Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MARET 2017

RUMAH SAKIT DAN SISTEM RUJUKAN

OLEH

MIRNA AULIA AWANIS

N 101 11 039

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2017

1
DAFTAR ISI

SAMPUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang………………………………………………………………. 3

1.2 tujuan………………………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Rumah sakit

a. definisi………………………………………………………………… 5

b. jenis rumah sakit……………………………………………………… 5

c. klasifikasi rumah sakit………………………………………………… 6

2.2 Sistem rujukan

a. definisi……………………………………………………………….. 8

b. karakteristik system rujukan………………………………………… 8

c. prosedur system rujukan…………………………………………….. 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan salah satu lembaga yang bererak di bidang

pelayanan jasa kesehatan dengan tanggung jawab memberikan pengobatan,

memberikan perawatan, mengusahakan kesembuhan dan kesehtan pasien,

serta mengupayakan pendidikan hidup sehat bai masyarakat. ( Puti, 2013 )

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan mendasar yang dibutuhkan

manusia. Kualitas kesehatan masyarakat sangat didukung oleh peran serta

pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan yang baik dan terjangkau

untuk seluruh kalangan. Pelayanan kesehatan di Indonesia belum dapat

merata sampai ke pelosok-pelosok. Mutu pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit tingkat Kabupaten masih perlu ditingkatkan baik dari sarana,

prasarana,peralatan dan ketenagaan. Rumah Sakit tertentu mendapat arus

penderita terlalu banyak, tetapi Rumah Sakit lain kurang

penderitanya.Adanya pengelolaan penderita yang kurang tepat sering

menimbulkan kematian penderita salah satunya karena keterlambatan

mengirim penderita ke unit kesehatan yang lebih mampu (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

Sistem rujukan merupakan suatu jaringan sistem pelayanan kesehatan

yang mungkin terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas

timbulnya suatu masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan

masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih

3
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional (Effendi & Makhfudli,

2009).

Rujukan juga berarti upaya pelayanan yang berjenjang dalam arti luas,

sehingga pemberian pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan lebih

bermutu dan menyeluruh. Banyak faktor yang mempengaruhi rujukan, seperti

pendidikan masyarakat, kemampuan sosial ekonomi, dan jarak tempuh yang

harus dilalui. Untuk dapat mencapai pelayanan yang lebih tinggi merupakan

kendala yang sulit diatasi serta menjadi penyebab terlambatnya pertolongan

pertama yang sangat diperlukan (Widyana, 2011).

Sistem rujukan merupakan permasalahan yang belum terselesaikan dalam

system kesehatan kita. Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah

pelaksanaan rujukan yang kurang cepat dan tepat. Masih banyak dijumpai

menumpuknya pasien pada Rumah Sakit rujukan tingkat ketiga dengan

kasus-kasus yang sebenarnya bisadiselesaikan di Rumah Sakit dibawahnya.

Hal ini merupakan permasalahan yang tidak saja merugikan secara finansial

tetapi juga akan berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan serta akan

berpengaruh terhadap pencapaian kinerja dibidang kesehatan serta

keseluruhan.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui Definisi, jenis dan klasifikasi rumah sakit

b. Untuk mengetahui Definisi, karakteristik dan prosedur system rujukan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rumah Sakit

a. Definisi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan perizinan rumah sakit adalah

sebagai berikut :

“ Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelengarakan pelayan kesehatan peroranan secara paripurna yan

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat ”.

Kesimpulan yan dapat di tarik dari definisi di atas adalah bahwa rumah

sakit mempunyai fungsi memberikan pelayanan medis dan para medis juga

sebagai temapat pendidikan dan atau latihan tenaa medis dan para medis

serta tempat penelitian dan pengembangan ilmu teknologi di bidan

kesehtan dan tujuan didirikannya rumah sakit adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyaratkat dalam bidang kesehatan.

b. Jenis rumah sakit

Menurut UU No. 44 Tahun 2009 Tentang, rumah sakit pasal 18,pasal 19

dan pasal 20, rumah sakit dapat di bagi berdasarkan jenis pelayan dan

pengelolaan. Adapun jenisnya sebagai berikut :

