Anda di halaman 1dari 3

PRO

Mengutip ucapan presiden ke-3 Amerika serikat Thomas jefferson “ rakyat takut kepada pemerintah maka
akan lahir tirani jika pemerintah takut kepada rakyat maka akan lahir kebebasan”. UUD 1945 Pasal 28 “setiap
warga Negara berhak memiliki kebebasan berserikat berkumpul, mengemukakan pendapat baik lisan atau tulisan”
atas dasar itulah Indonesia sebagai rechsstaat yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya terhadap masyarakat. Sebagai imbas dari kebebasan itu mulailah bermunculan Oganisasi
Masyarakat atau yang biasa disebut ORMAS.

Namun dalam perkembangannya ternyata ada ormas-ormas yang menyimpang atas tujuan, asas, ciri-ciri
dan kegiatannya. Bahkan mereka secara terang-terangan meyatakan ketidaksetujuannya terhadap demokrasi,
nasionalisme, dan ingin mempunyai suatu target baru. Bukan NKRI yang diperkuat melainkan ingin membangun
suatu sistem pemerintahan yang baru, tentunya ini adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi karena bertentangan
dengan tujuan Negara yang telah disepakati bersama oleh founding fathers Negara kita.. Pemerintah tentunya harus
mengambil tindakan dan segera menghentikan gerakan ormas-ormas yang bertentangan dengan falsafah dan tujuan
Negara. Olehnya itu dirunutlah dalam UU keormasan Nomor 17 tahun 2013 terkait seberapa besar kekuatan
hukumya dalam menghentikan gerakan ormas yang bertentangan dengan pancasila. Dan kenyataannya UU ini
dianggap mempunyai kelemahan dalam menangani hal tersebut1.

jika dilihat dari UU itu bahwa Ormas yang bertentangan dengan pancasila hanya ormas yang berideologi
atau berpaham ateisme, Komunisme/marxisme dan lineisme. Dan tidak bisa dipungkiri dengan perkembangan
pemikiran-pemikiran global akan memunculkan paham-paham baru yang juga bertentangan dengan pancasila,.
Kemudian jika ditinjau dari asas contrarius actus2 bahwa “lembaga yang memberikan izin/pengesahan terhadap
suatu ormas, itu juga berhak untuk mencabut izinnya kembali ketika ormas itu tidak konsistem terhadap kesepakatan
awal dari pembentukannya. Namun dalam UU Nomor 17 Tahun 2013 hal demikian tidak diatur didalamnya.
Berdasarkan bukti atas adanya gerakan-gerakan yang ingin mengganggu eksistensi pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945 dan NKRI, yang saat ini menimbulkan pro-kontra di tengah-tengah masyarakat. Hal ini sangatlah
bertentangan dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam UUD 145 “…kemudian daripada
itu, untuk membentuk suatu pemerintah Indonesia, yang melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah
darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…..”
olehnya itu melalu perppu nomor 2 tahun 2017 pemerintah diberikan kewenangan untuk bertindak dan menertibkan
ormas-ormas yang bertentangan dengan pancasila. 3 Melalui perpu ini diharapkan ormas menjadi tertib dan persatuan
lebih terjaga, bukan untuk memecah-belah bangsa berdasarkan suku dan agamanya tapi bersatu untuk berjuang

1
Dikutip dari pernyataan menteri POLHUKAM Jend.Purn. Wirawan Wiranto dalam wawancara eksklusif pada
tanggal 18 juli 2017 bersama presenter Karni Ilyas dalam Program “Indonesia Lawyers Club”
2
ibid
3
Pasal 54 Perppu No. 2 Tahun 2017
menghadapi persaingan global yang begitu pesat. Maka dari itu perppu noor 2 tahun 2017 sangat layak untuk
diterapkan melihat situasi dan kondisi sekarang ini.

Selanjutnya beberapa kekurangan UU Nomor 17 tahun 2013, yang disempurnakan oleh perppu nomor 2
Thun 2017:

