Anda di halaman 1dari 104

LAPORAN

PDB EKONOMI
BUKU 2

KREATIF
BUKU 2
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

LAPORAN PENYUSUNAN
PDRB EKRAF 5 PROVINSI
TAHUN 2014-2016
3857046
2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

ISBN: 978-602-438-190-5
No. Publikasi: 07120.1801
No. Katalog: 9301007
Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm
Jumlah Halaman: xii + 89 halaman
Naskah: Subdirektorat Neraca Jasa
Penyunting/Editor: Subdirektorat Neraca Jasa
Gambar Kulit: Badan Ekonomi Kreatif
Gambar: Badan Pusat Statistik
Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik
Dicetak oleh: PT. Citra Mawana Patamoro

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan,


dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk
tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 iii

KATA PENGANTAR

E
konomi Kreatif (ekraf ) sebagai konsep ekonomi baru yang
mengandalkan ide kreatifitas, budaya, dan teknologi
diyakini mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi
perekonomian nasional kedepan. Ekonomi Kreatif menjadi
katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah
perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik disusunnya Buku
Statistik Ekonomi Kreatif sebagai perwujudan hasil kerjasama
antara BPS dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) tahun
2017. Buku ini menyajikan data Statistik Ekonomi Kreatif
yang merupakan bagian dari Big Data Ekonomi Kreatif.
Gambaran tentang potensi dan pengembangan
bidang Ekonomi Kreatif ini dituangkan dalam 7
(tujuh) jenis output yang meliputi: Profil Usaha/
Perusahaan 16 Subsektor Ekraf berdasarkan Sensus
Ekonomi 2016 (SE2016); Ekspor Ekonomi Kreatif
2010-2016; Klasifikasi Jabatan Ekraf dalam KBJI 2014;
PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016; Penyusunan
PDRB Ekraf 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan
Usaha; Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016 dan
Upah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016; serta Tabel
Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014.
Buku ini diharapkan memberikan fakta dan data sebagai basis
pengambilan keputusan dan monitoring perkembangan dan kebijakan
di bidang Ekonomi Kreatif. Selain itu buku ini diwacanakan untuk
memberikan perspektif terkini bagi para pelaku usaha ekraf maupun
masyarakat luas tentang potensi ekraf di Indonesia sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berbagai penelitian dan pengembangan dunia
usaha di bidang ekraf.
Akhirnya ucapan syukur kehadirat Allah SWT dan terima kasih serta
penghargaan kepada seluruh Tim BPS yang telah bekerjasama dan
bekerja keras untuk menyelesaikan seluruh publikasi dari 7 kegiatan
utama yang menjadi cakupan dalam kerjasama BPS-Bekraf.
Semoga buku ini dapat memberi manfaat tidak hanya kepada Bekraf dan
BPS saja, tetapi juga bagi para pelaku usaha ekraf dan pengguna data di
Indonesia maupun dunia internasional.
Semoga Allah SWT meridhai upaya penerbitan buku ini.

Jakarta, Desember 2017


Kepala Badan Pusat Statistik,

Dr. Suhariyanto
iv LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 v

KATA PENGANTAR

D
alam era teknologi digital saat ini, Ekonomi Kreatif
merupakan sektor alternatif yang berpotensi mendorong
pertumbuhan perekonomian nasional. Berbeda dengan
sektor lainnya, Ekonomi Kreatif memanfaatkan kemajuan
teknologi dan kebebasan informasi dalam mendorong ide dan
kreativitas sumber daya manusia untuk menciptakan suatu
produk baru atau memperbaiki produk yang sudah ada. Produk
kreatif ini tidak hanya berfungsi sebagai solusi bagi berbagai isu
yang ada, tetapi juga memberikan nilai tambah yang juga
meningkatkan kesejahteraan bagi penciptanya.
Sebagai salah satu indikator ekonomi yang telah banyak
digunakan di berbagai bidang, ketersediaan data
Produk Dometik Bruto (PDB) Ekonomi Kreatif menjadi
sangat diperlukan. Bagi pemerintah, PDB Ekonomi
Kreatif dapat dimanfaatkan untuk melihat potensi
dan perkembangan Ekonomi Kreatif dibandingkan
dengan sektor lainnya. Data PDB yang akurat dan
terkini juga dibutuhkan dalam rangka penyusunan
rencana strategis yang tepat sasaran. Tidak hanya
bagi pemerintah, data PDB Ekonomi Kreatif juga akan
bermanfaat bagi pelaku usaha untuk melihat potensi
usaha yang dijalaninya dan bagaimana posisi usaha ini
dibandingkan dengan usaha yang lain.
Mengingat pentingnya data PDB Ekonomi Kreatif, maka Badan Ekonomi
Kreatif (Bekraf ) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS)
menyusun Buku Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016 ini. Buku
ini memuat perkembangan PDB dari keenambelas subsektor Ekonomi
Kreatif yang diamati dari berbagai sisi, seperti laju pertumbuhan
dan kontribusinya terhadap PDB Nasional. PDB Ekonomi Kreatif juga
disajikan berdasarkan harga berlaku (ADHB) dan harga konstan (ADHK),
sehingga pemerintah, pelaku usaha, peneliti, serta akademisi dapat
menggunakannya sesuai kebutuhan.
Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPS dan
pihak-pihak yang terkait atas partisipasi-nya dalam penyusunan buku
ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan
dan memberikan pemahaman mengenai Ekonomi Kreatif ke seluruh
masyarakat Indonesia.

Jakarta, Desember 2017


Kepala Badan Ekonomi Kreatif,

Triawan Munaf
vi LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

PENYUSUN
Subdirektorat Neraca Jasa
Naskah
Penanggung Jawab Umum Setianto, S.E., M.Si
Penanggung Jawab Teknis Nina Suri Sulistini, M.T
Endah Riawati, SST., M.M,
Editor
Diana Bhakti, SST., M.Si,
Nasiyatul Ulfah, SST., M.Si
Penulis Naskah Suci Wulandari, M.Si

Pengolah Data Umi Nurlaila, SST,
Rizky Zulqarnain. SST,
Kharissa Dereviani, SST,
Erma Novriawati, SST,
Maisaroh
Ir. Yoshep Paulus Apri Caraka Yuda MBA

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 vii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR _________________________________________ iii
DAFTAR ISI _______________________________________________ vii
DAFTAR GAMBAR _________________________________________ viii
DAFTAR LAMPIRAN ________________________________________ ix

BAB 1 PENDAHULUAN __________________________________ 3


BAB 2 TAHAPAN KEGIATAN ______________________________ 9
BAB 3 METODOLOGI ___________________________________ 19
BAB 4 HASIL __________________________________________ 51
LAMPIRAN ______________________________________________ 67
viii LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Aturan revisi PDB________________________________ 10

Gambar 2. Tahapan penyusunan PDB Ekonomi Kreatif___________ 11

Gambar 3. PDB atas dasar harga berlaku, PDB atas dasar harga
konstan, dan laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun
2014-2016______________________________________ 52

Gambar 4. Nilai PDB Nasional dan Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan
2015 sebelum dan sesudah revisi___________________ 53

Gambar 5. PDB Ekonomi Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas


dasar harga berlaku tahun 2014-2016________________ 54

Gambar 6. PDB Ekonomi Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas


dasar harga konstan tahun 2014-2016_______________ 55

Gambar 7. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga


berlaku menurut subsektor tahun 2016______________ 56

Gambar 8. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga


konstan menurut subsektor tahun 2016______________ 57

Gambar 9. Struktur Perekonomian Indonesia Tahun 2014-2016____ 57

Gambar 10. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif menurut subsektor


Ekonomi Kreatif tahun 2016________________________ 58

Gambar 11. Pertumbuhan PDB Nasional, PDB Ekonomi Kreatif, dan


PDB non-Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016___________ 60

Gambar 12. Laju pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif menurut


subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016__________ 61

Gambar 13. Sumber pertumbuhan Ekonomi Kreatif menurut


subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016__________ 62
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Klasifikasi Ekonomi Kreatif dan Cakupan Subsektor
Ekonomi Kreatif menurut KBLI 2015________________ 67
Lampiran 2. Definisi dan Cakupan Ekonomi Kreatif______________ 77
Lampiran 3. Laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2014-2016
menurut lapangan usaha (%)_____________________ 80
Lampiran 4. Laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2014-2016
menurut pengeluaran (%)________________________ 81
Lampiran 5. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga
berlaku tahun 2014-2016 menurut subsektor (miliar
rupiah)_______________________________________ 82
Lampiran 6. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga
konstan tahun 2014-2016 menurut subsektor (miliar
rupiah)_______________________________________ 83
Lampiran 7. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun
2014-2016 menurut subsektor (%)_________________ 84
Lampiran 8. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2014-
2016 terhadap PDB Nasional (%)___________________ 85
Lampiran 9. Laju Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia
atas dasar harga berlaku tahun 2014-2016 menurut
subsektor (%)__________________________________ 86
Lampiran 10. Laju Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia
atas dasar harga konstan tahun 2014-2016 menurut
subsektor (%)__________________________________ 87
Lampiran 11. Laju pertumbuhan Implisit PDB Ekonomi Kreatif
Indonesia tahun 2014-2016 (%)___________________ 88
Lampiran 12. Sumber pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif tahun
2014-2016 menurut subsektor (%)_________________ 89
4,95%
PDB Ekonomi Kreatif Indonesia
4,41% pada tahun 2016 mencapai
5,19%
922,59 triliun rupiah
Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
kembali meningkat di tahun

2016 menjadi 4,95 persen

PDB
EKONOMI
KREATIF
INDONESIA
2014-2016
2016

41,40% 18,01% 15,40%


Distribusi PDB Ekonomi Kreatif
didominasi oleh subsektor kuliner,
fesyen, dan kriya

Distribusi PDB Ekonomi Kreatif terhadap


PDB Nasional tahun 2014-2016 sebesar

7,39 hingga 7,44 persen


BUKU 2
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA


LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BUKU 2
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA


LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

PENDAHULUAN
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id
BUKU 2

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 3

Bab 1
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Perekonomian dunia berevolusi seiring perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi. Pada akhir abad ke-18 Masehi, tumpuan
ekonomi masyarakat dunia, khususnya Eropa, mulai bergeser dari
ekonomi konvensional berbasis agraris ke sektor industri. Hal ini ditandai
dengan penggunaan mesin yang semakin berkembang sehingga proses
produksi barang menjadi lebih banyak dan cepat.

Mulai tahun 1920-an, tren perekonomian masyarakat kembali bergeser


dari kegiatan utama memproduksi barang menuju perekonomian
yang berbasis penyediaan jasa dan produk dengan karakteristik unik.
Pergeseran ini merupakan awal mula era post-industrial society. Pada
tahun 1990-an, perkembangan proses tersebut melahirkan sebuah
konsep baru, yaitu industri kreatif.

Pada tahun 1997, Negara Inggris mencoba menghitung kontribusi


industri kreatif dalam perekonomian1. Mereka menggolongkan industri
kreatif ke dalam tiga belas bentuk aktivitas yang memiliki satu kesamaan,
yaitu aktivitas yang berasal dari kreativitas, keterampilan, dan bakat
individu yang berpotensi dalam membentuk kesejahteraan melalui
penciptaan hak kekayaan intelektual (intellectual property). Konsep
pengakuan atas hak kekayaan intelektual inilah yang dipandang sebagai
inti dari industri kreatif.

1
John Newbigin. What is the creative economy?. diakses dati https://creativeconomy.britishcouncil.org/guide/what-
creative-economy/, pada tanggal 16 November 2017 pukul 10.59.
Latar Belakang

4 LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Belakangan ini, banyak negara di dunia mulai menyadari peran


Perekonomian dunia berevolusi seiring perkembangan
penting industri kreatif. Perkembangan ini melahirkan konsep
ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada akhir abad ke-18
Ekonomi Kreatif meskipun cakupan Ekonomi Kreatif relatif
masehi,
bervariasitumpuan ekonomi
antar negara 2 masyarakat
. Beberapa dunia, khususnya
di antaranya mendefinisikan pertanian

Ekonomi
Eropa, Kreatif
mulai hanya berkisar
bergeser antarakonvensional
dari ekonomi kesenian dan kebudayaan.
Beberapa yang lain menambahkan cakupan kegiatan kuliner. Ada
berbasis agraris ke sektor industri. Hal ini ditandai
juga yang memasukkan kegiatan usaha penerbitan, pembuatan
dengan penggunaan mesin yang semakin berkembang
software dan pembangunan aplikasi, kegiatan periklanan, dan
sehingga proses produksi
desain komunikasi visual kebarang menjadiEkonomi
dalam cakupan lebih banyak
Kreatif.
dan cepat. industri
Dewasa ini, Ekonomi Kreatif tidak hanya dipandang sebagai salah
satu sektor ekonomi yang paling dinamis, tetapi juga sebagai
Mulai
sektortahun 1920-an,
yang tumbuh tren perekonomian
dengan masyarakat
cepat dalam penciptaan pendapatan,
kembali
penciptaanbergeser daripekerjaan,
lapangan kegiatan dan
utama memproduksi
ekspor (UNDP, 2013). Ekonomi
Kreatif memberikan manfaat ekonomi
barang menuju perekonomian yang berbasis bagi negara berkembang
penyediaan
untuk bangkit, tumbuh, dan berkembang dengan tingkat
jasa dan produk dengan karakteristik unik. Pergeseran ini
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. jasa
merupakan awal mula era post-industrial society. Pada
Ekonomi
tahun Kreatifperkembangan
1990-an, merupakan ruang terbuka
proses untuk kebebasan
tersebut
melahirkan sebuah konsep baru, yaitu industri bernilai
mengekspresikan ide, talenta, dan pemikiran kreatif. ekonomi
serta menjadi wadah bagi dialog kreativitas kebudayaan. Ekonomi
Kreatif juga mampu mengembangkan kewiraswastaan sekaligus
Pada tahun
sebagai 1997,
solusi Negarasemakin
terhadap Inggris menipisnya
Raya mencoba
cadangan sumber
kreatif
daya alam. kontribusi industri kreatif dalam
menghitung
perekonomian. Mereka menggolongkan industri kreatif ke
Di Indonesia, Ekonomi Kreatif telah menjadi pusat perhatian
dalam tiga belas
pemerintah. Hal inibentuk aktivitas
terbukti yang memiliki
dari dibentuknya Badansatu
Ekonomi Kreatif
kesamaan, yaitu
(Bekraf ) pada aktivitas
tahun 2014.yang berasalIndonesia
Pemerintah dari kreatifitas,
terus berupaya
mengembangkan
keterampilan, dan Ekonomi Kreatifyang
bakat individu yangberpotensi
diyakini dapat
dalammenjadi £
Perekonomian global terus
tumpuan perekonomian di masa depan. Selain itu, Ekonomi Perekonomian global berubah dari ekonomi
membentuk kesejahteraan melalui penciptaan hak
Kreatif juga diharapkan dapat medorong terwujudnya pencapaian terus berubah dari
berbasis agraris hingga
kekayaan
Sustainableintelektual
Development(intellectual yang Konsep
property).
Goals (SDGs) menjadi ekonomi yang
telah diintegrasikanekonomi berbasis
berbasis kreativitas
pengakuan
dalam RencanaatasPembangunan
hak kekayaan intelektual
Jangka inilahNasional
Menengah yang (RPJMN)
agraris hingga
2020-2024.
dipandang sebagai inti dari industri kreatif. menjadi ekonomi
yang berbasis
Pengembangan Ekonomi Kreatif yang berdaya saing tidak terlepas
kreativitas
Belakangan ini, banyakdalam
dari peran pemerintah pemerintahan di dunia
pengambilan mulaiyang tepat.
kebijakan
Oleh karenaperan
menyadari itu, dibutuhkan data kreatif.
penting industri dan informasi Ekonomi Kreatif
Perkembangan
yang akurat dan terkini sebagai dasar pengambilan
ini melahirkan konsep Ekonomi Kreatif meskipun dengan kebijakan dan
perencanaan Ekonomi Kreatif di Indonesia pada masa yang akan
cakupan yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya
datang. Dengan adanya statistik Ekonomi Kreatif yang berkualitas
diharapkan kebijakan dan keputusan yang diambil dapat
mengembangkan potensi Ekonomi Kreatif di Indonesia.

