Anda di halaman 1dari 20

PTERIGIUM

Mirna aulia awanis


N111 17 002

Pembimbing
dr. Neni Parimo, Sp.M
Pendahuluan
Pterigium berasal dari kata Yunani pterygos yang berarti sayap kecil, yang
memberikan kesan perluasan jaringan seperti sayap yang berasal dari konjungtiva ke
bagian limbus kornea.

Di Indonesia yang melintas di bawah garis khatulistiwa, kasus-kasus pterigium cukup


sering didapati.Mereka yang sering bekerja di bawah cahaya matahari atau penghuni
di negara tropika. Apalagi karena faktor risikonya adalah paparan sinar matahari (UVA
& UVB), dan bisa dipengaruhi juga oleh paparan alergen, iritasi berulang (misal
karena debu atau kekeringan)
Anatomi konjungtiva
Anatomi kornea
Kornea adalah selaput bening mata
yang menembus cahaya dan
merupakan lapisan jaringan yang
menutup bola mata bagian depan
Pterigium
Pterigium merupakan suatu pertumbuhan jaringan
fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan
invasif.Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak
bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke
kornea berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral
atau di daerah kornea. Pterigium mudah meradang dan bila
terjadi iritasi akan berwarna merah dapat mengenai kedua
mata
Etiologi
Tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma,
radang, dan degenerasi.Pterigium disebabkan proses degenerasi akibat
paparan sinar UV berlebihan pada mata. Debu, angin, mata kering, dan
iritasi juga dikaitkan dengan penyebab terjadinya pterigium
Faktor resiko
•Faktor Genetik

Radiasi Faktor
Ultraviolet lain Faktor Genetik
Epidemiologi
 Dua kali lebih banyak terjadi pada laki –laki dibandingkan perempuan

 Pasien usia 40 tahun memiliki prevalensi pterigium lebih tinggi


sedangkan pasien usia 20-40 tahun memilki insidensi pterigium
tertinggi.
Ultraviolet/mutagen
untuk p53 tumor
suppressor gene
pada limbal basal Patogenesis Pterigium
stem cell

terjadi degenerasi
elastoic dan
transforming growth proliferasi jaringan
sel-sel bermigrasi
factor-beta overproduksi dan angiogenesis. granulasi vaskular
dan menimbulkan degenerasi di bawah epitel
kolagenase meningkat kolagen dan yang selanjutnya
terlihat jaringan menebus dan
subepitelial merusak kornea
fibroveskular
Pterigium dibagi kedalam 4 derajat yaitu:

Derajat 1 :
jika hanya
terbatas
pada limbus
kornea
Derajat 2 : jika
sudah melewati
limbus tetapi
tidak melebihi
dari 2 mm
melewati
kornea
Derajat 3 : jika
telah melebihi
derajat 2 tetapi
tidak melebihi
pinggir pupil
mata dalam
keadaan cahaya
(pupil dalam
keadaan normal
sekitar 3-4 mm)
Derajat 4 : jika
pertumbuhan
pterigium sudah
melewati pupil
sehingga
mengganggu
penglihatan
Manifestasi klinis
• Mata merah denga tajam penglihatan normal disertai dengan jaringan
fibrovaskular konjungtiva yang tumbuh secara abnormal berbentuk
seperti sayap

• Gangguan penglihatan dapat terjadi jika pterigium menutupi aksis


visual atau terdapat astigmatisme
Diagnosis
Anamnesis

Pasien dengan pterigium menunjukkan berbagai macam


keluhan mulai dari tidak ada gejala sampai kemerahan, pembengkakan,
gatal, iritasi, penglihatan menjadi kabur berhubungan dengan peninggian
lesi pada konjungtiva dan kornea yang berdekatan pada satu atau kedua
mata
Pemeriksaan fisik

• Benjolan atau tonjolan fibrovaskular berbentuk segitiga dengan


pinggiran meninggi dengan apeks yang mencapai kornea dan badanya
terletak pada konjungtiva inter palpebra
• Bagian puncak dari jaringan pterigium biasanya menampakkan garis
coklat – kemerahan
• Tentukan derajat pterigium
Tatalaksana
Konservatif
pada keadaan dini pterigium tidak Bedah
memerlukan terapi dan hanya ✘ Teknik bare sclera
konservatif saja. Lindungi mata dari ✘ Teknik autograft konjungtiva
sinar matahari, udara kering, debu ✘ Cangkok membran amnion
dengan menggunakan kacamata

Farmakologis
• air mata buatan
•Prednisolone acetat
Prognosis Penglihatan dan kosmetik pasien
setelah dieksisi adalah baik
1 Pterigium adalah pertumbuhan 3 Gangguan penglihatan dapat
terjadi jika pterigium
abnormal yang terdiri atas jaringan menutupi aksis visual atau
kolagen yang berbentuk segitiga terdapat astigmatisme.
dengan dasar di limbus dan
puncaknya berada di kornea.Penyakit
tersebut pada umumnya berjalan
4 Prognosis Penglihatan dan kosmetik pasien
setelah dieksisi adalah baik
progresif di nasal atau temporal
kornea, namun biasanya berada di
sisi nasal

Kesimpulan
2 Pterigium disebabkan proses degenerasi 5
akibat paparan sinar UV berlebihan pada Pengobatan pterigium adalah dengan sikap
mata. Debu, angin, mata kering, dan iritasi konservatif atau dilakukan pembedahan
bila terjadi ganguan penglihatan akibat
juga dikaitkan dengan penyebab terjadinya
terjadinya astigmatisme ireguler atau
pterigium. pterigium yang telah menutupi media
penglihatan.
thanks!

Anda mungkin juga menyukai