Anda di halaman 1dari 27

Kontrak Kerjasama Mengenai Program

Pelatihan Magang Teknis

LPK HARAPAN PUTERA BANDUNG INDONESIA yang berkedudukan di Astom

Residence Blok A-21 Rt 03 Rw 04 Kelurahan Palasari, Kecamatan Cibiru, Bandung, Jawa

Barat, Negara Republik Indonesia , Ijin Binalattas No. 421/LATTAS/XII/2016, telp :

+62-22-6373-8193, email : yayasanhpi@gmail.com (selanjutnya disebut “Organisasi

Pengirim”) dan 〒871-0153 Kyusyu kaigoshienjigyou kyoudou kumiai berkedudukan

di Oitaken Nakatushioaza Osada aza Imaino 366 banchi 29 , Jepang, Ijin Lembaga

Pelatihan Keterampilan Untuk Orang Asing No. 1712002035 telp: +81-979-85-2200,

email: nomura@kcc-jp.org (selanjutnya disebut dengan “Organisasi Pengawas”), dengan

ini menyepakati perjanjian (selanjutnya disebut dengan “Perjanjian”) mengenai Program

Pelatihan Magang Teknis (selanjutnya disebut dengan “PPMT”) yang akan dilaksanakan

oleh Organisasi Pengawas dan organisasi yang melaksanakan pelatihan magang teknis

(selanjutnya disebut “Organisasi Pelaksana”) bagi para Pemagang Teknik yang dikirim oleh

Organisasi Pengirim sesuai dengan peraturan dan undang-undang dari kedua negara

berdasarkan syarat dan ketentuan berikut.

Bab 1

Ketentuan Umum

Pasal 1 (Tujuan)

PPMT bertujuan untuk menyalurkan keahlian, teknologi ataupun pengetahuan yang

dimiliki oleh Industri Jepang (selanjutnya disebut dengan “Keahlian”) ke Negara Republik

Indonesia sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di Negara Jepang, dengan

mendukung pemagang teknis memperoleh Keahlian, sehingga dapat berkontribusi pada

1
perkembangan sumber daya manusia yang turut mengambil peran dalam perkembangan

industri di Negara Republik Indonesia, serta meningkatkan rasa saling pengertian dan

persahabatan di antara kedua negara.

Bab 2

Kerangka Dasar Program Pelatihan Magang Teknik ( PPMT )

(Lisensi Organisasi Pengawas, akreditasi rencana pelatihan magang teknis, dan

rekomendasi oleh lembaga publik dan persetujuan Pemerintah untuk Organisasi

Pengirim)

Pasal 2

Organisasi Pengawas, yang melakukan supervisi pelatihan magang teknis, harus

memperoleh lisensi dari menteri Negara Jepang yang kompeten, dan pekerjaan “Perawat

Lansia” harus dimasukkan dalam lingkup kategori pekerjaan yang dapat diterima, dan

disebutkan dalam lisensi tersebut. Selain itu, Organisasi Pelaksana yang berusaha untuk

melakukan pelatihan magang teknis harus membuat rencana pelatihan magang teknis

(rencana pelatihan magang teknis yang berkaitan dengan pekerjaan “ Perawat Lansia / care

worker “ dalam hal “Perawat Lansia “/ care worker ) untuk setiap Peserta Magang Teknis

di bawah bimbingan dari Organisasi Pengawas, dan menerima akreditasi untuk Pelatihan

Magang Teknis yang ditugaskan oleh Menteri Negara Jepang yang kompeten,

menunjukkan bahwa rencana pelatihan magang teknis adalah tepat. Organisasi Pengirim

harus menerima rekomendasi dari Lembaga Pelatihan Umum atau persetujuan dari

pemerintah Organisasi Pengirim tergantung pada negara pengirim, oleh karenanya

diperlukan rekomendasi /persetujuan untuk pekerjaan “Perawat Lansia / care worker .

(Persyaratan Peserta Magang Teknik)

Pasal 3

2
(1) Peserta magang teknis harus berusia minimal 18 tahun

(2) Peserta magang teknis harus melakukan pelatihan magang teknis dan memahami

tentang sistem dan tujuannya.

(3) Setelah kembali ke Negara Republik Indonesia, Peserta Pelatihan Magang Teknis

harus meng-implementasikan keahlianya dalam pekerjaan yang membutuhkan

keterampilan yang diperolehnya saat di Negara Jepang.

(4) Peserta Magang Teknis harus memiliki pengalaman melakukan jenis pekerjaan yang

sama di Negara Republik Indonesia seperti yang akan mereka lakukan di Negara

Jepang, atau memiliki keahlian khusus yang diperlukan saat pelatihan magang teknis.

(5) Peserta magang teknis harus berusaha ikut Program Pelatihan Magang Teknis

setelah menerima rekomendasi dari Lembaga Pelatihan Umum di Negara

Republik Indonesia.

(6) Peserta magang teknis tidak boleh mengikuti pelatihan magang teknis dari tingkat

yang sama di masa lalu ( berlaku kecuali jika keadaan tidak dapat dihindari ).

(7) Peserta magang teknis yang melakukan pelatihan magang teknis dalam

pekerjaan ( Care worker / Perawat Lansia harus lulus N4 Tes Kemampuan Bahasa

Jepang atau sebaliknya diakui memiliki tingkat kemahiran setara atau lebih tinggi.

(8) Peserta magang teknis yang melakukan pelatihan magang teknis dalam pekerjaan

care worker / Perawat Lansia “ harus lulus N3 dari Tes Kemampuan Bahasa Jepang,

atau diakui memiliki tingkat kemahiran setara atau lebih tinggi.

(Pelatihan Magang Teknik )

Pasal 4

1. Program Pelatihan Magang Teknis (i) mengacu pada pelatihan yang dilakukan dalam

3
rangka Program Pelatihan Magang Teknis ( PPMT) yang telah diterima oleh Organisasi

Pengawas untuk memperoleh keterampilan, dengan ikut pendidikan yang diperlukan

dan terlibat dalam kegiatan yang terkait dengan keterampilan yang relevan di tempat

usaha Organisasi Pelaksana, berdasarkan pada rencana pelatihan magang teknis

terakreditasi sesuai dengan ketentuan UU Pelatihan Magang Teknis di bawah kontrak

kerja dengan Organisasi Pelaksana, di mana pelatihan diawasi oleh Organisasi

Pengawas.