1. Penggolongan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanannya:

 Rumah sakit umum : memberikan pelayanan kesehatan pada semua

bidang dan jenis penyakit

5
 Rumah sakit khusus : memberikan pelayan utama pada satu bidang

atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golonan

umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

2. Penggolongan rumah sakit berdasarkan penyelenggaranya:

 Rumah sakit pemerintah adalah rumah sakit yang dimiliki dan

diselengarakan oleh : departemen kesehtan, pemerintah daerah,

ABRI, BUMN

 Rumash sakit swasta, adalah rumah sakit yan dimiliki dan

diselenggarakan oleh : yayasan yang sudah di sahkan sebagai

badan hokum, dbadan hokum yang bersifat social.

c. Klasfikasi rumah sakit

Menurut UU No. 44 Tahun 2009 Tentang rumah sakit pasal 24,

klasifikasi rumah sakit sebagai berikut :

 Rumah sakit kelas A

Merupakan rumah sakit yang telah mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis dan subspesialis luas sehinga oleh pemerintah

di tetapkan sebagai tempat rujukan tertinggi ( Top Referral

Hospital ) atau biasa juga disebut rumah sakit pusat. Rumah sakit

yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling

sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang

medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas) subspesialis.

6
 Rumah sakit kelas B

Merupakan rumah sakit yang telah mampu memberikan

pelayananan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah

sakit ini didirikan di setiap ibukota provinsi yang mampu

menampung pelayanan rujukan dari rumh sakit tingkat kabupaten.

Rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis

penunjang medik, 8(delapan) spesialis lain dan 2 (dua) subspesialis

dasar.

 Rumah sakit kelas C

Merupakan rumah sakit yang telah mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis terbatas. Rumah sakit ini didirikan di setiap

ibukota kabupaten ( Regency Hospital ) yang mampu menampung

pelayan rujukan dari puskesmas. Rumah sakit yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)

spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.

 Rumah sakit kelas D

Merupakan rumah sakit yang hanya bersifat transisi dengan hanya

memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan kedokteran

umum dan gigi. Rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar.

7
2.2 Sistem rujukan

a. Definisi

Menurut UU No. 44 Th 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 42 ayat 1

yaitu : Sistem rujukan merupakan wujud penyelenggaraan kesehatan yang

mengatur pelimpahan tugas-tugas dan tanggung jawab secara timbal

balik, baik vertikal maupun horizontal, maupun structural dan fungsional

terhadap kasus penyakit atau masalah penyakit atau permasalahan

kesehatan.

Rujukan vertical adalah rujukan antar pelayanan kesehatan yang

berbeda tingkatan. Rujukan horizontal adalah rujukan antar pelaynan

kesehatan dalam satu tingkatan (PERMENKES, 2012)

b. Karakteristik rujukan

Beberapa literatur menyatakan karakteristik rujukan medis adalah sebagai

berikut:

1) Menurut WHO (pada Referral Health System), karakteristik rujukan

medis adalah:

 Adanya kerjasama antara fasilitas pelayanan kesehatan;

 Kepatuhan terhadap SOP rujukan;

 Kelengkapan sumber daya pendukung, termasuk transportasi

dan komunikasi;

 Kelengkapan formulir rujukan;

 Komunikasi pra rujukan dengan fasilitas tujuan rujukan; dan

 Ketentuan rujuk balik.

8
2) Menurut KEMENKES dalam Pedoman Sistem Rujukan Nasional:

 Rujukan berdasarkan indikasi;

 Prosedur rujukan pada kasus kegawatan;

 Melakukan rujukan balik ke fasilitas perujuk;

 Keterjangkauan fasilitas rujukan; dan

 Rujukan pertama dari fasilitas primer;

( primasari, 2012 )

c. Prosedur rujukan

Pada dasarnya, prosedur fasilitas pemberi pelayanan kesehatan pengirim

rujukan adalah sebagai berikut:

1) Menjelaskan kepada para pasien atau keluarganya tentang alasan

rujuk;

2) Melakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang dituju

sebelum merujuk;

3) Membuat surat rujukan dan juga melampirkan hasil diagnosis pasien

dan catatan medisnya;

4) Mencatat pada register dan juga membuat laporan rujukan;

5) Stabilisasi keadaan umum pasien, dan dipertahankan selama dalam

perjalanan;

6) Pendampingan pasien oleh tenaga kesehatan;

7) Menyerahkan surat rujukan kepada pihak-pihak yang berwenang di

fasilitas pelayanan kesehatan di tempat rujukan;

9
8) Surat rujukan pertama harus berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan

primer, kecuali dalam keadaan darurat; dan

9) Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Askes, Jamkesmas,

Jamkesda, SKTM dan badan penjamin kesehatan lainnya tetap

berlaku.

