KETUA PELAKSANA:
ANGGOTA:
ISNANIAH
SILVI YANTI
SITI HOTIJAH
SITI MUHIBBAH
SYIVA HERMAWINDA
ZELIN RESIANA PUTRI
0
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Terapi Pijat Hipertensi
2. Ketua
a. Nama :
b. NIM :
c. Program Studi : Sarjana Keperawatan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Sari Mulia
e. No. Telp :-
f. Alamat Institusi : Jln. Pramuka No. 2 Banjarmasin
3. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : 5 Orang (lima)
b. Nama anggota : 1. Isnaniah
2. Silvi Yanti
3. Siti Hotijah
4. Siti Muhibbah
5. Syiva Hermawinda
6. Zelin Resiana Putri
4. Lokasi Kegiatan : Jl. Hikmah Banua No 12
5. Jumlah anggaran yang diusulkan : Rp4.000.000
Banjarmasin, Mei 2019
Mengetahui
Rektor Universitas Sari Mulia Ketua Pelaksana
Banjarmasin
Dede Mahdiyah,M.Si
NIK.
1
DAFTAR ISI
2
RINGKASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari
jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah
tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan
stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah tinggi
adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas
ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health
Organization), batas tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari
130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan
hipertensi (batas tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun) (Adib, 2009).
Cerebrovascular Accident (CVA) yang lazimnya disebut stroke
merupakan sejenis penyakit yang menyerang sistem saraf manusia yang
menderitanya. Stroke, yang menduduki peringkat tinggi sebagai penyebab
kematian di banyak negara, adalah penyakit di mana terjadi kerusakan sel-sel
saraf di otak akibat terganggunya pasokan darah ke bagian otak. Di Amerika
Serikat, stroke menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian
setelah penyakit jantung dan kanker. Di Indonesia sendiri, stroke merupakan
penyebab utama kematian dengan prevalensi berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007 adalah 8 kasus per 1000 jiwa (Sedyaningsih,
2011). Faktor resiko utama stroke adalah hipertensi kronik yang lebih dikenal
oleh orang awam dengan tekanan darah tinggi. Dengan demikian, karena
sebagian besar kasus hipertensi dapat diobati, dan karena penurunan tekanan
darah ke tingkat nor-mal akan mencegah stroke (Sylvia & Lor-raine, 2005).
4
Stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di wilayah perkotaan.
Sekitar 2,5 persen dari jumlah total penderita stroke di Indonesia meninggal
dunia dan sisanya mengalami gangguan atau cacat ringan maupun berat pada
tubuhnya pasca stroke. Angka penderita stroke di Indonesia diperkirakan akan
mengalami peningkatan di tahun-tahun mendatang berkaitan dengan
peningkatan angka kejadian faktor risiko stroke seperti tekanan darah tinggi,
kencing manis, gangguan kesehatan mental, merokok dan obesitas abnormal.
Tekanan darah dapat dikontrol dengan terapi farmakologis dan terapi
nonfarmakologis. Terapi non farmakologis adalah terapi pengobatan tanpa
menggunakan obat-obatan. Departemen kesehatan mencatat ada 20 jenis
pengobatan komplementer, terbagi dalam pendekatan dengan ramuan
(aromaterapi, sinshe), dengan pendekatan rohani dan supranatural (meditasi,
yoga, reiki) dan dengan keterampilan (pijat refleksi) (Azwar, 2004, hal. 51).
Pijat refleksi adalah terapi yang bersifat holistik. Manfaat pijat terasa
pada tubuh, pikiran, dan jiwa. Pijat melancarkan peredaran darah dan aliran
getah bening. Efek langsung yang bersifat mekanis dari tekanan secara
berirama dan gerakangerakan yang digunakan dalam pijat secara dramatis
meningkatkan tingkat aliran darah. Rangsangan yang ditimbulkan terhadap
reseptor saraf juga mengakibatkan pembuluh darah melebar secara refleks
sehingga melancarkan aliran darah yang sangat berpengaruh bagi kesehatan.