2. Program Pelatihan Magang Teknis (ii) mengacu pada pelatihan yang dilakukan oleh

mereka yang telah menyelesaikan pelatihan magang teknis(i), untuk melatih

keterampilan, dengan terlibat dalam kegiatan yang terkait dengan keterampilan yang

relevan di tempat usaha dari Organisasi Pelaksana, berdasarkan rencana pelatihan

magang teknis terakreditasi sesuai dengan ketentuan UU Program Pelatihan Magang

Teknik di bawah kontrak kerja dengan Organisasi Pelaksana yang sama di mana

pelatihan magang teknis(i) dilakukan . Selanjutnya, dalam rangka transisi ke pelatihan

Magang Teknik (ii), peserta magang teknik harus lulus tes teknis dan ujian teori dari tes

keterampilan dasar atau yang setara.

3. Organisasi pengawas harus menyadari akan tanggung jawab mereka sebagai organisasi

yang memenuhi peranan penting untuk melakukan Program Pelatihan Magang Teknis

secara tepat, melindungi Peserta Magang Teknis , dan memenuhi tanggung jawab

mereka untuk mengelola Pelatihan Magang Teknis .

(Periode Pelatihan Magang Teknik di Jepang)

Pasal 5

1. Periode Pelatihan Magang Teknis di Negara Jepang harus ditentukan secara terpisah

untuk Pelatihan Magang Teknis (i) dan Pelatihan Magang Teknis (ii) sebagaimana
4
diatur oleh Undang-Undang tentang Pelatihan Magang Teknis yang tepat dan

Perlindungan Peserta Magang Teknis, sesuai permintaan kabinet, perintah menteri, dan

pemberitahuan publik yang berkaitan dengan itu (selanjutnya disebut " Program

Pelatihan Magang Teknis )

2. Periode Program Pelatihan magang teknis harus tidak lebih dari 1 tahun untuk pelatihan

magang teknis.

3. Periode pelatihan magang teknis harus tidak lebih dari 2 tahun untuk pelatihan magang

teknis.

(Pendidikan Sebelum dan Sesudah Masuk Negara Jepang )

Pasal 6

1. Berdasarkan ketentuan UU Program Pelatihan Magang Teknik, pendidikan untuk

peserta magang teknik setelah masuk ke Negara Jepang harus dilakukan oleh

Organisasi Pengawas sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku .

2. Jumlah jam yang dihabiskan untuk menghadiri pendidikan tersebut setidaknya harus

seperenam dari total jam yang dijadwalkan dari Pelatihan Magang Teknis (i). Namun,

jika peserta magang teknis telah ikut pendidikan pra-masuk ( sebelum masuk ke Negara

Jepang ), baik yang dilakukan oleh Organisasi Pengawas, sendiri, atau diserahkan ke

pihak lain yang sesuai, atau pendidikan pra-masuk ( sebelum masuk ke Negara Jepang )

yang dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Umum di Negara Republik Indonesia yang

diakui oleh Organisasi Pengawas yang setara dengan pendidikan pasca-masuk, dengan

konten yang memenuhi kriteria paragraf berikut, untuk jangka waktu setidaknya 1

bulan, dengan kelas pendidikan /belajar setidaknya 160 jam, dalam 6 bulan

sebelumnya, jumlah jam yang dihabiskan untuk pendidikan setidaknya satu per dua

5
belas dari total jam yang dijadwalkan pelatihan magang teknis (i).

3. Pendidikan pra-masuk ( sebelum masuk ke Negara Jepang ) yang terjadi di luar Negara

Jepang harus terdiri dari kelas kuliah (termasuk pengamatan) di Negara Republik

Indonesia yang memberikan pengetahuan tentang Bahasa Jepang dan kehidupan di

Negara Jepang dan yang akan berkontribusi pada kelancaran perolehan keterampilan di

Negara Jepang.

4. Dalam pekerjaan “Keperawatan Lansia”, harus ada setidaknya 240 jam pendidikan

pasca-masuk ( setelah masuk ke Negara Jepang ) dengan “Subjek Bahasa Jepang “, dan

mereka harus memenuhi standar sebagai berikut.

Topik Bahasa Jepang Mendengar Membaca Karakter


Pendidikan yang
komprehensif
Jam (*) 100 (90) 20 (18) 13 (11) 27 (24)
Pengucapan Percakapan Penulisan Bahasa Total
Jepang
keperawat
an Lansia
7 (6) 27 (24) 6 (5) 40 (36) 240
Selain itu, peserta magang teknis yang telah memperoleh N3 atau di atas dalam Tes

Kemampuan Bahasa Jepang sebelum masuk ke Negara Jepang harus menyelesaikan

setidaknya 80 jam seperti yang dijelaskan di bawah ini.

Topik Pengucapan Percakapan Penulisan Bahasa Total


Pendidikan Jepang
Keperawata
nLansia
Jam (*) 7 (6) 27 (24) 6 (5) 40 (36) 80

Jumlah jam di atas adalah panduan standar . Ketika mengatur jam per topik

6
pendidikan, nomor dalam tanda kurung menunjukkan jumlah jam minimum

Pendidikan “Subjek Bahasa Jepang “ harus dilakukan oleh Instruktur yang telah belajar

Bahasa Jepang melalui program sarjana atau pascasarjana yang berkaitan dengan

Bahasa Jepang berdasarkan UU Pendidikan Sekolah, dan yang telah lulus dari

universitas yang relevan, atau memperoleh kualifikasi lulusan mereka dari sekolah

pascasarjana yang relevan, atau diakui memiliki setidaknya kemampuan Bahasa Jepang

yang setara.

5. Dalam pekerjaan Perawat Lansia”, harus ada setidaknya 42 jam atau lebih pengajaran

pasca masuk ke mata pelajaran yang akan menunjang pada perolehan keterampilan, dan

mereka harus memenuhi standar sebagai berikut.

