkan venous return, mengurangi
edema dan mengurangi nyeri.

Cegah penggunaan alas plastik di bawah Dapat meningkatkan ketidaknyamanan karena


anggota badan yang di gibs. rasa panas.

Elevasi penutup tempat tidur, beri linen Mempertahankan tubuh tetap hangat tanpa rasa
sampai jari kaki. tidak nyaman karena penekanan penutup
tempat tidur pada bagian yang sakit.

Anjurkan klien mendiskusikan masalah – Membantu mengurangi cemas. Klien mungkin


masalah yang berhubungan dengan injury. perlu mengungkapkan pengalaman
kecelakaannya.
Independent

Evaluasi keluhan sakit / tidak nyaman, Mempengaruhi pemilihan/monitor efekti-vitas


cacat lokasi dan karakteristik, intensitas intervensi. Tingkat kecemasan mem-pengaruhi
(skala 0-10), catat respon non verbal nyeri. persepsi / reaksi terhadap nyeri.
(perubahan tanda-tanda vital dan emosi/
tingkah laku)

Jelaskan prosedur – prosedur sebelum Memberi kesempatan klien untuk menyiapkan


memulainya. mental agar aktivitas dapat berjalan dengan
baik yang merupakan partisipasi dalam
mengontrol ketidaknyamanan.

Beri pengobatan sebelum aktivitas Meningkatkan relaksasi otot dan


perawatan. mempertinggi partisipasi.

Lakukan dan supervisi latihan ROM Mempertahankan kekuatan / mobilitas otot-


(Range of motion) aktif / pasif. otot yang tidak terkena sakit dan menfasilitasi
resolusi radang pada jaringan yang injury.

Berikan tindakan - tindakan alternatif untuk Memperbaiki sirkulasi umum, menghilangkan


memberi rasa nyaman, seperti masage, area penekanan lokal dan kelelahan otot.
backkrub, perubahan posisi.
Anjurkan klien menggunakan teknik Mengembalikan fokus perhatian,
management stres, seperti : relaksasi meningkatkan kemampuan kontrol, dan
progresif, pernapasan dalam, visualization / meningkatkan kemampuan koping dalam
imajinasi terpimpin, sentuhan terapeutik. management nyeri, dimana mungkin
berlangsung lama untuk periode yang panjang.

5
Identifikasi aktivitas diversional sesuai Mencegah rasa bosan, menurunkan ketegangan
dengan kemampuan fisik dan pilihannya. dan dapat meningkatkan kekuatan otot, dapat
meningkatkan harga diri dan kemampuan
koping.

Cari laporan / keluhan – keluhan yang tidak Tanda berkembangnya komplikasi seperti
biasa / nyeri tiba- tiba atau dalam, progresif infeksi, iskhemia jaringan, compartement
/ bertambah buruk, lokasi nyeri yang tidak syndrome.
berkurang oleh analgesik.
Kolaboratif

Beri kompres dingin / es 24-28 jam Mengurangi edema / hematom, menurunkan


pertama dan bila diperlukan. sensasi nyeri.

Pemberian obat sesuai indikasi : Menghilangkan nyeri / spasme otot.


Narkotik dan non narkotik, analgetik,
relaxan otot ( misalnya cyclobenzaprine
(Flexeril) , hylroxyzinel (Vistaril)

3. Resiko tinggi untuk disfungsi neurovaskuler perifer.

Faktor-faktor resiko meliputi :  Penurunan / terputusnya aliran darah injury langsung


pada pembuluh darah, trauma jaringan, edema yang
meluas, formasi trombus.
 Hypovolemia
Kemungkinan ditandai oleh : tidak dapat digunakan, adanya gejala dan tanda yang
mendukung diagnosa aktual.
Hasil yang diharapkan/ Perfusi jaringan terpelihara yang ditandai dengan nadi
kriteria evaluasi teraba , kulit hangat / kering, sensory wajar, tanda - tanda
vital stabil , urine output adekuat untuk situasi individual.

INTERVENSI RASIONAL
Independent

Lepaskan arloji dari lengan yang terkena Dapat mengganggu sirkulasi jika terjadi
cedera edema.

Evaluasi adanya / kualitas nadi perifer Penurunan / tidak adanya nadi dapat
bagian distal yang injury melalui palpasi / merefleksikan injury vaskuler dan
doppler. mengharuskan evaluasi medik segera untuk
status sirkulasi . Sadari bahwa kadang –
kadang nadi dapat dipalpasi walaupun sirkulasi
terhambat oleh gumpalan darah lunak. Pada
kondisi ini, perfusi pada arteri yang lebih besar
dapat kontinu setelah peningkatan tekanan
kompartemen yang kolaps ( arteriole /
venule ) sirkulasinya didalam otot.

6
Kaji capillary return, warna kulit, dan Kembalinya warna (3 - 5 detik). Putih , kulit
kehangatan bagian distal yang fraktur dingin merupakan indikasi kerusakan arterial.
Cyanosis menandakan gangguan venous.
Catatan : nadi perifer,capillary refill, warna
kulit dan sensasi kemungkinan normal pada
kondisi kompartement syndrome karena
sirkulasi superfisial biasanya tidak
mencurigakan.

Kaji kondisi neurovaskuler, catat perubahan Gangguan rasa, mati rasa, gatal, peningkatan
fungsi pergerakan / sensori. Tanya klien nyeri terjadi ketika sirkulasi saraf inadekuat
lokasi nyeri / rasa tidak nyaman. atau terjadi kerusakan saraf.

Test sensori saraf peroneal dengan Panjang dan posisi saraf peroneal
cubitan / tusukan peniti pada bagian dorsal meningkatkan resiko injury pada tungkai yang
jaringan antara jari kaki pertama dan kedua fraktur, edema / kompartemental syndrom ,
dan kaji kemampuan dorsoflexi jari-jari atau mal posisi traksi.
jika ada indikasi.

Kaji jaringan seputar gibs untuk titik tekan. Faktor - faktor ini menjadi indikasi penekanan
Periksa laporan rasa seperti terbakar jaringan / iskemik, awal dari kerusakan /
dibawah gibs. nekrosis.
Independent

Monitor posisi / lokasi penyokong Perlengkapan traksi dapat menyebabkan


lingkaran splints / sling. tekanan pada pembuluh darah / saraf , terutama
sekali pada aksila dan pangkal paha,
mengakibatkan iskemia dan kemungkinan
kerusakan saraf permanen.

Pertahanlah elevasi ekstremitas yang injury Meningkatkan drainase vena / mengurangi


kecuali kalau ada kontraindikasi terdapat edema.
kompartement syndrom. Catatan : adanya peningkatan tekanan
kompartemen, elevasi ekstrenitas menghalangi
aliran arterial, menurunkan perfusi.

Kaji seluruh panjang ekstremitas yang Peningkatan injury ekstremitas dapat


injury untuk kondisi bengkak / edema. ditunjukkan dengan edema / bengkak jaringan
Ukur injury ekstremitas dan bandingkan menyeluruh tapi dapat juga merefleksikan
dengan yang tidak injury. Catat adanya perdarahan.
penampakan / penyebaran hematoma.

Catat laporan nyeri hebat , peningkatan Perdarahan terus - menerus / formasi edema
nyeri pada pergerakan pasif, perkembangan pada otot yang tertutup oleh fascia dapat
parasthesia, ketegangan otot / kelemahan berakibat gangguan aliran darah dan iskemia
otot dengan eritema, perubahan kualitas myositis atau kompartement syndrome, perlu
nadi bagian distal yang injury. Jangan tindakan emergency untuk menurunkan
mengelevasi extremitas. Laporkan tekanan / memulihkan sirkulasi.
gejalanya pada tim medis. Catatan : kondisi ini merupakan medical
emergency dan memerlukan tindakan segera.

Cari tanda iskemia kaki seperti : penurunan Fraktur dislokasi sendi - sendi ( khususnya
temperatur kulit, pucat dan peningkatan sendi lutut ) dapat menyebabkan kerusakan
nyeri. arteri yang berdekatan dengan akibat
hilangnya aliran darah distal.

7
Anjurkan klien secara rutin latihan jari– Meningkatkan sirkulasi dan pengurangan
jari / sendi bagian distal yang injury. pengumpulan darah, khususnya pada
Ambulasi selama kondisi memungkinkan. ekstremitas bawah.