(Hadibroto, 2006)
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, stroke masih
merupakan masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada
umumnya. Untuk mengatasi masalah penting ini di perlukan strategi
penanggulangan stroke yang mencakup aspek promotif atau promosi
kesehatan yaitu suatu kegiatan untuk membantu indivudu, kelompok atau
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilakunya, untuk
mencapai kesehatan secara optimal. Preventif yaitu suatu kegiatan
pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit., dan rehabilitasi yaitu
5
usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga
dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya
dan masyarakat sesuai dengan kemampuannya
Oleh karena itu Uniersitas Sari Mulia mengadakan melakukan Asuhan
Keperawatan Keluarga binaan yang merupakan usaha dari aspek preventif
dengan target masyarakat dapat memahami mengenai hitertensi, stroke dan
mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit
stroke
6
BAB II
TARGET DAN LUARAN
A. Target
Target yang ingin dicapai melalui kegiatan penyuluhan adalah sebagai
berikut :
1. Setelah dilakukan penyuluhan keluarga binaan dapat memahami penyakit
hipertensi, stroke, dan pijat hipertensi
2. Setelah dilakukan penyuluhan keluarga binaan dapat mengetahui terkait
pengobatan pijat hipertensi untuk mencegah terjadiya stroke dan
mengaplikasikannya secara mandiri
B. Luaran
Luaran yang diharapkan melalui kegiatan penyuluhan ini adalah sebagai
berikut :
1. Menambah pengetahuan dalam memahami tentang penyakit hipertensi,
stroke, dan pijat hipertensi
2. Dapat menambah pengetahuan masyarakat terkait pengobatan pijat
hipertensi untuk mencegah stroke
7
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan, penyuluhan dan simulasi tentang
Terapi Pijat Hipertensi Untuk Pencegahan Stroke.
8
C. Metode & Media
Metode : Ceramah Teori dan Simulasi Terapi Pijat
Media : 1. Laptop
2. LCD
3. TOA
4. Leaflet
D. Susunan kepanitiaan
Ketua Pembimbing : Malisa Ariani,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Anggota :1. Bagus Rahmat Santoso, M.Kep., Ns
2. Paul Joae Brett Nito, M. Kep., Ns.
Ketua :
Anggota : 1. Isnaniah
2. Silvi Yanti
3. Siti Hotijah
4. Siti Muhibbah
5. Syiva Hermawinda
6. Zelin Resiana Putri
E. Skema kegiatan
9
Orange : Pemateri
Pink : Moderator
Hijau : Meja Panitia
Hitam : Sasaran / Peserta
Abu-abu : Dokumentasi
Putih : Konsumsi
Kuning : Tempat Pijat
F. Alur Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Sasaran Media
kegiatan
1 Pembukaan 5 menit Mengucapkan Masyarakat Kata-kata
salam atau
Memperkenalkan kalimat
diri
Menyampaikan
tujuan dan pokok
materi
Menyampaikan
pokok
pembahasan
Kontrak waktu
2 Pelaksanaan 20 menit Menyampaikan Masyarakat Leaflet
materi dan PPT
Menjelaskan apa
itu hipertensi dan
Stroke
Menjelaskan
perjalanan
10
penyakit
hipertensi dan
Stroke
Tanya jawab
3 Simulasi 30 menit Mengajarkan Masyarakat Kata-kata
cara melakukan atau
terapi pijat kalimat
hipertensi
Latihan bersama-
sama
Menunjuk 2
orang untuk
melakukan
secara mandiri
3 Penutup 5 menit Melakukan Masyarakat Kata-kata
evaluasi terhadap atau
pemaparan kalimat
materi yang di
sampaikan
Menyampaikan
kesimpulan
materi
Menganjurkan
masyarakat
memeriksakan
kesehatannya
Mengakhiri
pertemuan
11
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Dana
No Uraian Jumlah
1 Snack Rp. 1.000.000
2 Leaflet Rp. 150.000
3 Souvenir / hadiah Rp. 200.000
4 Transportasi Rp. 100.000
5 Spanduk Rp. 200.000
6 ATK Rp. 100 .000
7 Kenang-kenangan Rp. 150.000
JumlahBiaya Rp. 1.900.000
B. Jadwal Kegiatan
Jenis Kegiatan Tahun 2018
Minggu ke
1 2
Proposal
Penyusunan Proposal
Sosialisasi
Penulisan Laporan
Pengumpulan Laporan
12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya perdarahan pada jaringan otak menyebabkan terganggunya
sirkulasi di otak yang megakibatkan terjadinya iskemik pada jaringan
otak yang mengakibatkan otak tidak menapat darah lagi, serta
terbentuknya hematom di otak yang mengakibatkan penekanan. Proses ini
memacu peningkatan tekanan intracranial sehingga terjadi perubahan dan
herniasi jaringan otak yang dapat mengakibatkan kompresi pada batang.