Topic Dasar Keterampilan Mobilisasi Memberi


Pendidikan Dasar berkomunikasi Care giver / makan
Caregiver Perawatan dalam
Perawatan lansia waktu yang
Lansia ) I lama
dan II
Jam 6 6 6 6

7
Keperawatan Keperawa Dressing dan Mandi dan Total
Lansia tan undressing perawatan
Lansia Perawatan lansia kebersihan
pribadi

6 6 6 6 42

Pendidikan tentang mata pelajaran pengetahuan yang menunjang pada perolehan

keterampilan, ( Pengajar ) nya “ harus dilakukan oleh instruktur yang memiliki

pengalaman mengajar dalam konten pendidikan yang diklasifikasikan sebagai orang

yang berada di bidang pengasuhan oleh Lampiran 4 dari Peraturan Fasilitas Pelatihan

untuk Pekerja Sosial bersertifikat dan Perawatan Lansia bersertifikat dan yang memiliki

pengalaman mengajar sebagai instruktur sekolah atau fasilitas pelatihan yang ditentukan

oleh “Pekerja Sosial bersertifikat dan Perawat Lansia yang bersertifikat “, atau

sebaliknya diakui memiliki setidaknya pengetahuan dan pengalaman yang setara.

6. Untuk pekerjaan “Perawat Lansia “, pendidikan pra-masuk ke Negara Jepang untuk 1/2

jam yang diminta dari setiap subjek pelajaran , pendidikan pasca-masuk dapat

dipersingkat hingga 1/2. (Adalah mungkin untuk mempersingkat jam secara terpisah

untuk setiap topik Pendidikan dimana pendidikan pra-masuk ke Negara Jepang

diberikan.) Jika jam pendidikan pasca-masuk ke Negara Jepang dikurangi, maka perlu

untuk pendidikan pra-masuk ke Negara Jepang untuk memenuhi persyaratan yang sama

yang berkaitan dengan topik pendidikan dan instruktur sebagai pengajar pasca-masuk ke

Negara Jepang. Namun, Instruktur untuk kuliah Bahasa Jepang pra-masuk ke Negara

Jepang mungkin juga adalah “orang yang telah lulus dari universitas atau lulusan

sekolah di Indonesia, dan memiliki pengalaman setidaknya satu tahun sebagai Pengajar

Bahasa Jepang di lembaga pendidikan Bahasa Jepang yang berlokasi di Negara Republik

Indonesia dalam tiga tahun sebelum tanggal pendaftaran, dan belum meninggalkan

8
posisinya sebagai Pendidik Bahasa Jepang di Lembaga Pendidikan Bahasa Jepang.

( Penanggungjawab Pelatihan Magang Teknis, Instruktur Pelatihan Magang Teknis,

Instruktur bimbingan hidup, dan Manajer Supervisi Organisasi )

Pasal 7

1. Organisasi Pelaksana harus menunjuk orang-orang berikut di setiap tempat usaha

yang akan melakukan pelatihan magang teknis.

(1). Manajer pelatihan magang teknis, yang melakukan pengawasan umum, seperti

mengawasi instruktur pelatihan magang teknis, instruktur bimbingan hidup, dan

staf lainya yang terlibat dengan pelatihan magang teknis, selain mereka sendiri,

dan mengelola kemajuan pelatihan magang teknis.

(2).Instruktur pelatihan magang teknis yang bertanggung jawab atas instruksi pada

peserta magang teknis dan memiliki pengalaman minimal 5 tahun praktek

keterampilan untuk mendapatkan pelatihan. Untuk pekerjaan “Intsruktur Perawat

Lansia”, paling tidak satu dari instruktur pelatihan magang teknis adalah Perawat

Lansia yang berkualitas, atau diakui memiliki pengetahuan dan keterampilan

khusus pada tingkat yang sama atau lebih tinggi, dan setidaknya satu instruktur

pelatihan magang teknis harus diangkat untuk setiap lima peserta magang teknis.

(3).Instruktur bimbingan hidup bertanggung jawab atas instruksi mengenai kehidupan

sehari hari peserta magang teknis.

2. Organisasi Pengawas menunjuk manajer pengawasan, yang melakukan pengawasan

umum terhadap hal-hal yang menyangkut bisnis pengawasan, untuk di setiap tempat

pengawasan.

Bab 3

9
Manajement Pelatihan Magang Teknis

( Manajement Pelatihan Magang Teknis )

Pasal 8

1. Perlakuan peserta magang teknis selama periode pendidikan , sesuai dengan UU

Pelatihan Magang Teknis, adalah sebagai berikut :

(1) Dalam periode pendidikan setelah memasuki Negara Jepang, biaya hidup yang

layak sesuai standar hidup rata-rata di Negara Jepang harus diberikan langsung

dan penuh kepada peserta magang teknis sebagai tunjangan pendidikan oleh

Organisasi Pengawas pada tanggal yang telah ditentukan setiap bulan. Jumlah

tunjangan pendidikan ini adalah 60.000 yen per orang per bulan ( termasuk biaya

makan 30.000 Yen ), dan jika dibayar tunai, cap atau tanda tangan peserta magang

teknis harus dikumpulkan sebagai tanda terima. Selanjutnya, jika biaya perjalanan

untuk menghadiri pendidikan/belajar di Negara Jepang muncul, jumlah biaya

tersebut harus diberikan secara terpisah ke tunjangan pendidikan.

(2) Berkenaan dengan fasilitas akomodasi selama periode pendidikan, Organisasi

Pengawas harus menjamin fasilitas akomodasi yang sesuai dan memberikannya

kepada peserta magang teknis (dengan jelas menyatakan apakah mereka gratis

atau akan dikenakan biaya, dan jika ada biaya, harus jelas juga harganya )

(3) Pendidikan/ belajar tidak boleh melebihi 40 jam per minggu, dan tidak boleh terjadi

di luar waktu dan hari yang telah ditentukan untuk belajar.

