Anda di halaman 1dari 14

ALAT UKUR TAHANAN MURNI (RDC)

PEDOMAN PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN


UNTUK
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN INSTALASI TENAGA LISTRIK

1-1
DAFTAR ISI.
DAFTAR ISI. ................................................................................................................... 1-2

ALAT UKUR TAHANAN MURNI (RDC). .................................................................... 1-3

1. PENGERTIAN. ....................................................................................................... 1-3

2. Prinsip dari jembatan Wheatstone. .......................................................................... 2-4

2.1 Cara kerja. ......................................................................................................... 2-5


2.2 Cabang pengatur dan cabang rasio. ................................................................... 2-6
2.3 Cara kerja alat Ukur Jambatan Wheatstone. ..................................................... 2-6
2.4 Pengukuran tahanan rendah. ............................................................................. 2-7
2.5 CARA MENGUKUR TAHANAN MURNI PADA TRAFO. ......................... 2-7
2.5.1 Mengukur sirkuit dan melakukan pengukuran .......................................... 2-8
3. INSTRUKSI KERJA (IK) ..................................................................................... 3-10

3.1 CAKUPAN INSTRUKSI KERJA .................................................................. 3-10


3.1.1 TUJUAN .................................................................................................. 3-10
3.1.2 RUANG LINGKUP ................................................................................. 3-10
3.1.3 REFERENSI ............................................................................................ 3-10
3.1.4 DEFINISI DAN ISTILAH ....................................................................... 3-10
3.1.5 INFORMASI UMUM .............................................................................. 3-10
3.1.6 PERALATAN KERJA ............................................................................ 3-10
3.2 LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN ................................................. 3-11
3.2.1 Persiapan .................................................................................................. 3-11
3.2.2 Pelaksanaan .............................................................................................. 3-11
3.2.3 Finishing .................................................................................................. 3-12
3.3 BAGAN ALIR. ............................................................................................... 3-13
3.4 FORMULIR HASIL PENGUKURAN Rdc. .................................................. 3-14

1-2
ALAT UKUR TAHANAN MURNI (RDC).

1. PENGERTIAN.
Pengukuran dibuat untuk untuk memeriksa kumparan reaktor dan koneksi
terminal yang baik untuk digunakan sebagai referensi untuk pengukuran masa
depan dan untuk menghitung ke nilai-nilai kerugian pada referensi (misalnya 75 °
C) suhu. Mengukur resistensi kumparan dilakukan dengan menggunakan DC
saat ini dan sangat banyak tergantung pada suhu. Koreksi suhu dibuat menurut
persamaan di bawah ini:

235  t2 225  t 2
R2  R1 (Untuk tembaga) R2  R1 . (Untuk aluminium)
235  t1 225  t1
Dimana;
R2 = resistensi kumparan pada suhu t2.
R1 = resistensi kumparan pada suhu t1.

Karena itu temperatur harus diukur ketika mengukur resistances kumparan dan
suhu selama pengukuran harus dicatat
Resistensi Kumparan yang diukur antara semua terminal koneksi dari kumparan
dan pada semua posisi tap. Selama ini, resistensi kumparan juga harus diukur
dan dicatat dengan tepat.

Pengukuran saat dapat dilakukan baik dengan menggunakan sebuah baterai


atau dari sebuah sumber arus lain (stabil). Nilai Pengukuran ini harus
mengalirkan arus yang cukup tinggi untuk mendapatkan pengukuran yang benar
dan tepat serta cukup kecil untuk tidak berubah suhu kumparan. Dalam
prakteknya, nilai ini harus lebih besar dari 1,2 x I 0 dan lebih kecil dari 0,1 x IN,
jika mungkin.

Transformator terdiri dari suatu Resistan dan sebuah L induktansi terhubung


serial. Jika suatu U tegangan diterapkan ke sirkuit ini;
Nilai pengukuran saat ini akan;

Di sini, koefisien waktu tergantung pada rasio L / R.

Sebagai meningkat saat ini pengukuran, inti akan jenuh dan induktansi akan
menurun. Dengan cara ini, arus akan mencapai nilai saturasi dalam waktu yang
lebih singkat.

1-3
Setelah saat ini diterapkan ke sirkuit, itu harus menunggu sampai saat ini
menjadi stasioner (saturasi lengkap) sebelum mengambil pengukuran, jika tidak,
akan ada kesalahan pengukuran.