Vasokonstriksi pada pembuluh darah perifer dapat menghambat sirkulasi
darah dan meningkatkan tahanan vaskuler sehingga menyebabkan
hipertensi. Salah satu gerakan dalam pemijatan, yaitu effleurage yang
dilakukan pada daerah kaki dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah perifer, dan efeknya memperlancar aliran darah balik dari daerah
ekstremitas bawah menuju ke jantung.
B. Saran
Jika sudah mengalami kerusakan persyarafan atau kelumpuhan biasanya
bersifat permanen. Maka dari itu, perlu adanya pendampingan ekstra baik
kepada klien maupun keluarga karena pada tahap awal tentunya klien
akan merasakan stress yang amat mendalam. selain itu, perlu
diberitahukan kepada keluarga untuk tidak merendahkan klien karena
dapat timbul tekanan yang lebih dalam lagi kepada klien sehingga akan
menimbulkan distress kepada klien yang mempengaruhi proses
penyembuhan klien. Oleh karena itu perlu adanya peran perawat yang
lebih peka terhadap perasaan klien dan keluarganya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adib,M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan
Stroke. Edisi ke-2.Yogyakarta : Dianloka Printika.
Safitri, P.(2009). Efektivitas masase kaki dengan minyak esensial lavender terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Dusun XI Desa
Buntu Bedimbar Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
Medan: USU, diakses dari http://www.repositoryusu.abstract.ac.id ,
diperoleh 6 April 2011.
14
Lampiran 1. Biaya dan Jadwal Kegiatan
A. Anggaran Dana
No Uraian Jumlah
1 Snack Rp. 1.000.000
2 Leaflet Rp. 150.000
3 Souvenir / hadiah Rp. 200.000
4 Transportasi Rp. 100.000
5 Spanduk Rp. 200.000
6 ATK Rp. 100 .000
7 Kenang-kenangan Rp. 150.000
Jumlah Biaya Rp. 1.900.000
B. Jadwal Kegiatan
Jenis Kegiatan Tahun 2018
Minggu ke
1 2
Proposal
Penyusunan Proposal
Sosialisasi
Penulisan Laporan
Pengumpulan Laporan
15
Lampiran 2. Susunan organisasi Tim kegiatan dan pembagian tugas
16
laporan
17
Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan
A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari
jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi
(hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres
dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas
normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health Organization), batas
tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila
tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas
tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun) (Adib, 2009).
Cerebrovascular Accident (CVA) yang lazimnya disebut stroke merupakan
sejenis penyakit yang menyerang sistem saraf manusia yang menderitanya.