Cari dan periksa kelemahan, bengkak, Hal ini menunjukkan peningkatan potensial
nyeri pada dorsofleksi kaki ( Human’s sign thrombophlebitis dan emboli paru - paru pada
positif ). klien imobilisasi untuk 5 hari atau lebih.

Monitor tanda-tanda vital. Catat tanda- Volume sirkulasi yang inadekuat akan mem-
tanda umum pucat , cyanosis , perubahan pengaruhi perfusi jaringan sistemik.
kondisi psikologis.

Test stools / aspirasi gastric untuk Peningkatan insiden pendarahan gastric


perdarahan tersembunyi. Catat perdarahan menyertai fraktur trauma dan dapat
kontinu pada trauma / lokasi injeksi dan berhubungan dengan stres atau gangguan
sekret dari membran mukosa. pendarahan yang membutuhkan evaluasi lebih
lanjut.
Kolaboratif.

Beri kantong es sekitar lokasi fraktur sesuai Menurunkan edema / hematoma, dimana
indikasi. terjadinya gangguan sirkulasi.

Bidai / bivalve cast sesuai kebutuhan Mungkin dapat dikerjakan pada emergency
dasar untuk menghilangkan restriksi sirkulasi
yang diakibatkan oleh formasi edema dari
ekstremitas yang injury.

Bantu dengan memonitor tekanan Elevasi tekanan ( biasanya 30 mm Hg atau


intrakompartemental. lebih ) mengindikasikan kebutuhan untuk
evaluasi segera dan intervensi.

Siapkan intervensi pembedahan ( misalnya Kegagalan dalam menurunkan penekanan /


fibulectomy / fasciotomy ) sesuai indikasi. mengkoreksi kompartmental syndrome dalam
4 - 6 jam dapat berakibat kontraktur berat atau
hilangnya fungsi dan diskon figurasi
ekstremitas distal yang injury atau perlu
amputasi.

Monitor Hb / Hct, studi kuagulasi Membantu mengkalkulasi kehilangan darah


dan kebutuhan / efektifitas terapi.

Berikan cairan IV / produk darah jika Mempertahankan volume sirkulasi,


dibutuhkan meningkatkan perfusi jaringan.

Berikan sodium warfarin ( coumadin ) jika Kemungkinan dapat digunakan sebagai


ada indikasi. prophilaksis untuk mengurangi kejadian
thrombus vena dalam.

Beri kaos antiembolik sesuai indikasi Mengurangi penumpukan darah dan


meningkatkan venus return , juga mengurangi
resiko pembentukan thrombus.

**************

8
GIBS yang memadai diatas penonjolan tulang -
prosseus stiloideus ulna,olekranon,
Indikasi: maleolimedialis dan lateralis - maka pasien
 Imobilisasi dan penyangga fraktur akan merasakan rasa nyeri membakar
 Stabilisasi dan mengistirahatkan yamg menetap di bagian yang mengalami
tulang tekanan. Ini merupakan tanda terjadinya
 Koreksi deformitas nekrosis pada kulit dan jaringan lunak.
 Mengurangi aktifitas pada daerah Bagian yang mengalami tekanan harus
yang terinfeksi segera ditangani. Tekanan yang berlebihan
 Membuat cetakan tubuh untuk dapat diatasi dengan memotong dan
orthotic membuat kembali gips bersangkutan.
Tetapi kadang kala perlu dibuat gips yang
Aturan umum : baru, dipasang dengan baik untuk
Gibs yang dipasang untuk memcegah terjadi ulserasi jaringan lunak
mempertahankan reduksi harus dipasang yang menimbulkan rasa nyeri dan
melewati sendi diatas dan dibawah fraktur. merugikan.
Gibs sebaiknya sesuai denga geometri
ekstremitas yang diberi gibs tersebut..
Reduksi dan pemasangan gibs seringkali TRAKSI
diselesaikan dalam beberapa jam sesudah
terjadi cedera, kalau tidak terjadi Dasar terapi traksi : menarik bagian
pembengkakan jaringan lunak secara tubuh. Penarikan oleh benda lain atau
maksimal. tubuhnya sendiri

Window : Keuntungan pemakaian traksi :


Dilakukan untuk :  Mempertahankan reduksi
 Memeriksa luka  Mengurangi pembengkakan karena
 Membuka jahitan kebanyakan traksi menjamin bahwa
 Memeriksa adanya penekanan ekstremitas dapat diangkat
 Membuang / mengangkat benda  Meningkatkan penyembuhan jaringan
asing lunak
 Mengurangi penekanan  Mengoreksi dan mencegah deformitas
 Imobilisasi sendi yang sakit
Apabila ada indikasi bahwa suplai  Terapi untuk artritis, cedera otot dan
neurovaskuler ekstremitas mengalami ligamen, dislokasi, kompresi serabut
kemunduran, maka gips harus dibelah dari saraf pada tulang belakang
salah satu ujung ke ujung lain. semua
lapisan harus dipotong dan gips dibuka Kerugian :
sampai tanda dan gejala-gejala disfungsi  Hospilalisasi lama
neurovaskuler yang mengalami fraktura tak  Imobilisasi
terlalu terasa nyeri sesudah dilakukan
reduksi dan imobilisasi. Pasien yang terus Tujuan :
menerus mengeluh sesudah dilakukan  Memperbaiki / mempertahankan
reduksi harus diperhatikan dengan serius alignment tulang pasca fraktur
dan dilakukan langkah-langkah efektif  Mengistirahatkan sendi yang inflamasi
untuk mengatasi sumber keluhan tersebut.  Koreksi deformitas
 Menghilangkan nyeri karena spame
Ekstremitas yang cedera disertai otot
gangguan suplai neurovaskuler mungkin  Mengurangi dislokasi sendi
akan mengalami perubahan patologis
ireversibel dalam waktu 1 1/2 jam. karena Prinsip :
itu, perlu respon yang efektif terhadap  "Adekuat Counter Traction
tanda-tanda keadaan yang bahaya tersebut.
 Adanya kekuatan melawan beban traksi
Selama jam-jam pertama sesudah cedera,
 Sesuai dengan poros tulang
pemberian obat narkotika berulang kali
jelas merupakan kontraindikasi. Contoh,  Semua sistem bebas dari friksi /
kalau gips tak dibentuk atau diberi bantalan sangkutan

9
 Pasien diberikan informasi tentang memberi istirahat sendi lutut sesudah
traksi trauma sebelum lutut diperiksa dan
 Penilaian terus-menerus terhadap diperbaiki lebih lanjut.
kepatenan traksi
 Observasi neurovaskuler Penggunaan metode traksi ini secara ideal
 Observasi adanya nyeri harus dimulai dengan melapisi kulit dengan
 "Firm Mattres untuk good alignment " selapis semen yang tebal, tintura benzoin,
 Perineal care yang benar atau perekat elastik pada kulit di bawah
lutut diberi stockinet tubular yang
 Hindari komplikasi tirah baring
digulung.

