Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PEMBANGUNAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DESA

PROPOSAL
PEMBANGUNAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI
DI KABUPATEN BOMBANA

1. LATAR BELAKANG
Pasca disahkannya Undang-undang Desa pada 18 Desember 2013 lalu,
pembangunan kawasan perdesaan ke depan akan menjadi salah satu prioritas
pembangunan nasional. Meski Peraturan Pemerintah (PP) sebagai petunjuk
teknis, Pemerintah Daerah perlu segera membuat berbagai rancangan
strategis. Salah satunya mengenai sistem telekomunikasi berbasis informasi
pembangunan desa dan kawasan perdesaan seperti yang diamanahkan
undang-undang. Sistem telekomunikasi informasi perlu dibangun untuk
mensinergikan komunikasi pembangunan mulai tingkat pusat, pemerintah
daerah hingga ke pemerintahan desa. Sebab dengan alokasi dana hingga Rp1
miliar per desa per tahun, tentunya akan meningkatkan pembangunan di
kawasan perdesaan. Baik itu pembangunan fisik, perekonomian, maupun
pengembangan potensi lokal lainnya yang dapat dijadikan sebagai penggerak
ekonomi perdesaan.
Besarnya anggaran pembangunan desa akan menjadi euforia, terutama
bagi desa-desa dengan alokasi dana rendah. Sehingga banyak pihak
mengkhawatirkan, tidak semua pemerintah desa dapat mengelola anggaran
secara profesional dan efektif untuk kegiatan pembangunan.Hal serupa juga
terjadi pasca berlakunya otonomi daerah, di mana banyak pemerintah daerah
tidak dapat menjalankan pembangunan dengan efektif dan efisien.Bahkan
banyak kepala daerah yang akhirnya tersangkut masalah hukum.Dalam
konteks pembangunan kawasan perdesaan, komunikasi dapat berperan
penting untuk menunjang berbagai kegiatan pembangunan perdesaan, dengan
kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Di mana salah satu
faktor penting kesuksesan pembangunan adalah tersedianya akses informasi

13
PROPOSAL PEMBANGUNAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DESA

pada masyarakat.Sehingga mereka dapat mencari pengetahuan-pengetahuan


baru di berbagai media untuk mengembangkan masyarakatnya.
Melihat karakteristik perdesaan dengan kultur agrarisnya, keperluan
masyarakat terhadap berbagai informasi pembangunan sebenarnya sangat
tinggi. Namun media informasi yang ada, sekarang ini belum bisa memenuhi
keperluan informasi masyarakat desa. Apalagi kawasan perdesaan sebagian
besar jauh dari pusat pemerintahan yang notabene juga pusat informasi dan
perekonomian. Sehingga tidak heran kalau selama ini desa tidak hanya
termarjinal dari akses ekonomi tetapi juga akses informasi. Termarjinalnya
desa dari akses informasi terlihat dari distribusi media cetak yang saat ini
belum menjangkau sebagian besar kawasan perdesaan. Sedangkan siaran
televisi umumnya masih menyajikan konten hiburan semata, tertama pada
prime time.Apalagi siaran radio, lebih sulit diakses karena jangkauan
frekuensinya yang terbatas. Hal itu diperparah dengan minimnya konten
pembangunan sebagian besar media massa.
Pentingnya sistem informasi pembangunan desa ini, ditegaskan pada
Pasal 86 UU Desa, yang menyebutkan bahwa desa berhak mendapatkan akses
informasi melalui sistem informasi desa yang dikembangkan oleh pemerintah
kabupaten/kota. Sistem informasi desa yang wajib dikembangkan meliputi
fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya
manusia. Sistem informasi tersebut dikelola oleh pemerintah desa dan dapat
diakses oleh masyarakat desa dan semua pemangku kepentingan. Kontennya
meliputi data desa, data pembangunan desa, kawasan perdesaan, serta
informasi lain yang berkaitan dengan pembangunan desa dan pembangunan
kawasan perdesaan.
Berdasarkan konsep di atas, dalam pengembangan sistem informasi
desa perlu mengedepankan konten informasi yang diperlukan oleh
masyarakat. Konten tersebut berkaitan dengan kegiatan ekonomi perdesaan
yang umumnya di sektor agraris. Bila mengacu pada World Bank, sistem
informasi perdesaan bisa berupa media komunitas baik radio, televisi maupun
surat kabar komunitas. Tujuannya untuk melayani, mendidik dan
mensejahterakan komunitasnya melalui konten-konten lokal.

