K ATAT O N I K ( F 2 0 . 2 )
Refleksi Kasus
Pembimbing: dr.Nyoman Sumiati,M.Biomed.,Sp.KJ.
Oleh:
Sakina Usman
N11114011
Identitas
Nama : Tn.S
JK : Laki-laki
Umur : 24 tahun
Alamat : Toli-toli
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Ketika ditanya mengapa pasien mengamuk dan gelisah, pasien menjawab karena ia merasa
stress dan kemudian tidak bisa melanjutkan wawancara tersebut karena pasien seketika diam,
menutup mata, memegang kepalanya dan tidak menghiraukan pertanyaan pemeriksa lagi.
Menurut keluarganya, sejak 1 bulan ini pola tidur pasien terganggu berupa selalu bangun tidur
pada jam 2-3 subuh dan puncaknya pada 3 hari terakhir SMRS pasien tidak pernah tidur.
Menurut orangtua pasien, pasien memberitahukan kepada orangtuanya setiap kali ia akan
mengamuk, karena ia mendengar bisikan ditelinganya untuk mengamuk.
Gejala seperti ini baru pertama kali pasien alami. Riwayat penyakit medis
disangkal.
Penggunaan alkohol diakui oleh bapak pasien tetapi hanya kadang-kadang dan
dilakukan sebelum jauh saat gejala diperlihatkan.
Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Menurut bapak pasien,
pasien lahir secara normal dibantu oleh dukun dan tidak mengalami masalah
saat lahir.
Sampai pada 2 tahun SMRS pasien diajak oleh salah seorang temannya untuk berguru ilmu
tasawuf didaerahnya.
Bapak pasien mengaku bahwa pasien tidak pernah memberitahu kepada kedua orangtuanya
tentang keinginannya untuk berguru di organisasi keagamaaan tersebut.
Selama mengikuti organisasi ini, pasien sekitar 1 bulan tidak tinggal dirumah, dan apabila
dirumah, pasien selalu memaksa keluarganya untuk mengikuti ajaran-ajaran yang ia dapatkan,
seperti jangan bicara dengan wanita yang bukan muhrim dll. Mulai pada saat itu pasien mulai
menunjukkan gejala-gejala diatas.
Menurut pengakuan keluarga, tidak ada keluarga yang pernah menderita gejala seperti ini dalam
3 garis pohon keturunan. Dalam sebulan ini, apabila gejala mengamuk muncul, pasien kadang
dipasung namun tidak tiap hari.
Emosi yang Terlibat
Kasus ini menarik untuk dibahas karena pasien
tidak menunjukkan kesediaannya untuk
diwawancarai (tidak kooperatif) sehingga perlu
digali lebih lanjut mengenai cara
mewawancarai pasien dengan tipe pendiam
seperti ini sehingga kedepannya dapat
diaplikasikan.
Evaluasi
Pengalaman Baik Pengalaman Buruk
• Pasien tidak • Seringkali pasien
menunjukkan rasa selalu mencoba untuk
curiga kepada menyentuh pemeriksa,
pemeriksa, serta dapat namun dapat diatasi
duduk berdampingan karena pasien
dengan pemeriksa mematuhi perintah
untuk diamati, pemeriksa untuk tidak
meskipun pasien tidak melakukan hal itu lagi.
dapat menjawab
pertanyaan pemeriksa
dengan baik.
Analisis
Berdasarkan deskripsi kasus diatas, kasus ini merupakan pasien dengan skizofrenia.
Pada pasien ini, didapatkan pasien mengalami gangguan proses pikir berupa blocking (terhambat) yaitu
pembicaraan yang dilakukan dengan pasien tiba-tiba berhenti ketika diwawancarai dan alogia yaitu pasien
sedikit berbicara.
Gangguan persepsi juga ditemukan, yaitu halusinasi auditorik, dimana pasien selalu mendengarkan bisikan
bahwa ia harus mengamuk.
Gangguan emosi berupa afek tumpul, yaitu ekspresi pasien sangat sedikit
Gangguan perilaku berupa perilaku katatonik, yaitu selalu mengulang gerakan seperti berdoa
kesemua gejala gangguan tersebut telah berlangsung/ dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu
dengan penurunan fungsi hidup dan social, yaitu tidak dapat tidur dengan normal dan tidak mampu melakukan
pekerjaan seperti sebelum sakit.
Tipe Skizofrenia
• Antipsikotik tipikal:
Psikofarmak haloperidol tab 1,5 mg
a 2x1/hari
• Psikoterapi
Non • Suportif
psikofarmak • Edukatif
a • Rekonstruktif
Kesimpulan