Dalam pengukuran tahanan terdapat beberapa cara-cara seperti :


 Fungsi rasio dari kerugian tegangan pada tahanan yang diukur
terhadap arus yang mengalir (hukum ohm).
 Fungsi potensiometer dimana rasio dari tegangan yang tidak diketahui
terhadap tegangan yang diketahui, digantikan oleh suatu rasio yang
didapatkan dari rasio tahanan-tahanan, proses ini memberikan
ketelitian yang tinggi.
 Terdapat cara untuk mendapatkan rasio dari tahanan yang tidak
diketahui terhadap tegangan yang dikethui, secara teliti untuk
pengukuran tahanan. Cara pengukuran ini dikenal sebagai metoda
jembatan.

2. Prinsip dari jembatan Wheatstone.


Sirkit listrik yang terdiri dari empat tahanan, dan sumber tegangan yang
dihubungkan melalui dua titik diagonal, dan pada dua titik diagonal dipasang
galvanometer seperti pada gambar 1.

Vab

P S
G

a b

K2

Q Rx

K1

E
Kh

Gambar 1 : Jembatan Wheatstone

2-4
2.1 Cara kerja.
Misalkan bahwa saklar K1 tetap menutup dan K2 terbuka. Tegangan-
tegangan yang melalui terminal a-b pada saat ini disebur Vab, maka
tegangan yang melalui c-b dan tegangan melalui d-b masing-masing
dapat dinyatakan sabagai berikut.
S
Vcb  Vab
PS
Rx
Vdb  Vab
Q  Rx
Dengan mengatur S, adalah mungkin untuk membuat Vcb = Vdb. Bila hal
ini dipenuhi maka tiada arus yang mengalir melalui galvanometer,
meskipun K2 ditutup.bila G tidak memperlihatkan pergeseran meskipun k2
ditutup, maka dikatakan bahwa jembatan dalam kondisi berimbang.
Dalam keadaan setimbang maka didapat persyaratan :

PS P Q  Rx Q
 1   1
S S RX RX
PR X  QS
QS
RX 
P
Jadi harga tahanan yang tidak diketahui bisa didapat dengan
menyeimbangkan jembatan bila rasio dari tahanan Q/P dan harga S
diketahui.
Hubungan yang dinyatakan oleh persamaan tersebut diatas disebut syarat
keseimbangan untuk jembatan. Keseimbangan jembatan ini hal yang
perlu diperhatikan adalah sbb :
1. keadaan seimbang tidak dipengaruhi oleh pergantian dari posisi
sumber tegangan dan galvanometer.
2. kondisi keseimbangan tidak dipengaruhi, bila tegangan dari
sumber berubah.
3. galvanometer hanya diperlukan untuk melihat bahwa tidak
ada arus yang mengalir melalui sirkitnya, jadi tidak perlu
membaca harga arus pada skala.
Cabang P dan Q disebut cabang pengatur, dan nilainya tidak perlu
ketelitian tetapi harga rasio antara kedua tahanan tersebut sangat penting,
dan harga tahanan dari kedua cabang tersebut harus mempunyai rasio
yang seteliti mungkin.

2-5
2.2 Cabang pengatur dan cabang rasio.
Cabang pengatur dan cabang ratio dibuat sedemikian rupa dengan
memperhatikan beberapa ketentuan-ketentuan yang perlu. Pertama untuk
keduanya, tahanan-tahanan kontak dari penghubung-penghubung, bila
digunakan untuk merubah-rubah tahanan akan menyebabkan harga-
harga tahanan tidak stbil. Kedua, jumlah tahanan yang akan digunakan
hendaknya seminimal mungkin. Nilai tahanan dapat digambarkan sebagai
susunan tahanan yang mempunyai harga ratio dari 10 -3, 10-2,10-1,1
,10,102, dan 103. Nyatakanlah tahanan tersebut diantara terminal A ke C
dan terminal C ke B masing-masing sebagai RAB dan RCB, maka dapat
dilihat denga mudah bahwa harga dari RAB / RCB akan mengambil harga-
harga seperti tersebut diatas, tergantung dari pada posisi dari sikat-sikat
C. Dalam contoh ini terminal C dihubungkan dengan sumber tegangan
dari jembatan atau galvanometer, sehingga tahanan-tahanan kontak dari
sikat-sikat tidak mempengaruhi kondisi keseimbangan dari jembatan.

2.3 Cara kerja alat Ukur Jambatan Wheatstone.

Gambar 2. Diagram Jembatan Wheatstone

Pada gamabr 2 memeprlihatkan contoh diagram dari jembatan


Wheatstone secara praktis. Ini adalah alat pengukur tahanan murni (Rdc)
yang mudah dibawa, dilengkapi secara langsung dengan batere dan
galvanometer. Empat tombol dekade secara seri akan memberikan
tahanan sehingga mencapai 10 kΩ, dan daerah pengukurannya
ditentukan dengan mengalikan tahanan tersebut oleh faktor perkalian
yang dapat mencapai 10-3, 10-2,10-1,1 ,10,102, dan atau 103.