(4) Organisasi Pengawas harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga peserta

magang teknis jika terjadi sakit, cedera, atau kematian selama periode

pendidikan , seperti mendaftarkan mereka asuransi.

10
2. Perlakuan Peserta magang teknis selama periode pelatihan magang teknis (tidak
termasuk periode pendidikan/belajar. Pengecualian yang sama berlaku selanjutnya)

adalah sebagai berikut, sesuai dengan UU Pelatihan Magang Teknis, undang-

undang dan peraturan yang terkait dengan ketenagakerjaan.

(1) Setelah pendidikan selesai , kegiatan pelatihan magang teknis akan dilakukan di

bawah kontrak kerja antara Peserta Magang Teknis dan Organisasi Pelaksana.

Kontrak kerja tersebut akan dilaksanakan sebelum masuk ke Negara Jepang dan

hanya akan berlaku setelah selesai pendidikan .

(2) Organisasi Pelaksana harus membayar upah kepada Peserta Magang Teknis secara

langsung dan penuh pada tanggal yang ditentukan setiap bulan. Namun,

pemotongan dapat dilakukan dalam lingkup pengurangan yang diamanatkan

secara hukum, seperti untuk pajak dan premi asuransi sosial, atau perjanjian antara

pekerja dan manajemen mengenai potongan biaya. Selain itu, jumlah pengurangan

yang dibuat berdasarkan perjanjian tersebut tidak boleh melebihi jumlah biaya

sebenarnya.

Juga, ketika Organisasi Pelaksana membayar upah, jika upah dibayar tunai, bukti /

slip pembayaran upah harus diberikan kepada Peserta Magang Teknis secara

pribadi, cap atau tanda tangan peserta magang teknis dicatat dalam buku

penggajian untuk menunjukkan tanda terima. Jika upah dibayarkan melalui

transfer bank, perjanjian mengenai transfer bank harus diselesaikan antara pekerja

dan manajemen, formulir persetujuan harus dikumpulkan dari peserta magang

teknis masing masing , dan bukti /slip pembayaran upah harus diberikan.

Selanjutnya, jika biaya perjalanan di Jepang muncul selama periode Pelatihan

Magang Teknis, jumlah biaya perjalanan tersebut harus diberikan sebagai


11
tunjangan, sesuai dengan peraturan Organisasi Pelaksana.

(3) Berkenaan dengan fasilitas akomodasi selama periode Pelatihan Magang Teknis,

baik Organisasi Pengawas atau Organisasi Pelaksana harus mendapatkan fasilitas

akomodasi yang tepat dan memberikannya kepada Peserta Magang Teknis.

(4) Jam kerja yang ditentukan selama periode Pelatihan Magang Teknis pada

prinsipnya tidak akan melebihi 40 jam per minggu dan 8 jam per hari, tidak

termasuk istirahat . Namun, jika perjanjian dilakukan antara pekerja dan

manajemen, Peserta Magang Teknis mungkin diizinkan untuk bekerja di luar jam

yang ditentukan dan pada hari libur dalam lingkup perjanjian tersebut. Dalam

kasus seperti itu, premi lembur harus dibayar. Selain itu, bahkan jika pekerjaan

harus dilakukan di luar jam yang ditentukan, pada hari libur, atau larut malam,

Organisasi Pelaksana harus mempertimbangkan agar Peserta Magang Teknis tidak

bekerja dalam waktu yang lama sesuai dengan maksud Program Pelatihan Magang

Teknis, dan memastikan sistem di mana dimungkinkan untuk memberikan

instruksi kepada peserta magang teknis. Selanjutnya, untuk pekerjaan “Perawatan

Lansia “, jika Peserta Magang Teknis diharuskan untuk mengambil shift malam

atau pekerjaan lain dengan jumlah staf yang rendah, atau diperlukan untuk

menanggapi keadaan darurat, tindakan yang diperlukan harus diambil untuk

memastikan keamanan pengguna/user.

(Larangan pengelolaan deposito, dan kontrak yang mengatur

Pinalti untuk pelanggaran kontrak)

Pasal 9

1. Organisasi Pengawas dan Organisasi Pengirim tidak boleh memungut setoran

12
apapun, atau mengelola uang atau aset lain (selanjutnya disebut “Deposit, ”) dari

“Peserta Magang Teknis .” (Mengacu pada Pelatihan Magang Teknis dan kandidat

untuk Pelatihan Magang Teknis ) atau pasangan mereka, kerabat langsung, anggota

keluarga atau orang lain dengan hubungan sosial yang dekat dengan peserta magang

teknis (selanjutnya disebut "Peserta Magang Teknis Internasional, atau pihak yang

terkait ) sehubungan dengan teknis pelatihan magang. Lebih lanjut, Organisasi

Pengawas dan Organisasi Pengirim tidak boleh memasukkan kontrak apa pun

dengan Peserta Magang Teknik Internasional, Atau Pihak yang terkait, menetapkan

penalti keuangan untuk non-kinerja kontrak yang berkaitan dengan pelatihan

magang teknis, atau kontrak lain untuk transfer yang tidak tepat. uang atau aset

lainnya, (selanjutnya disebut "Perjanjian denda /Pinalti ).

2. Organisasi Pengawas dan Organisasi Pengirim tidak dapat membuat perjanjian satu
sama lain yang menetapkan hukuman, atau mentransfer uang atau aset lain secara

tidak tepat untuk non-kinerja perjanjian /kontrak dalam kaitannya dengan pelatihan

magang teknis.

(Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Peserta Magang Teknik )

Pasal 10

(1) Peserta Magang Teknis harus menyelesaikan pelatihan magang teknis dengan
sikap yang tulus, mengikuti instruksi dari Organisasi Pengawas dan Organisasi

Pelaksana.

(2) Peserta Magang Teknis harus secara efektif menggunakan keterampilan yang
diperoleh selama pelatihan magang teknis setelah kembali ke Negara Republik

Indonesia dan berkontribusi pada pengembangan industri di Negara Republik

Indonesia .
13
(3) Peserta Magang Teknis harus tinggal di Negara Jepang sendiri, dan tidak boleh
mengundang anggota keluarga untuk tujuan kohabitasi.