Plester traksi diberikan pada bagian medial


Faktor penting yang harus
dan lateral dari stockinet tersebut, lalu
dipertimbangkan waktu memasang atau
stockinet itu sendiri selanjutnya dibungkus
mempertahankan traksi :
dengan perban elastis.
 Tali utama yang biasanya dipasang
Ujung plester traksi pada pergelangan kaki
pada pin rangka sebaiknya
dihubungkan dengan balok penyebar untuk
menimbulkan gaya tarik yang segaris
mencegah tekanan pada maleoli. Seutas tali
dengan sumbu panjang normal tulang
yang dipasang pada bagian tengah balok
panjang yang mengalami fraktura
penyebar tersebut kemudian dijulurkan
 Berat ekstremitas maupun alat-alat
melalui kerekan pada kaki tempat tidur.
penyokongnya sebaiknya seimbang
dengan pemberat untuk menjamin
Jarang dibutuhkan pemberat lebih dari 5 lb.
reduksi dapat dipertahankan dan
Penggunaan traksi kulit dapat
menyokong ekstremitas yang cedera
menyebabkan banyak komplikasi. Ban
selama pasien dirawat di tempat tidur
perban elastis yang melingkar dapat
 Sedapat mungkin kerekan dan tali
mengganggu sirkulasi yang menuju ke kaki
ditempatkan cukup tinggi dan
pada pasien yang sebelumnya sudah
disamping pasien
menderita penyakit vaskuler.
 Harus diperhatikan bahwa tulang-
Alergi kulit terhadap plester juga dapat
tulang yang menonjol seperti tumit,
menimbulkan masalah. Kalau tidak dirawat
maleoli, kaput fibula , harus diberi
dengan baik, ulserasi tekanan mungkin
bantalan yang memadai atau
akan timbul pada maleoli.
dilindungi dengan cara lain
 Tali traksi sebaiknya dapat bergerak
Traksi berlebihan dapat merusak kulit yang
bebas melalui kerekan
rapuh pada orang yang sudah lanjut usia.
 Pemberat harus cukup tinggi diatas
Biasanya, traksi jenis ini sebaiknya tidak
lantai dengan pasien dalam posisi
digunakan untuk merawat pasien-pasien
normal diatas tempat tidur sehingga
yang sudah lanjut usia. Bahkan untuk
perubahan posisi rutin tidak
merawat pasien dewasa muda lebih disukai
menyebabkan pemberat terletak
traksi pin rangka kalau perawatan seperti
dilantai sehingga menghilangkan
ini harus dilakukan lebih dari beberapa hari
regangan yang diperlukan oleh tali
(lihat gambar 61-8).
 Traksi yang dipasang dan
dipertahankan dengan baik merupakan
Traksi kulit dari Bryant
tindakan yang selamanya
menyenangkan
Sering digunakan untuk merawat anak
kecil yang menderita fraktura femur.
Pada jenis fraktura ini pasien diletakkan
JENIS TRAKSI : SKIN TRAKSI &
dengan sendi panggul fleksi, lutut ekstensi
SKELETAL TRAKSI
dan tungkai pada posisi vertikal, agak
membuka. Karena periosteum tulang pada
Traksi kulit dari Buck :
anak-anak kuat sekali, maka pada waktu
Sering digunakan pada anak-anak untuk
terjadi fraktura jarang terpisah sempurna.
jangka waktu yang pendek.
Karena itu traksi longitudinal murni ini
Indikasi yang paling sering dari jenis
hampir selalu dapat memberi reduksi yang
traksi ini adalah : kebutuhan untuk
10
memadai dan mempertahankan posisi deformitas angular pada bidang
fragmen sampai terjadi penyembuhan dini. mediolateral. Fleksi panggul dan lutut yang
Traksi Bryant sebaiknya tidak dilakukan lebih besar atau yang lebih kecil
pada anak-anak yang beratanya lebih dari memungkinkan perbaikan lateral. Posisi
30 lb. Kalau batas ini dilampaui maka kulit dan angulasi alat Parson dapat diatur untuk
dapat mengalami kerusakan berat. Kecuali memperbaiki deformitas rotasional.
itu pada anak yang lebih besar dan lebih
tua, aliran darah menuju kaki mungkin Traksi rangka yang seimbang
akan mengalami gangguan akibat pengaruh
hidrostatik yang cukup besar karena Menunjukkan banyak keuntungan bagi
penempatan kaki secara vertikal tersebut, perawatan traksi suatu fraktura (lihat
dan akibat tekanan dari pembungkus gambar 61-10). Keuntungannya adalah :
elastis. traksi elevasi koaksial, longitudinal pada
tulang panjang yang fraktura tungkai yang
Penyinaran sinar-x sesudah traksi cedera mudah dijangkau untuk
seringkali memmperlihatkan aposisi pemeriksaan ulang status neurovaskuler,
bayonette dengan penumpukan fragmen- dan untuk merawat luka lokal, dan
fragmen tulang kira-kira sepanjang ½ inci. memepermudah perawatan oleh perawat.
Ini bukan saja dapat diterima, tetapi Seperti bentuk traksi yang mempergunakan
menguntungkan karena biasanya tungkai pin rangka, pasien sebaiknya diperiksa
yang cedera pada anak-anak dapat tumbuh setiap hari tentang adanya peradangan atau
lebih cepat daripada anak normal selama infeksi sepanjang pin, pin kendor atau
beberapa tahun sesudah fraktura (lihat tergeser, dan pin telah tertarik dari tulang.
gambar 61-9). Traksi rangka seimbang ini dapat
digunakan untuk merawat kebanyakan
Traksi rangka seimbang jenis fraktura femur, sedangkan reduksi
fraktura panggul yang lebih baik seringkali
Terutama digunakan untuk merawat dapat dicapai dengan traksi Russell. Pada
fraktura korpus femoralis pada orang kasus ini, paha disokong oleh sling. Traksi
dewasa. Sekilas pandang traksi ini longitudinal diberikan dengan
tampaknya kompleks. Tetapi hanyalah menempatkan pin transversal melalui tibia
suatu pin rangka yang ditempatkan dan fibula di atas lutut. Pengaruh susunan
transversal melalui femur distal atau tibia ini adalah memberi kekuatan traksi (berasal
proksimal. Dipasang bail traksi dan tali dari gaya tarik vertikal sling cedera dengan
traksi utama dipasang pada bail tersebut. kekuatan yang sesuai. Jenis traksi ini sering
digunakan untuk memberi rasaa nyaman
Tungkai pasien ditempatkan dengan posisi pada pasien yang menderita fraktura
sekitar 350. Kerekan primer disesuaikan panggul selama evaluasi sebelum operasi
sedemikian sehingga garis ketegangan dan selama persiapan pembedahan.
koaksial dengan sumbu longitudinal femur Meskipun traksi Russell (lihat
yang mengalami fraktura. Pemberat yang gambar 61-11 ) dapat digunakan sebagai
cukup dipasang sedemikian rupa sehingga perawatan akhir dan definitif pada pasien-
femur mencapai panjang normal. pasien tertentu, tetapi pasien yang debil
Pada pasien disokong oleh sling atau sudah lanjut usia dengan fraktura
atau bantal yang diletakan pada bagian panggul biasanya tak dapat mengatasi
proksimal splint Thomas. Tungkai bagian bahaya istirahat di tempat tidur yang
distal disokong oleh alat Pearson yang berkepanjangan, misalnya dekubitus,
dipasang pada splint Thomas. Kemudian pneumonia dan tromboflebitis. Masalah
splint Thomas, alat Pearson dan tungkai yang paling sering dilihat pada traksi
sendiri dijulurkan dengan tali, kerekan dan Russell adalah pergeseran pasien
beban yang sesuai sehingga kaki mendekati bagian kaki tempat tidur,
tergantung bebas di udara. Dengan kerekan bagian distal saling berbenturan
demikian pemeliharaan pasien di tempat sedangkan pemberat terletak di lantai.
tidur sangat dipermudah. Bentuk traksi ini Harus ada perawatan yang cukup cermat
berguna sekali untuk merawat berbagai untuk mempertahankan posisi pasien di
jenis fraktura femur. Seluruh splint dapat tempat tidur. Mungkin perlu ditempatkan
diaduksi atau diabduksi untuk memperbaiki blok-blok di bawah kaki tempat tidur

11
sehingga dapat mempergunakan bantuan  RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
gaya gravitasi. Pengembangan dari keluhan utama,
dengan menggunakan pendekatan :
Traksi sembilanpuluh - PQRST
sembilanpuluh – sembilanpuluh  Provokatif / Paliatif ( apa
penyebabnya dan apa yang
Terutama berguna untuk merawat anak- membuat keluhan bertambah
anak usia 3 tahun sampai dewasa muda ringan atau bertambah berat ).
( lihat gambar 61-12 ). Pengawasan  Quality / Quantity ( bagaimana
frakmen-frakmen pada traksi 90-90-90 ini. rasanya, kelihatannya, dan
Pasien masih mempunyai ruang gerak yang seberapa besar )
cukup di tempat tidur.  Region / Radiation ( dimana
Sampai sekarang yang dibicarakan dan apakah menyebar )
secara terperinci adalah metode-metode  Severity ( apakah mengganggu
traksi ekstremitas bawah, tetapi semua aktifitas sehari- hari atau
prinsip tersebut juga berlaku untuk seberapa parah pada skala 1-
perawatan fraktura ekstremitas atas. 10 )
Perawatan traksi pada fraktura  Timing ( kapan mulainya,
biasanya cukup aman, memberi rasa seberapa sering hal ini di
nyaman dan mobilitas yang cukup di rasakan dan apakah munculnya
tempat tidur, memungkinkan pemeriksaan tiba-tiba atau seketika )
ulang, memberi elevasi yang cukup dan tak
memperbesar resiko infeksi. Tetapi
 RIWAYAT KESEHATAN
perawatan traksi pada fraktura sebaiknya
 Riwayat sistem
dilakukan dengan hati-hati pada pasien
muskuloskeletal
yang sudah lanjut usia, karena
membutuhkan perawatan di rumah sakit  Riwayat di rawat di rumah
secara kontinu dengan kemungkinan sakit
bahaya komplikasi, biaya dan keadaan  Riwayat keluarga
yang tidak menyenangkan.  Riwayat diet

