Anda di halaman 1dari 8

No Dokumentas

No Revisi

Tgl Terbit

Halaman

KERANGKA ACUAN KEGIATAN INOVASI SEHARI SEHATI

PUSKESMAS TEGOWANU TAHUN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TEGOWANU
Jalan Gatot Subroto No. 128 Tegowanu Telp. 02925135150 Jawa Tengah 58165
I. Pendahuluan
Skrining/penapisan merupakan proses pendeteksian kasus/kondisi
kesehatan pada populasi sehat pada kelompok tertentu sesuai dengan jenis
penyakit yang akan dideteksi dini dengan upaya meningkatkan kesadaran
pencegahan dan diagnosis dini bagi kelompok yang termasuk resiko tinggi.
Menurut Komisi Penyakit Kronis AS (1951) dalam kamus Epidemiologi (A
Dictionary of Epidemiology), skrining/penapisan didefinisikan sebagai "identifikasi
dugaan penyakit atau kecacatan yang belum dikenali dengan menerapkan
pengujian, pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat diterapkan dengan cepat.
Tes skrining/penapisan memilah/memisahkan orang-orang yang terlihat sehat
untuk dikelompokkan menjadi kelompok orang yang mungkin memiliki penyakit
dan kelompok orang yang mungkin sehat.
Sebuah tes skrining/penapisan ini tidak dimaksudkan untuk menjadi
upaya diagnosa. Orang dengan temuan positif menurut hasil skrining/penapisan
atau suspek suatu kasus harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
diagnosis dan menjalani pengobatan yang diperlukan
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah
kesehatan Dunia dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian
dalam dunia kesehatan karena penyakit ini merupakan salah satu dari penyebab
kematian (Jansje, Ticoalu & Samodra, 2012).
Penyakit Tidak Menular (PTM) juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak
ditularkan dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan
umumnya berkembang lambat. Menurut Bustan (2007), dalam Buku
Epidemiologi Penyakit Tidak Menular mengemukakan bahwa yang tergolong ke
dalam PTM antara lain adalah; Penyakit kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis,
hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke), Diabetes Mellitus (DM) serta
kanker.
Indonesia saat ini mengalami pergerseran dari penyakit menular ke
penyakit tidak menular yang tidak diakibatkan oleh infeksi kuman akan tetapi
lebih pada pola hidup.
Semakin majunya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
terutama dalam bidang Kesehatan memberikan dampak terhadap peningkatan
usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup usia lanjut tidak diikuti oleh
peningkatan kualitas kehidupannya, karena secara fisiologis usia lanjut akan
mengalami banyak kemunduran dalam semua aspek kehidupannya.
Hal ini dapat mengakibatkan tingkat produktifitas dan kemandiriannya
secara nyata semakin berkurang, karena kemunduran ini mungkin akan
menimbulkan ketergantungan pada orang lain. Namun harus disadari bahwa
manusia menjadi tua bukan suatu hal yang luar biasa, karena proses ini adalah
peristiwa yang alami yang sudah pasti datang pada orang-orang yang berumur
panjang.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
.
II. Latar Belakang
Skrining/penapisan merupakan metode test sederhana yang digunakan
secara luas pada populasi sehat atau populasi yang tanpa gejala penyakit
(asimptomatik). Skrining/penapisan tidak dilakukan untuk mendiagnosa
kehadiran suatu penyakit, tetapi untuk memisahkan populasi subjek
skrining/penapisan menjadi dua kelompok yaitu orang-orang yang lebih beresiko
menderita penyakit tersebut dan orang-orang yang cenderung kurang beresiko
terhadap penyakit tertentu. Mereka yang mungkin memiliki penyakit (yaitu,
mereka yang hasilnya positif) dapat menjalani pemeriksaan diagnostik lebih
lanjut dan melakukan pengobatan jika diperlukan.
Dengan adanya pola PTM yang terus meningkat maka diperlukan deteksi
dini penyakit tidak menular/skrining PTM yang dilakukan pada usia 15 tahun
sampai 59 tahun untuk mengetahui sejak dini resikko terjadinya PTM pada usia
15 tahun sampai 59 tahun agar bisa dilakukan tindakan dan pencegahan lebih
dini.Hal ini penting dilakukan mengingat angka kejadian PTM biasanya baru
diketahui setelah sudah dalam kondisi yang lebih lanjut.
Lanjut Usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam undang-undang kesehatan pasal 138
disebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus
ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial
maupun ekonomis.
Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai
permasalahan yang kompleks bagi lanjut usia itu sendiri maupun bagi keluarga
dan masyarakat. Bergesernya kecenderungan penyebab utama kematian pada
lanjut usia sudah ke penyakit degenerative menyebabkan perlunya dilakukan
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative terhadap penyakit tersebut.
Sebagai unit terdepan dalam pelayanan kesehatan,
Puskesmas sebagai Pelayan Kesehatan Masyarakat diharapkan mampu
melakukan upaya-upaya tersebut diatas, dengan melaksanakan suatu inovasi
kegiatan yang mampu mendeteksi secara dini kelainan kesehatan terutama
penyakit tidak menular.
Sehari Sehati (Sehat Hari Ini, Sehat Tua Nanti) adalah program kegiatan
inovasi Puskesmas Tegowanu yang terdiri dari kegiatan Skrining kesehatan Usia
Produktif dan Usia Lanjut yang meliputi Pemeriksaan Tinggi badan, Berat Badan,
Lingkar Perut, IMT, Analisa Lemak Tubuh, Tekanan Darah, Skrining Kesehatan
Jiwa, Skrining Kesehatan Indera, Skringng kemampuan Kognitif dan Aktivitas
sehari-hari, dan pemeriksaan laboratorium, yang dilaksanakan secara rutin dan
berkesinambungan.