2
John Newbigin. What is the creative economy?. diakses dati https://creativeconomy.britishcouncil.org/guide/what-
creative-economy/, pada tanggal 16 November 2017 pukul 10.59.
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 5

1.2. Maksud dan Tujuan

Kegiatan penyediaan dan pengembangan data dan informasi statistik


bidang Ekonomi Kreatif dimaksudkan untuk memberikan data dan
informasi mengenai perkembangan dan peranan Ekonomi Kreatif di
Indonesia. Data dan informasi statistik yang diperoleh dari kegiatan
ini digunakan sebagai landasan pengembangan Ekonomi Kreatif di
Indonesia serta sebagai bahan evaluasi kebijakan Ekonomi Kreatif yang
telah diambil sebelumnya.

Pada tahun 2016, BPS dan Bekraf telah menyusun PDB Ekonomi Kreatif
Indonesia tahun 2010-2015. Tahun ini, kegiatan penyediaan dan
pengembangan data dan informasi terkait Ekonomi Kreatif ditujukan
untuk menyusun Produk Domestik Bruto (PDB) Ekonomi Kreatif tahun
2014-2016. PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan 2015 merupakan revisi
dari nilai PDB Ekonomi Kreatif yang telah dihitung sebelumnya. Revisi
nilai PDB ini dilakukan terkait adanya data dan informasi terbaru yang
diperoleh. Selain PDB Ekonomi Kreatif, dihitung pula indikator-indikator
turunannya, yaitu sebagai berikut:

a. PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2014-2016

b. PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan (2010=100) tahun


2014-2016

c. Struktur atau distribusi PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

d. Laju pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

e. Sumber pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016


6 LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

1.3. Manfaat

Hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah, khususnya


oleh Badan Ekonomi Kreatif dalam menyusun dan mengevaluasi
£
Data itu
kebijakan di bidang Ekonomi Kreatif sehingga dapat meningkatkan
mahal, tetapi
kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
membangun
tanpa data jauh
Selain itu, hasil kajian ini diharapkan dapat pula digunakan oleh
lebih mahal
peneliti, penulis, pelajar, pemerhati industri kreatif, atau para pelaku
bisnis dalam industri kreatif untuk lebih memahami perkembangan
dari setiap subsektor Ekonomi Kreatif.
BUKU 2
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA


LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BUKU 2
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA


LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

TAHAPAN
KEGIATAN BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id
BUKU 2

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 9

Bab 2
Tahapan Kegiatan

2.1. Penyusunan Produk Domestik Bruto (PDB)


Ekonomi Kreatif

Pemetaan kegiatan Ekonomi Kreatif ke Klasifikasi Baku Lapangan Usaha


Indonesia (KBLI) 2015 yang dilakukan oleh BPS dan Bekraf pada tahun
2016 menunjukkan bahwa keenam belas subsektor Ekonomi Kreatif
berkoresponden dengan 223 kelompok KBLI 2015 lima digit. Kategori
lapangan usaha yang mencakup kegiatan Ekonomi Kreatif antara lain:
industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan
sepeda motor, informasi dan komunikasi, penyediaan akomodasi dan
makan minum, jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa hiburan. PDB
Ekonomi Kreatif diolah berdasarkan System of National Account (SNA)
2008, yaitu buku utama berstandar internasional untuk penyusunan
neraca nasional.

SNA 2008 merekomendasikan untuk menggunakan basis establishment


dalam penyusunan PDB. Unit establishment adalah unit usaha yang
terletak di satu lokasi dan melakukan suatu aktivitas produktif yang
menghasilkan nilai tambah. Berangkat dari hal tersebut, PDB Ekonomi
Kreatif disusun berdasarkan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh
establishment yang termasuk dalam 223 kelompok lima digit KBLI 2015
Ekonomi Kreatif.

Dalam penyajian PDB tahunan dikenal istilah angka sangat sementara


(**), angka sementara (*), dan angka tetap. Sedangkan pada penyusunan
10 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

8 | Laporan PDBangka
Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016
PDB triwulanan terdapat istilah angka PDB sangat sangat
sementara (***), tahun
yaitu berjalan.
PDB triwulanan pada saat tahun berjalan. PDB
Angka PDB tahunan sementara merupakan
tahunan sangat sementara merupakan PDB yang dihitung pada akhir
nilai PDB yang dihitung pada tahun sebelumnya. Terakhir,
tahun berjalan. Angka PDB tahunan sementara merupakan nilai PDB
yang dihitung padaPDBtahun
angkasebelumnya.
tetap adalah Terakhir,
PDB yangPDB
sudah direvisi
angka berdasarkan
tetap adalah
PDB yang sudah direvisi berdasarkan
data yang data
telah tersedia yang telah tersedia seluruhnya.
seluruhnya.

Gambar 1. Aturan revisi PDB

Angka tetap Angka Angka sangat Angka sangat Tanggal


sementara sementara sangat sementara
Rilis

PDB
PDB PDB PDB
Q1-Q3 November
2013 2014* 2015** 2016
2016***

Data tidak boleh direvisi

PDB PDB Q4
PDB PDB Q1-Q3
2016** Februari
dan PDB
2014 2015* 2016** 2016** 2017

Data boleh direvisi

Menjadi Menjadi Angka sangat sementara


angka angka
tetap sementara

Aturan revisi pada gambar di atas juga berlaku dalam penghitungan PDB
Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2016, BPS dan Bekraf telah menghitung
PDB Ekonomi Kreatif
Aturantahun
revisi2010-2015.
pada gambarPDBdi Ekonomi Kreatif tahun
atas juga berlaku dalam 2013
merupakan
Gambar 2.1 angka
penghitungan PDB Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2016,2014
tetap, sedangkan PDB Ekonomi Kreatif tahun BPS
dan
Aturan2015
revisi merupakan angka sementara dan angka sangat sementara.
PDB karena itu, dan
Oleh nilaiBEkonomi KreatifKreatif
PDB Ekonomi telah menghitung
tahun 2014PDBdantahun
20152010-
perlu
direvisi berdasarkan
2015.data
PDByang
tahun telah
2013tersedia.
merupakan angka PDB tetap,
sedangkan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan tahun 2015
merupakan angka PDB Ekonomi Kreatif sementara dan PDB
Ekonomi Kreatif sangat sementara. Oleh karena itu, nilai PDB
Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan 2015 perlu direvisi
berdasarkan data yang telah tersedia.

Setelah direvisi, angka PDB tahun 2014 menjadi angka PDB


tetap dan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2015 menjadi angka
Setelah direvisi, angka PDB tahun 2014 menjadi angka
PDB tetap dan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2015 menjadi
angka sementara. Langkah selanjutnyaLAPORAN
adalah PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 11
mengestimasi nilai PDB Ekonomi Kreatif tahun 2016.
NilaiSetelah direvisi, angka
PDB Ekonomi KreatifPDB
2016Ekonomi Kreatif
diestimasi tahun 2014 menjadi angka
dengan
tetap dan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2015 menjadi angka sementara.
menggunakan berbagai indikator dan data sekunder
Langkah selanjutnya adalah mengestimasi nilai PDB Ekonomi Kreatif
yangtahun 2016.
tersedia, Nilai
salah PDB Ekonomi
satunya Kreatif 2016 data
dengan menggunakan diestimasi dengan
menggunakan berbagai indikator dan data sekunder yang tersedia,
yang diperoleh dari Survei Khusus Neraca produksi
salah satunya dengan menggunakan data yang diperoleh dari Survei
Ekonomi
Khusus Kreatif
Neraca(SKNP-EK). Berdasarkan
Produksi Ekonomi Kreatiflangkah-
(SKNP-EK) 2017. Berdasarkan
langkah yang telah disebutkan, diperoleh nilai PDB nilai PDB Ekonomi
langkah-langkah yang telah disebutkan, diperoleh
Kreatif tahun 2014-2016 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
Ekonomi
harga Kreatif
konstan.tahun 2014-2016 baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan.
Gambar 2. Tahapan penyusunan PDB Ekonomi Kreatif

Data SKNP-EK
2017

PDB Ekonomi PDB Ekonomi


PDB Ekonomi
Kreatif 2014 Kreatif 2014
Kreatif 2016
dan 2015 dan 2015 revisi

Data sekunder
Data sekunder
(updated)

Gambar 2.2
Tahapan
Penyusunan
PDB Ekonomi
Kreatif
12 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016
BUKU 2
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA


LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BUKU 2
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA


LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

Metodologi
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id
BUKU 2

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 15

Bab 3
Metodologi

3.1. Konsep Dasar Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator ekonomi


yang digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi di
Indonesia. PDB menggambarkan nilai tambah bruto seluruh barang dan
jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang
timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu.
Sesuai dengan yang direkomendasikan oleh PBB, pada sistem neraca
nasional terdapat tiga pendekatan dalam menyusun PDB, yaitu:

1. PDB produksi menggambarkan jumlah seluruh nilai tambah


bruto (NTB) akibat adanya aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh
establishment menurut lapangan usaha sesuai dengan Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Nilai tambah diperoleh dari
output dikurangi konsumsi antara.

2. PDB pendapatan adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi


berupa kompensasi tenaga kerja, surplus usaha, konsumsi barang
modal tetap, dan neto pajak lainnya atas produksi dan impor.

3. PDB pengeluaran menggambarkan aktivitas konsumsi akhir yang


dilakukan rumah tangga dan pemerintah, pembentukan modal
tetap bruto (PMTB) dan perubahan inventori, serta ekspor dan impor.
16 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Dalam penyajiannya, PDB dapat dinyatakan dalam dua jenis, yaitu:

1. PDB atas dasar harga berlaku (PDB ADHB)

Pada penyusunan PDB ADHB, nilai tambah barang dan jasa dihitung
dengan menggunakan harga berlaku pada setiap tahun.

2. PDB atas dasar harga konstan (PDB ADHK)

Pada penyusunan PDB ADHK, nilai tambah barang dan jasa dihitung
menggunakan harga pada satu tahun tertentu yang digunakan
sebagai tahun dasar penghitungan. Pemilihan tahun dasar ini
berbeda-beda yang biasanya didasarkan pada keadaan atau
stabilitas negara.

Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam penghitungan PDB atas


dasar harga berlaku, yaitu:

1. Pendekatan Produksi

Pada metode ini, PDB dihitung dengan menjumlahkan semua


nilai tambah seluruh unit usaha. Nilai tambah diperoleh dengan
mengurangi output dengan konsumsi antara. Nilai output diperoleh
dengan mengalikan kuantum produksi dengan harga pada tahun
berjalan.

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡b,t = Produksit × Hargat


NTBb,t = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡b,t − Konsumsi Antarab,t

Keterangan:
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡b,t = Output/ nilai produksi atas dasar harga berlaku

tahun ke-t
NTBb,t = Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun
NTB
NTB b,t ke-t
Produksi
b,t t
Produksi = Kuantum produksi tahun ke-t
Produksi
Hargat tt
Harga
Hargatt = Harga produksi tahun ke-t

Output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan dalam satu periode
tertentu, biasanya satu tahun dan dinilai atas harga dasar (basic price).
Ada dua jenis output, yaitu:

i. Output utama
ii. Output sekunder
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 17

Konsumsi antara adalah nilai barang dan jasa yang dikonsumsi sebagai
input dalam proses produksi atau nilai barang dan jasa tidak tahan lama
(waktu pemakaian kurang dari setahun) yang digunakan/habis dalam
proses produksi. Konsumsi antara ini dinilai atas dasar harga pembeli.

Nilai tambah dideskripsikan sebagai kontribusi tenaga kerja dan modal


dalam proses produksi.

Nilai Tambah Bruto adalah selisih antara output dan konsumsi antara
(BPS, 2013).

2. Pendekatan Pendapatan

ada metode ini PDB dihitung berdasarkan penjumlahan dari


P
seluruh balas jasa yang diterima faktor produksi.

PDBb,t = Wt + OSt + CFCt + TOPIt

Keterangan:

𝑊
= Kompensasi tenaga kerja tahun ke-t
𝑡
𝑁𝑂𝑆𝑡
𝑂𝑆
𝑡 = Surplus usaha tahun ke-t yang terdiri dari sewa
𝑊
𝐶𝐹𝐶
𝑡 𝑡 aset non-produced, bunga yang diperoleh dari aset
𝑁𝑂𝑆𝑡 𝑇𝑂𝑃𝑡 finansial, serta profit/keuntungan dari kewiraswastaan
𝐶𝐹𝐶𝑡 = Konsumsi barang modal tetap tahun ke-t
𝑇𝑂𝑃=𝑡 Pajak lainnya atas produksi dan impor tahun ke-t
𝑇𝑂𝑃𝐼𝑡

3. Pendekatan Pengeluaran

DB ADHB disusun dengan menjumlahkan seluruh komponen


P
permintaan akhir.

𝑃𝐷𝐵𝑡 = 𝑃𝐹𝐶𝐸𝑡 + 𝐺𝐹𝐶𝐸𝑡 + 𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 + 𝑋𝑡 − 𝑀𝑡



Keterangan:

= Konsumsi
𝑃𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡tangga 𝑋dan
rumah 𝑡 𝑀lembaga
𝑡 nonprofit
tahun ke-t

𝑃𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐹𝐶𝐸𝑡 = 𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 pemerintah


Konsumsi 𝑋𝑡 𝑀 tahun
𝑡 ke-t

𝑃𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 = Pembentukan


𝑋𝑡 𝑀𝑡 modal tetap bruto tahun ke-t
18 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 𝑋𝑡 𝑀𝑡 = Ekspor tahun ke-t

𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 𝑋𝑡 𝑀𝑡 = Impor tahun ke-t

Penghitungan PDB atas dasar harga konstan dapat didekati melalui tiga
pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Revaluasi

Pada metode revaluasi, output diperoleh dengan mengalikan


kuantum produksi dengan harga pada tahun dasar.