(4) Peserta Magang Teknis tidak boleh melakukan kegiatan apa pun untuk
mendapatkan imbalan atau imbalan selain yang diizinkan oleh status

kependudukan mereka.

(5) Selama berada di Negara Jepang, Peserta Magang Teknis harus bertanggung jawab
untuk mengamankan paspor mereka sendiri, dan membawa kartu domisili mereka

setiap saat.

(6) Peserta Magang Teknis harus segera kembali ke Negara Republik Indonesia
setelah menyelesaikan pelatihan magang teknis.

(Kembali ke Negara Republik Indonesia sebelum menyelesaikan Pelatihan Magang

Teknik )

Pasal 11

Organisasi Pelaksana dan Organisasi Pengawas tidak boleh secara sepihak

mengharuskan Peserta Magang Teknis untuk kembali ke Negara Republik Indonesia

sebelum menyelesaikan masa pelatihan magang teknis kecuali jika ada keadaan yang

tidak dapat dihindarkan, seperti kepailitan. Selain itu, jika Peserta Magang Teknins

ingin melanjutkan Pelatihan Magang Teknis , Organisasi Pengawas dan Organisasi

Pelaksana harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk memungkinkan ini, seperti

berkoordinasi dengan Organisasi Pelaksana dan Organisasi Pengawas lainnya.

14
Bab 4

Peran, Tugas, dan Beban Biaya , Organisasi Pengirim dan Organisasi Pengawas

(Peran dan tugas Organisasi Pengirim)

Pasal 12

Organisasi Pengirim memiliki peran dan tugas sebagai berikut.

(1) Mencari dan menerima aplikasi dari kandidat untuk posisi peserta magang teknis
(pencari kerja).

(2) Memilih kandidat untuk posisi Peserta Magang Teknik (pencari kerja) yang

memenuhi persyaratan Pasal 3, dan membuat dan mempertahankan daftar pencari

kerja dari kandidat terpilih untuk posisi Peserta Magang Teknis (pencari kerja).

(3) Mengirim daftar pencari kerja ke Organisasi Pengawas dan memberikan informasi

lain kepada Organisasi Pengawas.

(4) Menjelaskan perincian Program Pelatihan Magang Teknis (PPMT) kepada

kandidat untuk posisi Peserta Magang Teknik (pencari kerja), pengungkapan

informasi tentang Organisasi Pelaksana (pemberi kerja) dan persyaratan seleksi,

seperti kondisi kerja yang disediakan oleh Organisasi Pelaksana (pemberi kerja),

sehingga kandidat untuk peserta pelatihan magang teknis (pencari kerja)

mendapatkan pemahaman yang menyeluruh.

(5) Mengelola informasi rekrutmen.

(6) Mengambil langkah yang tepat untuk mencocokkan kandidat untuk posisi peserta

magang teknis (pencari kerja) dengan Organisasi Pelaksana (pemberi kerja)

dengan metode yang disetujui setelah diskusi dan konsultasi dengan Organisasi

Pengawas, dan mencatat hasil yang cocok.

15
(7) Mengkonfirmasi dengan kandidat untuk posisi Peserta Magang Teknis yang posisi
kerja yang kurang aman, Peserta Magang Teknis Internasional, atau pihak yang

terkait yang sedang mengelola, termasuk informasi bila tidak ada kontrak

termasuk pinalti.

(8) Melakukan prosedur hukum dengan Pemerintah Negara Republik Indonesia

tentang Pelatihan Magang Teknik, masuk dan tinggal di Negara Jepang, dan

menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk memasuki Negara Jepang dan

menyelesaikan prosedur residensi.

(9) Mengatur pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan gigi sebelum keberangkatan,

dan memberi tahu Organisasi Pengawas hasil pemeriksaan tersebut.

(10) Melakukan pendidikan pra-masuk atas nama Organisasi Pengawas dan melakukan

orientasi pra-keberangkatan.

(11) Menyediakan penempatan kerja dan dukungan lain yang diperlukan untuk

memungkinkan mereka yang telah menyelesaikan pelatihan magang teknis dan

kembali ke Negara Republik Indonesia untuk memanfaatkan keterampilan yang

telah mereka peroleh dengan cara yang tepat.

(12) Menyiapkan orang administrasi dan orang yang dapat dihubungi untuk PPMT dan

berkorespondensi dan berkonsultasi dengan perusahaan-perusahaan yang

merupakan Peserta Magang Teknik Internasional, adalah bagian dari anggota

Organisasi Pengawas.

(13) Melakukan aktivitas penempatan kerja lainnya untuk mempromosikan PPMT yang

perlu dilakukan oleh Organisasi Pengirim.

(14) Mengirimkan laporan ke Kementerian Tenaga Kerja Negara Republik Indonesia

16
dan Kedutaan Besar Negara Republik Indonesia di Tokyo untuk melaporkan daftar

nama dan alamat peserta magang teknis, nama dan alamat lembaga pelaksana

Pelatihan Magang Teknis dan laporan tentang keberangkatan dan masuk ke Negara

Republik Indonesia.

(Peran dan Kewajiban Organisasi Pengawas)

Pasal 13

Organisasi Pengawas memiliki peran dan kewajiban sebagai berikut.

(1) Mencari dan menerima aplikasi dari Organisasi Pelaksana (pemberi kerja).

(2) Mengonfirmasi dan menyediakan Organisasi Pelaksana (pemberi kerja),


mengorganisir dan mengelola daftar perusahaan, mengirim daftar perusahaan ke

Organisasi Pengirim, dan memberikan informasi lain kepada Organisasi Pengirim.

(3) Menjelaskan Program Pelatihan Magang Teknis ( PPMT ) kepada Organisasi


Pelaksana (pemberi kerja), menyerahkan daftar pencari kerja ke Organisasi

Pelaksana (pemberi kerja), dan mengatur dan mengelola daftar pencari kerja.