Stroke, yang menduduki peringkat tinggi sebagai penyebab kematian di banyak
negara, adalah penyakit di mana terjadi kerusakan sel-sel saraf di otak akibat
terganggunya pasokan darah ke bagian otak. Di Amerika Serikat, stroke
menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung
dan kanker. Di Indonesia sendiri, stroke merupakan penyebab utama kematian
dengan prevalensi berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
adalah 8 kasus per 1000 jiwa (Sedyaningsih, 2011). Faktor resiko utama stroke
adalah hipertensi kronik yang lebih dikenal oleh orang awam dengan tekanan
darah tinggi. Dengan demikian, karena sebagian besar kasus hipertensi dapat
diobati, dan karena penurunan tekanan darah ke tingkat nor-mal akan mencegah
stroke (Sylvia & Lor-raine, 2005).
Stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di wilayah perkotaan. Sekitar
2,5 persen dari jumlah total penderita stroke di Indonesia meninggal dunia dan
sisanya mengalami gangguan atau cacat ringan maupun berat pada tubuhnya
18
pasca stroke. Angka penderita stroke di Indonesia diperkirakan akan mengalami
peningkatan di tahun-tahun mendatang berkaitan dengan peningkatan angka
kejadian faktor risiko stroke seperti tekanan darah tinggi, kencing manis,
gangguan kesehatan mental, merokok dan obesitas abnormal.
Tekanan darah dapat dikontrol dengan terapi farmakologis dan terapi
nonfarmakologis. Terapi non farmakologis adalah terapi pengobatan tanpa
menggunakan obat-obatan. Departemen kesehatan mencatat ada 20 jenis
pengobatan komplementer, terbagi dalam pendekatan dengan ramuan
(aromaterapi, sinshe), dengan pendekatan rohani dan supranatural (meditasi,
yoga, reiki) dan dengan keterampilan (pijat refleksi) (Azwar, 2004, hal. 51).
Pijat refleksi adalah terapi yang bersifat holistik. Manfaat pijat terasa pada
tubuh, pikiran, dan jiwa. Pijat melancarkan peredaran darah dan aliran getah
bening. Efek langsung yang bersifat mekanis dari tekanan secara berirama dan
gerakangerakan yang digunakan dalam pijat secara dramatis meningkatkan
tingkat aliran darah. Rangsangan yang ditimbulkan terhadap reseptor saraf juga
mengakibatkan pembuluh darah melebar secara refleks sehingga melancarkan
aliran darah yang sangat berpengaruh bagi kesehatan. (Hadibroto, 2006)
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, stroke masih
merupakan maslah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya.
Untuk mengatasi masalah penting ini di perlukan strategi penanggulangan stroke
yang mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.
Oleh karena itu Uniersitas Sari Mulia mengadakan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat dengan target masyarakat dapat memahami mengenai
hitertensi, stroke dan mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyakit stroke
B. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan, penyuluhan dan simulasi tentang
Terapi Pijat Hipertensi Untuk Pencegahan Stroke.