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘,t = Produksit × Hargao


NTBk,t = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘,t − Konsumsi Antara𝑘,t

Keterangan:
Hargao = Harga produksi tahun dasar

2. Pendekatan Ekstrapolasi

ada metode ekstrapolasi, output harga konstan tahun berjalan


P
diperoleh dengan mengalikan output tahun dasar dengan suatu
indeks produksi.

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘,t = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡k,o × (IPt⁄100�


NTBk,t = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘,t − Konsumsi Antara𝑘,t

Keterangan:
IP𝑡 = Indeks produksi tahun ke-t

3. Pendekatan Deflasi

ada metode deflasi, output harga konstan tahun berjalan diperoleh


P
dengan membagi output harga berlaku tahun berjalan dengan
indeks harga.

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘,t = (𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡b,t ⁄ IHt ) ∗ 100


NTBk,t = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘,t − Konsumsi Antara𝑘,t

Keterangan:

IH𝑡 = Indeks harga tahun ke-t


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 19

3.2. Revisi PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2015

Revisi PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2015 baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan dilakukan berdasarkan
perubahan/revisi data sekunder maupun ketersediaan data baru yang
pada tahun 2016 lalu belum tersedia. Perubahan PDB Ekonomi Kreatif
atas dasar harga berlaku tahun 2014-2015 disebabkan oleh updating
data nilai tambah di lima subsektor Ekonomi Kreatif yaitu subsektor
fotografi; aplikasi dan game developer; penerbitan; televisi dan radio; dan
seni rupa. Sedangkan subsektor yang hanya merevisi tahun 2015 adalah
kriya; kuliner; musik; dan fesyen.

Pada PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan, terdapat enam
subsektor yang merevisi nilai tambahnya yaitu subsektor fotografi; kriya;
aplikasi dan game developer; penerbitan; televisi dan radio; dan seni rupa
untuk tahun 2014 dan 2015. Empat subsektor lainnya, yaitu film, animasi,
dan video; kuliner; musik; dan fesyen mengalami revisi di tahun 2015.
Metodologi penyusunan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2015 revisi
atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan menurut subsektor
Ekonomi Kreatif akan dijelaskan secara lebih rinci, sebagai berikut:

1. Subsektor Film, Animasi, dan Video

Lima digit KBLI 2015 Ekonomi Kreatif subsektor film, animasi,


dan video tercakup dalam lapangan usaha industri pengolahan,
informasi dan komunikasi, dan jasa pendidikan. Nilai tambah atas
dasar harga konstan subsektor ini pada tahun 2015 mengalami revisi
pada lapangan usaha industri pengolahan. Revisi dilakukan karena
adanya updating data terkait subsektor film, animasi, dan video.

2. Subsektor Fotografi

ilai tambah subsektor fotografi diperoleh dengan menambahkan


N
nilai tambah bruto yang tercipta pada establishment subsektor
fotografi yang tersebar atau tergolong pada lapangan usaha jasa
perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya (pemerintah dan
swasta). Subsektor ini mengalami revisi nilai tambah untuk tahun
2014 dan 2015 baik atas dasar harga berlaku maupun atas harga
konstan. Revisi dilakukan karena adanya updating data realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun
tersebut.
20 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

3. Subsektor Kriya

enghitungan nilai tambah subsektor kriya dilakukan dengan


P
menjumlahkan nilai tambah bruto subsektor kriya yang tersebar
pada lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan besar
dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sesuai
dengan KBLI 2015. Revisi dilakukan pada nilai tambah subsektor
kriya atas dasar harga berlaku tahun 2015.

evisi dilakukan karena adanya updating data dasar yang digunakan


R
dalam penghitungan nilai tambah pada lapangan usaha industri
pengolahan, yang selanjutnya berdampak pada lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan
sepeda motor yang diestimasi dengan pendekatan commodity flow.

4. Subsektor Kuliner

Nilai tambah subsektor kuliner diperoleh dengan menjumlahkan


nilai tambah bruto subsektor kuliner pada lapangan usaha industri
pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan
mobil dan sepeda motor, serta lapangan usaha penyediaan
akomodasi dan makan minum.

evisi subsektor ini dilakukan karena adanya perbaikan nilai tambah


R
bruto subsektor kuliner pada lapangan usaha penyediaan makan
minum tahun 2015 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
harga konstan karena adanya updating data terkait yang digunakan
dalam penghitungan nilai tambah tersebut, yaitu data pengeluaran
konsumsi penduduk untuk makanan jadi.

5. Subsektor Musik

ilai tambah subsektor musik disusun berdasarkan nilai tambah


N
bruto subsektor musik yang tergolong dalam lapangan usaha
industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan
perawatan mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi, jasa
perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya.

ilai tambah subsektor ini direvisi untuk penghitungan tahun 2015


N
baik nilai PDB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. Revisi disebabkan adanya perubahan pada lapangan usaha
jasa pendidikan. Hal ini terjadi karena adanya updating data pada
jumlah peserta kursus yang menjadi indikator dalam penghitungan
nilai tambah lapangan usaha pendidikan.
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 21

6. Subsektor Fesyen

enurut pemetaan KBLI 2015, subsektor fesyen tersebar pada


M
lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan
eceran; reparasi dan perawatan mobil, dan sepeda, dan jasa
pendidikan. Revisi nilai tambah subsektor fesyen dilakukan untuk
tahun 2015 baik PDB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
harga konstan. Revisi terjadi karena adanya updating data pada
lapangan usaha industri pengolahan dan jasa pendidikan. Pada
lapangan usaha industri pengolahan, revisi dilakukan karena
adanya perubahan data dasar yang digunakan, sedangkan pada
lapangan usaha jasa pendidikan disebabkan karena adanya
updating data pada jumlah peserta kursus yang menjadi indikator
dalam penghitungan PDB lapangan usaha pendidikan.

7. Subsektor Aplikasi dan Game Developer

evisi nilai tambah subsektor aplikasi dan game developer


R
tahun 2014-2015 atas dasar harga berlaku dan konstan disusun
berdasarkan perbaikan pada lapangan usaha yang menyusun nilai
tambah subsektor aplikasi dan game developer. Ada tiga lapangan
usaha yang mencakup subsektor aplikasi dan game developer di
dalamnya, yaitu lapangan usaha informasi dan komunikasi, jasa
perusahaan, dan jasa lainnya. Revisi dilakukan pada lapangan
usaha informasi dan komunikasi terkait adanya updating data
pertumbuhan pendapatan dalam laporan keuangan perusahaan
go public yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah atas
dasar harga konstan subsektor aplikasi dan game developer pada
lapangan usaha informasi dan komunikasi.

8. Subsektor Penerbitan

ada subsektor penerbitan revisi dilakukan untuk tahun 2014


P
dan 2015 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
harga konstan yang disusun berdasarkan nilai tambah bruto
subsektor penerbitan yang tercakup dalam lapangan usaha
industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi
dan perawatan mobil dan sepeda motor, informasi dan
komunikasi, jasa perusahaan, dan jasa lainnya. Revisi dilakukan
pada lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar
dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor,
dan informasi dan komunikasi karena adanya updating data dasar
yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah subsektor
penerbitan.
22 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

9. Subsektor Periklanan

S ubsektor periklanan mengalami revisi pada tahun 2015 akibat


adanya updating data pajak reklame yang digunakan dalam
penghitungan nilai tambah subsektor periklanan

10. Subsektor Televisi dan Radio

erdasarkan hasil pemetaan subsektor Ekonomi Kreatif ke KBLI 2015,


B
kesimpulan subsektor televisi dan radio tercakup dalam lapangan
usaha informasi dan komunikasi. Subsektor ini mengalami revisi
untuk tahun 2014 dan 2015 baik untuk nilai tambah atas dasar harga
berlaku maupun nilai tambah atas dasar harga konstan. Perubahan
dilakukan karena adanya data yang lebih up to date terkait laporan
keuangan perusahaan televisi dan radio yang go public serta data
belanja iklan.

11. Subsektor Seni Rupa

S ubsektor seni rupa disusun berdasarkan nilai tambah subsektor


seni rupa pada lapangan usaha perdagangan besar, dan eceran;
reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, jasa perusahaan,
jasa pendidikan, dan jasa lainnya. Revisi dilakukan untuk tahun
2014 dan 2015 baik untuk niai tambah atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan. Perbaikan terjadi karena updating
data pengeluaran penduduk untuk barang-barang pajangan yang
digunakan sebagai indikator penghitungan nilai tambah subsektor
seni rupa pada lapangan usaha perdagangan, besar, dan eceran;
reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor. Revisi subsektor
jasa lainnya pemerintah dilakukan karena adanya perubahan data
realisasi APBN.

3.3. Metode Penghitungan PDB Ekonomi Kreatif Tahun


2016

Pada penghitungan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2016, selain


menggunakan data sekunder yang disediakan oleh BPS maupun instansi
lain. BPS dan Bekraf bekerja sama mengadakan Survei Khusus Neraca
Produksi Ekonomi Kreatif 2017 (SKNP-EK 2017). Survei ini dilakukan
untuk menyediakan informasi mengenai perkembangan tahunan
indikator perusahaan/usaha. SKNP-EK 2017 dilakukan di sepuluh provinsi
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 23

di Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa


Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan
Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, PDB


Ekonomi Kreatif disusun dengan menjumlahkan nilai tambah bruto dari
establishment-establishment subsektor Ekonomi Kreatif yang tercakup
dalam lapangan usaha KBLI 2015 Ekonomi Kreatif. Oleh karena itu, metode
yang digunakan untuk menghitung tiap subsektor Ekonomi Kreatif akan
berbeda-beda sesuai dengan lapangan usaha yang mencakup subsektor
Ekonomi Kreatif tersebut. Metode penghitungan PDB Ekonomi Kreatif
atas dasar harga berlaku (PDB ADHB) maupun atas dasar harga konstan
(PDB ADHK) menurut subsektor Ekonomi Kreatif secara rinci, adalah
sebagai berikut;

1. Subsektor Arsitektur

E stablishment yang tergolong dalam subsektor arsitektur tercakup


dalam lapangan usaha jasa perusahaan. Metode yang digunakan
dalam penghitungan nilai tambah bruto (NTB) subsektor arsitektur
adalah:

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor arsitektur tahun 2016 diestimasi
menggunakan indikator dari industri konstruksi.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor arsitektur tahun 2016 diestimasi
menggunakan indikator dari industri konstruksi

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. PDB Indonesia, BPS
2. Subsektor Desain Interior

S ubsektor desain interior tercakup dalam lapangan usaha jasa


perusahaan dan jasa pendidikan. Berikut merupakan metode yang
digunakan dalam penghitungan NTB subsektor desain interior.

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor desain interior pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator
industri real estat.
24 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor desain interior pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator
industri real estat.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. PDB Indonesia, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor desain interior pada lapangan usaha
jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator
produksi berupa jumlah siswa dan indikator harga berupa output
per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan
output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor desain interior pada lapangan usaha
jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode
deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor desain
interior pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) kursus.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud)
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

3. Subsektor Desain Komunikasi Visual

E stablishment yang tergolong dalam subsektor desain komunikasi


visual tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan dan jasa
pendidikan. Berikut merupakan estimasi yang digunakan dalam
penghitungan NTB subsektor desain komunikasi visual.

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor desain komunikasi visual pada lapangan
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 25

usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan


hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor desain komunikasi visual pada lapangan
usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor
desain komunikasi visual pada lapangan usaha jasa perusahaan
tahun 2016 dengan IHK umum.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor desain komunikasi visual pada lapangan
usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan produksi yaitu dengan mengalikan indikator
produksi berupa jumlah siswa dan indikator harga berupa output
per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan
output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor desain komunikasi visual pada lapangan
usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan deflasi, yaitu dengan dengan membagi NTB ADHB
subsektor desain komunikasi visual pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

4. Subsektor Desain Produk

Establishment yang tergolong dalam subsektor desain produk


tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan dan jasa
pendidikan. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam
penghitungan PDB subsektor desain produk.
26 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor desain produk pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator
industri kemasan.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor desain produk pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator
industri kemasan.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor desain produk pada lapangan usaha
jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator
produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa
output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan
mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor desain produk pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan metode deflasi,
yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor desain produk
pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK
kursus.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

5. Subsektor Film, Animasi, dan Video

Establishment yang tergolong dalam subsektor film, animasi,


dan video tercakup dalam lapangan usaha industri pengolahan,
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 27

informasi dan komunikasi, dan jasa pendidikan. Berikut merupakan


metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor film,
animasi, dan video.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB
PDB ADHB subsektor film, animasi, dan video pada lapangan
usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan
output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor film, animasi, dan video pada lapangan
usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung
dengan menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu
indikator produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-
EK 2017 serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya
seperti ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK
diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB
tahun dasar.

c. Sumber Data
1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS
2. Statistik Industri Mikro dan Kecil, BPS
3. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf
4. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor film, animasi, dan video pada lapangan
usaha informasi dan komunikasi tahun 2016 diestimasi
menggunakan pendekatan produksi. Output ADHB diperoleh
dengan menggerakan NTB ADHB subsektor film, animasi, dan
video pada lapangan usaha informasi dan komunikasi tahun
2015 dengan pertumbuhan jumlah penonton lima belas film
Indonesia peringkat teratas. NTB ADHB diperoleh dengan
mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK
Output ADHK subsektor film, animasi, dan video pada lapangan
28 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

usaha informasi dan komunikasi tahun 2016 diestimasi


menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi
output ADHB subsektor film, animasi, dan video pada lapangan
usaha informasi dan komunikasi tahun 2016 dengan IHK umum.
NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan
rasio NTB tahun 2010.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Harga Konsumen, BPS
3. Film Indonesia (filmindonesia.or.id)

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor film, animasi, dan video pada
lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan
menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan
indikator produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga
berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan
mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor film, animasi, dan video pada lapangan
usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan
metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor
film, animasi, dan video pada lapangan usaha jasa pendidikan
tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

6. Subsektor Fotografi

E stablishment yang tergolong dalam subsektor fotografi tercakup


dalam lapangan usaha jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan
jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam
penghitungan NTB subsektor fotografi.
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 29

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan hasil SKNP-EK
2017.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode
deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor fotografi
pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 dengan IHK
umum.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator
produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa
output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan
mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan metode deflasi,
yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor fotografi pada
lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Harga Konsumen, BPS
3. Statistik Pendidikan, Kemendikbud
30 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa
lainnya tahun 2016 diestimasi dengan indikator yang berasal
dari SKNP-EK 2017. Nilai tambah bruto ADHB diperoleh dengan
mengalikan output dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK
Output ADHK subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa
lainnya tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
deflasi, yaitu dengan membagi output ADHB subsektor fotografi
pada lapangan usaha jasa lainnya tahun 2016 dengan IHK yang
bersesuaian. NTB ADHK subsektor fotografi pada lapangan
usaha jasa lainnya tahun 2016 diperoleh dengan mengalikan
output ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud
3. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf
4. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Pemerintah)