(4) Mengambil langkah yang tepat untuk mencocokkan kandidat untuk posisi Peserta
Magang Teknis (pencari kerja) dengan Organisasi Pelaksana (pemberi kerja)

dengan metode yang disetujui setelah diskusi dan konsultasi dengan Organisasi

Pengirim, dan mengecek hasil perekrutan dari Organisasi Pelaksana (pemberi

kerja ).

(5) Mengonfirmasi Organisasi Pengirim bahwa Organisasi Pengirim tidak mengelola


deposit dari Peserta Magang Teknik atau Pihak yang terkait, termasuk membuat

kontrak pinalti .

(6) Melakukan prosedur hukum dengan pemerintah Negara Jepang agar Peserta

17
Magang Teknik dapat masuk ke Negara Jepang dan memperoleh tempat tinggal.

Ini tidak akan jadi menghalangi Organisasi Pelaksana.

(7) Mengamankan akomodasi dan fasilitas pendidikan untuk Peserta Pelatihan


Magang Teknis. Ini tidak akan menghalangi Organisasi Pelaksana.

(8) Melakukan pendidikan sebelum masuk ke Negara Jepang yang dipercayakan


kepada Organisasi Pengirim dan menyelenggarakan pendidikan sesudah masuk ke

Negara Jepang .

(9) Memberikan bimbingan, pengawasan dan instruksi kepada Organisasi Pelaksana


sehubungan dengan perumusan rencana pelatihan , pelaksanaan pelatihan magang

teknis yang tepat, berdasarkan pada rencana pelatihan magang teknis tersebut,

juga mengawasi dan memberikan instruksi kepada Organisasi Pelaksana yang lain.

(10) Menanggapi dan penanggulangan yang tepat dari berbagai pertanyaan Peserta
Pelatihan Magang Teknis.

(11) Menyediakan pelatihan baru dalam situasi ketika sulit untuk melanjutkan pelatihan
magang teknis bukan karena kesalahan peserta magang teknis, seperti kepailitan

Organisasi Pelaksana (hanya dalam contoh di mana peserta magang teknis ingin

melanjutkan pelatihan magang teknis).

(12) Menyiapkan orang administrasi dan orang yang dapat dihubungi untuk PPMT, dan
berkorespondensi dan berkonsultasi dengan Organisasi Pengirim.

(13) Selain itu, mendorong untuk kelancaran pengawasan Program Pelatihan Magang
Teknis (PPMT) yang dilakukan oleh Organisasi Pengawas .

(14) Mengirim laporan ke Kementerian Tenaga Kerja Indonesia dan Kedutaan Besar
Negara Republik Indonesia di Tokyo untuk melaporkan daftar nama dan alamat

18
peserta magang teknis, nama dan alamat lembaga pelaksana magang teknis , dan

laporan tentang keberangkatan dan masuk ke Negara Republik Indonesia

(Penjelasan tentang persyaratan yang berkaitan dengan Program Pelatihan Magang

Teknis saat merekrut Calon peserta )

Pasal 14

1. Organisasi Pengawas atau Organisasi Pengirim harus melakukan penjelasan yang

diperlukan terkait dengan undang-undang dan peraturan mengenai Program Pelatihan

Magang Teknis bekerjasama dengan Organisasi Pelaksana. Organisasi Pengawas atau

Organisasi Pengirim harus mengungkapkan kepada Peserta Magang Teknis tentang isi

pelatihan magang teknis, kondisi kerja Organisasi Pelaksana, setiap tes keterampilan

(atau ujian evaluasi pelatihan magang teknis) yang harus diupayakan agar dapat

melanjutkan ke Pelatihan Magang Teknis (ii), dan hasil sebelumnya, melalui

dokumentasi yang disiapkan dalam Bahasa Indonesia. Khususnya, mereka harus

sepenuhnya menjelaskan kondisi, seperti penentuan upah, metode perhitungan upah,

penanganan potongan untuk biaya makan , akomodasi, beban biaya perjalanan, dll.

2. Jika Organisasi Pengawas atau Organisasi Pengirim memerlukan tanda tangan dari

Peserta Pelatihan Magang Teknik , maka dalam dokumen seperti kontrak kerja untuk

Pelatihan Magang Teknis, persyaratan tertulis untuk pekerjaan, penjelasan tertulis

tentang hal-hal penting terkait perlakuan terhadap peserta selama magang teknis ,

pernyataan tertulis oleh Peserta Magang Teknis, atau pernyataan pembayaran yang

dilakukan di Negara Republik Indonesia dalam persiapan untuk Pelatihan Magang

Teknis, mereka akan memberikan penjelasan tertulis dalam Bahasa Indonesia dalam

dokumen tersebut dan memastikan peserta memahaminya.

(Persetujuan dari Pencari Kerja dan Perusahaan Perekrut Pencari Kerja)


19
Pasal 15

Organisasi Pengawas dan Organisasi Pengirim harus mendapatkan persetujuan

sebelumnya dari kandidat yang relevan untuk Peserta Magang Teknis (pencari kerja)

dan Organisasi Pelaksana (pemberi kerja) sehubungan dengan penempatan kerja.

(Menjaga Kerahasiaan)

Pasal 16

Organisasi Pengawas dan Organisasi Pengirim hanya akan menggunakan informasi

pribadi yang diperoleh dalam lingkup tugas yang berkaitan dengan ikatan bisnis, mereka

harus mengelolanya secara tepat, dan mereka harus menjaga kerahasiaan.

(Pedoman tentang hal-hal yang harus diperhatikan oleh Peserta Magang Teknik)

Pasal 17

Organisasi Pengawas dan Organisasi Pengirim memberikan panduan yang harus

diperhatikan oleh Peserta Magang Teknis dan memberikan informasi lengkap mengenai

Pelatihan Magang Teknis sesuai yang ditetapkan dalam Pasal 10.

( Tindak Lanjut Setelah kembali ke Negara Republik Indonesia )

Pasal 18

1. Organisasi Pengawas wajib bekerjasama dengan Organisasi Pengirim untuk

melakukan survei lanjutan mengenai apakah Peserta Magang Teknis menggunakan

keterampilan yang telah mereka peroleh di Negara Jepang setelah kembali ke

Negara Republik Indonesia.

