Anda di halaman 1dari 12

AXASXASAX

SKENARIO A BLOK 10 2019

Tn. Gong Yoo berusia 65 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan sakit
kepala dan tengkuk berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Temp : 37.3OC, BP
170/100 mmHg, HR 65x/menit, RR 18x/mnt. BB 87 kg, TB 170 cm. Dokter
puskesmas mendiagnosis Tn. Gong Yoo dengan hipertensi tahap II, dan
mendapatkan terapi Candesartan (1x8mg). Pasien pernah mendapat terapi captopril,
namun mengeluh batuk. Pasien masih meminum onat furosemid (1x40mg) dan
Spinorolakton 1x25mg secara rutin.

Riwayat Penyakit:

Tiga bulan yang lalu Tn. Gong Yoo didiagnosa menderita CHF dan
diberikan Obat Captopril (2x25mg), furosemid (1x40mg) dan spinorolakton
1x25mg oleh dokter.

Riwayat Makan:

Makan nasi (3xsehari) dengan daging /ikan, tanpa sayur. Buah-buahan 2-3
kali seminggu.

Thought Question

1
AXASXAS AX

KLARIFIKASI ISTILAH

1. CHF  gagal jantung, dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari fungsi


struktural jantung atau kegagalan jantung dalam mendistribusikan oksigen
sesuai dengan yang dibutuhkan pada metabolisme jaringan, meskipun
tekanan pengisian normal atau adanya peningkatan tekanan pengisian. (Src:
Repository UMY). Kondisi dimana jantung tidak bisa memompa darah
dengan adekuat yang dibutuhkan oleh tubuh. (Src: Medline)

2. Hipertensi Tahap II  tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoloknya ≥ 160, dan tekanan diastoliknya ≥ 100 (Src : Repository
UNILA)

3. Terapi Candesartan  terapi dengan antagonis reseptor Angiotensin II


yang digunakan dalam pengobatan hipertensi. (Src: Dorland)

4. Terapi Captopril  terapi dengan menggunakan inhibitor angiotensi


converting enzyme yang digunakan dalam pengobatan hipertensi, CHF,
dan disfungsi ventrikel kiri pasca infark miokard. (Src: Dorland)

5. Tengkuk berat 

6. Furosemid  diuretik loop yang dipakai dalam pengobatan edema dan


hipertensi

7. Spironolakton  suatu inhibitor aldosteron yang menghalangi pertukaran


Na+-K+ bergantung aldosteron di tubulus distal sehingga meningkatkan
ekskresi natrium dan air serta menurunkan eksresi kalium.

2
AXASXAS AX

IDENTIFIKASI MASALAH

No. Identifikasi Masalah Kesesuaian Prioritas Masalah

1. Tn. Gong Yoo berusia 65 tahun, datang Masalah


ke puskesmas dengan keluhan sakit
kepala dan tengkuk berat.

2. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Masalah ***


Temp : 37.3OC, BP 170/100 mmHg, HR
65x/menit, RR 18x/mnt. BB 87 kg, TB
170 cm.

3. Dokter puskesmas mendiagnosis Tn. Masalah ****


Gong Yoo dengan hipertensi tahap II,
dan mendapatkan terapi Candesartan
(1x8mg).

4. Pasien pernah mendapat terapi captopril, Masalah *


namun mengeluh batuk.

5. Pasien masih meminum obat furosemid Bukan


(1x40mg) dan Spinorolakton 1x25mg Masalah
secara rutin.

Tiga bulan yang lalu Tn. Gong Yoo


6. Masalah
didiagnosa menderita CHF dan diberikan
Obat Captopril (2x25mg), furosemid

3
AXASXAS AX

(1x40mg) dan spinorolakton 1x25mg


oleh dokter.

7. Makan nasi (3xsehari) dengan daging Masalah


/ikan, tanpa sayur. Buah-buahan 2-3 kali
seminggu.

4
AXASXAS AX

ANALISIS MASALAH

1. Tn. Gong Yoo berusia 65 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan sakit
kepala dan tengkuk berat.

a. Apa korelasi antara hipertensi dengan sakit kepala dan tengkuk


berat? (4)

b. Apakah ada hubungan usia dengan hipertensi ? (4)

2. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Temp : 37.3OC, BP 170/100 mmHg,


HR 65x/menit, RR 18x/mnt. BB 87 kg, TB 170 cm.

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik? (3)

b. Bagaimana status gizi dari pasien? (3)

c. Berapa kebutuhan nutrisi pasien dalam sehari? (3)

3. Dokter puskesmas mendiagnosis Tn. Gong Yoo dengan hipertensi tahap II,
dan mendapatkan terapi Candesartan (1x8mg).

a. Bagaimana klasifikasi dari hipertensi? (cari di JNC) (4)

b. Bagaimana mekanisme kerja dari Candesartan (farmakokinetik dan


farmakodinamik) ? (1)

c. Apa saja obat yang dapat diberikan pada penderita hipertensi? (1)

d. Bagaimana konsep mekanisme kerja dari obat anti hipertensi? (1)

e. Apa saja faktor risiko dari hipertensi? (1,4)

f. Mengapa candesartan menjadi pilihan bagi penderita hipertensi


dengan CHF? (1,4)

g. Mengapa candesartan dipilih untuk menggantikan captopril? (1,4)

5
AXASXAS AX

h. Bagaimana interaksi obat candesartan dengan obat lain? (1)

i. Apakah terapi farmakologi pada pasien sudah rasional? (1,4)