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya
(pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator
jasa lainnya pemerintah berupa realisasi APBN.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya
(pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator
jasa lainnya pemerintah berupa realisasi APBN.

c. Sumber Data
1. Realisasi belanja pegawai dan estimasi konsumsi modal
tetap APBN dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)

7. Subsektor Kriya

Establishment yang tergolong dalam subsektor kriya tercakup dalam


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 31

lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan besar dan


eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor. Berikut
merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan NTB
subsektor kriya.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor kriya pada lapangan usaha industri
pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB
dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor kriya pada lapangan usaha industri
pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan
menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator
produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017
serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti
ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh
dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data
1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS
2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS
3. Statistik Harga Produsen, BPS
4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf
5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan


Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK


Output ADHB maupun ADHK subsektor kriya pada lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan
mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya
margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan
dari industri pengolahan di subsektor kriya. Output utama
diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio
margin perdagangan. Output sekunder diperoleh dengan
menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB
32 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data
1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang
BPS
2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
3. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS
4. Survei Penyediaan dan Penggunaan Jasa (SPPJ), BPS

8. Subsektor Kuliner

E stablishment yang tergolong dalam subsektor kuliner tercakup


dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar
dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, dan
penyediaan akomodasi dan makan minum. Berikut merupakan
metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor
kuliner.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor kuliner pada lapangan usaha industri
pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB
dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor kuliner pada lapangan usaha industri
pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan
menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator
produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017
serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti
ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh
dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data
1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS
2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS
3. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf
4. SUT Indonesia tahun 2010, BPS


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 33

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan


Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK


Output ADHB maupun ADHK subsektor kuliner pada lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan
mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya
margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan
dari industri pengolahan di subsektor kuliner. Output utama
diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio
margin perdagangan. Output sekunder diperoleh dengan
menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB
diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data
1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang
BPS
2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
3. SKSJ, BPS
4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor kuliner pada lapangan usaha penyediaan
akomodasi dan makan minum tahun 2016 diestimasi
menggunakan pendekatan permintaan. Output utama ADHB
diperoleh dengan menjumlahkan pengeluaran penduduk
terhadap produk penyediaan makan minum ditambah dengan
konsumsi wisatawan mancanegara dikurangi pengeluaran
wisatawan nasional atau impor restoran). Output sekunder
dihitung dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif
2010. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB
dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor kuliner pada lapangan usaha penyediaan
akomodasi dan makan minum tahun 2016 diestimasi
menggunakan pendekatan deflasi. Output ADHB tahun 2016
dibagi dengan IHP penyediaan makan minum. NTB ADHK
dihitung dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.
34 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

c. Sumber Data
1. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas), BPS
2. Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, BPS
3. Passanger Exit Survey (Publikasi Statistik Kunjungan
Wisatawan Mancanegara), BPS
4. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

9. Subsektor Musik

E stablishment yang tergolong dalam subsektor musik tercakup


dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan
eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, informasi
dan komunikasi, jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya.
Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan
NTB subsektor musik.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor musik pada lapangan usaha industri
pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB
dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor musik pada lapangan usaha industri
pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan
menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator
produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017
serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti
ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh
dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data
1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS
2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS
3. Statistik Harga Produsen, BPS
4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf
5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 35

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan


Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK


Output ADHB maupun ADHK subsektor musik pada lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan
mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya
margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari
industri pengolahan musik dan aktivitas penerbitan musik, dan
buku musik. Output utama diperoleh dari perkalian antara output
industri dengan rasio margin perdagangan. Output sekunder
diperoleh dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif
2010. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB
dengan rasio NTB.

b. Sumber Data
1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang
BPS
2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
3. SKSJ, BPS
4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB
Nilai output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha
informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi
menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan
menyesuaikan pertumbuhan subsektor musik dengan subsektor
film, animasi, dan video. Hal ini dikarenakan subsektor musik
merupakan bagian kecil dari industri Produksi Gambar Bergerak,
Video, dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan
(yang merupakan industri SUT dari subsektor film, animasi, dan
video). NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB
dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK
Output ADHK subsektor musik pada lapangan usaha informasi
dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi Output ADHB
subsektor musik pada lapangan usaha informasi dan komunikasi
tahun 2016 dengan IHK umum. NTB ADHK diperoleh dengan
36 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun 2010.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan hasil SKNP-EK
2017.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor musik pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode
deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor musik pada
lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 dengan IHK umum.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator
produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa
output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan
mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor musik pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan
deflasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB subsektor musik pada
lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 37

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa lainnya
(swasta) tahun 2016 diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi
output ADHB tahun 2015 menggunakan pertumbuhan hasil
pengolahan SKNP-EK 2017. NTB diperoleh dengan mengalikan
ouput dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK
Output ADHK subsektor musik pada lapangan usaha jasa lainnya
(swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
deflasi, yaitu dengan membagi output ADHB subsektor musik
pada lapangan usaha jasa lainnya tahun 2016 dengan IHK yang
bersesuaian. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output
ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS
3. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

10. Subsektor Fesyen

E stablishment yang tergolong dalam subsektor fesyen tercakup


dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar
dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, dan
jasa pendidikan. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam
penghitungan PDB subsektor fesyen.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor fesyen pada lapangan usaha industri
pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB
dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor fesyen pada lapangan usaha industri
pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
38 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan


menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator
produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017
serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti
ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh
dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data
1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS
2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS
3. Statistik Harga Produsen, BPS
4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf
5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

apangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan


L
Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK


Output ADHB maupun ADHK subsektor fesyen pada lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan
mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya
margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan
dari industri pengolahan di subsektor fesyen. Output utama
diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio
margin perdagangan. Output sekunder diperoleh dengan
menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB
diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data
1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang
BPS
2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
3. SKSJ, BPS
4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor fesyen pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 39

produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa


output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan
mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor fesyen pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan
deflasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB subsektor fesyen
pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK
kursus.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

11. Subsektor Aplikasi dan Game developer

E stablishment yang tergolong dalam subsektor aplikasi dan game


developer tercakup dalam lapangan usaha informasi dan komunikasi,
jasa perusahaan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang
digunakan dalam penghitungan NTB subsektor aplikasi dan game
developer.

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada
lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016
diperoleh menggunakan pertumbuhan pendapatan dalam
laporan keuangan perusahaan go public. Kemudian nilai NTB
berlaku diperoleh dari perkalian antara output ADHB dan rasio
NTB.

b. NTB ADHK
Output ADHK subsektor aplikasi dan game developer pada
lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016
diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan
membagi output ADHB subsektor aplikasi dan game developer
pada lapangan usaha informasi dan komunikasi tahun 2016
dengan IHK umum. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan
output ADHK dengan rasio NTB tahun 2010.
40 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

c. Sumber Data
1. Laporan keuangan perusahaan go public, BEI
2. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan
usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan
hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan
usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan
metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK
umum.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan
usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan
hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan
usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan
metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK
umum.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

12. Subsektor Penerbitan

Establishment yang tergolong dalam subsektor penerbitan tercakup


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 41

dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar


dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor,
informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, dan jasa lainnya. Berikut
merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB
subsektor penerbitan.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor penerbitan pada lapangan usaha industri
pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB
dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha industri
pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan
ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan
menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator
produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017
serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti
ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh
dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data
1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS
2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS
3. Statistik Harga Produsen, BPS
4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf
5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan


Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK


Output ADHB maupun ADHK subsektor penerbitan pada
lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan
perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi
menggunakan pendekatan commodity flow, yaitu dengan
menghitung besarnya margin perdagangan barang-barang
subsektor penerbitan yang diperdagangkan. Output utama
diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio
margin perdagangan. Output sekunder dihitung menggunakan
42 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh dari survei


khusus. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB
dengan rasio NTB.

b. Sumber Data
1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang
BPS
2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
3. SKSJ, BPS
4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB
Output ADHB penerbitan pada lapangan usaha informasi dan
komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan
indikator pertumbuhan industri percetakan (industri pencetakan
dan reproduksi media rekaman dan industri keras dan barang
dari kertas). Untuk nilai NTB ADHB diperoleh antara perkalian
output ADHB dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK
Output ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha
informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi
menggunakan metode deflasi. Output ADHK diperoleh dengan
membagi output ADHBnya dengan IHP industri barang cetakan
dan barang-barang dari kertas. NTB ADHK diperoleh dengan
mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun 2010.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Harga Produsen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor penerbitan pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator hasil
SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 43

deflasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

13. Subsektor Periklanan

E stablishment yang tergolong dalam subsektor periklanan tercakup


dalam lapangan usaha jasa perusahaan. Metode yang digunakan
dalam penghitungan NTB subsektor periklanan adalah:

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor periklanan pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator
pajak reklame.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor periklanan pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode
deflasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Keuangan dan Pemerintahan, BPS
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

14. Subsektor Televisi dan Radio

E stablishment yang tergolong dalam subsektor televisi dan radio


tercakup dalam lapangan usaha informasi dan komunikasi. Metode
yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor televisi dan
radio adalah:

Lapangan Usaha: Jasa Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB
Output ADHB televisi dan radio pada lapangan usaha informasi
(swasta) diestimasi menggunakan laporan perusahaan televisi
dan radio yang go public. Untuk nilai NTB ADHB diperoleh antara
perkalian output ADHB dengan rasio NTB.
44 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

b. NTB ADHK
Output ADHK subsektor televisi dan radio pada lapangan usaha
informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi
menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi
output ADHB dengan IHK yang bersesuaian. NTB ADHK diperoleh
dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Informasi dan Komunikasi (Pemerintah)

a. NTB ADHB
NTB ADHB televisi dan radio pada lapangan usaha informasi
(pemerintah) diestimasi menggunakan data realisasi belanja
pegawai dan konsumsi barang modal tetap.

b. NTB ADHK
NTB ADHB subsektor televisi dan radio pada lapangan usaha
informasi dan komunikasi (pemerintah) tahun 2016 diestimasi
menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi NTB
ADHB dengan indeks upah dan implisit PMTB.

c. Sumber Data
1. Realisasi belanja pegawai dan estimasi konsumsi modal
tetap APBN dan APBD

15. Subsektor Seni Pertunjukan

E stablishment yang tergolong dalam subsektor seni pertunjukan


tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan, jasa pendidikan,
dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam
penghitungan PDB subsektor seni pertunjukan.

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha
jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator
laporan keuangan perusahaan go public di bidang seni
pertunjukkan.
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 45

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha
jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode
deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Bursa Efek Indonesia (BEI)
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha
jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator
produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa
output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan
mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan
deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor seni
pertunjukan pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016
dengan IHK kursus.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan
usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diperoleh dengan
melakukan ekstrapolasi output ADHB tahun 2015 menggunakan
pertumbuhan dari data hasil SKNP-EK yang telah diolah. NTB
ADHB diperoleh dengan mengalikan output dengan rasio NTB
yang bersesuaian.
46 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

b. NTB ADHK
Output ADHK subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha
jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi output ADHB
dengan IHK yang bersesuaian. NTB ADHK diperoleh dengan
mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS
3. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

16. Subsektor Seni Rupa

Establishment yang tergolong dalam subsektor seni rupa tercakup


dalam lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi
dan perawatan mobil dan sepeda motor, jasa perusahaan, jasa
pendidikan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang
digunakan dalam penghitungan PDB subsektor seni rupa.

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan


Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil
dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan permintaan. Output merupakan penjumlahan dari
pengeluaran penduduk untuk barang-barang pajangan. NTB
ADHB diperoleh dengan mengalikan output dengan rasio NTB-
nya.

b. NTB ADHK
Output ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil
dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan
pendekatan deflasi. Output ADHK diperoleh dengan membagi
output ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data
1. Susenas, BPS
2. Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, BPS
3. Statistik Harga Konsumen, BPS
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 47

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator hasil
SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa
perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode
deflasi yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB
Output ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator
produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa
output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan
mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa
pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan
deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor seni rupa
pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK
kursus.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya
48 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

(swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator hasil


SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya
(swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi
yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data
1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS
2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf
3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Pemerintah)

a. NTB ADHB
NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya
(pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator
jasa lainnya pemerintah berupa realisasi APBN.

b. NTB ADHK
NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya
(pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator
jasa lainnya pemerintah berupa realisasi APBN.

c. Sumber Data
1. Realisasi belanja pegawai dan estimasi konsumsi modal
tetap APBN dan APBD
BUKU 2
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA


LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BUKU 2
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA


LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

HASIL
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id
BUKU 2

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 51

Bab 4
Hasil

4.1. Kondisi Makro PDB Indonesia Tahun 2016

Setelah tumbuh sebesar 3,2 persen pada tahun 2015, perekonomian


global mengalami perlambatan pada tahun 2016, dengan tumbuh
sebesar 3,1 persen1. Negara maju secara umum menjadi penyumbang
perlambatan, dengan kinerja 2,1 persen (2015) menjadi 1,6 persen
(2016). Sedangkan perekonomian negara berkembang tumbuh 4,1
persen. Sementara itu, perekonomian Indonesia sempat melambat dari
5,01 persen pada tahun 2014, menjadi tumbuh sebesar 4,88 persen pada
tahun 2015. Namun, kinerja perekonomian Indonesia kembali menguat
dengan tumbuh sebesar 5,02 persen pada tahun 2016 (Gambar 3).

Pada tahun 2014, PDB Indonesia atas dasar harga berlaku mencapai
10.569,71 triliun rupiah dan meningkat sebesar 17,38 persen menjadi
12.406,81 triliun rupiah pada tahun 2016. Rata-rata pertumbuhan
besaran PDB Indonesia atas dasar harga berlaku setiap tahun selama
kurun waktu tersebut mencapai 9,14 persen. Nilai PDB Indonesia atas
dasar harga konstan meningkat sebesar 10,14 persen dari 8.564,87 triliun
rupiah tahun 2014 menjadi 9.433,03 triliun rupiah pada tahun 2016.
Rata-rata pertumbuhan besaran PDB Indonesia atas dasar harga konstan
setiap tahun selama kurun waktu tersebut mencapai 4,97 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 ditopang


seluruh lapangan usaha, sedangkan dari sisi pengeluaran, capaian ini
didukung menguatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan
Bank Indonesia. 2017. Laporan Perekonomian Indonesia 2016. hlm. 3.
1
(2016). Sedangkan perekonomian negara emerging tahun 2016
market dan berkembang stagnan pada angka 4,3 persen. dibandingkan
52 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 tahun 2015,
Perekonomian Indonesia sempat melambat dari 5,01 meskipun
Lembaga
persen padaNon-Profit
tahun 2014, yangmenjadi
Melayani Rumahsebesar
tumbuh Tangga 4,88
(LNPRT) (Lampiran 3
perekonomian
dan 4).pada tahun 2015. Namun, kinerja perekonomian
persen global tumbuh
Gambar 3. PDB atas dasar harga berlaku, PDB atas dasar melambat.
Indonesia kembali menguat dengan tumbuh sebesar 5,02
harga
persen padadan
konstan, tahun 2016
laju (Gambar 4.1).
pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2014-2016
.