 AKTIFITAS SEHARI-HARI
PENGKAJIAN KLIEN  Kondisi / keadaan klien dalam
DENGAN memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
GANGGUAN SISTEM  Jenis pekerjaan; Jenis alas
MUSKULOSKELETAL kaki yang di gunakan.
 Permasalahan dapat saja di
ketahui setelah klien ganti baju,
menutup resleting, menutup atau
DATA SUBYEKTIF membuka kancing, membuka
keran atau merasakan suhu air di
 DATA BIOGRAFI : Umur dan bak mandi, keramas, mencukur,
jenis kelamin dan lain-lain.

 Pengkajian dapat difokuskan pada


KELUHAN : adanya nyeri, kekakuan, DATA OBYEKTIF
kelemahan, kram, sakit pinggang,
kemerahan, pembengkakan, deformitas,  GAMBARAN UMUM :
terbatasnya penggerakan atau ROM - Keadaan umum : tanda-tanda vital,
( range of motion ), gangguan sensasi, kesadaran
munculnya sensasi abnormal, atau - Pemeriksaan secara umum dari
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepala, leher, dada (thorax), perut,
atau mengganggu aktifitas sehari-hari . kelenjar getah
bening, kelamin, ekstremitas, tulang
belakang

12
PENGKAJIAN FISIK KEADAAN hanya edema terutama daerah
LOKAL persendian
- Nyeri tekan (tenderness),
Pengkajian fisik perlu dilakukan krepitasi, catat letak
secara sistematik, dengan pencahayaan kelainannya ( misalnya 1/3
alami ,klien duduk berdiri dan berjalan proksimal / tengah / distal )
(kecuali ada kontra indikasi ) - Tonus otot waktu relaksasi atau
kontraksi ;
 Inspeksi, perhatikan : - Benjolan terdapat dipermukaan
- Gaya jalan ( gait, waktu masuk tulang atau melekat pada tulang.
kamar periksa) Apabila ada benjolan, maka
- Postur tubuh : sifat benjolan perlu
 Kyphosis yaitu dideskripsikan permukaannya,
perlengkungan abnormal ke konsistensinya dan pergerakan
arah belakang pada tulang terhadap permukaan atau dasar,
belakang bagian torakal. nyeri atau tidak, dan ukurannya.
 Scoliosis yaitu deformitas - Periksa juga status
tulang belakang yang neurovaskuler.
melengkung terlalu lateral.
 Lordosis yaitu  Pergerakan :
perlengkungan abnormal ke - Pada saat menggerakkan
arah depan pada daerah anggota gerak catat adakah
lumbal. keluhan nyeri . Pergerakan yang
 Tulang kaki membentuk perlu dilihat adalah gerakan
huruf O yang di sebut genu aktif (apabila klien sendiri
varum, dan perlengkungan disuruh menggerakkan) dan
tulang kaki yang pasif (dilakukan pemeriksa).
membentuk huruf X yang - ROM (Range Of Motion).
di sebut genu valgum. Gerakan sendi dicatat dengan
- Cicatrix (jaringan parut baik ukuran derajad gerakan dari tiap
yang alamiah maupun yang arah pergerakan mulai dari titik
buatan-bekas operasi) o (posisi netral) atau dengan
- Café au lait spot (birth mark) ukuran metrik untuk melihat
- Fistulae adanya gangguan gerak /
- Warna kemerahan / kebiruan kekakuan sendi. Bandingkan
(livide) atau hiperpigmentasi sisi ekstremitas kanan dan kiri.
- Benjol / pembengkakan / - Pada anak, periksalah yang
cekungan tidak sakit dulu, selain untuk
- Posisi serta bentuk ekstremitas mendapatkan kooperasi anak
(deformitas) pada waktu pemeriksaan, juga
untuk mengetahui gerakan
 Palpasi : normal klien.
- Pada waktu meraba mulai dari - Apabila ada fraktur tentunya
posisi netral / anatomi. Pada akan terdapat gerakan yang
dasarnya palpasi ini merupakan abnormal di daerah fraktur
pemeriksaan yang memberikan (kecuali pada incomplete
informasi dua arah, baik si fracture).
pemeriksa maupun klien, karena
itu perlu selalu diperhatikan
wajah klien atau menanyakan PEMERIKSAAN PENUNJANG
perasaan klien.
- Perubahan suhu terhadap  Roentgenography ( X-Ray dan
sekitarnya serta kelembaban radiography )
kulit
- Apabila ada pembengkakan :  Pemeriksaan Arthrogram
Apakah terdapat fluktuasi atau Biasa di lakukan untuk mengetahui
daerah persendian, mendiagnosa
13
trauma pada kapsul di persendian atau mendapatkan gambaran 3 dimensi
ligamen-ligamen  untuk hasil lengkap membutuhkan
Anastesi lokal, kemudian dimasukkan 10-30 gambar.
cairan kontras atau udara ke daerah  lamanya pemeriksaan ini sekitar 30
yang akan di periksa. menit

Tindakan perawat : MAGNETIC RESONANCE IMAGING


 pertama menjelaskan prosedur (MRI)
tindakan  adalah pemeriksaan jaringan
 kedua, jelaskan pemeriksaan dengan menggunakan/mengukur
memakan waktu sekiar 1 jam dan jumlah proton hidrogen dalam tubuh.
setelah cairan kontras  cara kerjanya, pasien di masukkan
masuk ke sendi pasien di haruskan ke tabung raksasa di mana pasien akan
untuk tidak bergerak. di ekspose oleh daya magnetik yang
 Ketiga, tanyakan apakah ada alergi. kekuatannya 15000 kali daya magnetik
 Keempat, anjurkan pasien untuk bumi
berkemih terlebih dulu.  yang perlu di ketahui pasien dan
 Kelima, cukur dan keluarga adalah pemeriksaan ini tidak
 Terakhir, kemungkinan akan menyebabkan nyeri dan tidak
merasakan nyeri. mempunyai dampak yang serius.

Pemeriksaan lain yang serupa yaitu BIOPSI


discografi, sinografi, dan myelografi Arthroscopy
 adalah tindakan penerobosan di
LAMINOGRAPH daerah sendi
 Mengetahui struktur yang lebih  dapat di lakukan lokal, spinal, atau
detail dan pada daerah yang general
tersembunyi  lebih menguntungkan dari
 Mengetahui lokasi yang mengalami arthrostomy.
destruksi, atau  komplikasi yang mungkin timbul :
 Mengevaluasi bone graft. infeksi, hemarthrosis, pembengkakan,
ruptur sinovial atau tromboplebitis.
SCONOGRAPH  tindakan keperawatan yang spesifik
 Mengetahui panjang dari tulang pada tindakan ini adalah memuasakan
panjang. pasien sejak tengah malam.
 sering di lakukan pada anak-anak  mengecek informasi yang di
sebelum operasi epifise berikan oleh dokter yang melakukan,
jika anastesi di lakukan pasien
BONE SCANNING kemungkinan akan merasakan nyeri
 Cairan radioisotop di masukkan sedang.
melalui vena.  ajarkan pasien dan keluarga untuk
 Sering di lakukan pada tumor mengobservasi adanya infeksi pada
ganas, Osteomyelitis, Osteoporosis, dan daerah tempat bekas penusukan.
fraktur ( khususnya fraktur patologis )  kaji pasien apakah ia membutuhkan
 Tindakan keperawatan yang analgesik
spesifik adalah  berikan pasien makan segera
penjelasan ke pasien dan keluarga setelah bising usus normal dan
bahwa prosedur tidak menimbulkan anjurkan pasien agar tidak membatasi
nyeri dan cairan radio isotop tidak pergerakan, segera setelah di ijinkan
menimbulkan efek samping yang dokter pasien dapat beraktivitas seperti
berarti biasa namun hindari aktivitas berat
selama beberapa hari.
COMPUTERIZED TRANSAXIAL
TOMOGRAPHY ( CT SCAN ) ARTHOCENTESIS
 adalah pemeriksaan Xray  adalah metode pengambilan cairan
menggunakan komputerisasi untuk : sinovial.