Adapun prosedur sarana kesehatan penerima rujukan adalah:

1) Menerima rujukan pasien dan membuat tanda terima pasien;

2) Mencatat kasus-kasus rujukan dan membuat laporan penerimaan

rujukan;

3) Mendiagnosis dan melakukan tindakan medis yang diperlukan, serta

melaksanakan perawatan disertai catatan medik sesuai ketentuan;

4) Memberikan informasi medis kepada pihak sarana pelayanan

pengirim rujukan;

5) Membuat surat rujukan kepada sarana pelayanan kesehatan lebih

tinggi dan mengirim tembusannya. kepada sarana kesehatan pengirim

pertama; dan

6) Membuat rujukan balik kepada fasilitas pelayanan perujuk bila sudah

tidak memerlukan pelayanan medis spesialistik atau subspesialistik

dan setelah kondisi pasien (primasari, 2012 )

10
Gambar Prosedur Rujukan

Pada gambar di atas, rujukan emergency akan berjalan sesuai dengan

kebutuhan layanan kegawat daruratan yang dialami pasien, sedangkan

rujukan konvensional akan berlangsung secara berjenjang diikuti rujukan

baliknya.

Keterangan gambar:

a. Pada tingkat regional kabupaten/kota dapat dipilih 1 (satu) kecamatan

untuk dapat difungsikan sebagai Pusat Rujukan Medik Spesialistik

Terbatas/Pusat Rujukan Antara untuk berbagai fasilitas primer dalam 1

11
(satu) wilayah tangkapan sistem rujukan/khusus di kabupaten. Pusat

rujukan tersebut dapat berupa RS Kelas D Pratama atau Puskesmas

dengan Rawat Inap.

b. Pusat rujukan medik spesialistik di kabupaten/kota, berupa RS Kelas C

atau RS Kelas D, termasuk Balai Kesehatan Masyarakat (BKM).

c. Pusat rujukan medik Spesialistik Regional Provinsi, berupa RS Kelas B

Non Pendidikan di kabupaten/kota.

d. Pusat rujukan medik Spesialistik Umum/Khusus, di Provinsi berupa RS

Kelas B Pendidikan, termasuk Balai Besar Kesehatan Masyarakat

(BBKM).

e. RS Kelas A di provinsi, sebagai pusat rujukan regional.

f. Pusat rujukan medik Nasional Kelas A, Umum, dan Khusus di tingkat

nasional

( primasari, 2012 )

12
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

a. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat

darurat.

b. Klasifikasi rumah sakit terdiri dari kelas A, B, C, dan D

c. System rujukan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan

yang mengatur pelimpaha tugas dan tanggung jawab pelayan

kesehatan secara timbale balik, baik vertical maupun horizontal.

13
Daftar pustaka

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Pusat Kesehatan

Masyarakat. Biro hokum dan humas. Jakarta

Effendi dan Makhfudi, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas; Teori dan

Praktik Dalam Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta

Primasari KL, 2015. Analisis Sistem Rujukan Jaminan Kesehatan Nasional

RSUD. Dr. Adjidarno Kabupaten Lebak. Jurnal Administrasi Kebijakan

Kesehatan. Vol 1 nomor 2.

Puti WC, 2013. Pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas

pasien rawat jalan dan rawat inap rumah sakit otorita batam. Skripsi

universitas widyatama. Bandung

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2014 tentang

Klasifikasi dan perizinan rumah sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 tahun 2012 tentang

Sistem Rujukan Pelayan Kesehatan Perorangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009

TENTANG RUMAH SAKIT

Widyana. 2011. Evaluasi Pelaksanaan Rujukan Ibu Bersalin dengan Komplikasi

Persalinan oleh Bidan Desa di Puskesmas Sukorejo Wilayah Dinas Kesehatan

Kabupaten Pasuruan. Jurnal Kesehatan Suara Forikes, Vol II, No 4

14

Anda mungkin juga menyukai