Laporan Tubular Reaktor FIX Kel 4
Laporan Tubular Reaktor FIX Kel 4
TUJUAN
Reaktor kontinyu dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu Reaktor Alir
Tangki Berpengaduk (RATB) atau Continous Stirred Tank Reaktor (CSTR) dan
Reaktor Alir Pipa (RAP) atu Plug Flow Reaktor (PFR). Keduanya dapat dipasang
single (tunggal) atau multiple (seri dan paralel). PFR merupakan reaktor yang
mempunyai karakteristik dan memiliki cirri khas dimana perubahan konversi
reaksi akan bertambah seiring dengan bertambahnya panjang reaktor. Perilaku
ideal pada PFR adalah menyerupai aliran sumbat sehingga disini tidak terjadi
pencampuran ke arah aksial dan semua molekul mempunyai waktu tinggal di
dalam reaktor sama besar. Dalam PFR backmixing dapat terjadi secara incidental
(Levenspiel, 1972).
t
Gambar 2.3 Kurva ideal konsentrasi terhadap waktu dengan metode pulse
t
Gambar 2.4 Kurva konsentrasi terhadap waktu dengan metode step
2.6 Variansi
Pengamatan variansi berfungsi untuk mengetahui tingkat kelebaran
dari suatu kurva distribusi, dalam hal ini ialah kurva RTD dari metode pulse.
Variansi dari kurva RTD dengan menggunakan metode pulse ini dapat
digunakan untuk mengindentifikasi bentuk sumbat (plug) yang terjadi dari
suatu aliran fluida. Variansi dinyatakan dengan lambing 𝜎2. Suatu PFR yang
ideal, yaitu alirannya benar-benar sumbat mempunyai nilai variansi nol.
Dengan kata lain semakin kecil nilai variansi dari suatu kurva RTD maka
semakin menyerupai dengan karakteristik dari reaktor jenis PFR
(Levenspiel, 1972).
Variansi dari suatu kurva RTD dapat dihitung dengan menggunakan
rumus di bawah ini :
∞ ∞
∫𝟎 (𝒕− 𝝉)𝟐 𝐂 𝐝𝐭 ∫𝟎 𝒕𝟐 𝑪 𝒅𝒕
2
𝝈 = ∞ = ∞ - 𝝉𝟐
∫𝟎 𝑪 𝒅𝒕 ∫𝟎 𝑪 𝒅𝒕
2.7 Dispersion Number
Menurut Levenspiel (1972), dispersion number merupakan bilangan
tak berdimensi. Dispersion number sering digunakan untuk mengetahui
terjadinya backmixing di dalam suatu reaktor jenis PFR. Dispersion number
dikembangkan dengan (D/𝜇𝐿). Berikut ialah persamaan yang sering
digunakan untuk dispersion number.
𝝈𝟐 𝑫
𝟐
=𝟐 ( )
𝝉 𝝁𝑳
Sampling
Secara bersamaan lakukan sampling di bagian dilakukan pada
keluaran reactor. beberapa buah
wadah plastik
250
200
Laminer
150
Transisi
100
Turbulen
50
0
0 5 10 15
Waktu (s)
250
200
150
100
50
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (s)
Kurva Hubungan Konsentrasi terhadap
Waktu pada Aliran Transisi
200
180
160
Konsentrasi (ppm) 140
120
100
80
60
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu (s)
250
Konsentrasi (ppm)
200
150
100
50
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Waktu (s)
4.1.2 Kurva Hubungan Konsentrasi terhadap t.C
1200
1000
800
600
400
200
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu (s)
Kurva Hubungan Konsentrasi terhadap
t.C pada Aliran Turbulen
1800
1600
Konsentrasi (ppm)
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (s)
5000
4000
3000
2000
1000
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (s)
Kurva Hubungan Konsentrasi terhadap
t2C pada Aliran Transisi
14000
12000
10000
Konsentrasi (ppm)
8000
6000
4000
2000
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (s)
4.2 METODE STEP
4.2.1 Kurva Hubungan Konsentrasi terhadap Waktu
20
Konsentrasi (ppm)
15
Laminer
10 Transisi
5 Turbulen
0
0 100 200 300 400
Waktu (sekon)
10
8
6
4
2
0
0 50 100 150 200 250
Konsentrasi (ppm)
Kurva Hubungan Waktu terhadap
Perubahan Konsentrasi pada Aliran
Transisi
16
14
12
Waktu (s)
10
8
6
4
2
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Konsentrasi (ppm)
20
Waktu (s)
15
10
0
0 50 100 150 200 250 300
Konsentrasi (ppm)
4.3 Pembahasan
Paada praktikum tubular reaktor ini pada prinsipnya menggunakan
metode PFR (Plug Flow Reactor). Dimana fluida dialirkan pada pipa lurus
dengan arah aliran horizhontal. Fluida yang digunakan berupa air yang
dicampur dengan pewarna. Dimana yang akan dicatat adalah variasi
konsentrasi warna dengan waktu, dan yang akan dihitung adalah RTD,
volume efektif dan dispersion number. Untuk menghitung tiga variabel
tersebut digunakan dua metode yakni metode pulse dan metode step.