14
 membuat daerah bekas penusukan  latih otot bokong, otot pinggul dan otot
dan mengistirahatkan selama 8-24 jam abdomen untuk kontraksi dan relaksasi
sesudah pemeriksaan untuk memperkuat otot-otot tersebut
 pada jari-jari kaki lakukan ekstensi dan
ELEKTROMYOGRAPHY ( EMG ) fleksi, baik ibu jari kaki maupun
 di lakukan untuk mengetahui keseluruhan jari.
gangguan pada neuron motorik bawah.
 pemeriksaan ini mengukur Harus di sesuaikan dengan program pasien
potensial listrik dari kontraksi otot dan kontraindikasi pada masing-masing
rangka pasien.
 tindakan keperwatan yang spesifik
yang perlu di lakukan adalah Nyeri
menjelaskan bahwa penusukan jarum · Tindakan Keperawatan :
pada otot akan mengakibatkan nyeri. · Menganjurkan pasien melakukan
 tidak minum obat stimulan atau meditasi
sedative 24 jam sebelum. · Merubah posisi pasien
· Kompres hangat, dingin.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM · Pemijatan.
PENUNJANG LAINNYA · Mengurangi penekanan pada daerah
- Pemeriksaan darah rutin untuk tertentu, dan
mengetahui keadaan umum, infeksi · Support psikososial.
akut / menahun
- Atas hasil pemeriksaan tertentu, Apabila nyeri terjadi di sendi hal-hal yang
kemungkinan diperlukan perlu dikaji adalah :
pemeriksaan : kimia darah, reaksi > Kejadian sebelum terjadinya nyeri.
imunologi, fungsi hati/ginjal, > Derajat nyeri pada saat nyeri
bahkan kalau perlu pemeriksaan pertama timbul.
bone marrow > Penyebaran nyeri yang terjadi.
- Pemeriksaan urine rutin > Lamanya nyeri terjadi.
- Pemeriksaan mikro organisme > Intensitas nyeri, apakah menyertai
kultur & sensitivity test. pergerakan.
> Sumber nyeri.
> Hal-hal yang dapat mengurangi
MASALAH MASALAH YANG UMUM nyeri.
MUNCUL PADA GANGGUAN Intervensi terapi sepeti penggunaaan traksi,
SISTEM MUSKULOSKELETAL gips dapat menyebabkan rasa nyeri
terbakar.
Gangguan dalam melakukan Ambulasi Penanganan nyeri adalah tindakan
 Berdampak luas pada aspek prioritas.
psikolosial dan fisik pasien. Spasme Otot.
 Pasien dengan gangguan sistem Spasme otot (kram atau kontraksi otot
muskulosketel biasanya perlu di involunter)
istirahatkan (immobilisasi ), Spasme otot dapat disebabkan oleh iskemi
menyebabkan kelemahan otot dan jaringan dan hipoksia.
kekakuan sendi. Merupakan gejala dari gangguan ujung-
ujung saraf.
perawat perlu melakukan ROM untuk Pemijatan, kompres hangat, obat muscle
mengurangi komplikasi. relaxant, dapat membantu.
 pada pergelangan kaki lakukan fleksi, Tindakan keperawatan yang dapat
inversi, eversi, rotasi searah jarum jam dilakukan untuk mencegah spasme pada
dan berlawanan dengan arah jarum jam. betis antara lain :
> Rubah posisi kontinu.
 pada pinggul lakukan abduksi dan
> Letakkan guling kecil pada bawah
adduksi, fleksi dan ekstensi, dan rotasi
pergelangan kaki dan lutut.
 pada lutut lakukan ekstensi
> Berikan ruangan yang cukup hangat.

15
> Hindari pemberian obat sedasi berat Metoda tidak lansung seperti cold pack,
(sedasi berat menurunkan aktifitas kantung yang diisi biang es, kompres es di
pergerakan selama tidur). dahi, atau selimut hipotermi.
> Beri latihan aktif dan pasif sesuai Metoda langsung seperti tepid bath, tepid
program. sponge. Alkohol sponge, kompres air es,
Kontraktur. atau berendam di air es.
Biasanya muncul tendesi untuk tidak Dampak fisiologis dari kompres dingin
menggerakkan ekstremitas yang nyeri. pada tubuh adalah vasokonstriksi dan
penurunan aktifitas metabolik.
INTERVENSI UMUM PADA PASIEN Membantu mengontrol perdarahan dan
DENGAN GANGGUAN SISTEM pembengkakan karena adanya trauma.
MUSKOLETAL. Nyeri dapat berkurang, khususnya nyeri
spasme otot,karena dengan kompres dingin
Istirahat. aktifitas ujung saraf pada otot akan
Istirahat adalah intervensi utama. menurun.
Membantu proses penyembuhan dan Kompres dingin haruslah berhati-hati
meminimalkan inflamasi, pembengkakan, karena dapat menyebabkan jaringan kulit
dan nyeri. nekrosis.
Pemasangan bidai atau gips. Tidak boleh lebih dari 30 menit.
Bidai dapat mencegah sendi mengalami
deformitas dam meminimalkan nyeri Pemijitan.
dengan menurunkan spasme otot. Dapat memanipulasi otot dan kulit menjadi
Immobilisasi dapat berdampak pada tulang, rileks.
sendi, dan otot. Meningkatkan aliran darah dan
memungkinkan spasme otot menurun.
Terapi fisik. Pemijatan memiliki keuntungan mekanis,
Terapi fisik adalah intervensi dasar untuk fisiologis dan psikologis.
pasien dengan masalah muskuloskeletal. Pemijatan terapeutik membutuhkan
Tujuan : perhatian ilmiah dari pemijatan yang
· memberikan dan meningkatkan dilakukan.
pergerakan sendi dan memperkuat
otot. Sebelum pemijatan dilakukan balurkan
· menurunkan dan menghilangkasn tangan dengan minyak untuk mencegah
nyeri dan pembengkakan. iritasi pada kulit pasien.
· mencegah spasme otot. Jenis pemijatan seperti mengurut,
· mencegah komplikasi karena inaktif mengusap, perkusi, memijat dengan
dan gerakan memutar dan menggetarkan.
· mengajarkan self care dan teknik
ambulasi. Pada saat melakukan pemijatan, dilakukan
dengan arah pemijatan ke jantung.
Kompres hangat. Jangan pernah melakukan pemijatan ke
Rendam air hangat, atau kantung karet arah luka karena dapat menyebabkan
hangat, radiasi infra merah, kolam air perdarahan, dan jangan lakukan pemijatan
hangat, dan diatermi. di daerah sendi yang bengkak, karena dapat
Diikuti dengan latihan pergerakan atau memperbesar pembengkakan.
pemijitan.
Dampak fisiologis dari kompres hangat Pemijatan juga dapat membantu pasien
adalah : yang akan melakukan latihan.
· Perlunakan jaringan fibrosa. Sebelum latihan, pemijatan dapat membuat
· Membuat relaks otot dan tubuh. tubuh siap untuk melakukan aktifitas
· Menurunkan atau menghilangkan latihan, sedangkan setelah latihan ,
nyeri, dan pemijatan dapat mengurangi ketegangan
· Meningkatkan suplai darah / otot.
melancarkan aliran darah.
Latihan.
Kompres dingin. Sangat bervariasi.
Latihan aktif, pasif ataupun aktif asistif.