19
Hari dan Tanggal : Jum’at, 17 Mei 2019
Pukul : 09.00-11.00 Wita
Tempat Kegiatan : Jl. Hikmah Banua No 12
Hari/tanggal Tempat Kegiatan Evaluasi
Jum’at, 17 Tempat pelatihan, penyuluhan 3. Mampu
Mei 2019 Tinggal dan simulasi tentang memahami
Keluarga Terapi Pijat Hipertensi pemijatan
Binaan Untuk Pencegahan hipertensi
Tn. Y Stroke. 4. Mampu
mempraktekan
secara mandiri
Jum’at, 17 Tempat Observasi pelaksanaan 3. Mampu
Mei 2019 Tinggal kegiatan mempraktekan
Keluarga secara mandiri
Binaan 4. Tekanan darah
Tn. Y terkontrol
20
Anggota :1. Bagus Rahmat Santoso, M.Kep., Ns
2. Paul Joae Brett Nito, M. Kep., Ns.
Ketua :
Anggota : 1. Isnaniah
2. Silvi Yanti
3. Siti Hotijah
4. Siti Muhibbah
5. Syiva Hermawinda
6. Zelin Resiana Putri
I. Skema kegiatan
21
J. Alur Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Sasaran Media
kegiatan
1 Pembukaan 5 menit Mengucapkan Masyarakat Kata-kata
salam atau
Memperkenalkan kalimat
diri
Menyampaikan
tujuan dan pokok
materi
Menyampaikan
pokok
pembahasan
Kontrak waktu
2 Pelaksanaan 20 menit Menyampaikan Masyarakat Leaflet
materi dan PPT
Menjelaskan apa
itu hipertensi dan
Stroke
Menjelaskan
perjalanan
penyakit
hipertensi dan
Stroke
Tanya jawab
3 Simulasi 30 menit Mengajarkan Masyarakat Kata-kata
cara melakukan atau
terapi pijat kalimat
22
hipertensi
Latihan bersama-
sama
Menunjuk 2
orang untuk
melakukan
secara mandiri
3 Penutup 5 menit Melakukan Masyarakat Kata-kata
evaluasi terhadap atau
pemaparan kalimat
materi yang di
sampaikan
Menyampaikan
kesimpulan
materi
Menganjurkan
masyarakat
memeriksakan
kesehatannya
Mengakhiri
pertemuan
23
Lampiran 4. Materi
A. HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi Dan Stroke
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari
jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah
tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi
dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah tinggi
adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas
ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health
Organization), batas tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang
dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg
dinyatakan hipertensi (batas tersebut untuk orang dewasa di atas 18
tahun) (Adib, 2009).
Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang
berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vascular.
Faktor resiko utama stroke adalah hipertensi kronik yang lebih
dikenal oleh orang awam dengan tekanan darah tinggi. Dengan demikian,
karena sebagian besar kasus hipertensi dapat diobati, dan karena
penurunan tekanan darah ke tingkat nor-mal akan mencegah stroke
(Sylvia & Lor-raine, 2005). Sering disebut sebagai the silent killer karena
hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak 6 kali.
Dikatakan hipertensi bila tekanan darah lebih besar dari 140/90 mmHg.
Semakin tinggi tekanan darah pasien kemungkinan stroke akan semakin
24
besar, karena terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah
sehingga memudahkanterjadinya penyumbatan bahkan pecahnya
pembuluh darah di otak. Jika serangan stroke terjadi berkali-kali, maka
kemungkinan untuk sembuh dan bertahan hidup akan semakin kecil.
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO :
Klasifikasi Sistolik Diastolik (mmHg)
(mmHg)
Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan >180 >105
berat
Hipertensi sistolik >140 <90
terisolasi
Hipertensi sistolik 140-160 <90
perbatasan
2. Epidimiologi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah penderita
hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang
bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia
terkena hipertensi. WHO menyebutkan negara ekonomi berkembang
memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju hanya
35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu
sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36%.
Kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap
tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita hipertensi.
Sedangkan di Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 32% dari total
jumlah penduduk (Widiyani, 2013).
25
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga dan penyebab utama
kecacatan, Sekitar 0,2% dari populasi barat terkena stroke setiap tahunnya
yang sepertiganya akan meninggal pada tahun berikutnya dan
sepertiganya bertahan hidup dengan kecacatan, dan sepertiga sisanya
dapat sembuh kembali seperti semula. Dari keseluruhan data di dunia,
ternyata stroke sebagai penyebab kematian mencapai 9% (sekitar 4 juta)
dari total kematian per tahunnya.
Insidens kejadian stroke di Amerika Serikat yaitu 500.000
pertahunnya dimana 10-15% merupakan stroke hemoragik kuhusnya
perdarahan intraserebral. Mortalitas dan morbiditas pada stroke
hemoragik lebih berat dari pada stroke iskemik. Dilaporkan hanya sekitar
20% saja pasien yang mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya.