Prinsip metode pulse yaitu dengan menginjeksikan pewarna dengan
volume yang sangat kecil. Didapat nilai RTD untuk aliran laminer 5,076 s;
transier 7,411 s dan turbulen 8,528 s , nilai ini menandai pencampuran dan
aliran di dalam reaktor sehingga dapat membandingkan waktu dari reaktor
nyata dengan reaktor ideal. Dari hasil percobaan didapat bahwa semakin
besar laju alir maka nilai RTD semakin besar.
Volume efektif untuk aliran laminer 0,477 m3; transier 0,767 m3 dan
turbulen 1,381 m3. Dispersion number untuk aliran laminer 0,501; transier
0,515 dan turbulen 0,374. Dispersion number menunjukkan tingkat error
yang terjadi pada reaktor. Dari nilai tersebut semua aliran fluida di dalam
reaktor PFR ini memiliki tingkat error lebih dari 5%.
Prinsip metode step yaitu dengan meng-injeksikan pewarna secara
kontinyu berbeda dengan metode pulse.
Sama seperti metode pulse nilai dari RTD dipengaruhi oleh laju alir,
yaitu semakin besar laju alir fluida semakin besar pula nilai RTD. Untuk
nilai RTD dari metode step relatif lebih besar dibanding metode pulse.
Untuk nilai dari volume efektif dipengaruhi laju alir dan RTD sama
seperti metode pulse. Tetapi nilai dari volume efektif menggunakan metode
step cenderung lebih besar.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum tubular reactor ini yaitu :
1. Nilai dari volume efektif reaktor nyata berbeda dengan nilai volume reaktor
ideal.
2. Nilai RTD :
Jenis Aliran Metode Pulse Metode Step
Laminer 4, 294 s 5,076 s
Transier 7,667 s 7,411 s
Turbulen 10,919 s 8,528 s
3. Nilai dispersion number, laminer 0,501; transier 0,515 dan turbulen 0,374.
4. Nilai volume efektif : 0,477 m3; transier 0,767 m3 dan turbulen 1,381 m3.
Jenis aliran Metode Pulse Metode Step
Laminer 0,382 𝑚3 0,477 m3
Transier 0,907 𝑚3 0,767 m3
Turbulen 1,574 𝑚3 1,381 m3
DAFTAR PUSTAKA
𝑽
𝝉=
𝑸
a) Aliran Laminer
7,63 × 10−4 𝑚3
𝜏= = 10,63 𝑠
7,174 × 10−5 𝑚3 ⁄𝑠
b) Aliran Transisi
7,63 × 10−4 𝑚3
𝜏= = 9,66 𝑠
7,898 × 10−5 𝑚3 ⁄𝑠
c) Aliran Turbulen
7,63 × 10−4 𝑚3
𝜏= = 7,905 𝑠
9,652 × 10−5 𝑚3 ⁄𝑠
∫ 𝐶 𝑑𝑡 = 969,2
0
∞
∫ 𝑡𝐶 𝑑𝑡 = 4920
0
∞
∫ 𝑡 2 𝐶 𝑑𝑡 = 25068,566
0