16
Latihan terapeutik mempunyai banyak
keuntungan, antara lain :
· Memberikan atau menjaga
keadekuatan aktifitas sendi.
· Mencegah atrofi otot dan deformitas
lainnya.
· Membangun dan menjaga jumlah
dan kekuatan otot.
· Menjaga dan meningkatkan ROM
sendi.
· Membangun ketahanan, dan
· Menstimulasi sirkulasi darah.
Bentuk latihan meliputi : aktif dan pasif
ROM, napas dalam, angkat beban, push up,
sit up.

ASSISTIVE DEVICES
Crutches
Pasien dilatih terlebih dulu tangan dan
bahunya.
Jelaskan penggunaan di minggu- minggu
pertama akan menyebabkan lecet.
Lecet ini akan berkurang seiring
peningkatan kekuatan otot tangan dan
bahu.
Dua hal penting yang perlu diperhatikan
tentang pengepasan crutch dan
penggunaannya adalah :
> Panjang dari crutch haruslah tepat
dengan tinggi badan pasien.
> Pasien yang menggunakan crutch
potensial akan terjatuh.
Alat-alat lain yang termasuk dalam
assistive devices adalah tongkat, walker,
dan supports.

17
BUKU SUMBER

Bajpai, 1991, Osteologi Tubuh Manusia, Binarupa Aksara, Jakarta.

Doengoes,M, 1993, Nursing Care Plans, FA Davis Company, Philadelphia

Guyton, 1991, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, EGC, Jakarta.

Hamilton Bailey, 1992, Ilmu Bedah Gawat Darurat, 11 ed., Gajah Mada University Press,
Jogjakarta.

Himawan,S, 1990, Kumpulan Kuliah Patologi, FKUI, Jakarta.

Long, 1995, Medical Surgical Nursing, Lippincot, Philadelphia

Reksoprojo dkk., 1995, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah FKUI, Jakarta.

Sabiston, 1994, Buku Ajar Bedah bagian 2, EGC, Jakarta.

Smeltzer & Bare, 1996, Brunner & Suddarth Textbook of Medical Surgical Nursing, eight
eddition, Lippincott-Raven Publishers, Philadelphia.

Wilson & Price, 1985, Patofisiologi Klinik Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta.

18
BUKU SUMBER

Hamilton Bailey, 1992, Ilmu Bedah Gawat Darurat, 11 ed., Gajah Mada University Press,
Jogjakarta.

Long, 1995, Medical Surgical Nursing, Lippincot, Philadelphia

Reksoprojo dkk., 1995, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah FKUI, Jakarta.

Sabiston, 1994, Buku Ajar Bedah bagian 2, EGC, Jakarta.

Smeltzer & Bare, 1996, Brunner & Suddarth Textbook of Medical Surgical Nursing, eight
eddition, Lippincott-Raven Publishers, Philadelphia.

Long, 1995, Medical Surgical Nursing, Lippincot, Philadelphia

Wilson & Price, 1985, Patofisiologi Klinik Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta.

19
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM MUSKULOSKELETAL sedangkan makrofrag-makrofag
merupakan phagositik.
Fungsi-fungsi tulang
1. Formasi rangka : tulang- tulang 9. Penyimpanan kalsium : Tulang-tulang
membentuk rangka tubuh yang mengandung 97% kalsium yang
menentukan bentuk dan ukuran tubuh. terdapat ditubuh baik dalam bentuk
Tulang-tulang menyokong struktur- anorganik maupun garam-garam
struktur tubuh yang lain. terutama kasium fosfaT (Bajpai, 1990).
Menurut Himawan (1990), tulang
2. Formasi sendi-sendi : Tulang-tulang tempat menyimpan 99% kalsium tubuh
yang berdekatan membentuk dan 90% fosfat tubuh. Selain itu
persendian atau sendi-sendi yang sejumlah besar fosfor juga disimpan.
bergerak, tidak bergerak atau sedikit Kalsium dilepaskan ke darah bila
bergerak tergantung dari kebutuhan- dibutuhkan.
kebutuhan fungsionil.
10. Fungsi-fungsi khusus
3. Perlekatan otot-otot : Tulang –tulang a. Sinus-sinus paranasalis dapat
menyediakan permukaannya untuk menimbulkan suatu nada
tempat lekat otot-otot, tendo-tendo dan khusus pada suatu suara .
ligamentum-ligamentum. b. Email gigi - geligi dikhususkan
untuk memotong menggit dan
4. Kerja sebagai pengungkit : tulang menggilas makanan. Email
dicadangkan sebagai pengungkit untuk merupakan struktur yang
bermacam-macam aktivitas selama terkuat dari tubuh manusia.
pergerakan. c. Tulang-tulang kecil liang teliga
dalam mengkonduksi
5. Sokongan dan penyebaran berat gelombang suara untuk
badan serta daya tahan untuk pendengaran.
pengaruh tekanan dan pengaruh d. Panggul wanita dikhususkan
mekanis. Tulang-tulang direncanakan untuk memudahkan proses
untuk menyokong berat badan, kelahiran bayi.
memelihara sikap tegak tubuh manusia,
dan juga guna menahan gaya-gaya Rangka manusia mempunyai 2 subdivisi
tarikan dan gaya-gaya tekanan yang utama :
terjadi pada tulang. (1) Rangka pusat yang terdiri dari
tengkorak , kolumna vertebalis,
6. Proteksi : Tulang –tulang membentuk tulang-tulang iga dan os sternum.
rongga-rongga yang mengandung dan
melindungi struktur-struktur yang halus (2) Rangka tambahan yang terdiri dari
seperti otak, medulla spinalis, jantung , tulang-tulang anggota badan.
paru-paru, sebagian besar alat-alat
dalam perut dan panggul.
JENIS-JENIS TULANG (Klasifikasi
7. Haemopoesis : Sumsum tulang tulang-tulang) atas dasar Morfologinya :
merupakan tempat pembentukan sel-sel
darah. 1. Tulang panjang : Merupakan
tulang-tulang utama dari anggota
8. Fungsi-fungsi immunulogis : badan, contoh humerus, femur dan
Limphosit “B” dan makrofag-makrofag lain-lain.
dibentuk dalam sistim
retikuloendotelium sumsum tulang. 2. Tulang pendek : Merupakan
Limphosit B dirubah menjadi sel-sel tulang-tulang yang lebih kecil,
plasma membentuk antibodi-antibodi contoh, ossa karpalia dari tangan
guna keperluan kekebalan kimiawi , dan ossa tarsalia dari kaki.

20
3. Tulang gepeng : Berbentuk 2. Tulang spongisa : (tulang
lempengan-lempengan tulang trabekular).
seperti skapula dan tulang -tulang  Terdapat di bagian dalam dari
tengkorak. tulang.
 Mempunyai ruangan-ruangan
4. Tulang-tulang yang tak yang diisi oleh sumsum tulang di
beraturan : Tulang-tulang yang tak antara anyaman lempengan-
termasuk dari jenis-jenis yang lempengan atau batang-batang
disebutkan diatas seperti vertebra, jaringan korpus tulang.
tulang panggul dan beberapa  Lempengan-lempengan atau
tulang-tulang kepala. batang-batang