13
PROPOSAL PEMBANGUNAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DESA

Semakin luasnya jaringan internet seluler kemudian membuka ruang


untuk mengembangkan sistem informasi berbasis internet di kawasan
perdesaan. Dengan demikian, pemerintah desa bisa memiliki portal informasi
yang tidak hanya diakses oleh komunitasnya, tapi juga bisa mempromosikan
potensi desa ke masyarakat dunia.
Besarnya potensi pengembangan sistem informasi pedesaan ini
tentunya harus ditanggapi serius oleh pemerintah daerah. Karena dengan
mengangkat potensi desa ke tingkat dunia, dapat mempercepat pencapaian
tujuan pembangunan desa, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat melalui pemenuhan keperluan dasar, pembangunan sarana
dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Apalagi, sistem
informasi pembangunan perdesaan dapat diintegrasikan dengan sistem
informasi pembangunan daerah dan nasional. Jejaring sistem informasi ini
akan saling menguatkan untuk menyukseskan pembangunan nasional di masa
mendatang, karena akan menjadi pusat informasi, komunikasi dan basis data
pembangunan yang dapat diakses oleh masyarakat dan para pemangku
kepentingan.
Dengan adanya partisipasi, maka pemberdayaan masyarakat desa
dapat ditingkatkan. Pemberdayaan itu sendiri menurut UU Desa merupakan
upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan
meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, dan
kesadaran. Pelaksanaannya dengan memanfaatkan sumber daya melalui
penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai
dengan esensi masalah dan prioritas keperluan masyarakat desa.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dibangunnya jaringan telekomunikasi ini adalah:
1. Dibangunnya jaringan telekomunikasi sebagai salah satu pusat informasi
desa mengkoneksitaskan akses jaringan meliputi fasilitas perangkat keras
dan perangkat lunak, jaringan sistem informasi yang dikelola oleh
pemerintah dan dapat diakses oleh masyarakat kecamatan dan desa

13
PROPOSAL PEMBANGUNAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DESA

semua pemangku kepentingan dengan konten meliputi data desa, data


pembangunan desa, kawasan perdesaan, serta informasi lain yang
berkaitan dengan pembangunan desa dan pembangunan kawasan
perdesaan.
2. Dengan adanya jaringan telekomunikasi dapat meningkatkan potensi atau
mempercepat penyebaran informasi agar Kecamatan tersebut menjadi
kecamatan yang mandiri yang meningkatkan kesejahteraan warganya.
Tujuan dibangunnya jaringan telekomunikasi ini adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui
pemenuhan keperluan dasar akan akses telekomunikasi BTS, pembangunan
sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan dengan
memanfaatkan Teknologi Informasi

3. KELUARAN KEGIATAN
1. Terbangunnya BTS jaringan telekomunikasi yang nantinya terintegrasi
pada Sistem Informasi Kecamatan dan Sistem Informasi Kinerja Desa di
kecamatan Kabupaten Bombana yang tercantum pada lokasi kegiatan;
2. Terbangunnya Sistem jaringan BTS telekomnikasi dan Informasi Desa;
3. Terbangunnya Sarana dan Prasarana jaringan Sistem Informasi Desa Secara
Online;
4. Peningkatan kapasitas masyarakat Desa dalam bidang Teknonogi
Informasi Komunikasi.

13
PROPOSAL PEMBANGUNAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DESA

A. SKEMA BTS JARINGAN TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR JARINGAN

Skema ini dibuat untuk menyesuaikan desa-desa di Kecamatan Poleang


Barat, Kecamatan Tontonunu, Kecamatan Rarowatu Utara, Kecamatan
Matausu dan Kecamatan Poleang Tenggara yang kondisi infrastruktur
telekomunikasi belum ada dan sangat terputus akan sarana telekomunikasi,
untuk desa-desa di dalam kecamatan tersebut yang terpencil koneksi
jaringan bisa menggunakan satelit (VSAT), untuk desa yang terjangkau
coverage area Operator Telekomunikasi memanfaatkan yang ada.
Persyaratan jaringan telekomunikasi BTS yang diperlukan:
1. Sistem jaringan telekomunikasi yang akan dirancang haruslah
memungkinkan untuk dapat diakses seluruh desa-desa dalam Kecamatan
Poleang Barat, Kecamatan Tontonunu, Kecamatan Rarowatu Utara,
Kecamatan Matausu dan Kecamatan Poleang Tenggara sehingga akan lebih
cepat dalam penyampaian informasi dan cakupan audiens akan bersifat
local maupun internasional melalui provaider
2. Sistem jaringan telekomunikasi memiliki keunggulan yang dapat diakses
melalui Internet akan merupakan tulang punggung bagi daerah untuk
merencanakan, mempromosikan daerah dan mengambil kebijakan
strategis.

13
PROPOSAL PEMBANGUNAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DESA

3. Sistem Informasi Desa didisain agar mampu menghasilkan informasi-


informasi perekonomian, pembangunan, potensi investasi, kependudukan
dan menyajikan informasi mengenai kondisi perekonomian, kondisi
geografis dan sosial disatu desa untuk selanjutnya ditarik via internet ke
tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional.