Selain itu, ada sekitar 40-80% yang akhirnya meninggal pada 30 hari
pertama setelah serangan dan sekitar 50% meninggal pada 48 jam
pertama. Penelitian menunjukkan dari 251 penderita stroke, ada 47%
wanita dan 53% kali-laki dengan rata-rata umur 69 tahun (78% berumur
lebih dari 60 tahun. Pasien dengan umur lebih dari 75 tahun dan berjenis
kelamin laki-laki menunjukkan outcome yang lebih buruk.
3. Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Meskipun demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan hipertensi (padahal
sebenarnya tidak). Gejala yang di maksud adalah sakit kepala,pendarahan
dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan .
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul
gejala berikut :
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
26
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata, jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti
hipertensif yang memerlukan penanganan segera.
4. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di
ketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95%
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik,
lingkungan, hiperativitis susunan simpatis, system renin-angiotensis,
defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan
factor-faktor yang meningkatkan risiko,seperti obesitas, alcohol,
merokok serta polisitemia.
b. Hipertensi sekunder . Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab
spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen,penyakit ginjal.
hipertensi vascular renal,hiper aldosteronisme primer, dan sindrom
cushing, feokromositomo, koarktasio aorta, hipertensi yang
berhubung dengan kehamilan, dan lain-lain.
27
d. Pola Makan: terlalu banyak garam (natrium) dalam makanan untuk
jangka waktu yang lama
e. Gaya hidup: merokok, minum, stres, dan kurang olahraga
B. PIJAT HIPERTENSI
1. Definisi foot-massage
Massage (pijat) adalah tindakan penekanan oleh tangan pada
jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan
pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri,
menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi. Gerakan-
gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak
28
tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang
menggunakan tenaga, menepuk-nepuk, memotong-motong, meremas-
remas, dan gerakan meliuk-liuk (Henderson, 2006). Massage memiliki
banyak jenis, salah satunya adalah foot-massage atau foot-massage.
Foot-massage atau refleksi kaki merupakan terapi yang berasal dari
Cina. Terapi ini sudah lebih dari 3000 tahun yang lalu dan digunakan
dalam pencegahan dan penyembuhan banyak penyakit. Prinsip foot-
massage terletak pada jaringan meridian yang menghubungkan semua
jaringan, organ dan sel-sel dalam tubuh kita. Setiap organ dalam tubuh
terhubung ke titik refleksi tertentu pada kaki melalui perantara 300 saraf.
Seorang ahli refleksi akan memberikan tekanan pada meridian berbeda
dan garis energi di telapak dan sisi kaki untuk menentukan penyebab
penyakit (Nelson, 2013).
Foot-massage dapat merangsang organ-organ dan kelenjar yang
terkait dengan meridian dan saraf. Foot-massage dapat dilakukan sendiri
di rumah pada baik menggunakan ibu jari atau ruas jari telunjuk untuk
menekan dan menggosok dengan dalam secara berirama di berbagai titik
kaki yang penting.
29
varises. Tekanan pada otot secara bertahap dapat mengendurkan
ketegangan sehingga membantu memperlancar aliran darah ke jantung.
Foot-massage akan merangsang dan menyegarkan kembali bagian kaki
sehingga memulihkan sistem keseimbangan dan membantu relaksasi.
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum melakukan foot-massage adalah
sebagai berikut (Aslani, 2003):
a. Menyediakan tempat yang nyaman
Lingkungan tempat massage harus membuat suasana rileks dan
nyaman, pemijat harus memperhatikan suhu ruangan yang tidak
terlalu panas dan tidak terlalu dingin, penerangan yang cukup,
permukaan tempat massage yang rata dan nyaman jika diperlukan
gunakan karpet dengan busa karet agar menambah suasana nyaman
pada klien.
b. Menyeimbangkan diri
Ketenangan dan kenyamanan diri adalah hal yang penting jika
ingin memberikan pijatan yang baik. Kenakan pakaian yang tidak
membatasi gerak saat memijat, rilekskan diri dengan meletakkan
kedua tangan dibawah pusar dan rasakan hangat tangan masuk
memasuki daerah pusar kemudaian bukalah mata perlahan-lahan.