5. Tulang-tulang sesamoideum : STRUKTUR TULANG PANJANG


Tulang-tulang ini
perkembangannya berasal dari Tulang panjang terdiri dari :
substansi sebuah tendon (sesamoid  Diafisis. Diafisis atau korpus
berarti seperti biji) pada tempat- merupakan bagian tengah tulang yang
tempat gesekan dan penyembuhan berbentuk silindris. Bagian ini terdiri
akibat tarikan tendon atau dari korteks tulang yang memepunyai
perubahan arah tarikan. contoh kekuatan besar sekali. Terdiri atas
patella, fibulla tulang kompakta dengan rongga
sumsum tulang, medula.
6. Tulang-tulang berongga udara :
Beberapa tulang -tulang kepala  Metafisis adalah bagian tulang yang
seperti os maksilare, os ethmoidale, melebar dekat ujung tulang. Daerah ini
dan os frontale mempunyai rongga- sebagian besar terdiri dari trabekula
rongga udara yang luas di bagian tulang atau tulang spongiosa dan
dalamnya, dilapisi oleh mengandung sumsum tulang .
selaputlendir. Sumsum ini terdapat juga di bagian
epifisis dan diafisis tulang. Bagian ini
7. Tulang diploikum : Tulang-tulang juga menyangga sendi dan merupakan
yang terdapat didalam tengkorak, di tempat perlekatan tendon dan ligamen.
dalamnya mengandung vena-vena
diploika, terdapat didalam ruangan-  Lempeng epifisis merupakan bagian
ruangan yang disebut diploe. pertumbuhan longitudinal pada anak-
anak. Bagian ini akan menghilang
8. Tulang-tulang tambahan : Tulang- pada pematangan tulang.Terdiri atas
tulang tambahan ini tidak selalu tulang spongiosa dengan kortexnya
diketemukan. Biasanya tulang kompakta.
berkembnag dari pusat-pusat
penulangan ekstra yang tidak Epifisis dan metafisis ialah bagian
bersatu dengan tulang utama, tulang yang tumbuh. Sumsum tulang
contoh : os trigonium dari berwarna merah pada orang muda dan
tuberositas posterior talus dan os kuning pada orang dewasa, kecuali tulang
vesalinum dari tuberositas dikorpus gepeng ( tengkorak, iga, vertebra, pelvis ).
os metatarsal kelima.
Pada orang dewasa rongga tulang
Klasifikasi atas dasar struktur tulang : spongiosa pada epifisis berhubungan
dengan rongga sumsum tulang diafisis.
1. Tulang kompakta : Pada anak-anak yang masih tumbuh,
Terlihat dibagian luar tulang epifisis dan diafisis dipisahklan oleh
( korteks) di bawah periosteum. lempeng tulang rawan epifisis, yang
Bagian tulang ini seperti gading, bersatu dengan diafisis melalui suatu
padat dan kuat tetapi masih tulang spongiosa yang disebut metafisis.
mempunyai banyak lubang-lubang
kecil.

21
Lempeng tulang rawan epifisis UNSUR-UNSUR TULANG :
merupakan tempat tulang panjang
bertumbuh menjadi panjang. a. Unsur tetap :
 Osteosit
Semua permukaan tulang diliputi oleh  Matrix (jaringan interseluler)
jaringan ikat khusus yang disebut yang mengandung mineral
periosteum, kecuali pada bagian yang (calcium phospate,
membentuk sendi dimana tulang hydroxapatite crystal)
terbungkus oleh rawan. Periosteum adalah
membran yang kuat dan kaya akan b. Unsur sementara
vaskularisasi dari jaringan ikat. Periosteum  Osteoblas
penting untuk menebalkan tulang dan  Osteoklas
menyembuhkan fraktur. Periosteum
mengandung sel-sel yang dapat Selain ini terdapat pula : sumsum tulag
berproliferasi, berperanan dalam proses berisi derivat sel retikuloendotel.
pertumbuhan transversa tulang panjang.  Osteosit
Kebanyakan tulang panjang mempunyai Merupakan sel-sel tulang yang matur(
arteri nutrisi. Lokasi dan potensi Smeltzer & Bare,1996). Sel tulang
pembuluh-pembuluh inilah yang menunjukkan gambaran sebagai
menentukan juga keberhasilan proses berikut :
penyembuhan tulang sesudah fraktur. Sel besar bercabang ke berbagai arah
dan banyak cabang bersatu dengan
Histologi lempeng epifisis atau osteosit lain-lain. Badan osteosit
lempeng pertumbuhan penting untuk terletak di dalam lakuna dan cabang-
dipahami khususnya untuk mengenal jenis cabangnya terletak di dalam
cedera pada anak- anak: kanalikulus. Salah satu ciri khas
a. Lapisan sel yang paling atas yang osteosit ialah tidak dapat mengadakan
letaknya dekat epifisis disebut area sel- mitosis.
sel istirahat (the area of resting cell).
b. Lapisan berikutnya adalah daerah  Osteoblas
proliferasi. Sel osteogen yang belum
Dalam daerah ini terjadi pembelahan berdiferensiasi sempurna.
aktif sel, dan disinilah mulainya Osteoblas membentuk dan
pertumbuhan tulang panjang. Sel-sel mengadakan kalsifikasi jaringan
ini tertekan masuk ke arah batang interseluler.
tulang, masuk ke daerah hipertrofi. Osteoblas-osteoblas saling
Disini sel-sel tersebut akan berhubungan melalui jembatan-
membengkak dan secara metabolis jembatan interseluler. Pada
tidak aktif lagi.. Sel yang membengkak pembentukan tulang, beberapa
ini lemah. osteoblas akan dikelilingi jaringan
Fraktura epifisis pada anak-anak sering interseluler yang telah dibentuknya
terjadi di daerah ini , dimana tempat sendiri dan mejadi cabang daripada
yang mengalami cedera meluas ke osteosit.
daerah kalsifikasi provisional. Didalam Osteoblas bila memperbanyak diri /
daerah kalsifikasi provosional inilah aktif menghasilkan enzim fosfatase
sel-sel mulai menjadi keras dan alkalik, yang berfungsi mengadakan
menyerupai tulang normal. Kalau kalsifikasi pada matrix.
daerah proliferasi mengalami
kerusakan, maka pertumbuhan  Osteoklas
mungkin akan terhenti. Mungkin Sebuah sel raksasa berinti banyak;
pertumbuhan longitudinal ekstremitas suatu fagosit tulang, dijumpai pada
mengalami kelambanan, atau mungkin permukaan tulang yang mengalami
pula terjadi perubahan bentuk secara resorpsi. Perubahan vital pada tulang
bertahap apabila hanya sebagia saja terjadi oleh karena adanya
dari lempeng tulang yang mengalami keseimbangan antara pembentukan
cedera. dan perusakan tulang.

22
 Matrix serabut-serabut ini bertanggung jawab
Mengandung gugusan kalsium – untuk daya rigiditas tulang rawan yang
fosfat – karbonat yang memberikan akan sama baiknya dengan kekuatan daya
sifat keras / kukuh daripada tulang. elastisitasnya, kekuatan lentingannya, dan
Gugusan ini diendapkan pada kemampuan untuk menahan tekanan serta
jaringan interseluler akibat pengaruh gaya-gaya potongan.
enzim fosfatase alkalik. Jaringan
interseluler (matrix) yang belum Tulang rawan dapat dibagi berdasarkan
mengandung mineral disebut osteoid. serabut-serabut yg terdapat didalamnya :

Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh : 1. Tulang rawan hyalin. Kata hyalin


(1) Berbagai hormon hipofisis, thyroid, berarti seperti gelas. Warnanya putih
kortex adrenal, parathyroid, kebiru-biruan dan pada keadaan segar
estrogen dan androgen. terlihat bening. Distribusinya pada :
(2) Vitamin A – mempengaruhi semua rangka janin yang belum
kegiatan osteoklas. menjadi tulang, rawan iga, rawan sendi,
Vitamin B complex – mempercepat rawan hidung, trakhea dan bronkhus.
pembentukan callus pada fraktura.
Vitamin C – mempengaruhi 2. Tulang rawan fibrosa, yang berwarna
permbuatan bahan kolagen antar sel kabur, putih dan keras. Terdapat pada
(merangsang osteoblas). diskus intervertebralis, diskus
Vitamin D – memperngaruhi artikularisdari suatu persendian,
pengendapan mineral pada tulang. simphisis, labrum glenoidale dan
asetabulare.