14.000.000 5,20

5,02
12.000.000 5,01
5,00
4,88
10.000.000
4,80
8.000.000
Miliar Rp

persen
6.000.000 4,60

4.000.000
4,40
2.000.000

0 4,20
2014 2015 2016
Tahun
PDB ADHB PDB ADHK Laju Pertumbuhan

Sumber: Badan Pusat Statistik


Sumber: Badan Pusat Statistik

Gambar 4.1 PDB atas


Pada tahun 2014, PDB Indonesia atas dasar harga
dasar harga berlaku,
4.2. mencapai
berlaku Besaran10.569,71
PDB Ekonomi Kreatif
triliun rupiah Tahun 2014-2016
dan meningkat PDB atas dasar harga

sebesar 17,38 persen menjadi 12.406,81 triliun rupiah konstan, dan laju
pertumbuhan PDB
pada tahun 2016. Rata-rata pertumbuhan besaran PDB Indonesia tahun 2014-
Sesuai dengan aturan revisi PDB, pada Februari 2017 BPS merevisi nilai
Indonesia atas dasar harga berlaku setiap tahun selama 2016
PDB Indonesia untuk tahun 2014 dan 2015. PDB tahun 2014 berubah dari
angka sementara menjadi angka tetap, sedangkan besaran PDB tahun
2015 berubah dari angka sangat sementara menjadi angka sementara.
Tidak semua nilai PDB menurut lapangan usaha mengalami revisi. Pada
umumnya, revisi dilakukan pada lapangan usaha yang mengalami
updating data yang sebelumnya belum tersedia atau belum lengkap.

Nilai PDB Indonesia pada tahun 2014 yang semula bernilai 10.565,82
triliun rupiah direvisi menjadi 10.569,71 triliun rupiah (ADHB), dan dari
8.566,27 triliun rupiah menjadi 8.564,87 triliun rupiah (ADHK). Sedangkan
PDB Indonesia tahun 2015 mengalami revisi dari 11.540,79 triliun rupiah
menjadi 11.531,72 triliun rupiah (ADHB) dan dari 8.976,93 triliun rupiah
menjadi 8.982,51 triliun rupiah (ADHK).
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 53

Sejalan dengan revisi PDB Indonesia, PDB Ekonomi Kreatif juga


mengalami revisi baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. Nilai PDB Ekonomi Kreatif Indonesia ADHB tahun 2014 direvisi
dari 784,82 triliun rupiah menjadi 784,87 triliun rupiah. Nilai PDB Ekonomi
Kreatif Indonesia ADHB tahun 2015 juga direvisi dari 852,24 triliun rupiah
menjadi 852,56 triliun rupiah. Untuk PDB Ekonomi Kreatif ADHK, pada
tahun 2014 direvisi dari 657,69 triliun rupiah menjadi 657,67 triliun
rupiah dan nilai tahun 2015 direvisi dari 686,48 triliun rupiah menjadi
686,66 triliun rupiah. Revisi PDB dan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar
56 | Laporan 4.Ekonomi
PDB Nilai PDB Nasional
Kreatif dan Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan
Tahun 2014-2016
2015 sebelum dan sesudah revisi
Tahun 2014

sesudah revisi 8.564,87 sesudah revisi 657,67


sebelum revisi 8.566,27 sebelum revisi 657,69
sesudah revisi 10.569,71 sesudah revisi 784,87
sebelum revisi 10.565,82 sebelum revisi 784,82

0 4.500 9.000 13.500 0 250 500 750 1.000


PDB Nasional
Triliun Rp PDB Ekonomi
Triliun Rp

Total PDB PDB Ekonomi Kreatif

Tahun 2015

sesudah revisi 8.982,51 sesudah revisi 686,66

sebelum revisi 8.976,93 sebelum revisi 686,48

sesudah revisi 11.531,72 sesudah revisi 852,56

sebelum revisi 11.540,79 sebelum revisi 852,24

0 4.500 9.000 13.500 0 500 1.000


Triliun Rp Triliun Rp

Total PDB PDB Ekonomi Kreatif


ADHB ADHK

Sumber: Badan Pusat Statistik


Sumber: Badan Pusat Statistik

Revisi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tidak dialami oleh


Revisi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tidak dialami oleh semua subsektor
semua
Ekonomi Kreatif. Subsektor subsektor
yang Ekonomi
mengalami Kreatif.
revisi Subsektor
antara yang
lain subsektor
mengalami
fotografi, aplikasi dan game revisi antara
developer, lain subsektor
penerbitan, fotografi,
periklanan, dan aplikasi
seni dan
rupa. Gambar 4.2 Nilai game developer, penerbitan, periklanan, dan seni rupa. Revisi
PDB nasional dan
nilai PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga berlaku
Ekonomi Kreatif
PDB Ekonomi Kreatif Indonesia sejak tahun 2014 hingga tahun 2016,
tahun 2014 dan dan atas dasar harga konstan tahun 2014 dan 2015 secara
terus meningkat. Pada tahun 2014, PDB atas dasar harga berlaku yang
2015 sebelum dan
lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6.
dihasilkan oleh
sesudah revisisektor Ekonomi Kreatif adalah sebesar 784,87 triliun

rupiah, nilai ini meningkat 17,55 persen pada tahun 2016 menjadi 922,59
PDB Ekonomi Kreatif
triliun rupiah. Rata-rata pertumbuhan Indonesia
besaran PDB sejak tahunKreatif
Ekonomi 2014 hingga
atas
tahun 2016, terus meningkat. Meskipun demikian,
pertumbuhan sektor Ekonomi Kreatif tidak secepat
pertumbuhan yang dialami oleh sektor non Ekonomi Kreatif.
54 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016 | 57


dasar harga berlaku setiap tahun selama kurun waktu tersebut adalah
sebesar 9,22 persen.
tahun selama Sementara
kurun waktu itu,adalah
tersebut rata-rata pertumbuhan
sebesar 9,00 besaran PDB
non Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku setiap
persen, sedangkan rata-rata pertumbuhan besaran PDB non
tahun selama kurun
waktu tersebut mencapai 9,13 persen. Perkembangan PDB Ekonomi
Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku setiap tahun selama
Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku secara lengkap
kurun waktu
dapat dilihattersebut mencapai
pada Gambar 5. 9,15 persen. Perkembangan
PDB Ekonomi Kreatif dan non Ekonomi Kreatif atas dasar
Gambar 5. PDB Ekonomi Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas
harga berlaku secara lengkap dapat dilihat pada grafik 4.3
dasar harga berlaku tahun 2014-2016
Miliar (rp)

11.484,22
2016
922,59

10.679,16
2015
Tahun

852,56

9.784,84
2014
784,87

0 4.000 8.000 12.000


Miliar Rp
PDB Non-Ekonomi Kreatif PDB Ekonomi Kreatif

Sumber: Badan Pusat Statistik

Dalam kurun waktu tersebut, sektor Ekonomi Kreatif secara rata-rata


berkontribusi sebesar
Dalam kurun waktu 7,42 persen
tersebut, sektor terhadap perekonomian
Ekonomi Kreatif secara di Indonesia.
Subsektor film, animasi, dan video memiliki pertumbuhan NTB atas
rata-rata berkontribusi sebesar 7,40 persen terhadap Gambar 4.3 PDB
dasar harga berlaku tertinggi dari tahun 2014 ke 2016 yaitu sebesar Ekonomi Kreatif dan
perekonomian
32,45 di Indonesia.
persen, disusul Subsektor
kemudian film, animasi,
oleh subsektor dan dan radio dengan
televisi non-Ekonomi
tingkat pertumbuhan
video memiliki sebesar
pertumbuhan NTB28,56 persen.
atas dasar Sementara
harga berlaku itu, subsektor
Kreatif atas dasar
harga berlaku tahun
kuliner tumbuh paling lambat, yaitu sebesar 14,36 persen
tertinggi dari tahun 2014 ke 2016 yaitu sebesar 31,61 persen, dari tahun
2014-2016
2014 hingga tahun 2016. Pada periode waktu 2014-2016, subsektor
disusul kemudian oleh subsektor televisi dan radio dengan
fesyen; dan kuliner tumbuh lebih lambat dibanding pertumbuhan sektor
tingkat pertumbuhan
Ekonomi sebesar
Kreatif secara 27,52 persen. Sementara itu,
keseluruhan.
subsektor kuliner tumbuh paling lambat, yaitu sebesar 13,73
Seperti halnya
persen dari tahunPDB atas
2014 dasartahun
hingga harga2016.
berlaku,
Pada PDB Ekonomi Kreatif atas
periode
dasar harga konstan juga mengalami peningkatan dari tahun 2014 hingga
waktu 2014-2016, subsektor fesyen; kriya; dan kuliner
tahun 2016. PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan meningkat dari
tumbuhtriliun
657,67 lebih rupiah
lambat pada
dibanding
tahunpertumbuhan
2014 menjadisektor
720,63 triliun rupiah pada
tahun
Ekonomi2016. Rata-rata
Kreatif pertumbuhan besaran PDB Ekonomi Kreatif atas
secara keseluruhan.
dasar harga konstan setiap tahun selama kurun waktu tersebut adalah
selama kurun waktu tersebut adalah sebesar 4,79 persen,
sedangkan rata-rata pertumbuhan besaran PDB non
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 55
Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan setiap tahun
selama kurun waktu tersebut mencapai 4,98 persen.
sebesar 4,85 persen, sedangkan rata-rata pertumbuhan besaran PDB
Perkembangan
non-Ekonomi Kreatif atas dasar harga PDB Ekonomi
konstan setiapKreatif
tahun dan nonkurun
selama Ekonomi
waktu tersebut mencapai
Kreatif4,98 persen.
atas dasar Perkembangan
harga konstan secaraPDB Ekonomi
lengkap dapat dilihat
Kreatif dan non-Ekonomi
padaKreatif
Gambaratas4.4.
dasar harga konstan secara lengkap
dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. PDB Ekonomi Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas


dasar harga
Sumber: konstan
Badan tahun 2014-2016
Pusat Statistik

8.712,40
2016
720,63

8.295,85
Tahun

2015
686,66

7.907,19
2014
657,67

0 4.000 8.000 12.000

Miliar Rp
Sumber: Badan Pusat Statistik
PDB Non-Ekonomi Kreatif PDB Ekonomi Kreatif
Pada periode yangs sama, subsektor desain komunikasi visual memiliki
pertumbuhan NTB atas dasar harga konstan tertinggi dari tahun 2014 ke
2016 yaitu sebesar 20,18 persen, disusul kemudian oleh subsektor televisi
dan radio dengan tingkat pertumbuhan sebesar 19,59 persen. Sementara
itu, subsektor kriya tumbuh paling lambat, yaitu sebesar 6,92 persen
dari tahun 2014 hingga tahun 2016. Pada periode waktu 2014-2016,
Gambar 4.4
subsektor kriya, fesyen, penerbitan, dan kuliner tumbuh lebih lambat Ekonomi Kre
dibanding pertumbuhan sektor Ekonomi Kreatif secara keseluruhan.
Struktur Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016 dan non-Eko
Kreatif dasar
konstan tahu
2014-2016
4.3. Struktur Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016

PDB Ekonomi Kreatif menurut subsektor atas dasar harga berlaku


memperlihatkan struktur perekonomian berdasarkan subsektor
Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2016 subsektor kuliner memiliki nilai
terbesar di antara subsektor lainnya yaitu mencapai 381.985,7 miliar
rupiah, disusul kemudian oleh subsektor fesyen dan subsektor kriya
dengan nilai NTB atas dasar harga berlaku sebesar 166.135,3 dan
142.064,8 miliar rupiah masing-masing. Sementara itu, subsektor
subsekto kuliner,
kuliner memiliki nilai terbesar di antara subsektor lainnya
yaitu mencapai 379.856,6 miliar rupiah, disusul kemudian
fesyen, dan kriya
56 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 selalu menjadi
oleh subsektor fesyen dan subsektor kriya dengan nilai NTB
atas dasar harga berlaku masing-masing sebesar 165.652,7 subsektor dengan
desain komunikasi visual memiliki nilai NTB atas dasar harga berlaku
dan 140.923,2 miliar rupiah. Sementara itu, subsektor desain nilai PDB
tahun 2016 terkecil yaitu 579,3 miliar rupiah.
komunikasi visual memiliki nilai NTB atas dasar harga berlaku
tertinggi.
tahun 20167.terkecil
Gambar yaitu 579,3Kreatif
PDB Ekonomi miliar rupiah.
Indonesia atas dasar harga berlaku
menurut
Sumber: Badan Pusat Statistik subsektor tahun 2016

Kuliner
Fesyen
Kriya
Televisi dan Radio
Penerbitan
Arsitektur
Aplikasi dan Game Developer
Subsektor

Periklanan
Musik
Fotografi
Seni Pertunjukan
Desain Produk
Seni Rupa
Film, Animasi dan Video
Desain Interior
Desain Komunikasi Visual

0 100.000 200.000 300.000 400.000


Miliar Rp

Sumber: Badan Pusat Statistik


Pada PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan tahun
2016, subsektor kuliner, fesyen, dan kriya memiliki nilai
Pada PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan tahun 2016,
Gambar 4.5 PDB
terbesar dengan
subsektor nilai masing-masing
kuliner, fesyen, dan sebesar 306.885,4;nilai terbesar dengan
kriya memiliki Ekonomi Kreatif
Indonesia atas
127.425,4; dan 106.215,8 miliar
nilai masing-masing rupiah.
sebesar Sedangkan127.435,3;
307.800,6; subsektor dan 106.098,3
dasar harga berlaku
miliar nilai
dengan rupiah.
PDB Sedangkan subsektor
atas dasar harga dengan
konstan terkecil nilai PDB atas dasar
adalah menurut subsektor

harga konstan
subsektor terkecil adalah
desain komunikasi subsektor
visual dengan desain
nilai PDB atas komunikasi visual
tahun 2016

dengan
dasar harganilai PDB
konstan atas2016
tahun dasar harga
sebesar 437,1konstan tahun 2016 sebesar
miliar rupiah.
437,1 miliar rupiah.
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 57

Gambar 8. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga konstan


60 | Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016
menurut subsektor tahun 2016

Kuliner
Fesyen
Kriya
Televisi dan Radio
Penerbitan
Arsitektur
Aplikasi dan Game Developer
Subsektor

Periklanan
Fotografi
Musik
Seni Pertunjukan
Desain Produk
Seni Rupa
Desain Interior
Film, Animasi dan Video
Desain Komunikasi Visual

0 100.000 200.000 300.000 400.000

Miliar Rp

Sumber: Badan Pusat Statistik


Sumber: Badan Pusat Statistik
PDB Ekonomi Kreatif berkontribusi sebesar 7,39 hingga 7,44 persen
terhadap perekonomian Indonesia selama kurun waktu 2014-
2016 dengan rata-rata kontribusi sektor Ekonomi Kreatif terhadap
perekonomian nasional adalahKreatif
PDB Ekonomi sebesar 7,42 persen.
berkontribusi Kontribusi
sebesar sektor
7,39 hingga 7,43
2014 7,43%
Ekonomi Kreatif tahun 2016 meningkat ke angka 7,44 persen. NilaiGambar ini 4.6 PDB
persen terhadap perekonomian Indonesia selama kurun
naik tipis jika dibandingkan kontribusi sektor Ekonomi Kreatif pada tahun Ekonomi Kreatif
% 2014 2015 2016
waktuRata-Rata
2014-2016 dengan rata-rata kontribusi sektor Ekonomi
Indonesia atas
PDB Ekonomi Kreatif 2014 yaitu
0,07 0,07sebesar 0,07
7,43 persen.
0,07 7,425645 7,39318 7,436136 dasar harga
PDB Non-Ekonomi Kreatif 0,93 0,93 Kreatif
0,93 terhadap
0,93 perekonomian nasional
92,57436 adalah
92,60682 sebesar 7,40
92,56386
konstan menurut
Gambar 9. Struktur
persen.Perekonomian
Kontribusi sektorIndonesia Tahuntahun
Ekonomi Kreatif 2014-2016
2016 subsektor tahun
2016
stagnan pada angka 7,39 persen. Nilai ini lebih rendah jika
2014 2015 2016
92,57% dibandingkan kontribusi sektor Ekonomi Kreatif pada tahun
7,43% 7,39% 7,44%
2015 7,39% 2014 yaitu sebesar 7,43 persen.