2-6
Bila dikehendaki agar kepekaan untuk keseimbangan pelru diperbesar,
maka galvanometer yang dapat dihubungkan dari luar dapat digunakan.

2.4 Pengukuran tahanan rendah.


Dalam pengukuran tahanan rendah yaitu dibawah 1 Ω, konduktor-
konduktor pengukuran harus diperhitungkan sebab kemungkinan
mempunyai tahanan lebih dari 1 mΩ, jadi hasil pengukuran harus dikurang
nilai dari konduktor-konduktor tersebut.
Pada pengukuran tahanan-tahanan yang sangat rendah maka rugi
tegangan juga rendah sehingga arus yang mengalir juga sangat kecil.
Tetapi karena pengaruh panas maka tahanan akan bertambah besar
tetapi arus semakin kecil sehingga rugi tegangan menjadi semakin kecil
pula maka akan mempengaruhi gaya gerak listrik thermis yang nilainya
bisa sampai dibawah angka 10 μV.

2.5 CARA MENGUKUR TAHANAN MURNI PADA TRAFO.


Yang pertama dan utama adalah pemasangan konduktor pentanahan
agar residu induksi didalam kumparan trafo dihilangkan, dengan cara
menyambungkan pada sistm pentanahan kemudian disambungkan pada
titik netral untuk trafo hubungan bintang dan salah satu fasa untuk trafo
hubungan segitiga.
Konduktor penghubung yang digunakan diukur terlebih dulu untuk
mengetahui nilai tahanannya, seperti penjelasan pada butir 2,4,
sambungkan konduktor pada terminal pada ujung buhsing salah satu fasa
dan titik netral hubungan trafo, jika mengukur salah satu sisi kumparan
maka kumparan lain tetap di hubungkan ke tanah.
Sesuai dengan instruksi kerja bahwa tahap persiapan telah dilakukan
dengan baik sehingga alat telah siap digunakan terutama sumber
tegangan. Konduktor disambungkan dengan terminal yang bertanda Rx,
kemudian tekan saklar B untuk menyalakan alat dan G untuk
menghubungkan dengan galvanometer. Atur dari potensiometer pada
posisi paling tinggi dengan memperhatikan gerakan arah jarum pada
galvanometer bila pada daerah tanda (-) berati rasio tahanan masih besar,
atur yang perkaliannya paling besar kemudian atur tahanan potensio yang
lebih rendah hingga yang paling rendah sehingga galvanometer
menunjukan nol. Baca nilai masing-masing tahanan potensio sesuai
urutan besaranya maka akan diperoleh nilai ari tahanan murni (Rdc) dari
kumparan trafo tersebut.

2-7
2.5.1 Mengukur sirkuit dan melakukan pengukuran

Kumparan resistensi dapat diukur oleh salah satu metode berikut, dengan
metode arus tegangan, dengan metode jembatan atau oleh instrumen
ukur digital (misalnya microohmmeter).

Mengukur sensitivitas dapat ditingkatkan dengan menggunakan


instrumen-instrumen ukur digital. Rangkaian dari pengukuran dengan
metode arus-tegangan diberikan dalam gambar 3.

Hal ini diperlukan untuk menjamin trafo terhindar dari tegangan sangat
tinggi selama switching on dan off sirkuit, voltmeter tersebut tidak akan
bertahan di sirkuit selama waktu ini.

Gambar 3. Kumparan Pengukuran resistans dengan metode Lancar-


Voltage.

Gambar 4. Pengukuran resistan kumparan dengan metoda sumber DC.

Bila kumparan trafo adalah delta (segitiga) hasil pengukuran adalah harga
ekivalen dari rangkaian segitiga maka perlu dihitung kembali dengan
rumus :

2-8
R1 ( R2  R3 )
Rtot  r1
R2 R1  R2  R3
R1 R1  R2  R3  R
maka r3
R3
2
r R r2
3

2-9
Gambar 5: cara koneksi alat ukur resistan kumparan.

3. INSTRUKSI KERJA (IK)


3.1 CAKUPAN INSTRUKSI KERJA
3.1.1 TUJUAN
Instruksi kerja ini disusun sebagai petunjuk pelaksanaan
pengukuran tahanan DC pada instalasi listrik

3.1.2 RUANG LINGKUP


Meliputi aktivitas pelaksanaan pengukuran tahanan DC pada
instalasi listrik

3.1.3 REFERENSI
Buku Manual Alat Ukur Tahanan DC

3.1.4 DEFINISI DAN ISTILAH


1. alat ukur : alat ukur / meter yang digunakan
2. kabel & accessories : kabel atau perlengkapan lain yang
digunakan bersama-sama alat ukur
dimaksud sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya
3. tool set :peralatan kunci-kunci yang
digunakan untuk mendukung
kegiatan pengukuran

3.1.5 INFORMASI UMUM


Instruksi kerja ini dilaksanakan dalam keadaan instalasi bebas
tegangan.