III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


A. Tujuan Umum
Mendeteksi/mengidentifikasi adanya faktor resiko pada individu secara
dini, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit pada usia
produktif dan usia lanjut.
B. Tujuan Khusus
1. Terlaksananya skrining/penapisan yang aman dan dapat diterima
oleh masyarakat
2. Terlaksananya Skrining/penapisan yang akurat dan reliable..
3. Meningkatkan kesadaran warga usia produktif dan usia lanjut
untuk membina kesehatan diri sendiri.
4. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam
menyadari dan menghayati kesehatan usia lanjut secara optimal
5. Meningkatkan jenis jangkauan pelayanan kesehatan usia produktif
dan usia lanjut
6. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia produktif dan
usialanjut.

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


A. Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59
1. Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa tinggi
badan dan berat badan serta lingkar perut.
2. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai
pencegahan primer. (
3. Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat
gula darah.
4. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku.
5. Pemeriksaan ketajaman penglihatan dsn pendengaran
B. Skreening Kesehatan Usila
1. Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa tinggi
badan dan berat badan serta lingkar perut.
2. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai
pencegahan primer. (
3. Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat
gula darah.
4. Deteksi gangguan mental emosional
5. Deteksi perilaku beresiko
6. Deteksikemampuan kognitif
7. Deteksi tingkat kemandirian

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


A. Menetapkan kegiatan Sehari Sehati sebagai inovasi dalam kegiatan
skrining kesehatan usia produktif dan usia lanjut.
B. Menetapkan petugas kegiatan dari Puskesmas
C. Menetapkan dan mendata sasaran kegiatan
D. Membuat kesepakatan dengan pihak Lintas Sektoral untuk penentuan
jadwal dan tempat pelaksanaan kegiatan
E. Menetapkan kader dan pembagian peran, fungsinya sebagai tenaga
pelaksana skrining
F. Menetapkan jadwal pelaksanaan Skrining
G. Merencanakan besaran dan sumber pembiayaan.
H. Melengkapi sarana dan prasarana .
I. Melaksanakan kegiatan Skrining, meliputi:
1. Tinggi badan
2. Berat Badan
3. Lingkar Perut
4. IMT
5. Analisa Lemak Tubuh
6. Tekanan Darah
7. Skrining Kesehatan Jiwa
8. Skrining Kesehatan Indera
9. Skrining kemampuan Kognitif
10. Skrining kemampuan Aktivitas sehari-hari
11. Pemeriksaan laboratorium
J. Melakukan Evaluasi kegiatan
K. Melaporkan hasil kegiatan
VI. Sasaran
A. Sasaran kegiatan skrining kesehatan usia produktif
Seluruh warga usia 15-59 tahun di wilayah kerja Puskesmas (sebanyak
38.387 jiwa)
B. Sasaran kegiatan skrining kesehatan usia lanjut
Seluruh warga berusia diatas 70 tahun di wilayah kerja Puskesmas
(sebanyak 4804 jiwa)

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Des
Jan
Peb

Mei
Jun
Jul

Sept
Okt
Mar
Apr

Ags

Nop
NO KEGIATAN
VIII.

1 Desa Kebonagung            

2 Desa Tlogorejo            

3 Desa Medani            

4 Desa Sukorejo            

5 Desa Tanggirejo            

6 Desa Mangunsari            

7 Desa Gebangan            

8 Desa Kejawan            

9 Desa Teg Wetan            

10 Desa Teg Kulon            

11 Desa Tajemsari            

12 Desa Karangpasar            

13 Desa Kedungwungu            

14 Desa Pepe            

15 Desa Curug            

16 Desa Cangkring            

17 Desa Gaji            

18 Desa Tunjungharjo            

Monitoring, Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


dilakukan sebulan sekali oleh penanggung jawab PTM, dan pelaksana program
P2P setelah pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan ke penanggung jawab UKM
IX. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan
Laporan kegiatan dicatat dalam bentuk daftar hadir, register kunjungan, lapran
hasil skrining direkap dalam bentuk laporan bulanan dan dilapoekan ke Dinas
Kesehatan dan di evalusai setiap bulan

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Tegowanu Penanggung Jawab Upaya P2P

Dr. Kusaeni Nyiu Rita Irawati, Skep., Ners


NIP. 19680801 200701 1 011 NIP. 197811012010012011

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Tegowanu

Dr. Kusaeni
NIP. 19680801 200701 1 011

Anda mungkin juga menyukai