Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara terluas kedua di asia dan ketujuh di dunia dan

juga merupakan negara kepulauan terluas di dunia yang memiliki luas daratan 1/3

bagian dan lautan 2/3 bagian yang terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil,

seluruhnya mencakup 17.508 pulau dengan garis pantai lebih dari 81.000 km serta

memiliki potensi sumber daya pesisir dan lautan yang sangat besar. Sebagai negara

kepulauan, Indonesia memiliki beribu pulau dengan laut yang luas sehingga sangat

memungkinkan untuk memiliki potensi wisata alam yang banyak dan beraneka

ragam. (Bengen, 2002 dan Abdillah, 2016 ).

Potensi wisata alam salah satunya adalah laut yang melibatkan kawasan

pesisir. Kawasan pesisir merupakan bagian dari pemanfaatan objek wisata yang

banyak diminati. Selain aktifitas wisata banyak aktifitas yang dilakukan yang erat

kaitannya dengan pemanfaatan di kawasan ini. Secara umum aktivitas masyarakat

di kawasan pesisir dapat berupa kegiatan perikanan, kegiatan pariwisata, kegiatan

transportasi laut, kegiatan industri, pertambangan, kegiatan pembangkit energi,

industri maritim, kegiatan pertanian dan kehutanan (Bengen, 2002).

Usaha mengembangkan dunia pariwisata ini didukung dengan UU Nomor 19

Tahun 1990 dan UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang

menyebutkan keberadaan objek wisata pada suatu daerah akan sangat

1
2

menguntungkan, antara lain meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),

meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan memperluas kesempatan kerja

mengingat banyaknya pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan

serta melestarikan alam dan budaya setempat (Defi, 2012).

Pembangunan pariwisata telah menjadi salah satu pembangunan yang perlu

dikembangkan, karena dari sektor ini dapat meningkatkan penerimaan devisa

negara, menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan

lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi faktor-

faktor produksi yang lainnya (Adirozal, Harun, Tahun IV No 6 Juli - Desember

2002).

Masyarakat kini mulai menyadari akan pentingnya peranan pariwisata dalam

menaikan pendapatan ekonomi. Terutama bagi masyarakat yang peduli akan

kemajuan ekonomi di desanya atau yang ingin meningkatkan perekonomian

dikeluarganya ataupun perekonomian pada dirinya sendiri. Tentu saja hal ini

menjadikan industri pariwisata semakin berkembang dan mendapat perhatian

khusus dari masyarakat, baik selaku wisatawan maupun pelaku usaha dalam

bidang pariwisata

Secara lebih spesifik dari sudut pandang sosial dan ekonomi, kegiatan

pariwisata akan memperluas kesempatan tenaga kerja baik dari kegiatan

pembangunan sarana dan prasarana maupun dari berbagai sektor usaha yang

langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kepariwisataan, memberikan

sumbangan terhadap penerimaan daerah bersumber dari pajak, retribusi parkir dan
3

karcis atau dapat mendatangkan devisa dari para wisatawan mancanegara yang

berkunjung. Adanya pariwisata juga akan menumbuhkan usaha-usaha ekonomi

yang saling merangkai dan menunjang kegiatannya sehingga dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Seperti halnya daerah lain yang ada di Indonesia, Maluku juga kaya akan

potensi pariwisata. Mulai dari wisata bahari, wisata cagar alam, wisata religi,

wisata sejarah, dan wisata kuliner. Pariwisata di Maluku saat ini tumbuh laksana

jamur di musim penghujan. Kawasan wisata mulai merebak di mana-mana. Selain

kawasan wisata, hal lain yang juga berhubungan dan mendukung kegiatan

pariwisata juga turut mengimbangi.

Maluku yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan mencoba melihat

peluang yang ada. Menurut Dimjati (2003), bahwa pembangunan pariwisata bahari

merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan Produk

Domestik Bruto (PDB). Tahun 2000 sektor pariwisata mampu memberikan

kontribusi sebesar Rp. 128,31 triliun atau sebesar 9,38% dari total PDB Indonesia

yang sebesar Rp. 1.368 triliun.

Propinsi Maluku merupakan daerah kepulauan dengan luas wilayah 712.480

km² terdiri dari sekitar 92,4% lautan dan 7,6% daratan dengan panjang garis pantai

11.000 km. Menurut catatan dalam Statistik, Provinsi Maluku yang tergambar di

dalam Produk Domestik Regional Bruto menunjukkan bahwa sejak tahun 2004-

2008 sektor pariwisata terus mengalami peningkatan. Jumlah PDRB tahun 2007

berada pada posisi kedua setelah sektor pertanian yaitu sebesar Rp. 922.453 juta
4

per tahun. Jumlah ini terus meningkat yakni pada tahun 2008 yaitu sudah

mencapai Rp. 971.534 juta per tahun (BPS, 2009).