Selama tahun 2014 hingga 2016, terdapat tiga subsektor


yang mendominasi pembentukan PDB Ekonomi Kreatif, yaitu

2016 7,39% subsektor kuliner; fesyen; dan kriya. Pada tahun 2014, ketiga
92,57% subsektor ini menyumbang 76,06 persen
92,61% 92,56% dari total PDB
92,61%
PDB Ekonomi Kreatif PDB Non-Ekonomi Kreatif Ekonomi Kreatif.
PDB Ekonomi Kreatif PadaKreatif
PDB Non-Ekonomi tahun 2015PDBkontribusi
Ekonomi Kreatif ketiga
PDB Non-Ekonomi Kreatif

Sumber: Badan Pusat Statistik


subsektor turun menjadi 75,54 persen dan pada tahun 2016
Selama tahun 2014kontribusi
hinggaketiganya
2016,terhadap
terdapatpembentukan PDB Ekonomi
tiga subsektor yang
mendominasi pembentukan PDB Ekonomi Kreatif, yaitu subsektor
Kreatif ini kembali turun menjadi 74,85 persen. Kontribusi
92,61%
kuliner; fesyen; dan
ketigakriya. Pada subsektor
belas belas tahun 2014, ketiga
lainnya, kecualisubsektor ini
subsektor seni
PDB Ekraf
rupa konsisten meningkat setiap tahunnya. Kontribusi
58 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

menyumbang 76,06 persen dari total PDB Ekonomi Kreatif. Pada tahun
2015 kontribusi ketiga subsektor turun menjadi 75,54 persen dan pada
tahun 2016 kontribusi ketiganya terhadap pembentukan PDB Ekonomi
Kreatif ini kembali turun menjadi 74,81 persen.

Kontribusi ketiga belas subsektor lainnya, kecuali subsektor seni rupa


konsisten meningkat setiap tahunnya. Kontribusi subsektor televisi
dan radio meningkat paling tinggi dibandingkan subsektor lainnya.
Kontribusi subsektor televisi dan radio yang semula pada tahun 2014
berkontribusi sebesar 7,56 persen menjadi 8,27 persen pada tahun
2016. Sebaliknya. Kontribusi subsektor kuliner semakin menurun setiap
tahunnya. Kontribusi subsektor kuliner turun dari 42,56 persen pada
tahun 2014 menjadi 41,40 persen pada tahun 2016.

Gambar 10. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif menurut subsektor


Ekonomi Kreatif tahun 2016

15,40%

Kriya

Kuliner

Fesyen

41,40%
18,01%
Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada tahun 2016, subsektor kuliner menyumbang nilai sebesar 381.985,7


miliar rupiah atau 41,40 persen terhadap PDB Ekonomi Kreatif. Subsektor
fesyen dan subsektor kriya masing-masing menghasilkan nilai tambah
sebesar 166.135,3 dan 142.064,8 miliar rupiah atau menyumbang 18,01
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 59

dan 15,40 persen terhadap pembentukan PDB Ekonomi Kreatif. Sementara


itu, tiga subsektor yang memberikan kontribusi terendah terhadap
pembentukan PDB Ekonomi Kreatif adalah subsektor film, animasi, dan
video; desain interior; dan desain komunikasi visual yang masing-masing
menyumbang 0,17; 0,16; dan 0,06 persen naik tipis dibandingkan tahun
2014 (ketiga subsektor ini masing-masing menyumbangkan 0,15;0,15;
dan 0,06 persen terhadap PDB Ekonomi Kreatif ).

4.4. Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016

Untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi sektor Ekonomi Kreatif,


biasanya diukur dengan pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif atas dasar
harga konstan. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan yang digambarkan
benar-benar merupakan pertumbuhan volume barang dan jasa yang
diproduksi, di luar pengaruh perubahan harga. Selama tahun 2014-2016
rata-rata pertumbuhan ekonomi sektor Ekonomi Kreatif adalah sebesar
4,85 persen. Rata-rata pertumbuhan tersebut lebih rendah dari rata-rata
pertumbuhan PDB nasional dan PDB non Ekonomi Kreatif yang masing-
masing tumbuh rata-rata sebesar 4,97 dan 4,98 persen.

Pada tahun 2014, pertumbuhan Ekonomi Kreatif mencapai 5,19 persen.


Nilai ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional dan
pertumbuhan ekonomi non Ekonomi Kreatif yang hanya mencapai 5,01
persen dan 4,99 persen. Namun, pada tahun 2015 pertumbuhan Ekonomi
Kreatif melambat hingga 0,78 persen menjadi 4,41 persen. Pertumbuhan
ekonomi nasional dan non-Ekonomi Kreatif juga mengalami perlambatan,
tetapi tidak sedalam perlambatan yang dialami oleh sektor Ekonomi
Kreatif. Pertumbuhan PDB nasional melambat ke angka 4,88 persen,
sedangkan pertumbuhan sektor non Ekonomi Kreatif melambat menjadi
4,92 persen. Pada tahun 2016, pertumbuhan Ekonomi Kreatif kembali
meningkat ke level 4,95 persen. Meskipun demikian tingkat percepatan
masih lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi nasional dan
sektor non Ekonomi Kreatif yang tumbuh 5,02 dan 5,02 persen pada
tahun 2016.
% 60 LAPORAN2014EKONOMI KREATIF
2015 TAHUN 2014-2016
2016
DB Nasional 5,01 4,88 5,02 4,97
DB Ekonomi Kreatif 5,19 4,41 4,95 4,85
Gambar
DB Non-Ekonomi Kreatif
4,99
11. Pertumbuhan
4,92 5,02
PDB Nasional,
4,98
PDB Ekonomi Kreatif, dan
PDB non-Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

5,40
5,19
5,20
5,01 4,99 5,02 5,02
5,00 4,92 4,95
4,88
Persen

4,80

4,60
4,41
4,40

4,20

4,00
2014 2015 2016
Tahun
PDB Nasional PDB Ekonomi Kreatif PDB Non-Ekonomi Kreatif

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada tahun 2014 pertumbuhan tertinggi dialami oleh subsektor televisi


2016
dan radio dengan tingkat pertumbuhan 11,58 persen, disusul oleh
subsektor periklanan dan subsektor desain komunikasi visual dengan
2015
tingkat pertumbuhan masing-masing sebesar 9,74 dan 9,06 persen.
Sementara itu, subsektor desain produk dan subsektor seni rupa hanya
2014
tumbuh sebesar 2,85 dan 1,98 persen. Pada tahun 2015, subsektor desain
komunikasi visual tumbuh paling cepat di antara subsektor lainnya,
yaitu sebesar 10,28 persen. Pertumbuhan subsektor televsi dan radio
melambat dibanding tahun 2014, namun lebih tinggi dibandingkan
empat belas subsektor yang lain, yaitu sebesar 8,39 persen. Subsektor
seni rupa mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan hingga
menyentuh angka 6,24 persen, sedangkan subsektor desain produk
tumbuh melambat yaitu sebesar 2,03 persen.

Pada tahun 2016 pertumbuhan subsektor televisi dan radio paling tinggi
di antara subsektor yang lain yaitu 10,33 persen. Tingginya pertumbuhan
belanja iklan dan televisi, yang merupakan pendapatan utama televisi
dan radio turut mendorong pertumbuhan subsektor tersebut. Subsektor
desain produk mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan
dibandingkan tahun 2015, yaitu sebesar 7,67 persen. Subsektor film,
animasi, dan video dan juga mengalami pertumbuhan yang cukup
signifikan, pertumbuhannya mencapai 10,09 persen. Pertumbuhan
subsektor film, animasi, dan video didukung oleh banyaknya film-film
lokal yang sukses di pasaran selama tahun 2016. Sementara itu subsektor
arsitektur; desain interior; kriya; penerbitan; dan seni rupa mengalami
perlambatan pertumbuhan pada tahun 2016.
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 61

Gambar 12. Laju pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif menurut


subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

12

9,44 10,10

10

8 7,44 7,70
7,35 7,64
6,53
5,67 5,92 6,37

6
4,70
4,18 3,49
3,63 4,24
4,18
4

0
Arsitektur Desain Interior Desain Desain Produk Film, Animasi Fotografi Kriya Kuliner Musik Fesyen Aplikasi dan Penerbitan Periklanan Televisi dan Seni Seni Rupa
Komunikasi dan Video Game Radio Pertunjukan
Visual Developer

2014 2015 2016 Rata-Rata

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada periode tahun 2014-2016, subsektor televisi dan radio memiliki


pertumbuhan rata-rata tertinggi yaitu 10,10 persen. Subsektor desain
komunikasi visual juga memiliki pertumbuhan rata-rata yang cukup
tinggi yaitu 9,44 persen. Subsektor seni pertunjukkan menempati
posisi ketiga pertumbuhan rata-rata tertinggi yaitu sebesar 7,70
persen.

4.5. Sumber Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Tahun


2014 2016

Masing-masing subsektor Ekonomi Kreatif berperan terhadap penciptaan


laju pertumbuhan Ekonomi Kreatif. Peranan subsektor Ekonomi Kreatif
tersebut dapat terlihat dari seberapa besar sumbangannya terhadap
penciptaan pertumbuhan Ekonomi Kreatif.

Selama tahun 2014-2016, subsektor kuliner; televisi dan radio; fesyen;


dan kriya menjadi sumber pertumbuhan utama sektor Ekonomi Kreatif.
Pada tahun 2014, subsektor kuliner menyumbang 2,16 persen dari
pertumbuhan sektor Ekonomi Kreatif yang sebesar 5,19 persen. Subsektor
televisi dan radio; fesyen; dan kriya masing-masing menyumbang 0,90;
0,75; dan 0,56 persen. Pada tahun 2016, dengan pertumbuhan sektor
2016
62 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Ekonomi Kreatif sebesar 4,95 persen, subsektor kuliner menyumbang


2,16 persen, sedangkan subsektor televisi dan radio; fesyen; dan kriya
menyumbangkan
Masing-masing subsektor0,88; 0,72, dan
Ekonomi 0,34
Kreatif persen. Sementara itu, subsektor
berperan
desain interior; desain komunikasi visual; film, animasi, dan video; dan
terhadap penciptaan laju pertumbuhan Ekonomi Kreatif.
seni rupa masing-masing berkontribusi terhadap pertumbuhan sebesar
Peranan subsektor
0,01 persen. Ekonomi Kreatif tersebut dapat terlihat
dari seberapa besar sumbangannya terhadap penciptaan
Gambar 13. Sumber pertumbuhan Ekonomi Kreatif menurut
pertumbuhan Ekonomi Kreatif.
subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

2016 2,16 0,88 0,72 kuliner

televisi dan
radio

1,71 0,50 fesyen


2015 0,69
kriya

penerbitan

2014 2,16 0,90 0,75 10 subsektor


lainnya

Persen

Sumber: Badan Pusat Statistik


Sumber: Badan Pusat Statistik
Selama tahun 2014-2016, subsektor kuliner; televisi dan
radio; fesyen; dan kriya menjadi sumber pertumbuhan utama
sektor Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2014, subsektor kuliner
Gambar 4.11
menyumbang 2,16 persen dari pertumbuhan sektor Ekonomi Sumber
pertumbuhan
Kreatif yang sebessar 5,19 persen. Subsektor televisi dan
Ekonomi Kreatif
radio; fesyen; dan kriya masing-masing menyumbang 0,88; menurut subsektor
Ekonomi Kreatif
0,75; dan 0,56 persen. Pada tahun 2016, dengan
tahun 2014-2016
pertumbuhan sektor Ekonomi Kreatif sebesar 4,77 persen,
subsektor kuliner menyumbang 2,03 persen, sedangkan
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 63

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik [BPS]. (2013). Sistem Neraca Nasional 2008. Jakarta:
BPS

Bank Indonesia. (2017). Laporan Perekonomian Indonesia 2016.

