PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan
1. Bersihan jalan napas tidak Tujuan : 1. Manajemen jalan napas 1. Untuk memperlancar dalam bernapas
efektif b.d benda asing Setelah dilakukan tindakan 1) Observasi 2. Untuk mengetahui suara napas tambahan
dalam jalan napas keperawatan selama 15 menit - Monitor pola napas (frekuensi, dan pola napas pasien
diharapkan bersihan jalan kedalaman , dan usaha napas) 3. Memberi posisi yang nyaman pada klien
napas meningkat dengan - Monitor bunyi napas tambahan 4. Membantu memudahkan dan
Kriteria hasil : (mis, gurgling, mengi, , dll) mengencerkan sputum dan pengeluaran
a. Produksi sputum menurun - Monitor sputum (jumlah, warna, sputum yang menumpuk
2) Terapeutik
fowler
perlu
- Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal.
3) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA
bronkodilator, dll
2. Defisit perawatan diri b.d Tujuan : 1. Perawatan diri 1. Untuk menjaga kebersihan diri pasien
kelemahan
Setelah dilakukan tindakan 1) Observasi agar terjauh dari infeksi kuman
keperawatan selama 1 x 30 - Identifikasi kondisi umum 2. Untuk menjaga kebersihan mulut klien
menit diharapkan perawatan (mis, kesadaran, alat bantu 3. Untuk menjaga kenyamanan klien
c. Mempertahankan
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA
pasien
fowler
perawatan
kali sehari
digunakan.
3) Edukasi
pada keluarga
3. Risiko gangguan integritas Tujuan : 1. Perawatan integritas kulit 1. untuk mencegah terjadinya ulkus dekubitus
kulit/jaringan
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1). Observasi
penurunan mobilitas
keperawatan selama 2 x 60 - Identifikasi dan mengetahui
2). Terapeutik
periode diare.
kulit kering.
4. Risiko infeksi berhubungan Tujuan : 1. pencegahan infeksi 1. untuk mencegah terjadinya infeksi
dengan efek prosedur
invasif Setelah dilakukan tindakan 1) Observasi 2. untuk mengurangi tingkat kejadian infeksi
imunisasi/antibiotic pada