b) Aliran Transisi
Konsentrasi, C
Waktu, t (s) t.C t2.C
(ppm)
0.83 20 16.6 13.778
1.65 20 33 54.45
2.44 20 48.8 119.072
3.18 20 63.6 202.248
3.75 20 75 281.25
4.46 100 446 1989.16
5.18 140 725.2 3756.536
5.86 125 732.5 4292.45
6.55 125 818.75 5362.813
7.15 120 858 6134.7
7.77 190 1476.3 11470.85
8.52 70 596.4 5081.328
9.19 40 367.6 3378.244
9.87 50 493.5 4870.845
10.48 35 366.8 3844.064
11.21 30 336.3 3769.923
11.86 20 237.2 2813.192
12.51 15 187.65 2347.502
13.2 15 198 2613.6
13.79 15 206.85 2852.462
∫ 𝐶 𝑑𝑡 = 775,125
0
∞
∫ 𝑡𝐶 𝑑𝑡 = 5744,7415
0
∞
∫ 𝑡 2 𝐶 𝑑𝑡 = 43876,011
0
c) Aliran Turbulen
Konsentrasi, C
Waktu, t (s) t.C t2.C
(ppm)
0.92 10 9.2 8.464
1.54 15 23.1 35.574
2.07 20 41.4 85.698
2.68 55 147.4 395.032
3.28 120 393.6 1291.008
3.86 125 482.5 1862.45
4.45 175 778.75 3465.438
5.08 235 1193.8 6064.504
5.7 280 1596 9097.2
6.31 225 1419.75 8958.623
6.89 30 206.7 1424.163
7.46 30 223.8 1669.548
8.05 10 80.5 648.025
8.62 10 86.2 743.044
9.16 10 91.6 839.056
9.75 5 48.75 475.3125
10.34 5 51.7 534.578
10.88 5 54.4 591.872
11.42 5 57.1 652.082
11.98 5 59.9 717.602
∫ 𝐶 𝑑𝑡 = 782,525
0
∞
∫ 𝑡𝐶 𝑑𝑡 = 6673,625
0
∞
∫ 𝑡 2 𝐶 𝑑𝑡 = 42573,707
0
∞
∫𝟎 𝒕𝑪 𝒅𝒕
𝝉̅ = ∞
∫𝟎 𝑪 𝒅𝒕
a) Aliran Laminer
4920
τ̅ = = 5,076 s
969,2
b) Aliran Transisi
5744,7415
τ̅ = = 7,411 s
775,125
c) Aliran Turbulen
6673,625
τ̅ = = 8,528 s
782,525
B.1.4 Perhitungan Variansi
∞
𝟐
∫𝟎 (𝒕 − 𝝉̅)𝟐 𝑪 𝒅𝒕
𝝈 = ∞
∫𝟎 𝑪 𝒅𝒕
a) Aliran Laminer
25068,566
𝜎2 = = 25,865
969,2
b) Aliran Transisi
43876,011
𝜎2 = = 56,605
775,125
c) Aliran Turbulen
42573,707
𝜎2 = = 54,405
782,525
𝝉̅ × 𝑸
𝑽𝒆𝒇𝒇 =
𝑽𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂
a) Aliran Laminer
5,076 s × 7,174 × 10−5 𝑚3 ⁄𝑠
𝑉𝑒𝑓𝑓 = = 0,477 𝑚3
7,63 × 10−4
b) Aliran Transisi
7,411 𝑠 × 7,898 × 10−5 𝑚3 ⁄𝑠
𝑉𝑒𝑓𝑓 = = 0,767 𝑚3
7,63 × 10−4
c) Aliran Turbulen
10,919 𝑠 × 9,652 × 10−5 𝑚3 ⁄𝑠
𝑉𝑒𝑓𝑓 = = 1,381 𝑚3
7,63 × 10−4
B.1.6 Perhitungan Dispersion Number
𝑫 𝝈𝟐
[ ]= 𝟐
𝒖𝑳 𝟐𝝉̅
a) Aliran Laminer
𝐷 25,865
[ ]= = 0,501
𝑢𝐿 2 × (5,076)2
b) Aliran Transisi
𝐷 56,605
[ ]= = 0,515
𝑢𝐿 2 × (7,411)2
c) Aliran Turbulen
𝐷 54,405
[ ]= = 0,374
𝑢𝐿 2 × (8,528 )2
𝑽
𝝉=
𝑸