c. Effleurage
Effleurage adalah gerakan mengusap yang ringan dan
menenangkan saat memulai dan mengakhiri massage, gerakan ini
bertujuan untuk meratakan minyak untuk pijat dan menghangatkan
otot agar lebih rileks.
d. Masase pada klien
Setelah persiapan diatas dilakukan maka klien telah siap untuk
dilakukan massage. Massage ini dilakukan dengan posisi berbaring
dan menutup tubuh klien dengan handuk kecuali pada kaki
30
4. Teknik melakukan foot-massage
Langkah-langkah pijat kaki:
Gunakan handuk yang lembab dan hangat untuk membersihkan dan
merilekskan kaki. Kompres kaki dengan handuk, dan usap.
Mulai pijat salah satu kaki dengan menggunakan beberapa tetes baby
oil atau lain sebagainya. Pijat kaki masing-masing selama 12 menit
setiap.
31
Dengan tekanan, traksi kaki kembali ke arah Anda, maka dengan
sedikit tekanan mendorong kaki maju. Ulangi prosedur ini sekitar lima
kali.
Tarik seluruh kaki. Gerakan ini dimaksudkan untuk meregangkan
seluruh kaki.
Selipkan tangan di setiap sisi kaki dan getarkan. Hal ini akan membuat
jaringan lebih hangat dan mengendur otot.
32
Sementara memegang tumit, jari kaki, dan bagian atas kaki, putar
pergelangan kaki ke kiri dan kemudian ke kanan, masing-masing lima
kali.
Terapkan gesekan yang mendalam pada bagian bawah kaki, bola kaki,
dan tumit. Terapkan gesekan melingkar mendalam sepanjang
tulang prominences.
Terapkan sapuan melingkar secara mendalam disepanjang bawah kaki.
Lakukan pijatan dengan buku jari ke bagian bawah kaki.
Tarik kari kaki dengan gerakan memutar dimulai dari jari kelingking
menuju jempol.
Gesekkan diatas telapak kaki keseluruh permukaan kaki secara bolak
balik sampai pergelangan kaki.
Selipkan tangan di pada salah satu kaki dan getarkan.
Regangkan pergelangan kaki, dorong ke atas dan keluar secara
bertahap.
33
Ketika gerakan mencapai lutut lepaskan tekanan dan luncurkan
kembali ke pergelangan kaki. Ulangi 3 kali di salah satu betis
kemudian pindah ke lainnya.
Ayunkan pergelangan kaki ke Achilles tendon dan otot gastrocnemius.
Gunakan gerakan melingkar di sekitar lutut, betis, dan turun ke
pergelangan kaki
Ulangi urutan massage dengan kaki yang yang satunya.
Handuk lembab untuk menyelimuti kaki. Gunakan handuk lembab
pada kedua kaki untuk mengompres kaki, mulai dari lutut hingga
talapak kaki.
5. Kontraindikasi foot-massage
Tekanan dan gesekan harus dihindari pada luka dan memar serta pada
kondisi kulit seperti ruam, luka bakar, dan sengatan matahari. Gerakan
menekan di sekitar keseleo pergelangan kaki dan cedera tulang lainnya harus
dibatasi. Perawat sebaiknya memakai sarung tangan pelindung ketika
melakukan foot-massage. Tindakan foot-massage digunakan untuk membantu
menormalkan jaringan tubuh dan organ, oleh karena itu hal-hal yang menjadi
34
kontraindikasi harus dihindari sehingga tidak menyebabakan potensi bahaya ke
daerah tubuh yang lain.
35
Lampiran 5. Power Point dan Leaflet
36
PRESENSI KEHADIRAN
“TERAPI PIJAT HIPERTENSI UNTUK PENCEGAHAN STROKE”
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
37
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
(.............................................)
38
ABSENSI KEHADIRAN PANITIA
UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN
(.............................................)
39