TULANG RAWAN 3. Tulang rawan elastis, yang berwarana


kuning, kabur, fleksibel dan elastis.
Tulang rawan merupakan jenis Kartilago elastin dikhususkan untuk
jaringan ikat khusus pada orang dewasa. fleksibilitas. Distribusinya pada :
Seperti jaringan-jaringan ikat yang lain, telinga luar, garis batas dari meatus
tulang rawan mempunyai sel-sel dan akustikus eksternus dan tuba auditiva,
matriks tulang rawan, dan juga epiglotis, kartilago kornikulata,
mengandung serabut-serabuut dan kartilago kuneiforme, bagian atas
substansi dasar. Matriks tulang rawan padat kartilago arithenoidea.
dan elastis. Matriks tulang rawan
mempunyai substansi dasar dan serabut Nutrisi dari tulang rawan
-serabut . Substansi dasar terdapat dalam
bentuk gel dibuat dari proteoglikans- Tulang rawan mempunyai suplai
proteoglikans, bukan protein kollagen, pendarahan yang sangat sedikit dan pada
lemak-lemak elektrolit dan air. deskripsi konvensional sering disebutkan
sebagai suatu jaringan yang avaskuler .
Proteoglikans-proteoglikans Kapiler-kapiler perikondrium mensuplai
merupakan konjugasi dari mukoprotein, khondrosit-khondrosit dengan jalan diffusi
glikosamino-glikans, kondroitin sulfat dan melalui matriks tulang rawan. Selain itu
keratin sulfat. Molekul -molekul cairan sinovial juga memberikan nutrisi
proteoglikans terilkat erat dengan molekul- pada rawan-rawan sendi, diskus artikularis
molekul kollagen dari serabut-serabut, dan meniskus-meniskus.
yang ditambahkan guna memperkuat
serabut-serabut kollagen. Glikos-amino OTOT RANGKA
glikans bertanggung jawab untuk daya
elastisitas dan kemampuan tulang rawan Embriologi
untuk menahan tekanan.
Otot rangka berasal dari mesoderm, yang
Serabut-serabut pada matriks selain pada masa fetal berkembang menjadi
merupakan serabut-serabut kollagen yang myotom. Sel otot baru terbentuk pada
halus , juga terdapat serabut-serabut bulan kedua kehidupan mudigah, sebagai
kollagen yang panjang dan tebal atau tabung-tabung panjang berisi

23
sitoplasma/sarcoplasma dan inti-inti yang hanya mengandung filamen aktin
lonjong ditengah. Pada akhir bulan kedua dinamakan pita I. Pita-pita gelap, yang
tabung ini mulai mengandung mengandung filamen miosin serta
myofilamen/fibril. Seran lintang mulai ujung-ujung filamen aktin tempat ujung-
jelas pada janin berusia 5 bulan. ujung ini tumpang tindih dengan miosin
dinamakan, pita A.
Anatomi / Histologi
Adanya penonjolan kecil dari sisi
Kira-kira 40% tubuh adalah otot rangka filamen miosin yang dinamakan
dan 5 sampai10% lainnya adalah otot polos jembatan-penyeberang. Mereka
atau otot jantung (Guyton, 1991). Serat otot menonjol dari permukaan sepanjang
ialah sel yang panjang, berinti banyak, filamen miosin kecuali pada bagian
ditutupi oleh sarkolema. Serabut otot tengahnya. Terdapat interaksi antara
rangka memiliki garis tengah antara 10 jembatan-penyebrang dan filamen aktin
sampai 80 mikron(Guyton, yang menyebabkan kontraksi.
1991),sedangkan lebih rinci
(Himawan,1990) menyebutkan bahwa garis Filamen aktin melekat pada garis yang
tengah sel otot pada orang dewasa dinamakan membran Zat atau cakram
20mikron - 100 mikron, pada anak 10 Z, dan filamen meluas pada sisi-sisi
mikron - 20 mikron. membran Z untuk saling bertautan
dengan filamen miosin. Membran Z
Serat ini terdiri dari banyak sub unit yang juga berjalan dari miofibrin ke miofibril,
lebih kecil. Bagian- bagian dari serabut melekatkan miofibril satu sama lainnya
otot itu adalah sebagai berikut : melalui serabut otot.

 Sarkolema. Bagian miofibril (atau seluruh serabut


Sarkolema adalah membran sel serabut otot) yang terletak antara dua membran
otot. Sarkolema terdiri atas membran sel Z yang berurutan dinamakan sarkomer.
yang asli, dinamakan membran plasma, Bila serabut otot berada dalam keadaan
dan satu lapisan tipis polisakarida yang istirahat sepenuhnya, panjang sarkomer
sama dengan lapisan membran basalis di sekitar 2,0 mikron. Pada panjang ini
sekitar kapiler-kapiler darah; fibril filamen aktin tumpang tindih sempurna
kolagen yang tipis juga terdapat pada dengan filamen miosin dan satu sama
lapisan luar sarkolema. Pada ujung- lain tepat mulai tumpang tindih. Akan
unjung serabut-serabut tendo, yang kita lihat bahwa pada panjang ini
selanjutnya terkumpul dalam berkas sarkomer juga mampu menimbulkan
yang membentuk tendo otot, dan daya kontraksi yang terbesar.
kemudian melekat pada tulang.
 Sarkoplasma.
 Miofibril; Filamen Aktin dan Miosin. Miofibril dalam serabut otot terpendam
Tiap-tiap serabut otot mengandung dalam matriks yang dinamakan
beberapa ribu miofibril. Tiap-tiap sarkoplasma, yang terdiri atas unsur-
miofibril selanjutnya terletak unsur umum intrasel. Cairan
berdampingan, sekitar 1500 filamen sarkoplasma mengandung kalium,
miosin, dan 3000 filamen aktin yang magnesium, fosfat, enzim protein dalam
merupakan molekul protein polimer jumlah besar(guyton,1991). Enzim yang
besar yang bertanggung jawab untuk disimpan di dalam sel otot adalah
kontraksi otot. Filamen-filemen ini aldolase, transaminase (glutamic dan
dapat dilihat pada potongan memanjang pyruvic), dehidrogenase (lactic dan
pada mikrograf elektron. Filamen yang malic) dan creatinin phosphokinase
tebal adalah miosin dan filamen tipis (Himawan, 1990). Dalam cairan
adalah aktin. sarkoplasma juga terdapat mitokondria
dalam jumlah banyak yang terletak
Filamen aktin dan miosin sebagian antara dan sejajar dengan miofibril,
saling bertautan dan menyebabkan suatu keadaan yang menunjukkan
miofibril secara bergantian mempunyai kebutuhan besar miofibril yang
pita terang dan gelap. Pita-pita terang,

24
kontraktil akan ATP yang banyak sekali
dibentuk oleh mitokondria.

 Retikulum sarkoplasma.
Dalam sarkoplasma juga terdapat
banyak retikulum endoplasma, yang
dalam serabut otot dinamakan retikulum
sarkoplasma. Retikulum ini mempunyai
susunan khusus yang sangat penting
dalam pengawasan kontraksi otot. Jenis
otot yang mempunyai kontraksi lebih
cepat mempunyai retikulum
sarkoplasma yang banyak.

Mekanisme kontraksi otot

Pada keadaan relaksasi, ujung-


ujung filamen aktin yang berasal dari dua
membran Z yang berurutan satu sama lain
hampir tidak tumpang tindih sedangkan
pada saat yang sama filamen miosin
mengadakan tumpang tindih sempurna.
Sebaliknya pada keadaan
kontraksi, filamen-filamen aktin ini
tertarik kedalam di antara filamen miosin
sehingga satu sama lain tumpang tindih
luas. Membran Z juga tertarik oleh oleh
filamen aktin sampai keujung - ujung
filamen miosin. Filamen aktin dapat di
tarik bersama-sama demikian kuatnya
sehingga ujung-ujung filamen miosin
sebenarnya melengkung waktu kontraksi
yang sangat kuat. Jadi kontraksi otot terjadi
karena mekanisme “sliding filamen”.

Sewaktu kontraksi benang-benang


aktomiosin( aktin dan miosin ) dapat
memendek 60%. Waktu relaksasi otot
mengandung 2% protein dan 98% air.
Waktu kontraksi otot mengandung 50%
protein dan 50% air dan kalium keluar dari
otot.

ATP sebagai sumber untuk


kontraksi. Selama proses kontraksi
sejumlah ATP dipecahkan membentuk
ADP. Ion kalsium dikeluarkan dari
cisternae retikulum sarkoplasma berdifusi
ke miofibril. Kontraksi otot akan terus
berlangsung selama ion kalsium tetap
berada dalam konsentrasi tinggi dalam
cairan sarkoplasma. Secara terus menerus
pompa kalsium aktif, yang terletak dalam
dinding tubulus longitudinal retikulum
sarkoplasma memompa ion kalsium keluar
dari cairan sarkoplasma kembali ke rongga
vesikular retikulum.

25
MANAGEMEN
PEMASANGAN TRAKSI

Oleh :

Tavip Dwi Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
MALANG
2011

26
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SISTIM
MUSKULOSKELETAL

Oleh :

Tavip Dwi Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
MALANG
2011

27

Anda mungkin juga menyukai