2. Organisasi Pengirim harus melakukan survei lanjutan mengenai apakah Peserta

Magang Teknis menggunakan keterampilannya yang diperoleh di Negara Jepang

setelah kembalike Negara Indonesia, dan mereka akan mengumpulkan hasilnya dan

20
melaporkan kepada Organisasi Pengawas dan Organisasi Pelaksana.

(Tindakan yang berkaitan dengan kecelakaan, kejahatan, dan Peserta kabur)

Pasal 19

Jika terjadi kecelakaan, kejahatan, atau peserta magang teknik kabur/hilang , Organisasi

Pengawas segera memberi tahu Organisasi Pengirim dan Kedutaan Besar Republik

Indonesia di Tokyo tentang fakta-fakta, dan kedua belah pihak harus menanggapi secara

tepat melalui konsultasi satu sama lain, sesuai dengan hukum dan peraturan Negara

Jepang.

(Pembagian Biaya, dll.)

Pasal 20

1. Organisasi Pengawas dan Organisasi Pengirim wajib berkonsultasi satu sama lain

berdasarkan peran dan tugas masing masing yang diatur dalam Perjanjian ini.Dan

Organisasi Pengawas wajib mengirimkan manajemen fee kepada Organisasi

Pengirim sesuai peran dan tanggung jawab dari Organisasi Pengirim.

2. Biaya manajemen fee yang disebutkan dalam paragraf sebelumnya yakni 10.000 yen

per orang per bulan. Organisasi Pengawas harus mengumpulkan biaya manajemen

fee dari Organisasi Pelaksana setiap bulan, dan mengirimnya ke Organisasi Pengirim

setiap 3 bulan sekali. Biaya pengiriman uang dijamin oleh Organisasi Pengawas.

3. Penanganan pengiriman manajemen fee harus melalui rekening khusus yang dibuat

oleh Organisasi Pengawas. Pengiriman manajemen fee harus dibedakan secara jelas

dari tunjangan belajar dan upah yang akan diberikan kepada Peserta Magang Teknis

dan tidak boleh dikumpulkan dari tunjangan belajar dan upah.

4. Organisasi Pengawas tidak akan menerima biaya atau imbalan dari Organisasi

21
Pengirim dalam penunjukan apa pun. Selain itu, Organisasi Pengawas tidak akan

memungut biaya yang dibayarkan oleh Peserta Magang Teknis ke Organisasi

Pengirim, melalui Organisasi Pengirim.

5. Tujuan Bank pengiriman uang berdasarkan pasal ini adalah sebagai berikut :

. Bank Penerima : BANK RESONA PERDANIA

. Nomor Rekening: 04060832-019

. Atas Nama : YAYASAN HARAPAN PUTERA BANDUNG INDONESIA

. Cabang : BANDUNG

. Alamat Bank : WISMA BUMI PUTERA , LANTAI 2, SUITE 204-205,

JL. ASIA-AFRIKA NO. 141-149, BANDUNG 40112

JAWA BARAT – INDONESIA.

. Swift Code : BPIADJA

. Alamat Perusahaan: ASTOM RESIDENCE BLOK A-21 JL. CILENGKRANG

1 RT.03 RW.04 , KELURAHAN PALASARI,

KECAMATAN CIBIRU, BANDUNG 40615, JAWA

BARAT – INDONESIA

(Biaya Perjalanan Pulang ke Negara Republik Indonesia)

Pasal 21

Organisasi Pengawas akan menanggung beban biaya perjalanan yang diperlukan untuk

peserta magang teknik saat kembali ke Negara Republik Indonesia pada akhir pelatihan

magang teknis (termasuk dalam kasus pengembalian awal, pada peserta yang tidak

menyelesaikan periode pelatihan magang teknis sesuai jadwal yang direncanakan).

(Kepulangan Sementara Peserta Magang Teknis ke Negara Republik Indonesia )

22
Pasal 22

Kepulangan sementara Peserta Magang Teknik ke Negara Republik Indonesia selama

Pelatihan Magang Teknik (i) dan Pelatihan Magang Teknik (ii) diperbolehkan melalui

penyelesaian prosedur izin masuk kembali khusus ( jika izin masuk kembali telah

dikeluarkan oleh Biro Imigrasi Jepang) dan kepulangan sementara yang disetujui oleh

Organisasi Pengawas dan Organisasi Pelaksana adalah minimum dalam 14 hari.

Beban biaya akan ditentukan melalui konsultasi dan kesepakatan antara Peserta Magang

Teknis , Organisasi Pengirim, dan Organisasi Pengawas atau Organisasi Pelaksana,

dengan mempertimbangkan alasan kepulangan sementara.

Bab 5

Ketentuan Lainya

(Memorandum Kontrak Perjanjian tentang Program Pelatihan Magang Teknik )

Pasal 23

Biaya pendidikan Bahasan Jepang dan kehidupan sehari hari yang diperlukan sebelum

masuk ke Negara Jepang akan ditentukan oleh "Memorandum Kontrak Perjanjian

tentang Program Pelatihan Magang Teknik( PPMT )" (ketentuan kontrak perjanjian

terpisah ).

(Interpretasi Perjanjian)

Pasal 24

Jika ada ketidakpastian mengenai interpretasi ketentuan kontrak perjanjian ini, atau

jika ada hal yang tidak ditentukan dalam kontrak perjanjian ini, para pihak harus

menyelesaikannya dengan musyawarah sesuai dengan tujuan dari Program Pelatihan

Magang Teknik.( PPMT )

23
(Ganti rugi Kerugian )

Pasal 25

Jika Organisasi Pengawas atau Organisasi Pengirim menyebabkan kerugian pada pihak

lain dengan melanggar ketentuan perjanjian ini dan ada kewajiban hukum mengganti

kerugian tersebut, maka pihak yang menyebabkan kerugian harus menggantinya. Pihak

yang terikat oleh kewajiban untuk mengganti kerugian tetap terikat dengan kewajiban

tersebut, bahkan setelah penghentian atau penyelesaian kontrak perjanjian ini.