Hal ini juga dapat dilihat pada tahun 2010 menjelang event Sail Banda di

Maluku dan semakin meningkat dimana angka kunjungan wisatawan ke Provinsi

Maluku dalam tujuh tahun terakhir mengalami peningkatan yang siginifikan, dari

31.643 orang pada 2010 naik menjadi 122.575 orang pada 2016 (Pengembangan

Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Maluku (Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Maluku, 2017)

Selain Sail Banda masih banyak terdapat destinasi wisata bahari di daerah

Maluku. Salah satu destinasi wisata bahari yang cukup terkenal adalah pantai

Lubang Buaya dan pantai Halasi yang berada di Desa Morella Kecamatan Leihitu

Kabupaten Maluku Tengah. Objek wisata dikedua pantai ini memeliki keunikan

tersendiri dimana potensi diantaranya lokasi yang mudah dijangkau. Pantai

Lubang buaya memeliki keindahan air laut yang berwarna biru-kehitaman,

berbagai terumbuh karang dengan aneka warna dan bentuk (baik soft and hard),

juga ikan yang berwarna-warni.

Demikian halnya pantai Halasi yang merupakan tempat wisata baru yang

diresmikan pada tahun 2018 yang memeliki nilai keindahan lainnya yaitu

pemandangan laut yang indah, pasir putih dan air laut yang sangat jernih sehingga

sempurna untuk berenang, berjemur dan snorkeling selain itu pula tersedia

pelabuhan mini untuk speed Boat yang juga difungsikan pengunjung untuk

mengambil gambar.
5

Keunikan inilah yang membuat Pantai Lubang Buaya dan pantai Halasi

banyak diminati dan dijadikan destinasi wisata favorit wisatawan. Dari hasil

wawancara yang dilakukan pada beberapa pedagang di sekitar pesisir kawasan

pantai kunjungan meningkat dari hari ke hari dan umumnya oleh wisatawan

lokal sehingga hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk berdagang.

Hingga saat ini sudah terdapat banyak warung makan dan tenda-tenda yang

menawarkan makanan dan berbagai jasa pariwisata lain seperti penyewaan alat

selam, penyewaan perahu yang digunakan sebagai sarana rekreasi bagi

wisatawan jika hendak berkeliling lautan, penyewaan kacamata dan jaket

pelampung untuk kegiatan snorkeling dan lain-lain.

Rata –rata pendapatan per bulan para pedagang di sekitar pantai wisata

beragam. Untuk penyewaan penginapan berkisar Rp. 4.000.000 s.d Rp.

5.000.000,- penyewaan Banana boat Rp. 3.000.000 s.d jt s.d Rp. 4.000.000,

Spead boat Rp 4.000.000 s.d 4.500.000, Makan 3000.000 s.d 3.500.000. Untuk

pantai Lubang Buaya penyewaan perahu untuk kegiatan snorkeling dan Diving

lebih banyak diminati wisatawan asing juga untuk kegiatan pengambilan

panorama di sekitar pantai, sedangkan pantai Halasi penyewaan alat renang

khususnya wisatawan anak-anak.

Hal inilah yang kemudian menarik minat penulis untuk meneliti lebih

jauh pengaruh objek wisata Pantai Morella terhadap tingkat pendapatan

masyarakat di Desa Morella, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh destinasi wisata pantai Morella terhadap tingkat

pendapatan masyarakat pesisir?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat

(pelaku usaha) pada destinasi wisata pantai Morella?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan Masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh destinasi wisata pantai Morella terhadap

tingkat pendapatan masyarakat pesisir.

2. Untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan

masyarakat (pelaku usaha) pada destinasi wisata pantai Lubang Buaya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diaharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Pemerintah daerah khususnya Dinas Pariwisata Provinsi Maluku dan

Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah dalam merumuskan dan

membuat kebijakan dalam pengembangan wisata Pantai Lubang Buaya

Morella.
7

2. Sebagai bahan pengetahuan bagi semua masyarakat terkait pengaruh

destinasi wisata Pantai Lubang Buaya Morella terhadap tingkat

pendapatan masyarakat.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dan pihak lain jika ingin melakukan

penelitian terhadap masalah yang sama.

E. Sistematika Penulisan

Proposal Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan yang terdiri

dari, BAB I Pendahuluan, BAB II Tujuan Pustaka, BAB III Metode Penelitian.

BAB I Pendahuluan

Menguraikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II Tujuan Pustaka

Menguraikan Landasan Teori, hubungan antar variabel, Penelitian Terdahulu,

dan Kerangka Pemikiran.

BAB III Metode Penelitian

Menguraikan Jenis Penelitian, Variabel Penelitian, Lokasi dan Waktu

Penelitian, Populasi dan Sampel, jenis dan Metode Pengumpulan Data,

analisis data.

Anda mungkin juga menyukai