1. Penafsiran ormas yang bertentangan dengan pancasila lebih diperjelas Salinan Perppu bagian
penjelasan Pasal 59 Ayat (4) Huruf c menyebut, "ajaran atau paham yang bertentangan dengan
Pancasila antara lain ajaran ateisme, komunisme/marxisme-leninisme, atau paham lain yang
bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945". Sebelumnya,
dalam UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas, definisi atau ajaran yang bertentangan dengan
Pancasila terbatas pada "ateisme, komunisme, marxisme dan leninisme". Ini sudah jelas bahwa ormas
yang bertentangan dengan pancasila ialah ormas yang ingin mengganti dan mengubah falsafah
pancasila dan undang-undang. Secara gramatikal telah complete, tidak perlu lagi adanya penafsiran dan
pendefinisian panjang lebar terkait ormas yang bertentangan dengan pancasila.
2. Penyederhanaan mekanisme pembubaran ormas lebih mempertegas sanksi terhadaap ormas
yang ingin mengganti pancasila/UUD NRI 1945 .Pasal 61 ayat (1) Perppu Ormas menyatakan bahwa
sanksi administratif yang diberikan berupa peringatan tertulis, penghentian kegiatan dan pencabutan
surat keterangan terdaftar atau pencabutan status badan hukum.Artinya, peringatan tertulis tidak lagi
diberikan secara bertahap. Pasal tersebut menghapus ketentuan di UU Ormas yang mengatur
pembubaran ormas berbadan hukum harus melalui beberapa tahapan, yaitu pemberian sanski
administratif berupa tiga kali peringatan tertulis. Sesuai dengan UU NO 17 tahun 2013 sebelum
dihapus
3. Proses peradilan tidak dihilangkan, hanya dipindahkan pasca pembubaran ormas, Perppu Ormas
juga mengatur mengenai penerapan asas hukum administrasi contrario actus. Asas tersebut
menyatakan, lembaga yang mengeluarkan izin atau yang memberikan pengesahan ormas juga
mempunyai wewenang untuk mencabut atau membatalkannya.Bagian penjelasan Pasal 61 ayat (3)
menyebutkan, penjatuhan sanksi administratif berupa pencabutan surat keterangan terdaftar dan
pencabutan status badan hukum adalah sanksi yang bersifat langsung dan segera dapat dilaksanakan
oleh Menteri Dalam Negeri atau Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.Pencabutan surat keterangan
terdaftar dan pencabutan status badan hukum dilakukan terhadap ormas yang menganut,
mengembangkan, dan menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila.
Sementara, penjelasan Pasal 59 Ayat (4) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ajaran atau
paham yang bertentangan dengan Pancasila antara lain ajaran ateisme, komunisme/marxisme-
leninisme atau paham lain yang bertujuan mengganti atau mengubah Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.Pencabutan surat keterangan terdaftar oleh Mendagri dan pencabutan status badan hukum
oleh Menkumham sekaligus merupakan upaya pembubaran, sesuai Pasal 80A.4 setelah dilakukan
pencabutan izin, ormas tersebut bisa mengajukan keberatan pada pengadilan. 5 Ini tentunya tidak
menyimpan dari nilai-nilai demokratis itu sendiri.
4. Perppu mengatur sanksi pidana yang tidak diatur oleh UU No 17 tahun 2013. Ini menandakan
bahwa perppu lebih sempurna dari UU ormas yang tidak memiliki kepastian hukum jelas.
Perppu Ormas mengatur sanksi pidana terhadap anggota atau pengurus organisasi kemasyarakatan
yang pro-kekerasan dan anti-Pancasila.Sebelumnya, ketentuan mengenai penerapan sanksi pidana
tidak diatur dalam UU Ormas.Pasal 82A ayat (1) Perppu Ormas menyebutkan, anggota dan/atau
pengurus ormas yang melakukan tindakan kekerasan, mengganggu keamanan, ketertiban dan
melakukan tindakan yang menjadi wewenang penegak hukum, dapat dipidana dengan pidana penjara
paling singkat enam bulan dan paling lama satu tahun.Sanksi yang sama juga bisa diberikan kepada
ormas yang melakukan tindakan permusuhan berbau SARA (suku, agama, ras dan golongan) dan
penistaan atau penodaan agama.Sementara, pada Pasal 82A ayat (2) mengatur mengenai pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama 20 tahun.Sanksi
tersebut bisa dijatuhkan terhadap anggota dan/atau pengurus ormas yang menganut, mengembangkan
serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila.Sanksi tersebut juga bisa
diberikan kepada anggota ormas yang melakukan kegiatan separatis dan menggunakan atribut
organisasi terlarang.
5.

Berdasarkan beberapa ulasan yang telah dipaparkan, maka Perppu no 2 tahun 2017 sangat layak diterapkan
melihat undang-undang nomor 17 tahun 2013 tidak lagi mampu memberikan kontribusi terhadap ormas ormas yang
menyimpan dari pancasila dan UUD 1945. Munculnya ormas yang secara terang-terangan menyatakan
penolakannya terhadap pancasila dan eksistensi NKRI merupakan sebuah ancaman yang besar. Olehnya itu Perpu
ormas adalah solusi yang tepat dari pemerintah untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan atas NKRI dari
ancaman yang menggerogoti Negara kita.Mengutip pernyataan Karl Marx yang mengatakan agama adalah candu
masyarakat yang dapat mencuci pikiran pengikutnya dan perpu ormas inilah yang akan menghapus candu itu. Jadi
tidak ada urgensi nyata untuk tidak mendukung mengenai mosi perdebatan kita hari ini yaitu tentang pemberlakuan
perpu ormas

4
Perppu Nomor 2 Tahun 2017
5
ibid

Anda mungkin juga menyukai