Newbegin, John. What is the creative economy?, diakses dari https://


creativeconomy.britishcouncil.org/guide/what-creative-
economy/, pada tanggal 16 November 2017 pukul 10.59

United Nations Development Programme [UNDP]. (2013). Creative


Economy Report 2013 Special Edition. New York: UNDP
64 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016
BUKU 2
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA


LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BUKU 2
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA


LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

LAMPIRAN
BADAN EKONOMI KREATIF
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id
BUKU 2

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 BUKU 2
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

LAPORAN PENYUSUNAN
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 PDRB EKRAF 5 PROVINSI
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BADAN EKONOMI KREATIF


Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110
info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046
bpshq@bps.go.id www.bps.go.id
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 67

Lampiran 1. Klasifikasi Ekonomi Kreatif dan Cakupan Subsektor Ekonomi Kreatif


menurut KBLI 2015

Kode Subsektor Ekonomi Kode KBLI


Uraian KBLI 2015
Subsektor Kreatif 2015
(1) (2) (3) (4)
01 ARSITEKTUR 71101 Aktivitas Arsitektur

71102 Aktivitas Keinsinyuran dan Konsultasi Teknis YBDI


02 DESAIN INTERIOR 74100 Aktivitas Perancangan Khusus

85497 Pendidikan teknik swasta


03 DESAIN KOMUNIKASI
74100 Aktivitas Perancangan Khusus
VISUAL
85497 Pendidikan teknik swasta
04 DESAIN PRODUK
74100 Aktivitas Perancangan Khusus

82920 Aktivitas Pengepakan

85497 Pendidikan teknik swasta


05 FILM, ANIMASI, VIDEO 18202 Reproduksi Media Rekaman Film dan Video
Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh
59111
Pemerintah
Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh
59112
Swasta
Aktivitas Pasca Produksi Film, Video, dan Program
59121
Televisi oleh Pemerintah
Aktivitas Pasca Produksi Film, Video, dan Program
59122
Televisi oleh Swasta
Aktivitas Distribusi Film, Video, dan Program Televisi
59131
oleh Pemerintah
Aktivitas Distribusi Film, Video, dan Program Televisi
59132
oleh Swasta
59140 Aktivitas Pemutaran Film

85499 Pendidikan lainnya swasta


06 FOTOGRAFI 74201 Aktivitas Fotografi

85420 Pendidikan kebudayaan

90006 Aktivitas Operasional Fasilitas Seni


68 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Kode Subsektor Ekonomi Kode KBLI


Uraian KBLI 2015
Subsektor Kreatif 2015
(1) (2) (3) (4)

90009 Aktivitas Hiburan, Seni, dan Kreativitas Lainnya

91021 Museum yang dikelola Pemerintah

91022 Museum yang dikelola Swasta

07 KRIYA 13122 Industri Kain Tenun Ikat

13123 Industri Bulu Tiruan Tenunan

13134 Industri Batik

13911 Industri Kain Rajutan

13912 Industri Kain Sulaman/Bordir

13913 Industri Bulu Tiruan Rajutan


Industri Barang Jadi Tekstil untuk Keperluan Rumah
13921
Tangga
13922 Industri Barang Jadi Tekstil Sulaman

13923 Industri Bantal dan Sejenisnya

13924 Industri Barang Jadi Rajutan dan Sulaman

13930 Industri Karpet dan Permadani


Industri Barang dari Kulit dan Kulit Buatan untuk
15129
Keperluan Lainnya
16291 Industri Barang Anyaman dari Rotan dan Bambu
Industri Barang Anyaman dari Tanaman Bukan Rotan
16292
dan Bambu
16293 Industri Kerajinan Ukiran dari Kayu Bukan Mebeller

16294 Industri Alat Dapur dari Kayu, Rotan, dan Bambu

16299 Industri Barang dari Kayu, Rotan, Gabus Lainnya YTDL

17022 Industri Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton


Industri Barang dari Kertas dan Papan Kertas Lainnya
17099
YTDL
Industri Perlengkapan dan Peralatan Rumah Tangga dari
23121
Kaca
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 69

Kode Subsektor Ekonomi Kode KBLI


Uraian KBLI 2015
Subsektor Kreatif 2015
(1) (2) (3) (4)

23123 Industri Kemasan dari Kaca

23129 Industri Barang Lainnya dari Kaca


Industri Bahan Bangunan Dari Tanah Liat/Keramik
23929
Bukan Batu Bata dan Genteng
23931 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Porselen
Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Tanah Liat/
23932
Keramik

23951 Industri Barang dari Semen

Industri Barang dari Semen, Kapur, Gips dan Asbes


23959
Lainnya
Industri Barang dari Marmer dan Granit untuk Keperluan
23961
Rumah Tangga dan Pajangan
Industri Barang dari Batu untuk Keperluan Rumah
23963
Tangga dan Pajangan
Jasa Industri Untuk Berbagai Pengerjaan Khusus Logam
25920
dan Barang dari Logam
25992 Industri Peralatan Dapur dan Peralatan Meja dari Logam

25995 Industri Lampu dari Logam

25999 Industri Barang Logam Lainnya YTDL

31001 Industri Furnitur dari Kayu

31002 Industri Furnitur dari Rotan dan atau Bambu

31003 Industri Furnitur dari Plastik

31004 Industri Furnitur dari Logam

31009 Industri Furnitur Lainnya

32111 Industri Permata


Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulia untuk
32112
Keperluan Pribaadi
Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulian Bukan
32113
Untuk Keperluan Pribadi
32115 Industri Perhiasan Mutiara

32119 Industri Barang Lainnya dari Logam Mulia


70 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Kode Subsektor Ekonomi Kode KBLI


Uraian KBLI 2015
Subsektor Kreatif 2015
(1) (2) (3) (4)

32120 Industri Perhiasan Imitasi dan Barang Sejenis

32201 Industri Alat Musik Tradisional

32202 Industri Alat Musik Bukan Tradisional

32401 Industri Alat Permainan

32402 Industri Mainan Anak-Anak

32903 Industri Kerajinan YTDL

32909 Industri Pengolahan Lainnya YTDL

46411 Perdagangan Besar Tekstil

46414 Perdagangan Besar Barang Lainnya Dari Tekstil


Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian dan Alas Kaki
46419
Lainnya
46496 Perdagangan Besar Alat Musik

46497 Perdagangan Besar Perhiasan dan Jam

47511 Perdagangan Eceran Tekstil


Perdagangan Eceran Perlengkapan Rumah Tangga Dari
47512
Tekstil
47735 Perdagangan Eceran Barang Perhiasan
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Barang
47881
Kerajinan
Perdagangan Eceran Khusus Karpet, Permadani dan
47530
Penutup Dinding dan Lantai di Toko
47591 Perdagangan Eceran Furnitur
Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan
47594
Perlengkapan Dapur dari Batu atau Tanah Liat
Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan
47595
Perlengkapan Dapur dari Kayu, Bambu atau Rotan
Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan
47596 Perlengkapan Dapur bukan dari Plastik, Batu, Tanah
Liat, Kayu, Bambu atau Rotan
47784 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari keramik
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 71

Kode Subsektor Ekonomi Kode KBLI


Subsektor Kreatif 2015 Uraian KBLI 2015
(1) (2) (3) (4)

Perdagangan Besar Alat Permainan dan Mainan Anak-


46498
anak
Perdagangan Besar peralatan dan perlengkapan rumah
46491
tangga
Perdagangan Besar berbagai barang dan perlengkapan
46499
rumah tangga lainnya

32401 Industri Alat Permainan

08 KULINER
10710 Industri Produk Roti dan Kue

10732 Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula

10733 Industri Manisan Buah-Buahan dan Sayuran Kering

10739 Industri Kembang Gula Lainnya

10750 Industri makanan dan masakan olahan

10792 Industri Kue Basah


Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-Kacangan
10793
Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu
10799 Industri Produk Makanan Lainnya

46321 Perdagangan Besar Daging Sapi Dan Daging Sapi Olahan


Perdagangan Besar Daging Ayam Dan Daging Ayam
46322
Olahan
46324 Perdagangan Besar Hasil Olahan Perikanan

46331 Perdagangan Besar Gula, Coklat, dan Kembang Gula

46332 Perdagangan Besar Produk Roti

46339 Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya


Perdagangan Eceran Roti, Kue Kering, Serta Kue Basah
47242
Dan Sejenisnya
47245 Perdagangan Eceran Daging dan Ikan Olahan

47249 Perdagangan Eceran Makanan Lainnya


Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Roti, Kue
47822
Kering, Kue Basah Dan Sejenisnya
Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Daging
47825
Olahan Dan Ikan Olahan
72 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Kode Subsektor Ekonomi Kode KBLI


Uraian KBLI 2015
Subsektor Kreatif 2015
(1) (2) (3) (4)

Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Komoditi


47829
Makanan Dan Minuman Ytdl
56101 Restoran

56102 Warung Makan

56103 Kedai Makanan

56104 Penyediaan Makanan Keliling/Tempat Tidak Tetap

56210 Jasa Boga untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering)

56290 Penyediaan Makanan Lainnya

56301 Bar

56303 Rumah Minum/Kafe

56304 Kedai Minuman

56305 Rumah/Kedai Obat Tradisional

56306 Penyediaan Minuman Keliling/Tempat Tidak Tetap


09 MUSIK 18201 Reproduksi Media Rekaman Suara dan Piranti Lunak

59201 Aktivitas Perekaman Suara

59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik


Aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak
77295
opsi alat musik
79990 Jasa Reservasi Lainnya YBDI YTDL

85420 Pendidikan Kebudayaan

90002 Aktivitas Pekerja Seni

46512 Perdagangan Besar Piranti Lunak


Perdagangan Eceran Khusus Rekaman Musik dan Video
47620
di Toko
10 FESYEN 14111 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Tekstil

14112 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Kulit

14120 Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian Sesuai Pesanan


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 73

Kode Subsektor Ekonomi Kode KBLI


Uraian KBLI 2015
Subsektor Kreatif 2015
(1) (2) (3) (4)

14131 Industri Perlengkapan Pakaian dari Tekstil

14132 Industri Perlengkapan Pakaian dari Kulit

14200 Industri Pakaian Jadi dan Barang dari Kulit Berbulu

14301 Industri Pakaian Jadi Rajutan

14302 Industri Pakaian Jadi Sulaman/Bordir

14303 Industri Rajutan Kaos Kaki dan Sejenisnya


Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Buatan Untuk
15121
Keperluan Pribadi
15201 Industri Alas Kaki Untuk Keperluan Sehari-hari

15202 Industri Sepatu Olahraga

15209 Industri Alas Kaki Lainnya

46412 Perdagangan Besar Pakaian

46413 Perdagangan Besar Alas Kaki

47711 Perdagangan Eceran Pakaian


Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal dan Alas Kaki
47712
Lainnya
85498 Pendidikan Kerajinan dan Industri

85499 Pendidikan lainnya swasta


11 APLIKASI DAN GAME
58200 Penerbitan Piranti Lunak (Software)
DEVELOPER
62011 Aktivitas Pengembangan Video Game
Aktivitas Pengembangan Aplikasi Perdagangan Melalui
62012
Internet (E-Commerce)
62019 Aktivitas Pemrograman Komputer Lainnya

62021 Aktivitas Konsultasi Keamanan Informasi


Kegiatan Konsultasi Komputer dan Manajemen Fasilitas
62029
Komputer Lainnya
Kegiatan Teknologi Informasi dan Jasa Komputer
62090
Lainnya
74 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Kode Subsektor Ekonomi Kode KBLI Uraian KBLI 2015


Subsektor Kreatif 2015
(1) (2) (3) (4)

63111 Kegiatan Pengolahan Data


Kegiatan Penyimpanan Data di Server (Hosting) dan
63112
Kegiatan Ybdi
63120 Portal Web

70202 Aktivitas konsultasi transportasi


Aktivitas konsultasi investasi dan perdagangan
70204
berjangka
12 PENERBITAN 90002 Aktivitas Pekerja Seni

18111 Industri Percetakan Umum

18112 Industri Percetakan Khusus

18120 Kegiatan Jasa Penunjang Pencetakan


Perdagangan Besar Barang Percetakan dan Penerbitan
46422
Dalam Berbagai Bentuk
47612 Perdagangan Eceran Hasil Pencetakan dan Penerbitan

58110 Penerbitan Buku

58120 Penerbitan Direktori dan Mailing List

58130 Penerbitan Surat Kabar, Jurnal dan Buletin atau Majalah

58190 Aktivitas Penerbitan Lainnya

58200 Penerbitan Piranti Lunak (software)

59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik

63911 Aktivitas Kantor Berita oleh Pemerintah

63912 Aktivitas kantor Berita oleh Swasta

72201 Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial

72202 Penelitian dan Pengembangan Linguistik dan Sastra


Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial
72209
dan Humaniora Lainnya
90005 Jurnalis Berita Independen
13 PERIKLANAN 73100 Periklanan
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 75

Kode Subsektor Ekonomi Kode KBLI Uraian KBLI 2015


Subsektor Kreatif 2015
(1) (2) (3) (4)

70203 Aktivitas kehumasan

70209 Aktivitas konsultasi manajemen lainnya

73201 Penelitian pasar

73202 Jajak pendapat masyarakat


14 TELEVISI DAN RADIO 60101 Penyiaran Radio Oleh Pemerintah

60102 Penyiaran Radio Oleh Swasta


Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi oleh
60201
Pemerintah
Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi oleh
60202
Swasta
61991 Aktivitas telekomunikasi khusus untuk penyiaran
15 SENI PERTUNJUKAN Penyelenggara Pertemuan, Perjalan Intensif, Koferensi
82301
dan Pameran
82302 Event Organizer

85420 Pendidikan Kebudayaan

85499 Pendidikan lainnya swasta

90001 Aktivitas Seni pertunjukan

90002 Aktivitas Pekerja Seni

90003 Aktivitas Penunjang Hiburan

90004 Jasa Impresariat Bidang Seni

90006 Aktivitas operasional fasilitas seni

90009 Aktivitas Hiburan, Seni, dan Kreativitas Lainnya

47785 Perdagangan Eceran Lukisan


Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dan Lukisan
47789
lainnya
47746 Perdagangan Eceran Barang Antik

47883 Perdagangan Eceran kaki lima dan los pasar lukisan


Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Barang
47893
Antik
76 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Kode Subsektor Ekonomi Kode KBLI


Subsektor Kreatif 2015 Uraian KBLI 2015
(1) (2) (3) (4)

72204 Penelitian dan Pengembangan Seni

85420 Pendidikan Kebudayaan


16 SENI RUPA 91021 Museum yang dikelola Pemerintah

91022 Museum yang dikelola Swasta

90002 Aktivitas Pekerja Seni

91023 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Pemerintah

91024 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Swasta

85499 Pendidikan Lainnya Swasta

70209 Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya

70203 Aktivitas Kehumasan


Aktivitas Konsultasi Investasi dan Perdagangan
70204
Berjangka
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 77

Lampiran 2. Definisi dan Cakupan Ekonomi Kreatif

1. Arsitektur
Arsitektur adalah wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni
secara utuh dalam menggubah lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari
kebudayaan dan peradaban manusia sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan
lingkungan ruang.

2. Desain Interior
Desain interior adalah kegiatan yang memecahkan masalah fungsi dan kualitas interior;
menyediakan layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan kualitas hidup; dan
memenuhi aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan publik.

3. Desain Komunikasi Visual


Desain komunikasi visual adalah seni menyampaikan pesan (arts of commmunication)
dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media
berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah
perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang bahasa
rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/
huruf dan sebagainya.

4. Desain Produk
Desain produk merupakan salah satu unsur memajukan industri agar hasil industri
produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan
mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan
jaminan dan sebagainya. Industrial Design Society of America (IDSA) mendefinisikan
desain produk sebagai layanan profesional yang menciptakan dan mengembangkan
konsep dan spesifikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan penampilan suatu
produk dan sistem untuk keuntungan pengguna maupun pabrik.