3.1.6 PERALATAN KERJA


1. Alat ukur tahanan DC

3-10
2. Kabel / probe dan accessories
3. Tool set
4. Peralatan K3 (helm, sabuk pengaman, pentanahan lokal)
5. Tangga

3.2 LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN

3.2.1 Persiapan
1. Persiapkan alat ukur, kabel dan accessories
lainnya serta yakinkan semuanya dalam kondisi
baik
2. Letakkan alat ukur pada tempat yang aman dan
terjangkau dari titik/ klem terminal yang akan
diukur
3. Persiapkan tool set dan alat bantu yang
diperlukan
4. Persiapkan blanko pengukuran/ pengujian
5. Catat spesifikasi peralatan yang akan diukur

3.2.2 Pelaksanaan
1. Pasang pangkal kabel pengkuran pada terminal
Rx (Ohm) alat ukur
2. Periksa saklar power alat ukur, harus dalam
posisi OFF
3. Jepit kedua ujung kabel pengkuran pada kedua
titik / klem terminal yang akan diukur
4. Periksa selector measuring dials dengan
memutar ke posisi minimum
5. Tekan dan putar ke kanan tombol (push button)
BA
6. Tekan dan putar ke kanan tombol (push button)
GA
7. Atur selektor measuring dials (x1000) (x100)
(x10) (x1) dan selektor faktor kali (multiply),
sampai penunjukkan galvanometer pada titik
nol (R seimbang)
8. Baca hasil penunjukkan pada selektor
measuring dials dikalikan dengan penunjukkan
selektor faktor kali (multiply)
9. Catat hasil pengukuran pada blangko yang
telah disediakan
10. Putar ke kiri tombol (push button) GA
11. Putar ke kiri tombol (push button) BA

3-11
3.2.3 Finishing
1. Lepas rangkaian kabel alat ukur
2. Kembalikan alat ukur, kabel & accessories-nya
pada tempat yang aman

3-12
3.3 BAGAN ALIR.

START

PERSIAPAN

 Siapkan alat ukur dan accessoriesnya serta


yakinkan semuanya dalam kondisi baik
 Letakkan alat ukur pada tempat yang aman dan
terjangkau
 Siapkan tool set yang diperlukan
 Siapkan blanko pengukuran
 Catat spesifikasi peralatan yang akan diukur

Pengambilan data spesifikasi alat yang akan diukur

Apakah dapat
Dilaksanakan ttanpa
kendala ? Tidak

Ya
PERSIAPAN

MERANGKAI ALAT (LANGKAH 1 s/d 2)

MENGAKTIFKAN ALAT (LANGKAH 3 s/d 11)


MENGUKUR, MENGAMATI
MENCATAT HASIL UKUR

Apakah
Titik yang diukur
SUDAH SELESAI ?
Tidak
PELAKSANAAN

Ya

3-13
1

MELEPAS RANGKAIAN ALAT


FINISHING

Catatan Hasil ukur

PELAPORAN

STOP

3.4 FORMULIR HASIL PENGUKURAN Rdc.


PT PLN (Persero) P3B
REGION :
LEMBAR HASIL PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
PENGUJIAN/PENGUKURAN TAHANAN DC BELITAN TRAFO
UPT/UJT : MERK / TYPE : NO TRAFO :
LOKASI GI : TEG. / DAYA : TANGGAL :
URAIAN
NO ACUAN HASIL SEBELUMNYA HASIL AWAL TINDAKAN HASIL AKHIR KESIMPULAN PELAKSANA
KEGIATAN
A B C D D E F G H

Conection : ……..
SISI PRIMER R-N S-N T-N R-N S-N T-N R-N S-N T-N
Tap : 1 R-N : …… Ohm
2 S-N : …… Ohm
3 T-N : …… Ohm
4 perbedaan antara
5 fasa makimum 2
6 %
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Conection : ……..
SISI SEKUNDER r-n s-n t-n r-n s-n t-n r-n s-n t-n
Tap : 1 r-n : …… Ohm
2 s-n : …… Ohm
3 t-n : …… Ohm
SISI TERTIER
5

CATATAN :
Penanggung Jawab Pengawas Pekerjaan

( ……………………………….. ) ( ……………………………….. )

3-14

Anda mungkin juga menyukai