KOLOM PENDEK
DAFTAR ISI
II.1 PENDAHULUAN................................................................................II-1
II.1 PENDAHULUAN
Kolom memikul beban aksial dan momen lentur. Pada kenyataannya, tidak ada
kolom yang menerima beban aksial secara sempurna, hal ini disebabkan banyak
faktor seperti penyaluran beban ke kolom yang tidak pada titik pusat kolom,
penampang kolom yang tidak simetris, masalah pada saat konstruksi dan lain-
lain.
Kondisi pembebanan pada kolom akibat aksial dan lentur, secara garis besar
dapat dikelompokan pada tiga kondisi umum, antara lain,
• Kondisi aksial Pn yang besar, kosentrik, momen tidak ada, atau momen
sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
• Kondisi dimana aksial Pn mempunyai jarak eksentrisitas tertentu yang
menyebabkan beton sisi tekan hancur dan tulangan baja sisi tarik leleh.
• Kondisi momen besar Mn, aksial Pn kecil, atau aksial Pn diabaikan.
Akibat aksial Pn dan momen lentur, kolom mengalami tekan dan melentur. Pada
saat terbebani momen lentur, kolom cenderung mengalami daerah tertekan pada
satu sisi dan tertarik pada sisi lainnya.
Kondisi beban aksial P yang bekerja pada kolom dapat terjadi dengan
eksenstrisitas yang bermacam-macam seperti diterangkan gamber berikut ini.
Apabila kolom menerima momen utama, maka kolom akan berdefleksi secara
lateral, akibatnya akan ada momen tambahan yang besarnya adalah beban
aksial kolom P dikalikan dengan defleksi lateral ∆, momen ini disebut momen
sekunder atau momen P∆.
Kolom dengan momen sekunder yang besar disebut kolom langsing, dan perlu
analisa lebih lanjut mengenai momen utama dan momen sekunder, hal ini akan
dibahas lebih lanjut pada pembahasan kolong langsing.
kl u M
≤ 34 − 12 1 (2.1)
r M2
dimana
k adalah faktor panjang efektif, untuk portal terkekang nilainya kurang dari 1
l u = panjang kolom efektif tanpa sokongan
r = radius girasi, 0.3 h untuk kolom persegi dan 0.25 d untuk kolom spiral
M1
= momen ratio pada kedua ujung kolom
M2
Pada pembahasan kolom pendek saat ini, kita batasi asumsi parameter yang
terdapat pada rumus kelangsingan portal berpengaku diatas yaitu dengan
memberi nila k =1 dan M1/M2 = +0.5.
Akibat beban aksial dan lentur yang bekerja pada kolom, seperti hal nya pada
balok, maka penampang kolom akan mengalami tekan pada satu sisi (atas) dan
tarik pada sisi lainnya (bawah).
Dari gambar regangan dan tegangan diatas, maka gaya yang timbul pada beton
adalah sebagai berikut
f sc =∈sc E s (2.3)
Cs adalah gaya tulangan baja tekan, fsc adalah tegangan tekan tulangan
baja dan Es, modulus elastisitas baja yang nilainya berkisar Es = 210,000
Mpa
Apabila letak garis netral lebih tinggi dibanding jarak tulangan tekan nya
ke sisi atas kolom, maka fsc menjadi,
C s = ( f sc − 0.85 f c' )As' (2.4)
f’c, kuat tekan beton yang diizinkan, a luas ekivalen persegi tegangan
beton
3. Gaya tulangan tarik pada beton adalah
Ts = As f s (2.6)
f s =∈su E s (2.7)
As, luas tulangan tarik, fs, teganang tarik baja, ∈su, regangan tarik
tulangan baja, dan Es, modulus elastisitas baja, 210,000 Mpa
f c'
βi = 1.05 − 0.05 , 0.65 ≤ β1 ≤ 0.85, untuk beton 4000-8000psi (2.9)
1000
βi = 1.09 − 0.008 f c' dalam satuan SI, untuk beton >30 Mpa,
(2.9a)
dibawah 30 Mpa β1 = 0.85
Total luas tulangan beton adalah penjumlahan tulanga tekan dan tarik.
Ast = As' + As (2.10)
Total luas tulangan beton juga dapat dihitung dengan menggunakan rasio
tulangan sebagai berikut
Ast = ρ st bh (2.11)
Resultante gaya,
Pn = C s + C c − Ts (2.15)
Momen,
1 1 1 1
M n = Cs h − d ' + Cc h − a + Ts h − d (2.17)
2 2 2 2
Keruntuhan Seimbang
Keruntuhan seimbang terjadi apabila regangan tekan beton mecapai 0.003 dan
∈c = ∈cu = 0.003
∈s = ∈b
Pn = Pnb
Mn = Mnb
Keruntuhan Tekan
Regangan tekan beton mecapai 0.003 dan regangan tarik baja belum mecapai
titik leleh
∈c = ∈cu = 0.003
∈s < ∈b
Pn > Pnb
Keruntuhan Tarik
Regangan tekan beton mecapai 0.003 dan regangan tarik baja belum mecapai
titik leleh
∈s > ∈b
Pn < Pnb
Hitung Pn dan Mn
1 MATERIAL PROPERTIES
II. PERHITUNGAN
1 Menentukan nilai c
εcu
c = xh
εcu +εct
4 Menentukan a
a = β1xc
β1 = 0.85→ untuk f'c≤30Mpa
β1 = 1.09-0.008f'c → untuk f'c>30 Mpa
diambi
l
β1 = 0.85
a = β1xc
= 0.85 x 30
= 25.500 cm
fs = es x Es
Negatif menunjukan kondisi
-3150 kg/cm2 (tension) tarik
fs' = es'>ey-->fs'=fy
4000kg/cm2
T = fs x As (tension)
Cs = (fs'-0.85f'c)As'
31,832.50 kg
7 Menghitung Pn
Pn = Cc - T+ Cs
= 200,132.50 kg
= 200.13 ton
8 Menghitung Mn, panjang lengan gaya dari titik pusat penampang
Mn = Cc (h/2-a/2)+T(1/2h-d)+Cs(h/2-d')
= 195075(0.5*50-0.5*25.5)+-26775*(0.5*50-45)+31832.5*(0.5*50-5)
= 3561818.75kg cm
= 35.62 t m