5. Film, Animasi, dan Video


Film
“Karya seni gambar bergerak yang memuat berbagai ide atau gagasan dalam bentuk
audio visual, serta dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah
sinematografi.”

Animasi
“Tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk menciptakan ilusi gerakan yang
berkelanjutan sehingga tampilan terlihat seolah-olah hidup atau mempunyai nyawa.”
78 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Video
“Sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam (capture)
atau membuat gambar bergerak, yang ditampilkan melalui media presentasi, yang
mampu memberikan karya gambar bergerak alternatif yang berdaya saing, dan
memberikan nilai tambah budaya, sosial, dan ekonomi.”

6. Fotografi
Fotografi merupakan sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas
individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan
perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan
berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan
dan juga kesempatan kerja.

7. Kriya
Kriya merupakan bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu antara seni
dan desain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer yang hasilnya
dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif, serta dapat
dikelompokkan berdasarkan material dan eksplorasi alat teknik yang digunakan,
dan juga tematik produknya.

8. Kuliner
Kuliner adalah kegiatan persiapan, pengolahan, penyajian produk makanan dan
minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/atau kearifan
lokal; sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk
tersebut, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen.

9. Musik
Musik adalah segala jenis usaha dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
pendidikan, kreasi/komposisi, rekaman, promosi, distribusi, penjualan, dan
pertunjukan karya seni musik.

10. Fesyen
Fesyen adalah suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas
diri atau kelompok.

11. Aplikasi dan Game developer


Aplikasi dan Game developer adalah suatu media atau aktivitas yang memungkinkan
tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan
(objective) dan aturan (rules).
LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 79

12. Penerbitan
Penerbitan adalah suatu usaha atau kegiatan mengelola informasi dan daya imajinasi
untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam
bentuk tulisan, gambar, dan/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi untuk
dikonsumsi publik, melalui media cetak, media elektronik, ataupun media daring
untuk mendapatkan nilai ekonomi, sosial ataupun seni dan budaya yang lebih
tinggi.

13. Periklanan
Periklanan adalah bentuk komunikasi melalui media tentang produk dan/atau merek
kepada khalayak sasarannya agar memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa.

14. Televisi dan Radio


Televisi
Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk
hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara dan gambar yang
disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.

Radio
Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam
bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara yang
disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.

15. Seni Pertunjukan


Seni pertunjukkan merupakan cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja
teknis dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan
suatu gagasan kepada penonton (audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata
rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di
dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan kini (hic et nunc).

16. Seni Rupa


Seni rupa adalah penciptaan karya dan saling berbagi pengetahuan yang merupakan
manifestasi intelektual dan keahlian kreatif, yang mendorong terjadinya
perkembangan budaya dan perkembangan industri dengan nilai ekonomi untuk
keberlanjutan ekosistemnya.
80 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Lampiran 3. Laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2014-2016 menurut lapangan


usaha (%)

Kategori Uraian 2014 2015* 2016**


(1) (2) (3) (4) (4)
Pertanian, Kehutanan, dan
A 4,24 3,77 3,25
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 0,43 (3,42) 1,06

C Industri Pengolahan 4,64 4,33 4,29

D Pengadaan Listrik dan Gas 5,90 0,90 5,39


Pengadaan Air, Pengelolaan
E 5,24 7,07 3,60
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 6,97 6,36 5,22

Perdagangan Besar dan Eceran;


G 5,18 2,59 3,93
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 7,36 6,68 7,74
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 5,77 4,31 4,94
Minum
J Informasi dan Komunikasi 10,12 9,69 8,87

K Jasa Keuangan dan Asuransi 4,68 8,59 8,90

L Real Estate 5,00 4,11 4,30

M,N Jasa Perusahaan 9,81 7,69 7,36


Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial 2,38 4,63 3,19
Wajib
P Jasa Pendidikan 5,47 7,33 3,84

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,96 6,68 5,00

R,S,T,U Jasa lainnya 8,93 8,08 7,80

Nilai Tambah Bruto atas Harga Dasar 5,00 4,18 4,55

Pajak dikurangi Subsidi atas Produk 5,08 32,24 19,31

Produk Domestik Bruto 5,01 4,88 5,02


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 81

Lampiran 4. Laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2014-2016 menurut


pengeluaran (%)

No Uraian 2014 2015* 2016**


(1) (2) (3) (4) (4)
Pengeluaran Konsumsi
1 5,15 4,96 5,01
Rumahtangga
2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 12,19 (0,62) 6,62

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,16 5,32 (0,15)

Pembentukan Modal Tetap


4 4,45 5,01 4,48
Domestik Bruto

5 Perubahan Inventori 31,44 (31,01) 23,70

6 Net Ekspor Barang dan Jasa (24,27) 138,11 5,10

7 Diskrepansi Statistik 41,24 (29,47) 62,83

8 Produk Domestik Bruto 5,01 4,88 5,02


82 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Lampiran 5. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga berlaku tahun
2014-2016 menurut subsektor (miliar rupiah)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**


(1) (2) (4) (6) (7)

01 Arsitektur 17.083,8 19.560,6 21.567,0


02 Desain Interior 1.195,1 1.354,2 1.483,7
03 Desain Komunikasi Visual 437,0 512,7 579,3
04 Desain Produk 1.897,2 2.010,6 2.280,9
05 Film, Animasi dan Video 1.191,5 1.354,7 1.578,2
06 Fotografi 3.403,5 3.848,5 4.256,3
07 Kriya 120.737,2 133.863,4 142.064,8
08 Kuliner 334.006,7 355.505,5 381.985,7
09 Musik 3.479,8 3.997,7 4.426,4
10 Fesyen 142.189,1 154.658,2 166.135,3

11 Aplikasi dan Game Developer 13.801,2 15.123,3 17.142,8

12 Penerbitan 48.783,4 53.605,4 58.313,2

13 Periklanan 5.999,1 6.776,1 7.515,7

14 Televisi dan Radio 59.350,6 66.283,0 76.302,8

15 Seni Pertunjukan 1.968,3 2.202,9 2.488,9

16 Seni Rupa 1.706,5 1.918,8 2.059,0

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 757.230,0 822.575,6 890.180,0

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 27.638,8 29.985,0 32.407,3

PDB Ekonomi Kreatif 784.868,8 852.560,6 922.587,3

PDB Non-Ekonomi Kreatif 9.784.836,5 10.679.156,3 11.484.222,4

PDB Nasional 10.569.705,3 11.531.716,9 12.406.809,8


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 83

Lampiran 6. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga konstan tahun
2014-2016 menurut subsektor (miliar rupiah)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**


(1) (2) (4) (6) (7)
01 Arsitektur 13.552,3 14.449,1 15.323,5
02 Desain Interior 1.040,4 1.103,8 1.169,2
03 Desain Komunikasi Visual 363,7 401,1 437,1
04 Desain Produk 1.654,1 1.687,7 1.817,2
05 Film, Animasi dan Video 948,0 1.011,2 1.113,2
06 Fotografi 2.804,8 2.980,4 3.185,8
07 Kriya 99.235,0 103.743,6 106.098,3
08 Kuliner 281.711,5 292.978,7 307.800,6
09 Musik 2.739,1 2.937,8 3.160,7
10 Fesyen 119.172,2 122.480,5 127.435,3

11 Aplikasi dan Game Developer 11.222,2 11.787,9 12.738,0

12 Penerbitan 38.021,0 39.875,4 41.309,8

13 Periklanan 4.980,1 5.284,9 5.658,3

14 Televisi dan Radio 54.018,4 58.551,9 64.600,5

15 Seni Pertunjukan 1.644,6 1.743,7 1.910,0

16 Seni Rupa 1.406,8 1.494,6 1.561,9

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 634.514,2 662.512,3 695.319,4

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 23.159,7 24.150,3 25.313,3

PDB Ekonomi Kreatif 657.673,9 686.662,6 720.632,7

PDB Non-Ekonomi Kreatif 7.907.192,7 8.295.848,7 8.712.401,7

PDB Nasional 8.564.866,6 8.982.511,3 9.433.034,4


84 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Lampiran 7. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2014-2016 menurut


subsektor (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**


(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 2,18 2,29 2,34

02 Desain Interior 0,15 0,16 0,16

03 Desain Komunikasi Visual 0,06 0,06 0,06

04 Desain Produk 0,24 0,24 0,25

05 Film, Animasi dan Video 0,15 0,16 0,17

06 Fotografi 0,43 0,45 0,46

07 Kriya 15,38 15,70 15,40

08 Kuliner 42,56 41,70 41,40

09 Musik 0,44 0,47 0,48

10 Fesyen 18,12 18,14 18,01

11 Aplikasi dan Game developer 1,76 1,77 1,86

12 Penerbitan 6,22 6,29 6,32

13 Periklanan 0,76 0,79 0,81

14 Televisi dan Radio 7,56 7,77 8,27

15 Seni Pertunjukan 0,25 0,26 0,27

16 Seni Rupa 0,22 0,23 0,22

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 96,48 96,48 96,49

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 3,52 3,52 3,51

PDB Ekonomi Kreatif 100,00 100,00 100,00


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 85

Lampiran 8. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2014-2016 terhadap


PDB Nasional (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**


(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 0,16 0,17 0,17

02 Desain Interior 0,01 0,01 0,01

03 Desain Komunikasi Visual 0,00 0,00 0,00

04 Desain Produk 0,02 0,02 0,02

05 Film, Animasi dan Video 0,01 0,01 0,01

06 Fotografi 0,03 0,03 0,03

07 Kriya 1,14 1,16 1,15

08 Kuliner 3,16 3,08 3,08

09 Musik 0,03 0,03 0,04

10 Fesyen 1,35 1,34 1,34

11 Aplikasi dan Game developer 0,13 0,13 0,14

12 Penerbitan 0,46 0,46 0,47

13 Periklanan 0,06 0,06 0,06

14 Televisi dan Radio 0,56 0,57 0,62

15 Seni Pertunjukan 0,02 0,02 0,02

16 Seni Rupa 0,02 0,02 0,02

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 7,16 7,13 7,17

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 0,26 0,26 0,26

PDB Ekonomi Kreatif 7,43 7,39 7,44

PDB Non-Ekonomi Kreatif 92,57 92,61 92,56

PDB Nasional 100,00 100,00 100,00


86 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Lampiran 9. Laju Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga
berlaku tahun 2014-2016 menurut subsektor (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**


(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 14,94 14,50 10,26

02 Desain Interior 11,45 13,31 9,56

03 Desain Komunikasi Visual 14,04 17,32 12,99

04 Desain Produk 8,11 5,98 13,44

05 Film, Animasi dan Video 13,31 13,70 16,50

06 Fotografi 9,38 13,07 10,60

07 Kriya 11,04 10,87 6,13

08 Kuliner 9,69 6,44 7,45

09 Musik 14,58 14,88 10,72

10 Fesyen 11,34 8,77 7,42

11 Aplikasi dan Game developer 12,23 9,58 13,35

12 Penerbitan 10,46 9,88 8,78

13 Periklanan 14,72 12,95 10,91

14 Televisi dan Radio 14,06 11,68 15,12

15 Seni Pertunjukan 13,75 11,92 12,98

16 Seni Rupa 6,44 12,44 7,31

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 10,82 8,63 8,22

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 10,63 8,49 8,08

PDB Ekonomi Kreatif 10,82 8,62 8,21

PDB Non-Ekonomi Kreatif 10,71 9,14 7,54

PDB Nasional 10,72 9,10 7,59


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 87

Lampiran 10. Laju Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga
konstan tahun 2014-2016 menurut subsektor (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**


(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 6,91 6,62 6,05

02 Desain Interior 5,00 6,09 5,92

03 Desain Komunikasi Visual 9,06 10,28 8,98

04 Desain Produk 2,85 2,03 7,67

05 Film, Animasi dan Video 5,31 6,67 10,09

06 Fotografi 4,61 6,26 6,89

07 Kriya 3,65 4,54 2,27

08 Kuliner 5,04 4,00 5,06

09 Musik 7,47 7,25 7,59

10 Fesyen 4,08 2,78 4,05

11 Aplikasi dan Game developer 6,01 5,04 8,06

12 Penerbitan 4,05 4,88 3,60

13 Periklanan 9,74 6,12 7,07

14 Televisi dan Radio 11,58 8,39 10,33

15 Seni Pertunjukan 7,55 6,03 9,54

16 Seni Rupa 1,98 6,24 4,50

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 5,20 4,41 4,95

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 5,01 4,28 4,82

PDB Ekonomi Kreatif 5,19 4,41 4,95

PDB Non-Ekonomi Kreatif 4,99 4,92 5,02

PDB Nasional 5,01 4,88 5,02


88 LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Lampiran 11. Laju pertumbuhan Implisit PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun
2014-2016 (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**


(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 7,52 7,39 3,97

02 Desain Interior 6,15 6,80 3,43

03 Desain Komunikasi Visual 4,57 6,38 3,68

04 Desain Produk 5,12 3,87 5,36

05 Film, Animasi dan Video 7,60 6,59 5,82

06 Fotografi 4,55 6,41 3,47

07 Kriya 7,13 6,05 3,77

08 Kuliner 4,43 2,34 2,27

09 Musik 6,62 7,11 2,92

10 Fesyen 6,98 5,83 3,24

11 Aplikasi dan Game developer 5,87 4,32 4,90

12 Penerbitan 6,15 4,77 5,01

13 Periklanan 4,54 6,44 3,60

14 Televisi dan Radio 2,23 3,03 4,34

15 Seni Pertunjukan 5,77 5,56 3,15

16 Seni Rupa 4,37 5,84 2,68

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 5,35 4,04 3,11

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 5,35 4,04 3,11

PDB Ekonomi Kreatif 5,35 4,04 3,11

PDB Non-Ekonomi Kreatif 5,45 4,03 2,40

PDB Nasional 5,44 4,03 2,45


LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 89

Lampiran 12. Sumber pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016 menurut
subsektor (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**


(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 0,14 0,14 0,13

02 Desain Interior 0,01 0,01 0,01

03 Desain Komunikasi Visual 0,00 0,01 0,01

04 Desain Produk 0,01 0,01 0,02

05 Film, Animasi dan Video 0,01 0,01 0,01

06 Fotografi 0,02 0,03 0,03

07 Kriya 0,56 0,69 0,34

08 Kuliner 2,16 1,71 2,16

09 Musik 0,03 0,03 0,03

10 Fesyen 0,75 0,50 0,72

11 Aplikasi dan Game developer 0,10 0,09 0,14

12 Penerbitan 0,24 0,28 0,21

13 Periklanan 0,07 0,05 0,05

14 Televisi dan Radio 0,90 0,69 0,88

15 Seni Pertunjukan 0,02 0,02 0,02

16 Seni Rupa 0,00 0,01 0,01

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 5,01 4,26 4,78

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 0,18 0,15 0,17

PDB Ekonomi Kreatif 5,19 4,41 4,95

Anda mungkin juga menyukai