a) Aliran Laminer
7,63 × 10−4 𝑚3
𝜏= = 11,232 𝑠
6,793 × 10−5 𝑚3 ⁄𝑠
b) Aliran Transisi
7,63 × 10−4 𝑚3
𝜏= = 8,454 𝑠
9,025 × 10−5 𝑚3 ⁄𝑠
c) Aliran Turbulen
7,63 × 10−4 𝑚3
𝜏= = 6,936 𝑠
1,1 × 10−4 𝑚3 ⁄𝑠
B.1.2 Perhitungan Luas di Bawah Kurva
a) Aliran Laminer
Konsentrasi, C
Waktu, t (s) t.C
(ppm)
0.9 5 4.5
1.48 10 14.8
1.98 15 29.7
2.57 20 51.4
3.17 30 95.1
3.81 100 381
4.4 125 550
5.06 135 683.1
5.8 155 899
6.38 180 1148.4
6.96 205 1426.8
7.79 210 1635.9
8.56 210 1797.6
9.18 210 1927.8
9.83 210 2064.3
10.41 210 2186.1
11.07 210 2324.7
11.72 210 2461.2
12.43 210 2610.3
13.39 210 2811.9
𝐶𝑚𝑎𝑥 = 210
𝐶𝑚𝑎𝑥
∫ 𝑡. 𝑑𝐶𝑠𝑡𝑒𝑝 = 901,725
0
b) Aliran Transisi
Konsentrasi, C
Waktu, t (s) t.C
(ppm)
1.13 10 11.3
1.67 10 16.7
2.32 10 23.2
2.87 10 28.7
3.44 15 51.6
4.07 15 61.05
4.74 15 71.1
5.33 30 159.9
5.93 55 326.15
6.56 90 590.4
7.11 110 782.1
7.68 145 1113.6
8.4 205 1722
9.03 210 1896.3
9.66 225 2173.5
10.25 250 2562.5
10.86 280 3040.8
11.4 300 3420
12.02 300 3606
12.68 300 3804
13.25 300 3975
14.02 300 4206
14.86 300 4458
𝐶𝑚𝑎𝑥 = 300
𝐶𝑚𝑎𝑥
∫ 𝑡. 𝑑𝐶𝑠𝑡𝑒𝑝 = 2299,95
0
c) Aliran Turbulen
Konsentrasi, C
Waktu, t (s) t.C
(ppm)
0.91 5 4.55
1.9 5 9.5
2.65 5 13.25
3.39 5 16.95
4.21 10 42.1
4.83 10 48.3
5.68 10 56.8
6.31 15 94.65
6.9 20 138
7.54 20 150.8
8.18 30 245.4
8.75 35 306.25
9.35 45 420.75
10.06 90 905.4
10.68 135 1441.8
11.41 150 1711.5
12.02 180 2163.6
12.63 200 2526
13.25 210 2782.5
13.86 210 2910.6
14.56 250 3640
15.21 260 3954.6
15.8 260 4108
16.46 260 4279.6
17.3 260 4498
18.13 260 4713.8
18.9 260 4914
19.44 260 5054.4
20.19 260 5249.4
𝐶𝑚𝑎𝑥 = 260
𝐶𝑚𝑎𝑥
∫ 𝑡. 𝑑𝐶𝑠𝑡𝑒𝑝 = 2839,025
0
B.1.3 Perhitungan RTD
𝑪𝒎𝒂𝒙
𝟏
𝝉̅ = ∫ 𝒕. 𝒅𝑪𝒔𝒕𝒆𝒑
𝑪𝒎𝒂𝒙
𝟎
a) Aliran Laminer
1
𝜏̅ = × 901,725 = 4,294 𝑠
210
b) Aliran Transisi
1
𝜏̅ = × 2299,95 = 7,667 𝑠
300
c) Aliran Turbulen
1
𝜏̅ = × 2839,025 = 10,919 𝑠
260
𝝉̅ × 𝑸
𝑽𝒆𝒇𝒇 =
𝑽𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂
a) Aliran Laminer
4,294 𝑠 × 6,793 × 10−5 𝑚3 ⁄𝑠
𝑉𝑒𝑓𝑓 = −4
= 0,382 𝑚3
7,63 × 10
b) Aliran Transisi
7,667 𝑠 × 9,025 × 10−5 𝑚3 ⁄𝑠
𝑉𝑒𝑓𝑓 = = 0,907 𝑚3
7,63 × 10−4
c) Aliran Turbulen
10,919 𝑠 × 1,1 × 10−4 𝑚3 ⁄𝑠
𝑉𝑒𝑓𝑓 = = 1,574 𝑚3
7,63 × 10−4