(Penyelesain Perselisihan )

Pasal 26

Jika terjadi perselisihan terkait dengan PPMT , Organisasi Pengirim dan Organisasi

Pengawas harus berusaha menyelesaikannya melalui perundingan antara kedua belah

pihak demi menghormati tujuan dari PPMT sesuai dengan hukum dan peraturan yang

berlaku di Negara Jepang, serta mempertimbangkan untuk mempertahankan hubungan

persahabatan. Selanjutnya, Setiap perselisihan yang timbul antara Organisasi Pengawas

dan Organisasi Pengirim terkait perjanjian ini harus sesuai dengan putusan dari

kementrian atau pengadilan distrik yang relevan dan berlokasi di Negara Republik

Indonesia , Bandung – Jawa Barat, atau pengadilan distrik yang berlokasi di Prefektur

Oita – Jepang , dan perjanjian ini harus ditafsirkan sesuai dengan hukum Negara

Jepang. Sedangkan untuk penerapan hukum umum tidak berlaku.

(Efektivitas Perjanjian.)

Pasal 27

Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani. Namun, apabila Kementrian

Negara Jepang terkait memberikan suatu pedoman mengenai syarat-syarat yang tidak

24
sesui atau masalah-masalah yang tidak disebutkan dalam perjanjian ini, maka pihak

terkait harus mematuhinya, dan Organisasi Pengawas harus segera memberitahukan

hal-hal permasalahan tersebut secara tertulis kepada Organisasi Pengirim. Selanjutnya,

hal-hal tersebut harus dicantumkan dalam perjanjian ini.

(Perubahan Perjanjian )

Pasal 28

Jika Organisasi Pengawas atau Organisasi Pengirim perlu merevisi sebagian dari

perjanjian ini, para pihak harus segera memberi tahu pihak lainnya dan membuat

perubahan yang diperlukan setelah bermusyawarah . Jika Perjanjian perlu direvisi,

sebuah memorandum baru harus disusun oleh kedua belah pihak dengan jelas

menyatakan konten yang direvisi.

(Pembatalan atau Penghentian Perjanjian)

Pasal 29

1. Persetujuan ini akan berakhir jika satu keadaan berikut ini timbul .

(1) Jika Organisasi Pengawas atau Organisasi Pengirim membatalkan atau tidak

memperoleh kualifikasi yang diperlukan seperti (lisensi, rekomendasi, atau

persetujuan, dll.) dalam Program Pelatihan Magang Teknik ( PPMT) atau tidak

dapat memperbarui kualifikasi yang diperlukan tersebut.

(2) Jika Organisasi Pengawas atau Organisasi Pengirim menghentikan atau

menangguhkan menghapus Program Pelatihan Magang Teknik ( PPMT ).

(3) Jika Program Pelatihan Magang Teknik yang menjadi tujuan dari Perjanjian ini

berakhir (Perjanjian ini berakhir pada tanggal yang sama saat PPMT berakhir).

(4) Jika tidak memungkinkan untuk melanjutkan Program Pelatihan Magang Teknis

25
( PPMT ) sampai selesai, dan semua peserta magang teknis dipulangkan ke Negara

Republik Indonesia (dalam kasus seperti itu, wajib diberitahukan secara tertulis dan

diberikan kepada para pihak terkait, dan Perjanjian ini berakhir sejak tanggal

pemberitahuan tersebut )

2. Organisasi Pengawas dan Organisasi Pengirim dapat membatalkan Perjanjian ini

melalui kesepakatan bersama.

3. Organisasi Pengawas atau Organisasi Pengirim dapat membatalkan Perjanjian ini

dengan pemberitahuan tertulis kepada para pihak 30 hari sebelumnya.

4. Organisasi Pengawas atau Organisasi Pengirim dapat membatalkan Perjanjian ini

setiap saat dengan pemberitahuan tertulis pada para pihak bila salah satu hal yang

tertulis dibawah ini timbul.

(1) Jika secara sengaja terus menerus gagal melaksanakan tugas yang ditetapkan

dalam perjanjian ini.

(2) Jika sengaja menyebabkan kerugian bagi kepentingan pihak lain

(3) Jika merusak kredibilitas pihak lain atau mengganggu / menghalangi bisnis

pihak lain

(4) Jika melanggar ketentuan perjanjian ini

5. Jika Perjanjian ini berakhir atau dibatalkan, Organisasi Pengawas atau Organisasi

Pengirim harus segera memberikan penjelasan kepada pihak lain mengenai keadaan

status saat ini, dan jika ada hal yang belum diselesaikan, pihak tersebut harus

menyelesaikanya dengan pihak lain tanpa ada penundaan.

Bahasa yang mengatur Perjanjian ini harus Bahasa Jepang dan hanya Bahasa Jepang asli

dan benar yang diakui. Terjemahan Bahasa Indonesia dilampirkan pada perjanjian ini

26
dibuat untuk tujuan referensi dan terjemahan Bahasa Indonesia tersebut tidak memiliki

pengaruh sebagai perjanjian.

Di : Negara Republik Indonesia


Pada Tanggal :
( Organisasi Pengirim )         ( Organisasi Pengawas )
Negara Republik Indonesia       Negara Jepang
LPK HARAPAN PUTERA KYUSHU KAIGOSHIENJIGYOU
BANDUNG INDONESIA       KYOUDOUKUMIAI     
Diwakili : AHMAD PAHRUDIN     Diwakili : NAKAGAWA MASAMUNE
Ketua LPK Direktur Perwakilan

Tanda tangan…………………….     Tanda Tangan.................................


ASTOM RESIDENCE BLOK A.21 Oitaken Nakatushioaza Osada aza
RT.03 RW.04 ,KEL.PALASARI Imaino366 banchi29
KEC. CIBIRU – BANDUNG
JAWA BARAT – INDONESIA TELP : +81-979-85-2200
TELP : +62-22-6373-8193 Email: nomura@kcc-jp.org
Email : yayasanhpi@gmail.com IJIN NO : 1712002035    
IJIN BINALATAS NO. 421/LATTAS/XII/2016

27

Anda mungkin juga menyukai