4. Pasien pernah mendapat terapi captopril, namun mengeluh batuk.

a. Mengapa pasien mengeluh batuk saat mendapat terapi captopril? (1)

b. Bagaimana mekanisme kerja dari captopril (farmakokinetik dan


farmakodinamik) ? (1)

c. Bagaimana interaksi obat captopril dengan obat lain? (1)

d. Apakah terapi farmakologi pada pasien sudah rasional? (1,4)

5. Pasien masih meminum obat furosemid (1x40mg) dan Spinorolakton


1x25mg secara rutin.

a. Bagaimana mekanisme kerja dari furosemid (farmakokinetik dan


farmakodinamik)? (2)

b. Bagaimana efek samping dari penggunaan jangka panjang


furosemid? (2)

c. Bagaimana interaksi obat furosemid dengan obat lain? (2)

d. Bagaimana mekanisme kerja dari Spinorolakton? (2)

e. Bagaimana efek samping dari Spinorolakton? (2)

f. Mengapa pasien masih meminum obat furosemid dan


spinorolakton? (2)

g. Mengapa furosemid digunakan untuk pasien penderita hipertensi


dengan CHF? (2)

h. Mengapa spinorolakton juga digunakan untuk pasien penderita


hipertensi dengan CHF? (2)

6
AXASXAS AX

6. Tiga bulan yang lalu Tn. Gong Yoo didiagnosa menderita CHF dan
diberikan Obat Captopril (2x25mg), furosemid (1x40mg) dan spinorolakton
1x25mg oleh dokter.

a. Apa saja obat yang diberikan pada penderita hipertensi dengan


CHF? (1,4)

b. Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat yang


diberikan kepada pasien? (1,2)

c. Apakah terapi farmakologi pada pasien sudah rasional? (1,2)

d. Bagaimana hubungan hipertensi dengan CHF? (4)

7. Makan nasi (3xsehari) dengan daging /ikan, tanpa sayur. Buah-buahan 2-3
kali seminggu.

a. Apakah data untuk asupan gizi sudah lengkap? Pertanyaan apa saja
yang dapat ditambahkan? (3)

b. Bagaimana asupan gizi yang seimbang untuk lansia? (3)

c. Bagaimana korelasi berat badan pasien dengan asupan gizi pasien?


(3)

d. Apakah perlu pemeriksaan lanjutan untuk menunjang terapi


farmakologi sesuai dengan status gizi pasien? (3)

e. Bagaimana interaksi antara obat yang dikonsumsi dengan asupan


makanan pasien? (3,1,2)

f. Bagaimana edukasi untuk pasien dengan keluhan pada kasus? (3)

g. Apakah ada food-drug interaction pada pasien? (1,2,3)

7
AXASXASAX

8
AXASXAS AX

TOPIK PEMBELAJARAN

1. Antihipertensi (shafa, Pancar, subhan)

a. Candesartan

b. Captoril

c.

2. Diuretik (anin, Shiddiq, Farhan)

a. Spironolakton

b. Ffurosemid

c.

3. Pemeriksaan fisik & Gizi (lili, Mirdas, Jay)

4. Hipertensi dengan CHF (fianka, uung)

KERANGKA KONSEP

KESIMPULAN

9
AXASXASAX

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah. Jakarta :


Kementrian Kesehatan

Ijbmph. (2018). Thalassemia an update: molecular basis, clinical features and


treatment. International Journal of Biomedicine and Public Health.
1. 10.22631/ijbmph.2018.56102.

Kuma, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2013). Buku Ajar Patologi Robbins
9th ed. Canada: Elsevier.

10
AXASXASAX

Kurniawan, Liong Boy. 2014. Skrining, Diagnosis dan Aspek Klinis


Defisiensi Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase (G6PD). Makassar : Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin

Luzzatto L, NannellI, & Notaro R. (2016, April 30). Glucose-6-Phosphate


Dehydrogenase Deficiency. Retrieved September 26, 2019, from
https://ghr.nlm.nih.gov/condition/glucose-6-phosphate-dehydrogenase-
deficiency#sourcesforpage

MedScape. 2017. Hemoglobin Electrophoresis. Diakses tanggal 25


September 2019. Link ;
http://emedicine.medscape.com/article/2085637-overview#a4

Mirani, E. 2009. PENGARUH KONSELING GENETIK PADA TINGKAT


KECEMASAN DAN DEPRESI TERHADAP PENENTUAN GENDER
AMBIGUS GENITALIA. Semarang: Universitas Diponegoro.

RegarJ. 2009. Aspek Genetik Talasemia. Jurnal Biomedik.1: 151-158

Robbins SL, J, A., V, K., AK, A., N, F., & RS, C. (2010). Anemia
Hemolitik : Defisiensi G6PD. In Buku Ajar Patologi Robbins Edisi (p.
410). Jakarta: Elsevier; Penerbit EGC.

Samiadi, Lika Aprilia. 2017. Elektroforesis Hemoglobin.


https://hellosehat.com/kesehatan/tes-kesehatan/eletroforesis-
hemoglobin/. Dibuka 24 September

Suhartati. 2010. Mewaspadai Defisiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase


(G6PD) dalam upaya mewujudkan Indonesia Sehat. Surabaya : Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga

Tangvarasittichai, Surapon. (2011). Thalassemia Syndrome. 10.5772/18051.

Wilis, Sofyan S. 2009. Konseling Keluarga. Bandung : Alfabeta

Wulandari, Retno. (2018). Kelainan pada Sintesis Hemoglobin: Thalassemia


dan Epidemiologi Thalassemia. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya
Kusuma. 5. 33. 10.30742/jikw.v5i2.340.

11
AXASXAS AX

12

Anda mungkin juga menyukai