B. TAHAPAN PELAKSANAAN SISTEM JARINGN TELEKOMUNIKASI

Monitoring dan Evaluasi


Pemasangan
Infrastruktur Kegiatan
Perlengkapan Jaringan
Sistem Telekomunikasi
bts Triwulan III

Triwulan II
Survey Lokasi dan Penetapan
Lokasi (Lahan)

Triwulan I

Gambar Road Map Triwulan-an dalam Satu Tahun Kerja

Pelaksanaan dilakukan beberapa tahap antara lain:


1. Survey dan Penetapan Lokasi
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan untuk mendapatkan data-data dan
informasi terkait lokasi kegiatan dan status lahan yang disediakan
Pemerintah Daerah.
2. Pemasangan Infrastruktur Perlengkapan Jaringan Telekomunikasi
Pengadaan peralatan dan pemasangan infrastruktur jaringan Teknologi
Informasi Komunikasi, penggunaan jaringan internet sangat diperlukan
khususnya dalam memperoleh informasi dari luar desa. Supaya jaringan ini
digunakan oleh warga secara berkesinambungan, diperlukan sebuah
aplikasi berbasis web yang menunjukan update demografi, potensi sumber

13
PROPOSAL PEMBANGUNAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DESA

daya alam/manusia, peternakan, pertanian, bisnis/UKM, pariwisata, dan


data-data warga desa secara spesifik sehingga jaringan internet ini akan
selalu dipakai baik oleh pejabat maupun warga desa.
Program atau pengelolaan berjangka di mana pada akhirnya masyarakat
akan mandiri dalam penggunaan TIK adalah kegiatan yang paling utama
dan penting. Oleh karena itu beberapa program berjangka yang
dicanangkan antara lain: pelatihan IT dan program harian kepada warga
(training for trainee), program belajar dengan TIK yang dilakukan setiap
hari di rumah pintar untuk para warga, dan pembentukan komunitas IT
desa.
3. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Proses monitoring akan dilakukan selama program berlangsung. Proses ini
meliputi pengawasan, pembimbingan, pembuatan, dan evaluasi program
bersama dengan warga. Sehingga tujuan akhir dari program ini dalam
terwujudnya komunitas masyarakat pengguna TIK di desa dapat
terlaksana.
Monitoring dan Evaluasi kegiatan bertujuan untuk mengetahui :
a. Sejauh mana program ini berhasil dalam meningkatkan ekonomi desa
b. Efektifitas penggunaan pusat informasi desa secara online yang telah
dibangun.

4. JADWAL KEGIATAN

Bulan ke
Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Survey dan penetapan lokasi
Pemasangan Infrastruktur
Jaringan Telekomunikasi
Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan

13
PROPOSAL PEMBANGUNAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DESA

5. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan dilaksanakan di Desa Babamolingku Kecamatan Poleang Barat
Kabupaten Bombana titik koordinat Long 121°35’49.2”E – Lat 4°35’56.4”S, Desa
Toari Kecamatan Poleang Barat Kabupaten Bombana titik koordinatnya Long
121 °28’58.8”E – Lat 4°36’28.8”S, Desa Tetehaka Kecamatan Tontonunu
Kabupaten Bombana titik koordinatnya Long 121°40’30”E – Lat 4°42’50.4”S,
Desa Watu Mentade Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana titik
koordinat Long 121°1’8.4”E – Lat 4°41’42”S, Desa Wia-Wia Kecamatan
Matausu Kabupaten Bombana titik koordinat Long 121°44’13.2”E – Lat
4°30’57.6”S, Desa Tontonunu Kecamatan Kabaena Tengah Kabupaten
Bombana titik koordinat Long 122°01’25.5” – Lat 5°24’16.9”, Desa Lamuare
Kecamatan Poleang Tenggara Kabupaten Bombana titik koordinat Long 121
°58’55,1” – Lat 4°54’46,8”.

6. PENERIMA MANFAAT
Adapun penerima manfaat pada kegiatan ini adalah masyarakat Kecamatan
Poleang Barat, Kecamatan Tontonunu, Kecamatan Rarowatu Utara, Kecamatan
Poleang Tenggara. Pada khususnya atas ketersediaan jaringan telekomunikasi
dan informasi desa.

7. PENUTUP
Demikian Proposal ini kami buat, kami harapkan ada kerjasama lebih lanjut
untuk mengembangkan potensi Kabupaten Bombana dengan pengadaan
jaringan telekomunikasi dan informasi desa, atas perhatian dan kerja sama nya
kami sampaikan terimakasih

Rumbia, 05 April 2017

PLT. KEPALA DINAS KOMUNIKASI


INFORMASI DAN STATISTIK
KABUPATEN BOMBANA

ABDUL MUSLIKH, S.Pd., M.PW


Penata Tk. I, IV/b
NIP. 19681231 199103 1 075 13

Anda mungkin juga menyukai